BAB III KEBIJAKAN SOSIAL KEAGAMAAN PEMERINTAH
DAERAH INDRAMAYU
A. Sekilas Demografi Daerah Indramayu
Agama sebagai sebuah sistem nilai dapat dipahami sebagai “fenomena mental” dan “fenomena sosial”. Yang pertama berhubungan dengan masalah keyakinan believing
dan yang kedua dengan masalah anutan atau kepemelukan belonging. Sebagai fenomena mental agama berisi keyakinan dasar, ide, norma, dan simbol yang
berhubungan dengan tradisi agama termasuk apa yang disebut dengan teologi atau sistem keyakinan.
65
Dalam hal kebijakan pasca UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merubah kebijakan otonomi daerah dari “dekonsentrasi” menjadi “desentralisasi”.
Artinya, wilayah-wilayah di dalam negara diberi kebebasan untuk mengatur dan melaksanakan sendiri rumah tangga pemerintahan masing-masing. Maka, setiap wilayah
memiliki pemerintahan sendiri baik eksekutif maupun legislatif kecuali yudikatif yang diharuskan sentralistik.
66
Fenomena politik pasca Orde Baru diwarnai dengan euforia demokrasi atau liberalisasi politik. Iklim politik Islam diekspresikan labih formal scriptural, nampak
65
Syaiful Mujani, Muslim Demokrat; Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik Indonesia Pasca Orde Baru
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, h.40.
66
Dalam sistem negara modern, cabang kekuasaan kehakiman atau judiciary merupakan cabang yang diorganisasikan secara tersendiri dan bebas dari intervensi kedua cabang yang lain. Hal ini menjadi
pengangan universal di negara-negara di dunia yang menganut sistem demokrasi. Lihat Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi
Jakarta: BIP, 2007, h.520-530
dalam berbagai sumber-sumber politik yang diterima sebagai pemikiran masyarakat, organisasi, media, dan akses politik.
Terbukti di Indramayu, secara scriptural semangat Islamisasi ditunjukkan dengan gagasan visi misi Pemerintah Kabupaten Indramayu yaitu mewujudkan masyarakat
Indramayu yang “religius, maju, mandiri dan sejahtera” yang disingkat “INDRAMAYU REMAJA”. Secara kebahasaan, visi berarti kemampuan daya lihat dan pemahaman
terhadap inti persoalan tertentu atau masalah pokok tertentu serta menangkap tujuan masalah tersebut hingga mencapai tujuan tertentu.
67
Dalam kaitannya dengan organisasi atau lembaga apapun yang dibentuk, visi dapat didefinisikan “sebagai suatu pemikiran atau pemahaman kedepan terhadap organisasi
atau lembaga yang dibentukdidirikan dalam rangka mewujudkan tujuan utama yang meletar belakangi berdirinya suatu organisasi atau lembaga”
.
68
Kata “religius” merupakan slogan yang sering digunakan di beberapa daerah dengan tidak meninggalkan
Islamic value.
69
Kabupaten Indramayu memiliki sebanyak 302 desa dan 8 kelurahan yang tersebar di 24 Kecamatan, dimana pada tahun 2005 telah terjadi pemekaran wilayah yang
menghasilkan 3 Kecamatan baru, yaitu Kecamatan Tukdana, Pasekan dan Patrol. Adapun batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :
a
Sebelah Utara : Laut Jawa
67
W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1987, Cet. Ke-10, h. 1142
68
A.S. Arifin, Melihat Kembali Visi dan Misi Pemkab Indrmayau, Artikel diakses pada 29 Maret 2008 dari denpatrol.com
69
Slogan ini sering dipraktikkan oleh gerakan Islamis misalnya “Qur’an adalah konstitusi kami” oleh Ikhwanul Muslimin yang menimbulkan gerakan pemikiran yang merubah sistem politik di Mesir. Hal
ini juga dilakukan oleh Abu al-A’la al-Maududi di Pakistan. Lihat selengkapnya dalam Oliver Roy, Gagalnya Islam Politik.
terj. Harimurti dan Qomaruddin SF., Jakarta: Serambi, 2003, h.42-61.
b
Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon
c
Sebelah Barat : Kabupaten Subang
d
Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon
Tabel 2. Populasi Daerah Indramayu tahun 2008
NO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK 1
Haurgeulis 126,519
2 Gabus Wetan
50,950 3
Kroya 51,067
4 Cikedung
86,466 5
Lelea 46,563
6 Bangodua
57,656 7
Widasari 51,250
8 Kertasemaya
84,909 9
Krangkeng 57,765
10 Karangampel
100,446 11
Juntinyuat 79,565
12 Sliyeg
68,699 13
Jatibarang 69,621
14 Lohbener
59,253 15
Indramayu 97,813
16 Balongan
20,430 17
Sindang 55,200
18 Losarang
51,107 19
Kandanghaur 79,617
20 Bongas
43,102 21
Anjatan 84,737
22 Sukra
8,270 23
Arahan 30,911
24 Cantigi
22,446 JUMLAH TOTAL
1,484,362 Sumber: Badan Statistik Kabupaten Indramayu 2008
Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era otonomi daerah. Keadaan ini bisa
terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah
perusahaan industri besar sedang pada tahun 2006 tercatat sebanyak 31 unit usaha dari sekitar 380 perusahaan yang dibina Dinas Tenaga Kerja.
70
Meskipun demikian berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja tahun
2006 jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan sebanyak 38.026 pencari kerja,
dengan spesifikasi tingkat pendidikan yang bervariasi dari sekolah dasar sampai dengan lulusan sekolah menengah kejuruan.
71
Daerah Indramayu merupakan daerah yang diapit oleh kota-kota besar semisal Cirebon di timur, Jakarta di sebelah barat dan Bandung di sebelah selatan. Dengan
kondisi demikian kekayaan alam Indramayu terserap ke kota-kota besar tersebut. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya kemiskinan di daerah ini.
Selain letak geografis yang dihimpit oleh kota-kota besar, wilayah Indramayu juga merupakan wilayah transit, ia terletak di pantai utara pulau jawa, sehingga penduduk
mengandalkan usaha mereka pada perdagangan-perdagangan kecil disamping-samping ruas jalan raya. Selanjutnya kondisi yang sedemikian rupa menimbulkan pola pikir yang
pragmatis dan instan sehingga sedikit dari mereka yang sadar akan pentingnya pendidikan.
Tabel 3. Jumlah Angkatan Kerja Kab. Indramayu
70
Bagian Perekonomian Kabupaten Indramayu 2008, Diakses pada 28 Desember 2008 dari www.indramayukab.go.id
71
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu 2006, Diakses pada 28 Desember 2008 dari www.indramayukab.go.id
Sumber: Dinas Sosnaker 2008
Klaim bahwa Islamisme adalah fenomena kota dan kelas menengah, kebanyakan kaum Islamis datang dari desa bukan kota. Warga pedesaan yang tinggal diwilayah
metropolitan mereka cenderung teralienasi dari kehidupan metropolitan mereka, gagal menjadi orang kota, dan membayangkan tatanan sosial dan politik primordial dimana
mereka dibesarkan. Ketidakteraturan kota yang sekuler, membuat mereka berusaha mendesakan kota dengan membentuk kota Tuhan.
72
Gejala ini juga terlihat pada kebijakan keagamaan pemerintah Kabupaten Indramayu dalam bidang pembangunan fasilitas Ibadah:
Tabel 4. Sarana Ibadah Kab Indramayu
? ?
Sumber: Bagian Kesra Kab. Indramayu 2008
Adapun modal sosial untuk merealisasikan cita-cita kolektif berupa populasi pengikut keagamaan yang besar dibandingkan pemeluk agama lain. Kabupaten
Indramayu dengan mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Pada tahun 2006
72
Saiful Mujani, Muslim Demokrat…, h. 112.
penduduk yang beragama Islam tercatat sebanyak 1.686.244 jiwa, sedangkan sisanya tersebar pada empat agama lain seperti Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu
hanya 23 jiwa. Jumlah tempat peribadatan umat Islam di tahun 2006 tercatat sebanyak 804 Masjid,
3.734 Langgar dan 279 Mushola. Tempat peribadatan lainnya tercatat sebanyak 17 Gereja Protestan, 10 Gereja Katolik dan 2 Vihara. Pondok Pesantren yang ada di
Indramayu tersebar hampir di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Pasekan. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 120 Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Indramayu
dengan jumlah santri sebanyak 36.010 orang. Terlihat dari data diatas ada pengurangan jumlah gereja kristen dari tahun 2007 sampai tahun 2008.
B. Konfigurasi Politik Pemerintahan Daerah Indramayu