Kualitas Hidup Pada Pasien Akne Vulgaris.
KUALITAS HIDUP PADA PASIEN AKNE VULGARIS
Oleh:
THARMINI RAVI080100290
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
THARMINI RAVI080100290
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(3)
ABSTRAK
Akne vulgaris merupakan suatu penyakit kulit yang umum. Meskipun akne vulgaris tidak mengancam jiwa, akne vulgaris dapat mempengaruhi keadaan mental, emosional dan fungsi psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak akne vulgaris terhadap kualitas hidup pasien.
Secara total, 60 pasien rawat luar akne vulgaris Klinik Dermatologi Dr.Rointan Simanungkalit, Sp.KK (K) berpartisipasi sebagai responden. Kuesioner Indeks Kualitas Kehidupan Dermatologi (DLQI) dan Kuesioner Indeks Disabilitas Akne Cardiff (CADI) digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kualitas hidup pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kuesioner DLQI dan CADI (r= 0.648, p=0.000). Korelasi negatif yang cukup kuat ditemukan antara umur dan kualitas hidup pasien dengan menggunakan kedua kuesioner, DLQI (r=-0.263, p=0.043) dan CADI (r= - 0.232). Tidak ditemukan korelasi antara pendidikan, pekerjaan, durasi menderita, tingkat keparahan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris.
Dapat disimpulkan akne vulgaris mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan tanpa melihat tingkat pendidikan, durasi menderita, dan tingkat keparahan akne vulgaris pasien. Hasil penelitian menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan aspek psikologis pada pasien akne vulgaris.
(4)
ABSTRACT
Acne vulgaris is a common skin disorder. While not life threatening, acne vulgaris can considerably affect mental well being, emotional and psychological functioning. The study aims to assess the overall impact of acne vulgaris on the patient’s quality of life.
The sample consisted of 60 acne vulgaris outpatients from Dr. Rointan Simanungkalit. SpKK(K)’s Dermatology Klinic. The quality of life in acne patients were evaluated through the Dermatalogy Life Quality Index and Cardiff Acne Disability questionnaires.
There was a significant correlation between DLQI and CADI (r=0.648, p=0.000). Additionally, a negative correlation was found between age and quality of life of the patients, using DLQI (r=-0.263, p=0.043) and CADI (r=-0.232). No correlation was found between levels of education, types of occupation, duration, severity and the quality of life in acne vulgaris patients.
In conclusion, acne vulgaris has a significant affect on the quality of life regardless the levels of education, types of occupation, duration and the severity of acne vulgaris. Our results highlight the importance of taking the psychological aspects of acne vulgaris patients into consideration.
(5)
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah.
Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan dorongan, bimbingan dan arahan dari beberapa pihak, akhirnya dapat menyeleisaikan karya tulis ilmiah pada waktunya. Ucapan jutaan terima kasih ini penulis tujukan kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ravi dan Ibu Karunakari, serta nenek Meenachi yang telah memberikan dorongan dan doa restu, maupun material selama penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Gontar
Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.
2. Dr. Rointan Simanungkalit, SpKK(K)
3. Staf-staf Klinik Dermatologi Dr. Rointan Simanungkalit, SpKK(K),
Medan yang telah membantu penulis dalam memberikan dukungan dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
selaku dosen pembimbing semasa menyelesaikan proposal penelitian, yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dan dukungan dalam rangka penyelesaian skripsi ini, serta atas izin penelitian yang diberikan untuk melakukan penelitian di Klinik Dermatologi Dr. Rointan.
4. Kepada semua teman penulis yang ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut diatas. Akhirnya semoga skripsi ini ada manfaatnya. Demikian dan terima kasih.
Medan, Desember 2011,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN... i
ABSTRAK... ... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
(7)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Akne Vulgaris... 5
2.2. Epidemiologi………... 2.3. Etiopatogenesis………... 6
5
2.4. Gejala Klinis………... 8
2.5.Gradasi ... 2.6. Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 11
9
2.7. Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris …. 13
BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 15
3.2. Variabel dan Definisi Operasional... 15
3.3. Hipotesis... 20
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... 21
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 21
4.2.1. Waktu Penelitian... 21
4.2.2. Tempat Penelitian... 21
(8)
4.3.1. Populasi Penelitian... 21
4.3.2. Sampel Penelitian... 21
4.4. Teknik Pengumpulan Data... 22
4.5. Pengolahan dan Analisa Data... 22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 23
5.1. Hasil Penelitian …………..………... 5.1.1. Deskripsi Lokasi penelitian ………... 23
5.1.2. Karakteristik Responden………... 23
5.1.3. Kualitas Hidup... 26
5.1.4. Hubungan Usia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris ... 28
5.1.5. Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris ... 30
5.1.6. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris ... 32
5.1.7. Hubungan Durasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 34
5.1.8. Hubungan Gradasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 36
(9)
5.2.1. Karekteristik Responden... 37
5.2.2. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI dan CADI. 40 5.2.3 Hubungan Usia dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 40
5.2.4 Hubungan Pendidikan dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 41
5.2.5 Hubungan Pekerjaan dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 41
5.2.6 Hubungan Durasi dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 41
5.2.7 Hubungan Gradasi dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris... 42
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 43
6.1. Kesimpulan... 43
6.2. Saran... 44
DAFTAR PUSTAKA... 45
(10)
DAFTAR TABEL
2.1 Bentuk lesi akne... 8
2.2 Gradasi akne vulgaris menurut Pillsbury... 9
2.3 Gradasi akne vulgaris menurut Frank... 10
2.4 Gradasi akne vulgaris menurut Plewig dan Kligman... 10
2.5 Gradasi akne vulgaris menurut Wasitaatmadja... 11
3.3 Skor DLQI... 19
5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jenis Kelamin Pasien Akne Vulgaris... 23
5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kelompok Usia Pasien Akne Vulgaris... 24
5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pendidikan Pasien Akne Vulgaris... 24
5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Status Pernikahan Pasien Akne Vulgaris... 25
5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pekerjaan Pasien Akne Vulgaris... 25
5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Durasi Menderita Pasien Akne Vulgaris... 26
5.1.7 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Gradasi Pasien Akne Vulgaris... 26
5.2 Distribusi Frekuensi, Persentasi dan Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris berdasarkan DLQI dan CADI... 27
(11)
5.3.1 Hubungan Usia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI... 28 5.3.2 Hubungan Usia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI... 29 5.4.1 Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI... 30 5.4.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI... 31 5.5.1 Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI... 32 5.5.2 Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI... 33 5.6.1 Hubungan Durasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI... 34 5.6.2 Hubungan Durasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI... 35 5.7.1 Hubungan Gradasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI... 36 5.7.2 Hubungan Gradasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne
(12)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Dampak akne vulgaris pada kualitas hidup... 13
3.1 Kerangka hubungan akne vulgaris dan kualitas hidup
pasien akne vulgaris... 15 3.2 Definisi operasional penelitian kualitas hidup pada
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Riwayat Hidup
LAMPIRAN 2 Formulir Anamnesis Komunikasi Peneliti-Pasien
Mengenai Akne Vulgaris
LAMPIRAN 3 Kuesioner Indeks Kualitas Hidup Dermatologi
LAMPIRAN 4 Kuesioner Indeks Disabilitas Akne Cardiff
LAMPIRAN 5 Naskhah Penjelasan Kepada Peserta Penelitian
LAMPIRAN 6 Surat Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan Mengikuti
Penelitian (Informed Consent)
LAMPIRAN 7 Health Ethical Clearance
(14)
ABSTRAK
Akne vulgaris merupakan suatu penyakit kulit yang umum. Meskipun akne vulgaris tidak mengancam jiwa, akne vulgaris dapat mempengaruhi keadaan mental, emosional dan fungsi psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak akne vulgaris terhadap kualitas hidup pasien.
Secara total, 60 pasien rawat luar akne vulgaris Klinik Dermatologi Dr.Rointan Simanungkalit, Sp.KK (K) berpartisipasi sebagai responden. Kuesioner Indeks Kualitas Kehidupan Dermatologi (DLQI) dan Kuesioner Indeks Disabilitas Akne Cardiff (CADI) digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kualitas hidup pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kuesioner DLQI dan CADI (r= 0.648, p=0.000). Korelasi negatif yang cukup kuat ditemukan antara umur dan kualitas hidup pasien dengan menggunakan kedua kuesioner, DLQI (r=-0.263, p=0.043) dan CADI (r= - 0.232). Tidak ditemukan korelasi antara pendidikan, pekerjaan, durasi menderita, tingkat keparahan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris.
Dapat disimpulkan akne vulgaris mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan tanpa melihat tingkat pendidikan, durasi menderita, dan tingkat keparahan akne vulgaris pasien. Hasil penelitian menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan aspek psikologis pada pasien akne vulgaris.
(15)
ABSTRACT
Acne vulgaris is a common skin disorder. While not life threatening, acne vulgaris can considerably affect mental well being, emotional and psychological functioning. The study aims to assess the overall impact of acne vulgaris on the patient’s quality of life.
The sample consisted of 60 acne vulgaris outpatients from Dr. Rointan Simanungkalit. SpKK(K)’s Dermatology Klinic. The quality of life in acne patients were evaluated through the Dermatalogy Life Quality Index and Cardiff Acne Disability questionnaires.
There was a significant correlation between DLQI and CADI (r=0.648, p=0.000). Additionally, a negative correlation was found between age and quality of life of the patients, using DLQI (r=-0.263, p=0.043) and CADI (r=-0.232). No correlation was found between levels of education, types of occupation, duration, severity and the quality of life in acne vulgaris patients.
In conclusion, acne vulgaris has a significant affect on the quality of life regardless the levels of education, types of occupation, duration and the severity of acne vulgaris. Our results highlight the importance of taking the psychological aspects of acne vulgaris patients into consideration.
(16)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Akne vulgaris merupakan obstruksi folikel pilosebasea pada daerah predileksi, seperti muka, bahu, dada, dan punggung yang ditandai lesi pleomorfik yang terdiri dari komedo, papula, pustula, dan kista. (O’Donoghue, 2003).
Hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai gangguan kulit yang timbul secara fisiologik. Di Indonesia, akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100 persen selama hidup seseorang. Umumnya insidens terjadinya akne vulgaris sekitar umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Akne vulgaris tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja. Akne vulgaris dapat menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. (Wasitaatmadja, 2006). 12% pada wanita dan 5% pada pria diusia 25 tahun memiliki akne. Bahkan pada usia 45 tahun, 5% pria dan wanita memiliki akne (Fulton, 2009).
Terjadinya akne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, endokrin, faktor makanan, penigkatan produksi sebum, faktor psikis, faktor stres,
infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia yang lain
(Fleischer JR dkk, 2000).
Selain mengganggu faktor fisik, akne vulgaris turut mempengaruhi kualitas hidup pasien yaitu adanya gangguan secara sosial, psikologis dan emosional. Kualitas hidup merupakan derajat kepuasan yang dialami oleh seseorang dalam melakukan akitivitas seharian.Walaupun akne vulgaris tidak seberat penyakit lain seperti diabetes melitus, psoriasis, asma atau epilepsi karena dapat menyembuh dengan sendiri, akne vulgaris masih dapat memberikan efek pada pasien berupa kurangnya kepercayaan diri, depresi, terjejasnya interaksi sosial, dan juga perasaan malu akan keterampilannya. Menurut penelitian, dampak psikologis mempengaruhi pasien wanita lebih dari pasien laki-laki. Bahkan keinginan bunuh diri itu ditemukan sekitar 6-7% pada pasien akne vulgaris (Kokandi, 2010).
(17)
Bagi beberapa orang, akne vulgaris dapat mempengaruhi keputusan sehari-hari. Seorang anak remaja mungkin menolak undangan untuk pergi berenang deng an teman-teman karena merasa malu disebabkan akne vulgaris pada punggungnya. Mengikut pelbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak akne vulgaris terhadap kualitas hidup, depresi dan ansietas lebih sering dijumpai pada pasien akne vulgaris berbanding populasi umum (Palmer, 2010) Turut didapati akne vulgaris tidak selalu berhubungan dengan derajat keparahan sebagaimana yang dianggap oleh orang umum. Menurut penelitian Kokandi, tidak terdapat korelasi antara derajat keparahan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris. Pasien akne vulgaris ringan mengalami depresi dan ansietas yang sama dengan pasien akne vulgaris berat. (Graham dkk, 2005)
Akne vulgaris turut mempengaruhi pekerjaan pasien karena lesi-lesi yang
dianggap disfigurasi mengakibatkan kekhawatiran tinggi pada
pasien tentang dinilai dan diterima oleh orang lain. Ini menyebabkan kurangnya kepercayaan diri dan masalah untuk berinteraksi secara sosial dan mempengaruhi efisiensi di tempat kerja. Sebuah studi di Inggeris telah menunjukkan bahwa mereka dengan akne vulgaris lebih mungkin menganggur daripada mereka yang tidak menderita akne vulgaris. Tidak terjelasnya apakah temuan
ini disebabkan penurunan
nilai psikososial pasien atau respon negatif daripada majikan untuk mereka yang terkena akne vulgaris. (
Kualitas hidup penderita akne vulgaris tidak dapat ditentukan hanya dengan menilai derajat keparahan akne karena dengan evaluasi secara objektif, tidak
terjelasnya sehingga sampai manakah terjejasnya kualitas pasien akne vulgaris.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai kualitas hidup pada pasien akne vulgaris.
J. K. L. Tan, 2004)
1.2Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk menilai bagaimana kualitas hidup pada tingkat sosial, psikologis dan emosional pada pasien akne vulgaris.
(18)
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil kualitas hidup pasien akne vulgaris menggunakan
Cardiff Acne Disability Index (CADI) dan Dermatology Life Quality
Index(DLQI).
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan prevalensi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
jenis pekerjaan, derajat pendidikan, status pernikahan dan lama menderita pasien akne vulgaris.
2. Untuk menentukan derajat akne vulgaris pada pasien.
3. Untuk menentukan derajat gangguan kualitas hidup pada pasien akne
vulgaris berdasarkan skor CADI dan DLQI.
4. Untuk menentukan hubungan kualitas hidup berdasarkan kelompok umur,
jenis pekerjaan, derajat pendidikan, lama menderita dan derajat akne vulgaris pada pasien akne vulgaris.
5. Untuk menentukan perbandingan kualitas hidup pada pasien akne vulgaris
berdasarkan skor DLQI dan CADI .
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut:
1. Terapi yang berhasil dapat meningkatkan kualitas hidup pasien akne
vulgaris.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pandangan dan pertimbangan
dampak akne vulgaris terhadap pasien.
3. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para petugas
di rumah sakit supaya kualitas hidup pasien akne vulgaris turut dipertimbangkan semasa pemilihan terapi yang sesuai untuk pasien.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
AKNE VULGARIS
2.1 Definisi Akne Vulgaris
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis akne vulgaris biasanya polimorfi; terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut akibat kelainan aktif yang telah mengubah baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang hipertrofik. (O’Donoghue, 2003; Zaenglein dkk, 2008; Wasitaatmadja, 2007; ).
2.2 Epidemiologi
Di Indonesia, akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100 persen selama hidup seseorang. Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Umumnya insidens terjadinya akne vulgaris sekitar umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang. Akne vulgaris tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja. Akne dapat menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. (Wasitaatmdaja, 2007). 12% pada wanita dan 5% pada pria diusia 25 tahun memiliki acne. Bahkan pada usia 45 tahun, 5% pria dan wanita memiliki acne (Fulton, 2009). Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian diketahui bahawa justru gejala akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada pria (Wasitaatmadja, 2007).
(20)
2.3 Etiopatogenesis
Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit:
a) Hiperkeratinisasi folikel dan duktus pilosebasea.
Kelenjar sebasea terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar sebasea biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut(folikel rambut). Keratinisasi yang abnormal berupa hiperkeratinisasi dan hiperproliferasi dari sel-sel pada daerah infundibulum, mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran pilosebasea oleh keratin, bakteri dan sebum yang mengeras. Ini memicu kepada dilatasi infundibulum yang menyebabkan terjadinya pembentukan mikrokomedo. Terdapat beberapa stimuli yang diduga berperan dalam perangsangan hiperkeratinisasi yaitu
sekresi androgen, penurunan asam linoleik dan peningkatan interleukin-1α
dalam respon inflammasi. Penurunan asam linoleik meningkatkan deskuamasi sel-sel epitel folikel yang mengakibatkan penyumbatan. (Zaenglein dkk, 2008; O’Donoghue, 2003)
b) Produksi sebum yang meningkat
Sebum merupakan sekresi kelenjar sebasea yang mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Produksi sebum dipengaruhi oleh sekresi androgen. Aktivitas enzim 5 α-reduktase yang terdapat dalam androgen berperan dalam konversi testosteron kepada dihydrotestosteron(DHT) adalah paling tinggi pada daerah predileksi akne vulgaris, seperti muka, bahu, dan bagian ekstremitas atas. DHT menstimulasi sel-sel kelenjar sebasea untuk mensekresi sebum. Produksi sebum yang berlebihan menyebabkan terjadinya penyumbatan pada kelenjar sebasea dan membentuk mikrokomedo. (Zaenglein dkk, 2008) c) Profilerasi bakteri propionibacterium acnes (P.acnes)
P.acnes merupakan bakteri anaerob gram positif yang terdapat dalam kelenjar sebasea. Kandungan trigliserida dalam sebum menyediakan
persekitaran yang optimal untuk profilerasi P.acnes yang mengandung
(21)
lemak bebas komodogenik. Gliserol merupakan nutrien utama P.acnes dan asam lemak bebas dapat merangsang pembentukan mikrokomedo. Jumlah P.acnes adalah lebih tinggi pada remaja yang menderita akne vulgaris berbanding remaja yang tidak menderita.(Tahir, 2010)
d) Proses inflammasi dan respons imun
Pembentukan mikrokomedo karena produksi sebum yang berlebihan menyebabkan terjadinya distensi yang mengakibatkan ruptur dinding folikel. Hasil ruptur folikel akan menyelubungi permukaan dermis kulit
dan menginduksi respon inflammasi oleh neutrofil limfosit CD4+. P.acnes
turut berperan dalam proses inflammasi. Dinding sel P.acnes mengandung
antigen karbohidrat yang merangsang sistem komplemen dengan
menstimulasi penghasilan antibodi. P.acnes akan menarik leukosit
polimorfonuklear ke folikel dan neutrofil akan memfagositosis bakteri dengan mensekresi enzim hidrolitik. Enzim hidrolitik yang disekresi dapat menjejaskan struktur dinding folikel sehingga terjadinya ruptur yang memicu respon inflammasi. Kombinasi enzim hidrolitik neutrofil, enzim P.acnes, keratin dan sebum dalam kelenjar sebasea merangsang sekresi mediator inflammasi dan akumulasi limfosit T-helper, neutrofil, dan
foreign body giant cells yang memicu kepada pembentukan lesi inflamatori papul, pustul dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008; Tahir, 2010 )
e) Terjadinya stres psikik yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik
secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.
f) Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, kosmetik, cuaca/musim yang
secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis akne vulgaris. ( Fleischer JR dkk, 2000; Wasitaatmadja, 2007)
2.4 Gejala Klinis
Daerah predileksi akne vulgaris adalah seperti di muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung. (Harahap, 2000). Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Akne vulgaris ditandai lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustula, nodul, kista dan jaringan
(22)
parut. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne vulgaris berupa papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum.( Wasitaatmadja, 2007)
Tabel 2.1: Bentuk lesi akne (Fleischer Jr, 2000; Wasitaatmadja, 2007; Harper J.C, 2003; Lubis, 2008)
Bentuk lesi Gambaran klinis
Komedo
terbuka(Blackhead komedo)
Dijumpai lesi bewarna hitam yang berdiameter 0.1-3.0 mm. Biasanya berkembang dalam waktu beberapa minggu. Puncak komedo bewarna hitam akibat terdapat pengaruh melanin.
Komedo tertutup( Whitehead komedo)
Lesinya kecil dan jelas berdiameter 0.1-3.0 mm. Lesi ini mengalami perbaikan dalam waktu 3-4 hari sebanyak 25% dan akan berkembang menjadi lesi inflammasi sebanyak 75%.
Papula 50% papula berasal dari mikrokomedo dimana 25%
berasal dari komedo tertutup dan 25% lagi berasal dari komedo terbuka. Ada 2 tipe papula yaitu yang aktif dan tidak aktif. Yang tidak aktif, kurang merah dan lebih kecil dari yang aktif, berdiameter 4 mm.
Pustula Letak pustula dalam atau superficial. Pustula lebih jarang
dijumpai dibandingkan papula dan pustula dalam yang sering di jumpai pada akne vulgaris yang berat. Pustula terbentuk dari papula atau nodul yang mengalami peradangan dan dapat bertahan selama 7 hari atau lebih.
Nodul Letaknya lebih dalam dan dapat bertahan selama 8 minggu
dan kemudian mengecil. Tetapi, tidak semua nodul yang menghilang, sebahagian akan menjadi parut.
Kista Kista jarang terjadi, bila terbentuk diameter mencapai
(23)
akan didapati material kental berupa krem bewarna kuning. Lesi dapat menyatu menyebabkan terjadinya nekrosis dan peradangan granulomatous, keadaan ini disebut akne konglobata.
Parut Sering disebabkan lesi nodulokistik yang mengalami
peradangan berat. Parut dapat dibagi atas 2 bentuk yaitu:
a) Hipertropi, terjadi karena pembentukan jaringan
ikat yang berlebihan, contoh:hipertropi dan keloid
b) Hipotropi, terjadi oleh karena pembentukan
jaringan ikat yang berkurang, contoh: ice-pick scar dan atropic scar.
2.5 Gradasi
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi pilihan pengobatan. Ada berbagai pola pembagian gradasi penyakit akne vulgaris yang dikemukakan. (Wasitaatmadja, 2007)
Tabel 2.2: Gradasi akne vulgaris menurut Pillsbury (1963)
Gradasi Gambaran Klinis
I Komedo di muka
II Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di
muka.
III Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di
muka, dada, punggung.
(24)
Tabel 2.3: Gradasi akne vulgaris menurut Frank (1970)
Gradasi Gambaran klinis
I Akne komodonal non-inflamatoar
II Akne komedonal inflamatoar
III Akne papular
IV Akne papulopustular
V Akne agak berat
VI Akne berat
VII Akne nodulokistik/konglobata
Tabel 2.4: Gradasi akne vulgaris menurut Plewig dan Kligman (1975)
Gradasi Gambaran klinis
I Komedonal yang terdiri atas 4 gradasi :
a. bila ada kurang dari 10 komedo dari satu sisi muka, b. bila ada 10 sampai 24 komedo,
c. bila ada 25 sampai 50 komedo, d. bila ada lebih dari 50 komedo.
II Papulopustula yang terdiri atas 4 gradasi yaitu :
a. bila ada kurang dari 10 lesi papulopustula dari satu sisi muka,
b. bila ada 10 sampai 20 lesi papulopustula, c. bila ada 21 sampai 30 lesi papulopustula,
(25)
d. bila ada lebih dari 30 lesi papulopustula.
III Terdapat konglobata
Tabel 2.5: Gradasi akne vulgaris menurut Wasitaatmadja, FKUI(1982)
Gradasi Gambaran klinis
Ringan -beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
-sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi -sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
Sedang -banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
-beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi -beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
-sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
Berat -banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
-banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi
Catatan: sedikit bila lesi <5, beberapa 5 -10, banyak >10 lesi
Tak beradang bila terdapat komedo putih, komedo hitam,papul
Beradang bila terdapat pustule,nodul,dan kista
(26)
Pencitraan diri terdiri daripada gambaran masyarakat dan pengertian seseorang tentang diri mereka sendiri, kemampuan penampilan serta interaksi mereka
dengan sekitar. Citra diri merupakan penunjuk derajat kepuasan yang dialami oleh
seseorang dalam melakukan aktivitas seharian dan mempengaruhi penilaian kualitas kehidupan. Menurut Gill dan Feinstein, kualitas hidup pasien merupakan respon pasien terhadap kondisi kesehatan mereka dan aspek non-medis kehidupan yang meliputi faktor-faktor seperti pekerjaan, kesejahteraan fisik dan emosional, effisiensi dan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dijalankan, sebagian besar peneliti sepakat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup harus dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu secara obyektif dan subyektif. Faktor subyektif merupakan pendapat subyektif pribadi pasien yang meliputi penilaian diri terhadap kondisi fisik mereka (misalnya effisiensi mereka dalam kehidupan sehari-hari), mental (keyakinan diri, depresi dan malu),
Penyakit kulit seperti akne vulgaris merupakan salah satu faktor yang dapat menganggu pencitraan diri seseorang karena dapat mengubah penampilan fisik pasien dan menimbulkan reaksi psikologis berupa
sosioekonomi(jenis pekerjaan dan pendapatan) serta interaksi dengan orang lain. Faktor obyektif merujuk kepada diagnosa pasien secara medis atau psikologis dan hasil pemeriksaan laboratorium.
kurangya keyakinan diri, perasaan malu, marah dan depresi. Kesejahteraan secara fisik, emosional dan mental bergantung kepada pendapat subyektif pasien berhubungan dengan nilai diri dan keyakinan diri mereka. Jika seorang pasien mulai berpikir bahwa dia telah menjadi tidak
berharga dan kurang berharga daripada orang lain karena
sakit, ia akan mengembangkan citra diri yang negatif. Dengan demikian, akne
vulgaris sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan
menganggu kondisi mental pasien, penerimaan diri, kemampuan
untuk berfungsi secara sosial, dan kemampuan beradaptasi. (A. Potocka dkk, 2009;
(27)
Gambaran 2.1 : Dampak akne vulgaris pada kualitas hidup pasien
2.7 Pengukuran kualitas hidup pasien akne vulgaris
Kualitas hidup umumnya diukur dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Beberapa instrumen telah didesain untuk digunakan pada berbagai penyakit, khas untuk gangguan kulit atau memfokus pada satu penyakit tertentu seperti akne vulgaris. Kuesioner “Short Form-36 (SF-36)” dan kuesioner kesehatan secara umum digunakan untuk menilai berbagai penyakit. Ini dapat digunakan untuk membandingkan dampak penyakit kulit dengan penyakit ya ng mempengaruhi sistem lain. Dermatology Life Quality Index (DLQI) adalah indikator yang lebih sensitif terhadap hubungan penyakit kulit pada kualitas hidup dan dapat digunakan untuk membandingkan satu penyakit kulit dengan penyakit kulit yang lain.
DLQI dikembangkan pada tahun 1994 dan merupakan instrumen pertama yang digunakan untuk mengukur hubungan penyakit kulit dengan kualitas hidup pasien. Kuesioner DLQI mengandung 10 pertanyaan sederhana yang telah divalidasi dan dapat digunakan pada 33 kondisi kulit yang berbeda. DLQI merupakan instrumen yang paling sering digunakan dalam penelitian jenis terkontrol karena
Kesehatan mental
Hubungan dengan lingkungan dan interaksi sosial Pencitraan diri
Penyakit kulit: Akne vulgaris
Kesehatan fisik
Kualitas hidup pasien
(28)
validitas dan reliabilitasnya baik serta cara penilaiannya sederhana. DLQI menilai kualitas hidup pasien dewasa, yaitu berumur 16 tahun dan ke atas dalam 6 kategori, yaitu: penilaian subyektif pasien terhadap gejala klinis, aktivitas sehari-hari, aktivitas sosial, pekerjaan atau pendidikan, hubungan pasien sesama teman dan ahli keluarga
serta terapi yang diikuti. Semakin tinggi skor, semakin
terganggu kualitas hidup (Finlay AY, Khan GK, 1994)
pasien.
Instrumen spesifik terhadap akne vulgaris termasuk “Acne Disability Index (ADI)” dan “Cardiff Acne Disability Index (CADI)”. CADI(Motley dan Finlay, 1992) merupakan kueosiner yang mengandung 5 soalan yang telah diringkaskan dari ADI (Motley dan Finlay, 1989). CADI didesain untuk digunakan pada remaja dan dewasa muda yang menderita akne vulgaris. CADI adalah kuesioner yang mengandung 5 soalan yang menilai respons emosional, interaksi sosial, aktivitas seharian dan pandangan subyektif pasien mengenai akne vulgaris yang dideritai. Skor jawaban setiap pertanyaan adalah dari skala 0-3. Semakin tinggi skor, semakin terganggu kualitas hidup pasien.
Mengukur hubungan akne vulgaris terhadap kualitas hidup dapat membantu seorang dokter yang bertanggungjawab dalam pengobatan pasien akne
vulgaris untuk memahami penyakit dari persepsi pasien. Dalam
penelitian klinis, obat-obatan baru semakin sering dievaluasi menurut dampak
terapi terhadap kualitas hidup. Dalam
praktek klinis, memahami bagaimana hidup pasien dipengaruhi oleh akne vulgaris dapat membantu dalam menentukan pengobatan yang paling tepat dan
(29)
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka konsep tentang kualitas hidup pada pasien akne vulgaris diuraikan seperti berikut:
Gambaran 3.1: Kerangka hubungan akne vulgaris dan kualitas hidup pasien akne vulgaris
3.2Definisi Operasional
Variabel independen: Akne vulgaris
Variabel dependen:
Kualitas hidup pasien akne
l i
Variabel independen: Akne vulgaris
Variabel moderator:
1. Usia
2. Jenis pekerjaan
3. Derajat pendidikan
4. Lama menderita
5. Tingkat keparahan akne
(30)
Gambaran 3.2: Definisi operasional penelitian kualitas hidup pada pasien akne vulgaris
Cara pengukuran adalah melalui wawancara dan penilaian klinis. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Variabel dependen:
Kualitas hidup pasien akne
Dermatology Life Quality Index(DLQI):
• Penilaian subyektif
terhadap gejala klinis
• aktivitas sehari-hari
• aktivitas sosial
• pekerjaan atau
pendidikan, hubungan pasien sesama teman dan ahli keluarga
• terapi
Cardiff Acne Disability Index(CADI):
• respons emosional
• interaksi sosial
• aktivitas sehari-hari
• pandangan subyektif
pasien Instrumen pengukuran: Kuesioner
(31)
1) Akne vulgaris adalah kondisi subyek penelitian yang mengalami peradangan menahun folikel pilosebasea yang terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustule, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif yang telah mengubah baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang hipertrofik.
2) Usia adalah usia subjek saat pengambilan sampel dilakukan dan
dihitung dari tanggal lahir subjek. Pada saat perhitungan akan dilakukan pembulatan usia, lebih dari 6 bulan akan dibulatkan keatas dan bila kurang dari 6 bulan akan dibulatkan ke bawah. Skala ukur umur pasien adalah skala ratio.
3) Jenis pekerjaan terdiri daripada kategori pelajar, mahasiswa, ibu rumah
tangga dan pegawai. Skala ukur pekerjaan adalah skala nominal.
4) Derajat pendidikan mencakup tingkat SMA, mahasiswa dan S1. Skala
ukur adalah skala ordinal.
5) Status pernikahan dinyatakan sebagai belum menikah atau menikah.
Skala pengukuran menggunakan skala nominal.
6) Lama menderita dalam penelitian ini adalah lama sakit sebelumnya
yang dinyatakan dalam dua kategori, yaitu <1 tahun dan >1 tahun. Skala pengukuran menggunakan skala rasio.
7) Derajat keparahan akne vulgaris pada pasien dinilai oleh dokter kulit
dan kelamin mengikut gradasi akne vulgaris Wasitaatmadja,
FKUI(1982) yaitu derajat ringan, sedang dan berat. Diukur menggunakan skala ordinal.
(32)
8) Kualitas hidup merupakan derajat kepuasan yang dialami oleh seseorang dalam melakukan akitivitas seharian. Kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup pada pasien akne vulgaris adalah:
a. Dermatology Life Quality Index (DLQI)
DLQI terdiri daripada 10 pertanyaan seperti berikut:
1. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak rasa gatal, sakit, nyeri
atau mengganggu pada kulit anda?
2. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak mana anda berasa malu
atau tidak yakin dengan diri sendiri karena kulit anda?
3. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda mengganggu
anda pergi berbelanja atau menjaga rumah atau kebun anda?
4. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda mempengaruhi
cara anda berpakaian?
5. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak pengaruh kulit anda
terhadap aktivitas sosial atau waktu luang anda?
6. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda menyukarkan
anda melakukan olahraga?
7. Selama seminggu yang ini, apakah kulit anda membuat anda tidak
mau bekerja atau belajar?
Jika “Tidak”, selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda menimbulkan masalah di tempat kerja atau ditempat belajar ?
8. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda telah
menimbulkan masalah terhadap hubungan anda dengan pasangan anda atau beberapa teman dekat atau saudara anda?
9. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak kulit anda menyebabkan
kesukaran seksual?
10. Selama seminggu yang ini, seberapa banyak rawatan untuk kulit anda menjadi masalah kepada anda, misalnya dengan membuat rumah anda berantakan, atau dengan menghabiskan waktu ?
(33)
Skor setiap pertanyaan dinilai seperti berikut: Tabel 3.3: Skor DLQI
Skor Respons
Sangat banyak 3
2 Banyak
1 Sedikit
Sama sekali tidak 0
Tidak relevan 0
0 Pertanyaan yang tidak
terjawab
DLQI dihitung dengan menjumlahkan skor setiap pertanyaan dan nilai maksimalnya adalah 30 dan minimum 0. Untuk menentukan derajat terganggunya kualitas hidup:
Tidak sama sekali terganggu=0-1 Sedikit terganggu=2-5
Terganggu =6-10
Banyak terganggu=11-20 Sangat Terganggu=21-30
(34)
CADI terdiri daripada 5 pertanyaan dengan
1. Selama sebulan ini, apakah anda menjadi marah
sehingga mau menyakiti diri atau orang lain, tidak puas hati atau malu karena jerawat?
skoring setiap jawaban adalah antara skala 0 -3. Pertanyaan adalah seperti berikut:
2. Apakah anda berpikir bahwa mengalami jerawat
selama sebulan ini mengganggu kehidupan sosial sehari-hari anda, kegiatan sosial atau hubungan dengan anggota dari lawan jenis?
3. Selama sebulan ini, apakah anda telah menghindari
mengganti pakaian di fasilitas umum atau mengenakan baju renang karena jerawat anda?
4. Bagaimana anda akan menjelaskan perasaan anda
mengenai tampilan kulit anda selama sebulan ini?
5. Silakan menandakan bahwa seberapa buruk anda
memikirkan jerawat anda sekarang:
Untuk menentukan derajat terganggunya kualitas hidup: Tidak sama sekali terganggu=0
Sedikit terganggu= 1-2 Terganggu = 3-5
Banyak terganggu=6-10 Sangat Terganggu=11-15
Terdapat hubungan antara akne vulgaris dan kualitas hidup pasien.
(35)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Hubungan antara variabel yaitu antara akne vulgaris dan kualitas hidup pasien ditentukan berdasarkan data yang telah dikumpul dari hasil kuesioner. Pengukuran dilakukan hanya satu kali menurut keadaan atau status pasien pada waktu observasi serta tidak ada tidak lanjut atau follow up.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan pada bulan September – Oktober 2011.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Dermatologi Dr.Rointan Simanungkalit, Sp.KK(K),
JL.D.I.Panjaitan No.153 A, Medan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien rawat luar akne vulgaris Klinik Dermatologi Dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK(K).
4.3.2. Sampel
Ukuran sampel ditentukan dengan metode total sampling. Populasi penelitian
digunakan sebagai sampel karena populasi penelitian adalah kurang daripada 100 . Sampel diambil dari semua pasien rawat luar akne vulgaris yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi seperti berikut:
(36)
•
1. Kriteria inklusi
•
Pasien yang menderita akne vulgaris.
•
Berumur 16 tahun dan ke atas.
Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini 2. Kriteria esklusi
.
• Pasien yang menderita penyakit berat lain selain dari akne vulgaris
seperti
•
diabetes melitus, epilepsi, asma dan penyakit kulit yang lain.
•
Wanita sedang hamil atau menyusui.
•
Memakai alat kontrasepsi.
Mendapat terapi obat hormonal dan antibiotik.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Semua subyek
yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian. Responden pada penelitian diwawancara oleh seorang pewancara, yaitu mahasiswa FK USU stambuk 2008 dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan kualitas hidup. Pada saat yang sama, dilakukan penilaian klinis untuk mendiagnosa derajat keparahan akne vulgaris.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data diperoleh melalui jawaban responden dalam kuesioner. Setiap ketidak lengkapan informasi diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Kuesioner yang lengkap kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam
komputer. Analisa statistik diolah dengan menggunakan korelasi Spearman di SPSS
(37)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai hubungan kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai September sampai dengan Oktober 2011 di Klinik Dermatologi Dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK(K) dengan jumlah pasien rawat luar akne vulgaris 60 pasien.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Dermatologi Dr.Rointan Simanungkalit, Sp.KK(K), JL.D.I.Panjaitan No.153 A, Medan.
5.1.2. Karakteristik Responden
Penelitian ini berdasarkan karakteristik pasien mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, durasi menderita dan gradasi akne vulgaris. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jenis Kelamin Pasien Akne Vulgaris
(38)
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 16.7
Perempuan 50 83.3
Total 60 100.0
Dari tabel 5.1.1, dapat diketahui bahwa dari 60 pasien, 50 pasien (83.3%) adalah perempuan dan 10 pasien (16.7%) adalah laki-laki.
Tabel 5.1.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kelompok Usia Pasien Akne Vulgaris
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Kelompok Usia
18-28 50 83.3
29-38 7 11.7
39-48 3 5.0
Total 60 100.0
Kelompok terbesar pasien akne vulgaris berada dalam kelompok usia 18-28 tahun, yaitu 50 orang (83.3%) dan kelompok terkecil pasien akne vulgaris adalah dari kelompok usia 39-48 tahun, yaitu 3 pasien (5.0%).
(39)
Tabel 5.1.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pendidikan Pasien Akne Vulgaris.
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Pendidikan
SMA 7 11.7
Mahasiswa 30 50.0
S1 23 38.3
Total 60 100.0
Pendidikan kebanyakan pasien adalah pada tingkat mahasiswa sebanyak 30 pasien (50%), diikuti oleh S1 yaitu 23 pasien (38.3%) dan pendidikan SMA yaitu 7 pasien (11.7%).
Tabel 5.1.4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Status Pernikahan Pasien Akne Vulgaris
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Status
Belum Menikah 42 70.0
Menikah 18 30.0
(40)
Dari tabel 5.1.4, diketahui 42 pasien (70.0%) belum menikah dan 18 pasien (30.0%) menikah.
Tabel 5.1.5. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pekerjaan Pasien Akne Vulgaris
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Pekerjaan
Pelajar 2 3.3
Mahasiswa 29 48.3
Pegawai 20 33.3
Ibu Rumah Tangga 9 15.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel 5.1.5, tingkat pekerjaan kebanyakan pasien, yaitu 29 pasien (48.3%) merupakan mahasiswa dan pekerjaan paling sedikit pasien merupakan pelajar, yaitu 2 pasien (3.3%).
Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Durasi Menderita Pasien Akne Vulgaris.
(41)
Frekuensi (n) % Durasi
< 1 tahun 14 23.3
> 1 tahun 46 76.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel 5.1.6, distribusi pasien yang menderita akne vulgaris <1 tahun adalah 14 pasien (23.3%) dan >1 tahun adalah 46 pasien (76.7%).
Tabel 5.1.7 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Gradasi Pasien Akne Vulgaris
Karakteristik Jumlah
Frekuensi (n) %
Gradasi
Ringan 33 55.0
Sedang 17 28.3
Berat 10 16.7
Total 60 100.0
Ditemukan dalam penelitian, 33 pasien(55.0%) menderita akne vulgaris derajat ringan, 17 pasien (28.3%) derajat sedang dan 10 pasien (16.7%) derajat berat.
5.1.3. Kualitas Hidup
Hasil penelitian menggunakan dua kuesioner. Kuesioner Indeks Kualitas Kehidupan Dermatologi(DLQI) yang telah disebar kepada 60 pasien menunjukkan bahawa
(42)
rata-rata derajat terganggunya kualitas hidup yang didapatkan adalah 10,62 (derajat banyak terganggu) dengan standard deviasi 5,327. Memiliki beberapa modus dengan 10 sebagai nilai terkecil dan median pada skor 10.00. Data dapat dilihat pada lampiran.
Diketahui dengan menggunakan kuesioner Indeks Disabilitas Akne Cardiff (CADI), rata-rata derajat terganggunya kualitas hidup yang didapatkan adalah 6.97(derajat banyak terganggu) dengan standard deviasi 2.858. Modus yang dihitung adalah skor 8 dan median pada skor 7.00. Data dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi, Persentasi dan Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris berdasarkan DLQI dan CADI
Kualitas Hidup Frekuensi (n) Persentasi (%)
DLQI CADI DLQI CADI
Tidak sama sekali terganggu
0 0 0.0 0.0
Sedikit terganggu 12 3 20.0 5.0
Terganggu secara sedang
19 19 31.7 31.7
Banyak terganggu 27 31 45.0 51.7
Sangat terganggu 2 7 3.3 11.7
Total 60 60 100.0 100.0
Dari tabel 5.2, didapati di kuesioner DLQI, kualitas hidup 12 pasien (20.0%) sedikit terganggu, 19 pasien (31.7%) terganggu secara sedang, 27 pasien (45.0%) banyak terganggu dan 2 pasien (3.3%) sangat terganggu.
(43)
Berdasarkan kuesioner CADI, kualitas hidup 3 pasien (5.0%) sedikit terganggu, 19 pasien (31.7%) terganggu secara sedang, 31 pasien (51.7%) banyak terganggu dan 7 pasien (11.7%) sangat terganggu.
Dari tabel 5.2, dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= 0.648 dengan nilai p=0.000(p<0.1), maka kedua kuesioner berkorelasi dengan cukup kuat secara signifikan dalam menentukan skor kualitas hidup pasien akne vulgaris.
5.1.4. Hubungan Usia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Tabel 5.3.1 Hubungan Usia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI
Usia DLQI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
18-28 0 8 15 25 2 50
29-38 0 3 4 0 0 7
39-48 0 1 0 2 0 3
Total 0 12 19 27 2 60
Dari tabel 5.3.1, diketahui bahwa dari 60 pasien, 50 pasien adalah dari kelompok usia 18-28 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien, yaitu 25 pasien pada kelompok usia 18-28 tahun adalah dalam tingkat banyak. Ini diikuti oleh kelompok usia 29-38 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien,
(44)
yaitu 4 pasien adalah dalam tingkat terganggu secara sedang. Terdapat sejumlah 3 pasien dari kelompok usia 39-48 tahun dan derajat terganggunya kualitas hidup 2 pasien adalah dalam tingkat banyak.
Dengan hasil perhitungan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.263
dengan nilai p=0.043 (p<0.1). Ditemukan terdapat hubungan korelasi negatif yang yang signifikan antara kelompok usia dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI. Ini berarti, makin muda usia, makin terganggunya kualitas hidup.
Tabel 5.3.2 Hubungan Usia Pasien Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI
Usia CADI Total
Tidak sama sekali
terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
18-28 0 2 14 27 7 50
29-38 0 1 4 2 0 7
39-48 0 0 1 2 0 3
Total 0 3 19 31 7 60
Dari tabel 5.3.2, diketahui bahwa dari 60 pasien, 50 pasien adalah dari kelompok usia 18-28 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup pada kebanyakan pasien pada kelompok usia 18-28 tahun, yaitu 27 pasien adalah dalam tingkat banyak. Ini diikuti oleh kelompok usia 29-38 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien, yaitu 4 pasien adalah dalam tingkat terganggu secara sedang. Terdapat
(45)
sejumlah 3 pasien dari kelompok usia 39-48 tahun dan derajat terganggunya kualitas hidup 2 pasien adalah dalam tingkat banyak.
Dengan hasil perhitungan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.232
dengan nilai p=0.074 (p<0.1). Ditemukan terdapat hubungan korelasi negatif yang signifikan antara kelompok usia dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner CADI. Ini berarti, makin muda usia, makin terganggunya kualitas hidup.
5.1.5. Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Tabel 5.4.1 Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI
Pendidikan
DLQI Total
Tidak sama sekali
terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
SMA 0 2 3 2 0 7
Mahasiswa 0 5 6 18 1 30
S1 0 5 10 7 1 23
Total 0 12 19 27 2 60
Dari tabel 5.4.1, derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien pada pendidikan SMA, yaitu pada sejumlah 3 pasien dari 7 pasien, adalah dalam tingkat terganggu secara sedang. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien tingkat pendidikannya mahasiswa, yaitu pada sejumlah 18 pasien dari 30 pasien, adalah dalam tingkat banyak dan pada S1, derajat terganggunya kualitas hidup
(46)
kebanyakan pasien, yaitu pada sejumlah 19 pasien dari 23 pasien adalah dalam tingkat terganggu secara sedang.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.076 dengan nilai p=0.564
(p>0.1), maka tidak ada hubungan antara pendidikan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris pada kuesioner DLQI.
Tabel 5.4.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI
Pendidikan CADI Total
Tidak sama sekali
terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
SMA 0 0 4 3 0 7
Mahasiswa 0 1 8 17 4 30
S1 0 2 7 11 3 23
Total 0 3 19 31 7 60
Dari tabel 5.4.2, derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien pada pendidikan SMA, yaitu pada sejumlah 4 pasien dari 7 pasien, adalah dalam tingkat terganggu secara sedang. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien pada tingkat pendidikannya mahasiswa, yaitu pada sejumlah 17 pasien dari 30 pasien,
(47)
adalah dalam tingkat banyak dan pada S1, derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien, yaitu pada sejumlah 11 pasien dari 23 pasien adalah dalam tingkat banyak.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= 0.028 dengan nilai p= 0.832 (p>0.1), maka tidak ada hubungan antara pendidikan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris pada kuesioner CADI.
5.1.6. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Tabel 5.5.1 Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI
Pekerjaan DLQI Total
Tidak sama sekali
terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
Pelajar 0 0 2 0 0 2
Mahasiswa 0 5 6 16 2 29
Pegawai 0 7 7 6 0 20
Ibu Rumah
Tangga 0 0 4 5 0 9
Total 0 12 19 27 2 60
Dari tabel 5.5.1, kebanyakan pasien adalah mahasiswa, yaitu sejumlah 29 pasien dari 60 pasien. Derajat terganggunya kualitas hidup pada kebanyakan mahasiswa, yaitu
(48)
pada 16 pasien adalah dalam tingkat banyak. Diikuti derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pegawai, adalah dalam tingkat terganggu secara sedang dan banyak, dengan 7 pasien pada kedua tingkat. Pasien paling sedikit adalah pelajar yaitu 2 pasien dengan derajat terganggunya kualitas hidup adalah dalam tingkat terganggu secara sedang.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.109 dengan nilai p=
0.409 (p>0.1), maka tidak ada hubungan antara pekerjaan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris pada kuesioner DLQI.
Tabel 5.5.2 Hubungan Pekerjaan Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI
Pekerjaan CADI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
Pelajar 0 0 1 1 0 2
Mahasiswa 0 1 8 16 4 29
Pegawai 0 1 9 8 2 20
Ibu Rumah
Tangga 0 1 1 6 1 9
Total 0 3 19 31 7 60
Dari tabel 5.5.2, kebanyakan pasien adalah mahasiswa, yaitu 29 pasien. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan mahasiswa, yaitu 16 pasien adalah dalam
(49)
tingkat banyak. Diikuti derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pegawai, adalah dalam tingkat terganggu secara sedang, yaitu 9 pasien. Pasien yang sedikit adalah pelajar, yaitu 2 pasien dimana derajat terganggunya kualitas hidup seorang pelajar adalah dalam tingkat terganggu secara sedang dan pelajar yang lain dalam tingkat banyak.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.042 dengan nilai p=
0.748 (p>0.1), maka tidak ada hubungan antara pekerjaan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris pada kuesioner CADI.
5.1.7. Hubungan Durasi terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Tabel 5.6.1 Hubungan Durasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI
Durasi DLQI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
<1 tahun 0 4 3 7 0 14
>1 tahun 0 8 16 20 2 46
Total 0 12 19 27 2 60
Dari tabel 5.6.1, diketahui kebanyakan pasien, yaitu 46 pasien dari 60 pasien menderita akne vulgaris >1 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien yang menderita akne vulgaris >1 tahun, yaitu 20 pasien adalah dalam tingkat banyak. Terdapat 14 pasien yang menderita akne vulgaris <1 tahun. Derajat
(50)
terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien yang menderita <1 tahun, yaitu 7 pasien) adalah dalam tingkat banyak.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= 0.049 dengan nilai p=0.711 (p>0.1) maka tidak ada hubungan antara durasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI.
Tabel 5.6.2 Hubungan Durasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI
Durasi CADI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
<1 tahun 0 0 4 8 2 14
>1 tahun 0 3 15 23 5 46
Total 0 3 19 31 7 60
Dari tabel 5.6.2, diketahui kebanyakan pasien, yaitu 46 pasien dari 60 pasien menderita akne vulgaris >1 tahun. Dari 46 pasien yang menderita akne vulgaris >1 tahun, derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien menderita akne vulgaris >1 tahun, yaitu 23 pasien adalah dalam tingkat banyak. Terdapat 14 pasien yang menderita akne vulgaris <1 tahun. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien yang menderita <1 tahun, yaitu 8 pasien adalah dalam tingkat banyak.
(51)
Dari tabel 5.6.2, dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= -0.107 dengan nilai p=0.414 (p>0.1) maka tidak ada hubungan korelasi antara durasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner CADI.
5.1.8. Hubungan Gradasi terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Tabel 5.7.1 Hubungan Gradasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner DLQI
Gradasi DLQI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
Ringan 0 6 9 18 0 33
Sedang 0 2 7 6 2 17
Berat 0 4 3 3 0 10
Total 0 12 19 27 2 60
Dari tabel 5.7.1, diketahui kebanyakan pasien, yaitu 33 pasien dari 60 pasien adalah pasien akne vulgaris derajat ringan. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat ringan, yaitu 18 pasien adalah dalam tingkat banyak. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat sedang, yaitu 6 pasien adalah dalam tingkat terganggu secara sedang dan derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat berat, yaitu 4 pasien adalah dalam tingkat sedikit.
Dari tabel 5.7.1, dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= -0.137 dengan nilai p=0.296 (p>0.1), maka tidak ada hubungan korelasi antara gradasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI.
(52)
Tabel 5.7.2 Hubungan Gradasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris Berdasarkan Kuesioner CADI
Gradasi CADI Total
Tidak sama sekali terganggu
Sedikit terganggu
Terganggu secara sedang
Banyak terganggu
Sangat terganggu
Ringan 0 2 11 16 4 33
Sedang 0 1 4 10 2 17
Berat 0 0 4 5 1 10
Total 0 3 19 31 7 60
Dari tabel 5.7.2, diketahui kebanayakan pasien, yaitu 33 pasien dari 60 pasien adalah pasien akne vulgaris derajat ringan. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat ringan, yaitu 16 pasien adalah dalam tingkat banyak. Derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat sedang, yaitu 10 pasien adalah dalam tingkat banyak dan derajat terganggunya kualitas hidup kebanyakan pasien derajat berat, yaitu 5 pasien adalah dalam tingkat banyak.
Dengan uji analisis korelasi Spearman, diketahui nilai r= 0.034 dengan nilai p=0.794 (p>0.1), maka tidak ada hubungan korelasi antara gradasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris pada kuesioner CADI.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1.1, 50 pasien (83.3%) adalah perempuan dan 10 pasien (16.7%) adalah laki-laki. Menurut Cooper dan Fairburn (2009), perempuan lebih cenderung
(53)
tidak puas akan penampilan diri dibandingkan laki-laki. Hal ini sama juga dengan hasil penelitian Hassan(2009) yang meneliti kesadaran diri terhadap penampilan
dengan menggunakan Derriford Appearance Scale. Hasil yang ditemukan adalah
perempuan lebih mementingkan penampilan dibandingkan laki-laki (skor mean 51.3 pada perempuan dan 39.7 pada laki-laki dengan nilai p=0.001).
Dari tabel 5.1.2, dapat dapat dilihat bahawa kebanyakan pasien yaitu sebanyak 50 pasien (83.3%) dari 60 pasien yang berpartisipasi dalam penelitian berada dalam
kelompok umur 18-28 tahun. Menurut penelitian Orth (2009), pencitraan diri terendah
adalah dewasa muda tetapi akan meningkat pada usia dewasa. Penelitian Demircay(2008) menyatakan bahwa masa remaja dan dewasa muda merupakan masa yang penting dalam pembentukan identitas diri yang dipengaruhi oleh faktor seperti keluarga, teman dan masyarakat. Pencitraan diri memiliki peran utama dalam transisi masa ini, baik secara sosial atau psikologis. Ini dapat dipengaruhi dengan adanya akne vulgaris. Menurut Dunn(2011), akne vulgaris merupakan suatu masalah yang
signifikan pada remaja dan dewasa muda. Dunn berpendapat hal ini dapat mewakili
bahwa remaja dan dewasa muda lebih malu akan penampilan diri mereka dalam masyarakat yang memberi penekanan yang besar kepada penampilan. Penelitian oleh Purvis (2006) menyimpulkan bahwa dewasa muda dengan akne vulgaris mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi.
Berdasarkan tabel 5.1.3, pendidikan kebanyakan pasien yaitu 30 pasien (50.0%) adalah tingkat mahasiswa, diikuti tingkat S1 yaitu 23 pasien (38.3%) dan minoritas adalah SMA, yaitu 7 pasien (11.7%).
Dari tabel 5.1.4, diketahui 42 pasien (70.0%) belum menikah dan 18 pasien (30.0%) menikah. Menurut penelitian Shafrin (2009), dorongan seseorang untuk menjaga penampilan diri akan menurun setelah seseorang individu menikah. Perkawinan mengurangi kemungkinan seseorang individu untuk ditinggalkan tanpa pasangan.
(54)
Kemudian, dari 60 pasien, kebanyakan tingkat pekerjaan pasien adalah mahasiswa yaitu 29 pasien(48.3%), diikuti oleh pegawai sebanyak 20 pasien (33.3%) dan pekerjaan paling sedikit pasien adalah pelajar, yaitu 2 pasien (3.3%). Menurut penelitian Izgic (2004), mahasiswa lebih menekankan kepada penampilan diri karena mereka cenderung berhubung dengan konsep bahwa individu yang keadaan fisiknya lebih menarik diduga lebih popular dalam situasi sosial dan dianggap memiliki karekteristik yang lain seperti keyakinan diri yang tinggi, keterampilan sosial yang baik dan kompetensi yang tinggi.
Dumont dan Rainville(2006) mengatakan bahwa pekerjaan menyediakan peluang untuk individu mencapai produktivitas yang tinggi dan mendapat kepuasan diri. Menurut Charmaz (2002), disfigurasi dan penyakit dapat mengubah tanggapan individu mengenai harga diri mereka dan menpengaruhi efisiensi mereka di tempat kerja, karena tubuh berhubungan dalam pembentukan identitas diri. Ini dapat dikaitkan dengan penelitian Kammeyer-Muller(2008) yang menyimpulkan bahwa pencitraan diri mempengaruhi produktivitas individu di tempat kerja. Penjelasan ini dapat berhubung dengan jumlah pegawai dalam penelitian karena mereka lebih cenderung berinteraksi secara sosial untuk memenuhi persyaratan pekerjaan dan penampilan fisik yang menarik dapat meningkatkan keyakinan diri ketika berinteraksi dengan pelanggan dan teman sejawat, serta memberikan dampak positif kepada prestasi mereka di tempat kerja.
Berdasarkan tabel 5.1.6, diketahui mayoritas pasien akne vulgaris, yaitu 14 pasien (23.3%) menderita akne vulgaris < 1 tahun dan 46 orang (76.7%) menderita akne vulgaris >1 tahun.
Selanjutnya di tabel 5.1.7, kebanyakan pasien adalah pasien akne vulgaris derajat ringan yaitu sebanyak 33 pasien (55.0%) dan pasien yang jumlahnya terkecil adalah pasien derajat berat yaitu 10 pasien (16.7%). Sesuai dengan pendapat Graham (2005) yang menyatakan pasien akne vulgaris ringan mengalami depresi dan ansietas yang sama dengan pasien akne vulgaris berat.
(55)
5.2.2. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris berdasarkan Kuesioner DLQI dan CADI.
Dari hasil penelitian pada tabel 5.2, dapat dilihat bahwa digunakan dua kuesioner untuk menentukan dan membandingkan skor terganggunya kualitas hidup pada 60 pasien akne vulgaris. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan korelasi Spearman untuk menguji derajat tingkat keeratan antara kedua kuesioner, didapat r= 0. 648 dengan nilai p=0.000 (p<0.01). Hubungan korelasi antara variabel semakin kuat apabila r mendekati 1. Kedua kuesioner DLQI dan CADI berkorelasi cukup kuat dalam menentukan derajat terganggunya kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Penelitian Walker dan Lewis (2006) yang menggunakan kuesioner DLQI dan CADI untuk mengukur kualitas hidup pada remaja akne vulgaris di Scotland dilaporkan adanya gangguan terhadap kualitas hidup dengan nilai skoring yang tinggi pada kedua-dua kuesioner. Dapat disimpulkan, bahwa akne vulgaris mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan.
5.2.3. Hubungan Usia dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Dengan hasil perhitungan uji analisis berdasarkan korelasi Spearman, diketahui nilai r= -0.263 dengan nilai p= 0.043 (p<0.05) pada tabel 5.3.1 dan nilai r= -0.232 dengan nilai p=0.074 pada tabel 5.3.2. Maka terdapat hubungan korelasi negatif yang signifikan antara kelompok usia dan kualitas hidup pasien akne vulgaris. Ini berarti, makin muda pasien, makin terganggunya kualitas hidup. Hasil penelitian sama dengan penelitian Zachariae (2004), dimana terdapat korelasi negatif yang signifikan (r=-0.24). Salah satu penjelasan adalah karena orang yang lebih tua mungkin mengatasi gangguan psikososial disebabkan akne vulgaris dengan lebih baik. Di sisi lain, usia yang lebih tua umumnya dihubungkan dengan kontrol emosi yang lebih besar dalam menghadapi kesulitan.
(56)
Dengan hasil perhitungan uji analisis berdasarkan korelasi Spearman, diketahui nilai r= -0.076 dengan nilai p=0.564 (p>0.1) pada tabel 5.4.1 dan nilai r= 0.028 dengan nilai p= 0.832 (p>0.1) pada tabel 5.4.2. Maka tidak ada korelasi yang signifikan antara pendidikan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI dan CADI. Kualitas hidup pasien akne vulgaris sama-sama terganggu tanpa melihat tingkat pendidikan. Potocka (2009) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu komponen subyektif dalam mengukur kualitas hidup. Faktor-faktor subyektif lain seperti penilaian pasien terhadap kondisi fisik mereka dan keyakinan diri yang akan bervariasi antara individu harus dipertimbangkan.
5.2.5. Hubungan Pekerjaan dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Dengan hasil perhitungan uji analisis berdasarkan korelasi Spearman, diketahui nilai r= -0.136 dengan nilai p=0.301 (p>0.1) pada tabel 5.5.1 dan nilai r= - 0.064 dengan nilai p= 0.630 (p>0.1) pada tabel 5.5.2. Maka tidak ada korelasi yang signifikan antara pekerjaan dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI dan CADI.
5.2.6. Hubungan Durasi dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Dengan hasil perhitungan uji analisis berdasarkan korelasi Spearman, diketahui nilai r= 0.049 dengan nilai p=0.711 (p>0.1) pada tabel 5.6.1 dan nilai r= - 0.107 dengan nilai p= 0.414 (p>0.1) pada tabel 5.6.2. Maka tidak ada korelasi yang signifikan antara durasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI dan CADI. Hasil penelitian sama dengan penelitian Kokandi (2010) yang menyatakan tidak ada korelasi yang signifikan antara durasi akne vulgaris dan kualitas hidup tetapi bervariasi dari penelitian Hafez (2007) di Mesir, di mana terdapat korelasi positif yang signifikan antara durasi akne vulgaris dan skor DLQI (r=0.421). Perbedaan hasil penelitian dapat dikaitkan dengan perbedaan jumlah sampel, gaya hidup dan cara pemikiran yang berbeda suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh lingkungan yang mereka tinggal.
(57)
5.2.7. Hubungan Gradasi dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris
Dengan hasil perhitungan uji analisis berdasarkan korelasi Spearman, diketahui nilai r= - 0.137 dengan nilai p=0.296 pada tabel 5.7.1 dan nilai r= 0.034 dengan nilai p=0.794 (p>0.1) pada tabel 5.7.2. Maka tidak ada korelasi yang signifikan antara gradasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI dan CADI. Penelitian Ilgen (2005) tidak menemukan hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan akne vulgaris dan kualitas hidup DLQI. Menurut Zip (2007), penelitian-penelitian yang telah dijalankan sebelumnya gagal menunjukkan hubungan yang kuat antara tingkat keparahan akne vulgaris dan kualitas hidup karena kualitas hidup dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif lain seperti respons emosional, sosial, masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan kegiatan harian yang lain yang masih kurang dipahami.
(58)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari 60 pasien, 50 pasien (83.3%) adalah perempuan dan 10 pasien
(16.7%) adalah laki-laki.
2. Kelompok usia terbesar pasien akne vulgaris berada dalam kelompok usia
18-28 tahun, yaitu sebanyak 50 orang (83.3%).
3. Tingkat pekerjaan kebanyakan pasien, yaitu 29 pasien (48.3%) merupakan
mahasiswa, dan paling sedikit adalah 2 pelajar (3.3%).
4. Terdapat 42 pasien (70.0%) yang belum menikah dan 18 pasien (30.0%)
menikah.
5. Ditemukan distribusi pasien yang menderita akne vulgaris <1 tahun adalah
14 pasien (23.3%) dan >1 tahun adalah 46 pasien (76.7%).
6. Ditemukan 33 pasien akne vulgaris (55.0%) derajat ringan, 17 pasien
(28.3%) derajat sedang dan 10 pasien (16.7%) derajat berat.
7. Rata-rata derajat terganggunya kualitas hidup yang berdasarkan kuesioner
DLQI adalah 10,62 (terganggunya kualitas hidup dengan derajat banyak).
8. Rata-rata derajat terganggunya kualitas hidup yang didapatkan
berdasarkan kuesioner CADI adalah 6.97(terganggunya kualitas hidup dengan derajat banyak).
9. Dapat disimpulkan bahawa kuesioner DLQI dan CADI berkorelasi cukup
kuat (nilai r=0.648, p=0.000) dalam menentukan derajat terganggunya kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Akne vulgaris mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan.
10. Terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara kelompok usia dan
kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI (r=-0.263) dan CADI (r=-0.232).
11. Tidak ada korelasi yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan, durasi,
gradasi dan kualitas hidup pasien akne vulgaris berdasarkan kuesioner DLQI dan CADI.
(59)
12. Akne vulgaris mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan tanpa melihat tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, durasi dan tingkat keparahan akne vulgaris pasien.
6.2. Saran
1. Penelitian ini masih sangat sederhana, dimana jumlah sampel masih sedikit,
sehingga tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan antara pendidikan, pekerjaan, durasi, gradasi dan kualitas hidup pada pasien akne vulgaris. Sebaiknya dilakukan penelitian yang memiliki jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat dilihat hubungan yang sebenarnya antara pendidikan, pekerjaan, durasi, gradasi akne vulgaris dan kualitas hidup pada pasien akne vulgaris.
2. Disarankan kepada tenaga medis dan dokter supaya gangguan psikologis dan
emosi yang terjadi pada pasien akibat akne vulgaris harus dipertimbangkan pada saat pengobatan. Terapi akne vulgaris yang efektif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
(60)
DAFTAR PUSTAKA
1. Demircay, Z., 2008. Patient’s perspective: an important issue not to be
overlooked in assessing acne severity. Eur J Dermatol 2008; 18(2):181-4.
2. Finlay AY, Khan GK., 1992. Dermatology Life Quality Index. Available
from: http/
3. Fleischer, JR. Feldman, Katz, Clayton, 2000. Common Problems in
Dermatology. Mc Graw-Hill Companies, Inc.
4. Graham-Brown, Burns, 2005. Akne, Erupsi, Akneiformis, dan Rosasea. In:
Lecture Notes Dermatologi. Edisi Kedelapan, Erlangga Medical Series.
5. Hafez, K.M.A, 2007. Quality of Life in Acne Vulgaris Patients, Vol. 44,
Issue:1. Available from
6. Harper, J. C., 2003. Acne Vulgaris. Available from:
http/
(Accessed 04 January 2007).
7. Hanna, S., Sharma, J., Klotz, J., 2003. Acne Vulgaris: More than Skin Deep.
Dermatology Online Journal 9(3):8.
8. Kammeyer-Muller, J.D, 2008. Self Esteem and Extrinsic Career Success: Test
of A Dynamic Model. Applied Psychology: An International Review, 57(2),
204–224doi: 10.1111/j.1464-0597.2007.00300.x.
9. Kokandi, A., 2010. Evaluation of Acne Quality of Life and Clinical Severity in
Acne Female Adults. Dermatol Res Prac. Available from:
http/
10. Lasek, R.J., Chren, M., 1998. Acne Vulgaris and the Quality of Life of Adult
Dermatology Patients. Arch Dermatol/ Vol 134, April 1998. Available from: http/
11. Lubis. R., 2008. Perbedaan Siringoma, Milium, Akne Vulgaris. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available from
(Accessed 02 January 2010)
2010).
12. Motley, R.J., Finlay A.Y., 1992. The Cardiff Acne Disability Index (CADI).
(61)
13. Motley R.J., Finlay A.Y., 2004. Acne-Quality of Life. Available from:
http/
14. O’Donoghue, M.N., 2003. Pilosebaceous and Sweat Gland Disorders. In:
Dermatology Just the Facts ,Mc Graw-Hill Companies, Inc.
15. Palmer, A., 2010. Acne and Your Self Esteem. January 02, 2010. Reviewed by
Medical Review Board. http//
16. Potocka, A., Turczyn-Jablonska, K., Merecz, D., 2009. Psychological
correlates of quality of life in dermatology patients: the role of mental health and self acceptance. Acta Dermatoven APA, Vol 18, No 2.
(Accessed 27 July 2010)
17. Sastroasmoro, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi-3.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
18. Tahir, Ch.M., 2010. Pathogenesis of Acne Vulgaris: simplified. Journal of
Pakistan Association of Dermatologists.
19. Tan, J.K.L, 2004. Psychosocial Impact of Acne Vulgaris: Evaluating the
Evidence. Vol 9. Available from: http/
16 September 2010).
20. Wahyuni. A., Statistika Kedokteran(disertai aplikasi dengan SPSS).
Bamboedoean Communication.
21. Wasitaatmadja, S., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
22. Zaenglein, A.L., Graber, E.M., Thiboutot, D.M., Strauss, J.S., 2003. Acne
Vulgaris and Acneiform Eruptions. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General
(62)
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Tharmini Ravi
Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 23 Juli 1989
Agama : Hindu
Alamat : Jalan Tridarma No.26, 20155 Kampus Usu.
Riwayat Pendidikan : 1. S.R.K Assunta (2) 1996-2001.
2. S.M.K Assunta 2002-2006
3. Lincoln College Asia Pacific 2007-2008
4. Universitas Sumatera Utara 2008-sekarang
Riwayat Pelatihan : -
Riwayat Organisasi : 1. Anggota PMUSU
2. Anggota PKPMI
3. Anggota KKIM
Pas Photo 3x4 cm
(63)
LAMPIRAN 2
Formulir Anamnesis Komunikasi Peneliti- Pasien Mengenai Akne Vulgaris
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tanggal lahir :
Pekerjaan : Pelajar Mahasiswa Pegawai
Ibu rumah tangga Lainnya
Pendidikan : SMA Mahasiswa S1
Status Pernikahan: Belum Sudah
LANGKAH HASIL
ANEMNESIS
A. Menyapa pasien/keluarga dengan ramah
B. Mempersilakan duduk
C. Memperkenalkan diri
D. Menjelaskan pada pasien tujuan penelitian dan
mendapat persetujuan.
E. Menanyakan hal yang berhubungan dengan
timbulnya akne vulgaris:
o Berapa lama anda menderita akne vulgaris?
- < 1 tahun
(64)
- > 1 tahun
o Apakah anda memakan obat seperti:
– Isotretinoin – Antibiotik - Terapi hormon
o Apakah anda menderita penyakit lain seperti:
- Asma
- Penyakit gula/ diabetes melitus - Epilepsi
F. Pada pasien perempuan, menanyakan:
o Apakah anda hamil?
o Apakah anda menyusui?
o Apakah anda menggunakan alat kontrasepsi?
o Jika ya, apakah jenis alat kontrasepsi yang
digunakan?(Pil, suntik, IUD, implant)
G. Dokter kulit dan kelamin melakukan penilaian klinis
untuk menentukan :
o Jika adanya penyakit kulit yang lain
o Derajat akne vulgaris pada pasien.
- Ringan
- Sedang
- Berat
H. Pasien dilanjutkan mengisi kuesioner yang
(65)
LAMPIRAN 3
INDEKS KUALITAS KEHIDUPAN DERMATOLOGI
Instruksi: Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dibuat untuk mengukur seberapa parah penyakit kulit yang anda derita mempengaruhi kehidupan anda selama satu minggu yang lalu. Berilah tanda centang pada pilihan jawaban yang anda pilih.
1. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa banyak gatal, sakit, menusuk-nusuknya anda rasakan kulit anda yang sakit tersebut?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak sama sekali 2. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa malu dan
mawas diri yang anda rasakan karena penyakit kulit yang anda derita?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak sama sekali 3. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa
mengganggunya penyakit kulit yang anda derita ketika anda pergi berbelanja, membenahi rumah atau
berkebun.
Sangat Banyak Sedikit
Tidak sama sekali
Tidak relevan
4. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa
mengganggunya penyakit kulit yang anda derita mempengaruhi pakaian yang anda kenakan?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
5. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa parah penyakit kulit yang anda derita mempengaruhi kegiatan sosial dan waktu luang anda?
Sangat banyak Banyak Sedikit Tidak
(66)
Tolong periksa lagi apakah anda telah menjawab semua pertanyaan yang ada. Terima kasih.
Tidak ada sama sekali
relevan
6. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa parah penyakit kulit yang anda derita membuat anda merasa susah untuk berolah raga?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
7. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa parah penyakit kulit yang anda derita menghalangi anda bekerja atau belajar?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
8. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa parah penyakit kulit yang anda derita menyebabkan timbulnya masalah antara anda dengan pasangan anda, teman dekat anda atau saudara anda?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
9. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa parah penyakit kulit yang anda derita menyebabkan anda susah melakukan kegiatan seksual anda?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
10. Dalam satu minggu yang lalu, seberapa banyak masalah yang timbul dari perawatan untuk penyakit kulit yang anda derita, misalnya membuat rumah anda kotor/tidak rapi, atau memakan waktu yang lama ?
Sangat Banyak Sedikit
Tidak ada sama sekali Tidak relevan
(1)
Sangat 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
CADI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sedikit 3 5.0 5.0 5.0
Terganggu 19 31.7 31.7 36.7
Banyak 31 51.7 51.7 88.3
Sangat 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris berdasarkan DLQI dan CADI.
Correlations
DLQI CADI
Spearman's rho DLQI Correlation Coefficient 1.000 .648**
Sig. (2-tailed) . .000
N 60 60
CADI Correlation Coefficient .648**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 60 60
(2)
Hubungan Usia Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner DLQI.
Correlations
Kelompok
Usia DLQI
Spearman's rho Kelompok Usia
Correlation Coefficient 1.000 -.263*
Sig. (2-tailed) . .043
N 60 60
DLQI Correlation Coefficient -.263*
1.000
Sig. (2-tailed) .043 .
N 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hubungan Usia Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner CADI.
Correlations
Kelompok
Usia CADI
Spearman's rho Kelompok Usia
Correlation Coefficient 1.000 -.232
Sig. (2-tailed) . .074
N 60 60
(3)
Sig. (2-tailed) .074 .
N 60 60
Hubungan Pendidikan Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner DLQI.
Correlations
Pendidikan DLQI
Spearman's rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 -.076
Sig. (2-tailed) . .564
N 60 60
DLQI Correlation Coefficient -.076 1.000
Sig. (2-tailed) .564 .
N 60 60
Hubungan Pendidikan Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner CADI.
Correlations
Pendidikan CADI
Spearman's rho Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .028
Sig. (2-tailed) . .832
(4)
CADI Correlation Coefficient .028 1.000
Sig. (2-tailed) .832 .
N 60 60
Hubungan Pekerjaan Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner DLQI.
Correlations
Pekerjaan DLQI
Spearman's rho Pekerjaan Correlation Coefficient 1.000 -.109
Sig. (2-tailed) . .409
N 60 60
DLQI Correlation Coefficient -.109 1.000
Sig. (2-tailed) .409 .
N 60 60
Hubungan Pekerjaan Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner CADI.
Correlations
Pekerjaan CADI
Spearman's rho Pekerjaan Correlation Coefficient 1.000 -.042
(5)
N 60 60
CADI Correlation Coefficient -.042 1.000
Sig. (2-tailed) .748 .
N 60 60
Hubungan Durasi Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner DLQI.
Correlations
Durasi DLQI
Spearman's rho Durasi Correlation Coefficient 1.000 .049
Sig. (2-tailed) . .711
N 60 60
DLQI Correlation Coefficient .049 1.000
Sig. (2-tailed) .711 .
N 60 60
Hubungan Durasi Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner CADI.
Correlations
Durasi CADI
(6)
Sig. (2-tailed) . .414
N 60 60
CADI Correlation Coefficient -.107 1.000
Sig. (2-tailed) .414 .
N 60 60
Hubungan Gradasi Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner DLQI.
Correlations
Gradasi DLQI
Spearman's rho Gradasi Correlation Coefficient 1.000 -.137
Sig. (2-tailed) . .296
N 60 60
DLQI Correlation Coefficient -.137 1.000
Sig. (2-tailed) .296 .
N 60 60
Hubungan Gradasi Pasien Akne Vulgaris Terhadap Kualitas Hidup Berdasarkan
Kuesioner CADI.
Correlations
Gradasi CADI