Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
BAB V PEMBAHASAN
Hasil uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan p = 0,000, pekerjaan p = 0,001, dan pengetahuan p =
0,014 mempunyai pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis, karena memiliki nilai signifikan 0,05. Sedangkan variabel umur p = 0,642, jenis kelamin
p = 0,617, sikap p = 0, 093 mempunyai nilai signifikan 0,05 sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis.
5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempunyai pengaruh B = -0,200 terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis
dengan taraf signifikan 0,000. Artinya jika pendidikan meningkat belum tentu tindakan pencegahan penyakit filariasis menjadi lebih baik karena biasanya orang
yang sudah berpendidikan tinggi merasa bahwa dirinya sudah tahu tetapi dalam kenyataannya dia tidak tahu, akibatnya tindakannya menjadi tidak ada atau tidak baik.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
Tarigan 2004, menyebutkan bahwa tingkat pendidikan dengan ketidaktahuan responden tentang serangga vektor pembawa lympatik filariasis dan
cara penularannya, mengakibatkan meratanya penyebaran lympatik filariasis. Pendidikan seseorang akan berperan dalam perilaku kesehatannya. Menurut
Kasnodihardjo 1990, seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, pada umumya akan mengalami kesulitan untuk menerapkan ide-ide baru dan
membuat mereka bersifat konservatif, karena mereka tidak mengenal alternatif yang lebih baik yang tersedia baginya.
Demikian juga menurut Azwar 1988, kebutuhan dan tuntutan seseorang terhadap kesehatan amat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dimana jika tingkat
pendidikan baik maka secara relatif kebutuhan dan tuntutannya terhadap kesehatan akan tinggi. Hal sebaliknya akan ditemukan jika tingkat pendidikan belum
memuaskan. Hasil penelitian di lapangan ditemukan perbedaan tindakan pencegahan
penyakit filariasis, di mana responden dengan tingkat pendidikan rendah cenderung berperan dalam tindakan pencegahan penyakit filariasis.
5.2. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pekerjaan mempunyai pengaruh B = 0,155 terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis
dengan taraf signifikan 0,001. Artinya terjadi peningkatan tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis jika pekerjaan responden bukan petani dan sebaliknya jika
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
pekerjaan responden petani maka tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis rendah.
Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Wawolumaya, dkk 1993, bahwa pekerjaan yang termasuk dalam faktor sosio demografi merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Menurut Sumarni dan Soeyoko 1998, bahwa infeksi malayi paling banyak
terjadi pada penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani. Mereka sering berada di hutan untuk berladang, mencari kayurotan dan menyadap karet.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden diketahui bahwa kebanyakan responden sering menginap di pondok atau kebun untuk menjaga
tanaman agar terhindar dari hama binatang. Pada saat menjaga tanaman tersebut responden tidak menggunakan lotion atau anti nyamuk untuk mencegah gigitan
nyamuk. Walaupun responden menginap di pondokkebun, responden tidak menggunakan kelambu. Mereka hanya memasang api untuk mengusir nyamuk
sekaligus mengusir binatang yang menjadi hama bagi tanaman mereka. Menurut pengamatan selama di lapangan, kepala keluarga dengan jenis
pekerjaan sebagai petani mempunyai tindakan pencegahan yang kurang baik terhadap penyakit filariasis dibandingkan dengan kepala keluarga dengan jenis pekerjaan
bukan petani.
5.3. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis