Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020”. Bentuknya berupa program pengobatan dengan Diethyl Carbamazine Citrate DEC
dikombinasikan dengan albendazol sekali setahun selama 5-10 tahun di lokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis, baik yang akut maupun kronis untuk mencegah
kecacatan dan mengurangi penderitanya. Tentu saja, mencegah lebih baik daripada mengobati. Caranya dengan
menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, atau mengoles kulit dengan
lotion pencegah gigitan nyamuk. Melakukan pemberantasan terhadap sarang nyamuk dengan melakukan 3M menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang dapat
menampung air Hermana, 2007 .
2.4.1 Pengobatan massal
Pelaksanaan pengobatan massal dengan obat Diethyl Carbamazine Citrat DEC, pada waktu sekarang ini masih merupakan kegiatan utama dalam
pemberantasan filariasis. Upaya pemberantasan filariasis ini telah dilakukan sejak tahun 1975 dengan cara pengobatan massasl menggunakan obat dosis rendah Diethyl
Carbamazine Citrate DEC 100 mg untuk dewasa dan 50 mg untuk usia 2-10 tahun selama 40 minggu. Dengan keikut sertaan Indonesia dalam global eliminasi yang
dicanangkan oleh WHO maka saat ini digunakan kombinasi DEC 6mgkg BB Berat
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
Badan, Albendazole 400 mg 1 Tablet dan Paracetamol 500 mg yang diberikan sekali setahun selama 5 lima tahun.
Pada semua kasus klinis sebelum diberikan obat DEC, semua gejala klinis akut yang berupa demam dan gejala peradangannya diobati terlebih dahulu dengan
memberikan obat-obatan Analgesik, Antipiretik dan Antibiotik. Penggunaan obat Antibiotik dilakukan apaabila terjadi infeksi sekunder. Setelah gejala akut diatasi,
penderita tersebut dapat diberikan pengobatan DEC 3x1 tablet 100 mg selama 10 hari dan disertai Paracetamol 3x1 tablet 500 mg dalam 3 tiga hari pertama. Untuk anak-
anak, dosis disesuaikan dengan umur. Bila penderita berada di daerah endemis maka pada tahun berikutya diikutsertakan dalam pengobatan massal Depkes RI, 2002.
2.4.2 Eliminasi Penyakit Filaria
Eliminasi filariasis adalah upaya pemberantasan yang dilakukan secara intensif,menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan guna menurunkan angka
kesakitan Mf.rate menjadi 1 sehingga tidak terjadi penularan lagi. Program eliminasi dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO pada tahun 2000 the
global goal of elimination of lymphatic filariasis as a public health problem by the year 2020.
Untuk melaksanakan eliminasi ini WHO telah menetapkan 2 strategi utama, yaitu:
1. Pemutusan mata rantai penularan dengan menurunkan angka kesakitan Mf.Rate menjadi 1 dengan cara pengobatan massal penduduk di desa endemis.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
2. Penatalaksanaan kasus klinis untuk mencegah kecacatan, srategi ini di tujukan untuk merawat penderita baik yang akut maupun kronis guna mencegah kecatatan
dan mengurangi penderitaannya, sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Adapun kegiatannya dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2002 dan pada tahun 2010 direncanakan semua desa endemis sudah terjangkau Depkes RI, 2002.
2.5 Perilaku penduduk