Hipotesis Penelitian Terdahulu Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi dan Perusahaan Terhadap Imbal Hasil Obligasi Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

16 Faktor Fundamental Ekonomi: -Tingkat Suku Bunga, -Nilai Tukar Rupiah, -Inflasi, Faktor Fundamental Perusahaan: -Rasio Lancar CR, -Debt Equity Ratio DER, -Return on Equity ROE, -Return on Investment ROI Imbal Hasil Obligasi Sumber: Diadopsi dari: Aristanto, 2003 dan Tandelilin, 1997 Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis

Sehubungan dengan kerangka pemikiran pada Gambar 1.1. maka penulis dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai pijakan dalam pembahasan selanjutnya adalah sebagai berikut: “Faktor fundamental ekonomi Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan faktor fundamental perusahaan Rasio Lancar, Rasio Leverage Debt to Equtiy ratio = DER, Return on Investment ROI, Return on Equity ROE secara serempak mempunyai pengaruh terhadap imbal hasil obligasi”. MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terhadap faktor fundamental ekonomi dan perusahaan terhadap imbal hasil surat berharga telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Dalam penelitian tersebut peneliti lebih banyak menganalisis pengaruh faktor fundamental ekonomi dan perusahaan terhadap imbal hasil saham. Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan pengaruh-pengaruh dari faktor fundamental ekonomi dan perusahaan, yang mempengaruhi harga dan imbal hasil saham dan obligasi sebagai berikut: 1. Tandelilin 1997, yang meneliti tentang faktor ekonomi makro yang mempunyai hubungan dengan risiko sistematis menyimpulkan bahwa dari sekian banyak variabel ekonomi hanya variabel indikator pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap risiko sistematis sedangkan variabel indikator tingkat suku bunga dan inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap risiko sistematis. 2. Levi 2001, mengenai tulisannya mengenai obligasi dan diversifikasi portofolio internasional menyebutkan bahwa bahwa kontribusi kurs terhadap resiko obligasi jauh lebih besar daripada terhadap saham. Harga saham berubah mengikuti laju inflasi, maka laju inflasi yang lebih tinggi di suatu negara akan meningkatkan harga saham pada waktu yang sama karena inflasi menyebabkan depresiasi mata uang negara tersebut. Inflasi meningkatkan harga, termasuk 17 MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008. 18 harga aset tetapi menyebabkan terjadinya depresiasi. Dalam situasi tersebut, pengaruh inflasi dalam harga aset mata uang diimbangi dengan depresiasi saat harga aset diukur dalam Dolar AS. Sedangkan dalam kasus obligasi, situasi yang berlawanan dapat terjadi. Depresiasi mata uang rupiah dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan tingkat bunga dalam usaha untuk mendongkrak nilai mata uang, praktek ini disebut “learning against the wind”. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan harga obligasi dalam mata uang lokal, sehingga depresiasi mata uang diikuti dengan penurunan nilai obligasi dalam mata uang lokal. Berbeda dengan kasus saham, nilai aset mata uang lokal dan pergerakan kurs saling menguatkan yang meningkatkan variasi nilai obligasi dalam Dolar AS. Terjadinya korelasi positif antara nilai aset mata uang lokal dan kurs menambah volatilitas. Dimasukkannya obligasi dan saham dalam portofolio diversifikasi international memberikan peluang untuk mengurangi resiko pengembalian yang diberikan sebagai lawan portofolio stock-only. Terdapat manfaat dari kepemilikan obligasi sekalipun resiko nilai tukar pada obligasi relatif tinggi. 3. Lena dan Atahau 2003 dalam tulisannya pengukuran durasi obligasi untuk mengetahui sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga di Indonesia dengan mengambil sampel obligasi yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia dengan teknik non probability sampling. Hasil uji beda mean sample dependent menunjukkan t-test t-tabel maka Ha diterima karena ada perbedaan yang signifikan antara perkiraan harga dengan harga yang sebenarnya MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008. 19 berarti pengukuran durasi obligasi tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga obligasi akibat perubahan tingkat suku bunga di Indonesia. 4. Eko Aristanto 2003, faktor fundamental perusahaan seperti pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, pertumbuhan laba, dan faktor fundamental ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, dan nilai tukar rupiah menyimpulkan bahwa dari sekian banyak variabel indikator fundamental perusahaan dan fundamental ekonomi hanya likuiditas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. 5. Andry 2005 dalam tulisannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotetis menggunakan regresi logistik. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan tentang faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan- perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa growthpertumbuhan perusahaan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Pengujian menunjukkan bahwa sizeukuran perusahaan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi ditolak. Peneliti menduga bahwa penolakan terhadap hipotesis disebabkan oleh ukuran perusahaan yang diproyeksikan dengan total aset tidak dapat ditentukan peringkat obligasi perusahaan karena karena pada umumnya untuk melihat peringkat obligasi yang dilihat dari segi kewajibanhutang perusahaan, selain itu peringkat obligasi terkait dengan kemampuan perusahaan MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008. 20 melunasi kewajibanhutang. Jadi berapapun besarnya total aset suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi. Sinking fund juga akan mempengaruhi prediksi obligasi. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki sinking fund akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian yang menyatakan bahwa securejaminan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi ditolak. Sebagian dari ringkasan penelitian terdahulu seperti terlihat dalam Tabel 2.1. berikut: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Model Penelitian 1. Tandelilin 1997 Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Bursa Efek Jakarta BEJ. Variabel indikator pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap risiko sistematis, sedangkan variabel indikator tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh. Regresi Berganda. 2. Levi 2001 Pengaruh obligasi dan diversifikasi portfolio internasional pada Bursa Efek Jakarta BEJ. 1. Kontribusi kurs terhadap risiko obligasi lebih besar daripada terhadap saham. 2. Inflasi Menyebabkan depresiasi mata uang dan meningkatnya harga-harga. 3. Tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan harga obligasi. Obligasi dan saham dalam portfolio internasional mengurangi risiko tingkat pengembalian. Regresi Berganda 3. Lena dan atau 2003 Pengukuran durasi obligasi untuk mengetahui sensitifitas harga Pengukuran durasi obligasi tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga oligasi akibat perubahan tingkat suku bunga. Regresi berganda. MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008. 21 No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Model Penelitian obligasi terhadap perubahan tingkat bunga Bursa Efek Surabaya BES 4 Eko Aristanto 3003 Pengaruh faktor fundamental perusahaan dan ekonomi terhadap risiko sistematis Bursa Efek Jakarta BEJ Variabel faktor fundamental ekonomi dan perusahaan, hanya likuiditas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Regresi berganda 5 Andry 2005 Analisis faktor-faktor yang mempengaru- hi prediksi peringkat obligasi Bursa Efek Surabaya BES Hasil penelitian: 1. Growthpertumbuhan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. 2. Sizeukuran perusahaan berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. 3. Sinking fund berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. 4. Jaminan tidak mempengaruhi peringkat obligasi. Regresi logistik 2.2. Pengertian Obligasi 2.2.1.