21
No Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Model Penelitian
obligasi terhadap
perubahan tingkat bunga
Bursa Efek Surabaya
BES
4 Eko Aristanto
3003 Pengaruh
faktor fundamental
perusahaan dan ekonomi
terhadap risiko
sistematis Bursa Efek
Jakarta BEJ
Variabel faktor fundamental ekonomi dan perusahaan, hanya likuiditas yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Regresi berganda
5 Andry 2005
Analisis faktor-faktor
yang mempengaru-
hi prediksi peringkat
obligasi Bursa Efek
Surabaya BES
Hasil penelitian: 1.
Growthpertumbuhan mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi. 2.
Sizeukuran perusahaan berpengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi. 3.
Sinking fund berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi.
4. Jaminan tidak mempengaruhi
peringkat obligasi. Regresi
logistik
2.2. Pengertian Obligasi 2.2.1.
Pengertian Obligasi Bond
Menurut Bodie, Kane dan Marcus, 2006, Obligasi merupakan sekuritas yang diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman. Pihak peminjam
menerbitkan menjual obligasi kepada pihak pemilik dana dengan imbalan sejumlah uang; jadi obligasi tersebut merupakan surat pernyataan utang dari pihak
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
22
peminjam. Dengan demikian Obligasi adalah surat berharga yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman investor dengan yang diberi pinjaman emiten. Obligasi
merupakan salah satu instrumen investasi, disamping saham dan sertifikat deposito, dan properti. Obligasi dilihat dari perusahaan yang menerbitkan adalah termasuk
sumber pembiayaan investasi jangka panjang 5 sd 10 tahun, dengan demikian merupakan hutang jangka panjang. Ditinjau dari sudut pendapatan investor, obligasi
merupakan investasi dengan pendapatan tetap fixed income yang lazim disebut kupon coupon. Selain pendapatan tetap, obligasi juga memberikan keuntungan
modal capital gain. Ditinjau dari sudut risiko, obligasi dikelompokkan sebagai investasi dengan risiko rendah dibanding dengan saham. Namun dari sudut likuiditas
obligasi kurang likuid dibanding dengan saham dan deposito. Obligasi adalah salah satu alternatif investasi di pasar modal dan terutama ditujukan kepada investor
jangka panjang. Ada empat ketentuan yang menjadi daya tarik utama obligasi, yaitu: Capital Market Society of Indonesia, 1997
1. Obligasi membayar serangkaian bunga dalam jumlah tertentu secara reguler
teratur. Karena itu obligasi disebut sekuritas pendapatan tetap fixed- income securities.
2. Emiten akan membayar kembali pinjaman tersebut seutuhnya dan tepat
waktu. Sehingga obligasi terlihat kurang berisiko dibandingkan investasi yang tergantung pada naik turunnya pasar misalnya saham.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
23
3. Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan ketika obligasi habis
masanya dan pinjaman harus dibayar penuh pada nilai nominal. Pembayaran suku bunga obligasi juga sudah ditetapkan ketika obligasi diemisi.
4. Tingkat bunga obligasi kompetitif yaitu bahwa tingkat bunga dapat
dibandingkan dengan apa yang bisa didapatkan investor di tempat lain. Sebagai hasilnya, tingkat obligasi baru biasanya sama dengan suku bunga
perbankan saat ini. Sertifikat obligasi yaitu merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi
emiten dari pemodal. Jika diperhatikan karakteristik hutang jangka panjang yang dalam hal ini
adalah obligasi, maka menurut Brigham 1995 menyatakan bahwa karakteristik obligasi adalah:
a. Aspek risiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibanding saham.
b. Aspek laba, para pemegang obligasi memiliki pengembalian tetap
kupon. c.
Aspek kendali, pemegang obligasi tidak memiliki hak suara, jika sampai obligasi dinyatakan tak dapat dibayar, pemegang obligasi dapat
mengambil alih kendali penerbit emiten.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
24
2.2.2. Jenis-jenis Risiko Obligasi
Tak ada satu investasi pun yang tidak memiliki risiko. Hanya saja, tingkatan risiko setiap instrumen investasi tentunya berbeda. ‘High Risk, High Return’ tentu
bukan istilah yang asing lagi dalam berinvestasi. Semakin tinggi hasil investasi yang diharapkan, risiko yang harus ditanggung juga tidak ringan. Fabozzy 2000,
menguraikan jenis-jenis risiko yang terikat dalam instrument investasi surat berharga obligasi sebagai berikut:
1. Market risk, yaitu tingkat risiko yang disebabkan adanya inflasi, sehingga
menyebabkan meningkatnya suku bunga yang pada akhirnya menurunkan harga obligasi termasuk dalam risiko pasar adalah adanya permintaan dan penawaran
atas obligasi. 2.
Reinvestment risk, yaitu tingkat risiko yang disebabkan perubahan yield terhadap re-investasi, atas cash flow yang diterima oleh pemilik obligasi. Adapun risiko
ini hanya akan diderita oleh pemegang obligasi yang berkupon. 3.
Credit risk, yaitu; tingkat risiko yang disebabkan penerbit obligasi tidak dapat membayar kembali hutang pokok dan bunga terhadap obligasi yang diterbitkan
default risk. Dalam hal ini perusahaan penerbit bisa saja mengalami kesulitan keuangan dan mereka tidak menepati janjinya untuk membayar kupon atau
bunga obligasi setiap tahun atau pokok dari investasi nilai pari. Bila hal ini terjadi maka perusahaan penerbit gagal memenuhi janjinya dan Anda sebagai
investor dirugikan. Dalam hal ini Anda dapat melihat peringkat dari obligasi dari
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
25
perusahaan yang menerbitkan. Pemeringkatan ini dilakukan oleh sebuah perusahaan independen.
4. Likuidity risk, yaitu risiko yang disebabkan tidak aktifnya pasar sekunder
obligasi, sehingga untuk pemegang obligasi yang membutuhkan likuiditas sulit untuk menjual obligasinya dengan segera, ataupun kalau ada mau membeli
harganya sangat rendah, sehingga tidak memenuhi imbal hasil return seperti yang diharapkan. Ada kemungkinan obligasi yang dimiliki investor tidak dapat
dijual segera karena obligasi tersebut tidak menarik buat investor lainnya sehingga jika tiba-tiba investorperusahaan membutuhkan dana dalam jangka
pendek maka tidak dapat dilakukan dengan segera atau bila tetap ingin menjual harus bersedia menjual dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai
sebenarnya. 5.
Volatility risk, yaitu tingkat risiko yang disebabkan oleh berfluktuasinya suku bunga di pasar, sehingga harga dari obligasi bisa berubah-rubah volatile, yang
dapat menyebabkan adanya capital gain atau capital lost. 6.
Inflational risk risiko inflasi, yaitu disebabkan oleh inflasi yang menurunkan purchasing power daya beli kupon yang diterima investor. Obligasi dengan
suku bunga mengambang mempunyai risiko inflasi yang rendah. Risiko inflasi daya beli sangat dipengaruhi oleh inflasi suatu negara. Jika inflasi rendah,
return atas obligasi akan menjadi baik. Tapi jika terjadi sebaliknya, return atas obligasi bisa menjadi habis bahkan negatif karena harus menyerap inflasi yang
tinggi. Hal ini tentunya akan menurunkan daya beli.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
26
7. Event risk, yaitu kemampuan penerbit obligasi untuk membayar kupon dan
pokok dipengaruhi oleh bencana alam, take over, merger, restructuring, dan krisis ekonomi.
8. Exchange rate risk, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan mata uang sesuai
dengan tempat penerbitan obligasi, dalam kondisi rupiah melemah terhadap US Dollar, pemilik obligasi USD memperoleh keuntungan, sedangkan obligasi
dalam mata uang rupiah mengalami kerugian sebagai konsekuensi risiko mata uang asing. Exchange rate risk perlu dipertimbangkan sejalan dengan
dikeluarkan atau dicatatnya obligasi dengan mata uang non-rupiah di pasar modal. Nilai kupon atau arus kas yang Anda terima akan sangat berpengaruh
dengan perubahan nilai tukar rupiah. Misalkan obligasi yang Anda beli dalam satuan dolar AS, maka kupon yang Anda terima berupa dolar AS. Bila semakin
menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maka nilai nominal rupiah yang akan Anda terima menjadi lebih sedikit demikian juga sebaliknya. Nilai
tukar mata uang rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang belum stabil menjadikan risiko ini harus diperhatikan dengan baik, agar tidak merugikan
investor.
2.2.3. Bentuk-bentuk Obligasi
Obligasi dikenal memiliki jenis-jenis antara lain: Weston, Brigham, 1990 1.
Obligasi Hipotik, yaitu pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak property. Jika suatu perusahaan menerbitkan obligasi hipotik
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
27
berarti perusahaan tersebut telah menjaminkan aktiva perusahaan sebagai jaminan. Jaminan ini merupakan syarat mutlak dalam perjanjian hutang
jangka menengah dan jangka panjang menengah = 5 tahun dan jangka panjang 5 tahun.
2. Debenture, yaitu Obligasi tanpa jaminan, merupakan obligasi jangka panjang
yang tidak dijamin dengan harta tak bergerak tertentu. Indenture, yaitu merupakan dokumen yang mengatur hubungan jangka panjang antara
kreditor dengan debitor. Pengikatan kontrak jangka panjang antara penerbit obligasi dengan investor pembeli obligasi diatur dengan alasan untuk
menghindari terjadi sesuatu misal kebangkrutan dalam jangka panjang dari perusahaan penerbit obligasi. Secara garis besar, rincian kontrak obligasi
memuat antara lain: Weston, Brigham, 1990 a.
Bentuk obligasi dan instrumennya. b.
Uraian lengkap mengenai harta yang dijaminkan. c.
Jumlah emisi obligasi. d.
Klausul-klausul perlindungan atas pembeli obligasi. e.
Rasio-rasio kewajiban perusahaan terhadap kreditor lainnya, dan f.
Pengaturan penebusan kembali obligasi.
2.2.4. Penawaran Obligasi Melalui Pasar Perdana
Penawaran obligasi melalui pasar perdana adalah salah satu cara penawaran obligasi kepada masyarakat baik investor individu maupun investor lembaga. Secara
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
28
lengkap penawaran obligasi melalui media yang lazim disebut Prospektus: Pihak- pihak yang berperan dalam penerbitan obligasi diantaranya Analisa Obligasi untuk
Membiayai Pembangunan Daerah Municipal Bond Kasus Pemda Propinsi Jawa Barat Bachrul, download, 16 Juni 2007.
1. Penanam Modal Investor: Di negara maju, penanam modal atau pembeli
obligasi umumnya adalah masyarakat atau perseorangan. Di Indonesia kondisi ini belum mengarah ke sana. Saat ini masih relatif sulit untuk
mengharapkan perseorangan secara langsung membeli obligasi. Di Indonesia umumnya obligasi dibeli oleh lembaga-lembaga semacam dana pensiun atau
perusahaan asuransi yang memiliki “supply of fund” yang sangat besar. 2.
Penjamin Pelaksana Emisi Underwriter: Perusahaan penjamin pelaksanaan emisi obligai berfungsi selain sebagai pelaksana penjualan obligasi, bila
perlu membeli seluruh atau sebagian obligasi yang diterbitkan apabila penjaminan pelaksanaan emisi mempunyai persyaratan “full commitment”.
Dewasa ini sudah terdapat sejumlah besar perusahaan penjamin pelaksana emisi khususnya di DKI Jakarta yang telah melakukan sejumlah transaksi
penjaminan penerbitan obligasi dan saham. 3.
Lembaga Penilai Rating Agency: Lembaga ini berfungsi sebagai penilai kemampuan membayar kembali baik calon penerbit obligasi, maupun
lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan penerbitan obligasi tersebut. Pada saat ini di Indonesia terdapat satu-satunya lembaga penilai yaitu PT. Pefindo
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
29
PT. Pemeringkat Efek Indonesia. Bila diperlukan, lembaga penilai dari luar negeri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan suatu penilaian.
4. Wali Amanat TrusteePaying Agent: Wali amanat adalah badanlembaga
yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi, yang juga sering berfungsi sebagai agen pembayaran. Biasanya
yang bertindak sebagai wali amanat dalam penerbitan obligasi adalah bank, dalam hal ini beberapa bank sudah melakukannya, sebagai contoh dapat
disebutkan BDN, BTN dan beberapa bank swasta. 5.
Penasehat Hukum Obligasi Bond Counsel: Dalam pelaksanaan penerbitan obligasi, penasehat hukum obligasi diperlukan baik untuk kepentingan
penerbit atau emiten dalam hubungannya dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan penjamin pelaksana emisi, maupun pihak penanam modal. Penasehat
hukum obligasi berfungsi sebagai penasehat hukum, pelindung hukum, dan penengah jika kemudian timbul permasalahan hukum. Seperti halnya
perusahaan penjamin pelaksana emisi, di Indonesia dewasa ini sudah banyak berdiri perusahaan penasehat hukum obligasi yang beroperasi. Khususnya
untuk di Jakarta, beberapa diantaranya menggunakan tenaga profesional dari luar negeri.
6. Penjamin Obligasi Guarantor Adalah pihak yang bersedia membayarkan
kewajiban penerbit obligasi jika penerbit obligasi lalai atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Penjamin emisi juga berfungsi sebagai “credit
enhancer”, yaitu untuk menurunkan biaya bunga obligasi. Dalam penerbitan
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
30
obligasi, terutama apabila hasil “rating” pemeringkatan dari “Rating Agency” kurang menguntungkan yang disebabkan “performance” keuangan
si calon emiten kurang baik, maka jaminan suatu bank yang mempunyai “rating” bagus sangat diperlukan.
7. Penasehat Keuangan Financial Consultant: Jika diperlukan, BUMD atau
Pemda yang akan menerbitkan obligasi atau saham dapat meminta nasehat keuangan kepada lembaga yang khusus bekerja untuk itu. Lembaga ini sudah
cukup banyak berdiri di DKI Jakarta. 8.
Pembina Supervisoroverseas: Pembina dan pengawas pasar modal adalah Bapepam Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal. Sesuai fungsinya
sebagai pembina dan pengawas pasar modal. Bapepam telah semakin maju dalam upaya melindungi penanam modal dan menjaga ketertiban pihak-
pihak yang menjadi pemain di pasar modal. 9.
Bursa di Indonesia, bursa atau pasar modal baru terdapat di Jakarta Bursa Efek Jakarta-BEJ dan Surabaya Bursa Efek Surabaya-BES. Penjualan
obligasi melalui bursa dikenal dengan istilah “public offering” atau penawaran secara terbuka kepada umum. Namun, penjualan sahamobligasi
dapat juga dilakukan di luar bursa, dikenal dengan istilah “private placement”.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
31
2.3. Imbal Hasil Obligasi