79
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel Bebas Berkorelasi Coefficient
a
Colinearity Statistics
Model Tolerance
VIF
1 Constant DER
.284 3,524
NT .055
18.129 SKB
.070 14.377
Inflasi .297
3.369 CR
.236 4.233
ROI .159
6.294 ROE
.534 1.871
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah Hasil uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Multikolonieritas terjadi apabila 1 nilai tolerance Tolerance 0,10 dan 2 variance factor inflation VIF 10.
Berdasarkan pada Tabel 4.4, menunjukkan bahwa VIF untuk variabel Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga lebih besar dari 10 sedangkan secara keseluruhan
nilai tolerance seluruh variabel lebih besar dari 1,10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini saling berkorelasi, sehingga model mengandung
multikolonieritas. Untuk menghindari atau menghilangkan unsur multikolonieritas antar
variabel Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga, maka salah satu variabel harus
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
80
dihilangkan. Dalam kerangka pemikiran variabel faktor fundamental ekonomi dipakai dalam penelitian adalah Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan
Inflasi. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, terdapat autokorelasi antara variabel variabel Nilai Tukar dan Suku Bunga. Untuk menghindari terjadinya
autokorelasi maka dilakukan pemilihan variabel untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, variabel yang dihilangkan adalah variabel suku bunga, dengan
pertimbangan sebagai berikut: Bodie, Kane da Markus, 2006 1.
Inflasi merupakan indikator terhadap tingkat suku bunga, dan merupakan pendorong besar kecilnya tingkat suku bunga, yang berarti, semakin tinggi
inflasi mengakibatkan tingkat bunga yang lebih tinggi, karena tingkat bunga di pasar merupakan tingkat bunga riil ditambah dengan premi inflasi.
2. Tinggi rendahnya suku bunga mengakibatkan tingkat imbal hasil obligasi.
Semakin tinggi tingkat bunga mengakibatkan imbal hasil obligasi rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga akan mengakibatkan imbal hasil
obligasi semakin tinggi. Atas dasar petimbangan pertimbangan tersebut maka untuk menghindari
multkolonieritas tersebut maka faktor Suku Bunga dipilih untuk dihilangkan. Selanjutnya setelah menghilangkan salah satu variabel tersebut dilakukan kembali
uji multikolonearitas untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian multikolonieritas setelah faktor suku bunga dihilangkan
maka hasil uji multikolonieritas terlihat pada Tabel 4.5. sebagai berikut:
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
81
Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Bebas Tidak Berkorelasi Coefficient
a
Colinearity Statistics
Model Tolerance
VIF
1 Constant DER
.292 3.423
NT .344 2.906
Inflasi .353 2.829
CR .243 4.121
ROI .191 5.238
ROE .561 1.784
a. Dependent Variabel : IHO Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas inter-independent variable. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolonieritas dapat terjadi apabila: 1 nilai tolerance Tolerance 0,10 dan 2
variance inflation factor VIF 10. Berdasarkan Tabel 4.5. terlihat bahhwa nilai VIF untuk variabel DER, NT, INFLASI, CR, ROI, ROE lebih kecil dari 10.
Sedangkan nilai tolerance nya lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, atau tidak ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas, sehingga model tidak mengandung multikolonieritas.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
82
4.2.1. Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic Kolmogorov-Smirnov. Tampilan grafik histogram yang
terlihat pada Gambar 4.1. di bawah ini memberikan ilustrasi pola distribusi yang normal karena menyebar secara merata baik ke kiri maupun ke kanan
2 1
-1 -2
-3
Regression Standardized Residual
20 15
10 5
Fr eque
nc y
Mean = 1.58E-14 Std. Dev. = 0.934
N = 48
Dependent Variable: IHO Histogram
Gambar 4.1 Grafik Histogram Pada Gambar 4.2. di bawah ini grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa model regressi
memenuhi asumsi normalitas grafik.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
83
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.0 0.8
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
0.6 0.4
0.2 0.0
Expected Cum Prob Dependent Variable: IHO
Observed Cum Prob
Gambar 4.2. Grafik Normal Plot
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas dapat juga dilakukan
dengan melihat angka signifikan dari Kolmogorov-Smirnov test, yaitu dengan cara melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada data residual. Dan hasil uji normalitas
terlihat pada Tabel 4.6. sebagai berikut: Dari tabel hasil uji normalitas tersebut di bawah ini terlihat bahwa semua
variabel berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari signifikansi Kolmogorov- Smirnov test sebesar 0,600 yaitu lebih besar dari 0,05.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
84
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
48 .0000000
.62764412 .111
.079 -.111
.766 .600
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Residual
T a. est distribution is Normal.
Calculated from data. b.
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah
4.2.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pendeteksian masalah heteroskedastisitas dalam model regrssi dilakukan dengan menggunakan gfrafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent
variabel. Jika pada grafik terdapat pola tertentu yang teratur, maka dalam model tersebut mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan apabila tidak
terdapat pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
85
Regression Standardized Predicted Scatterplot
Dependent Variable: IHO
Value
-4 -2
2 4
-3 -2
-1 1
2 3
Regression Studentized Residual
Gambar 4.3. Scatterplot Heteroskedastisitas Dalam Gambar 4.3. scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 nul pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai Imbal Hasil Obligasi berdasarkan masukan variabel bebas independent variable.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil plotting. Semakin sedikit
jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh karena itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasilnya.
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
86
Tabel 4.7. Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
-.282 1.245
-.227 .822
-.006 .020
-.079 -.276
.784 .092
.160 .151
.576 .568
-.053 .152
-.090 -.347
.730 -.062
.147 -.132
-.422 .675
.071 .105
.239 .677
.502 -.039
.066 -.124
-.600 .552
Constant DER
NT inflasi
CR ROI
ROE Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: absut a.
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua koefisien parameter beta untuk
variabel bebas tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regressi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji
scatterplots.
4.2.3. Hasil Uji Autokorelasi
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk pendeteksian masalah autokorelasi adalah dengan pengujian Durbin-Watson atau uji d. Nilai d memiliki
batas -2 sampai dengan 2, dari Tabel 4.7. diperoleh nilai hitung Durbin-Watson sebesar 1943. Ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada masing-
masing variabel karena nilai Durbin-Watson terletak antara -2 sampai 2
MAJU HUTAJULU : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI DAN PERUSAHAAN TERHADAP IMBAL HASIL BURSA EFEK INDONESIA, 2008.
87
Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R
R. Square Adusted
R. Square Std. Error of
the Estimate Durbin
Watson 1
.733
a
.537 .
470 .67200
1.943
a. Predictors: Constant, ROE, NT, CR, DER, inflasi, ROI b. Dependent Variable: IHO
Sumber: Hasil Penelitian, 2007 data diolah
4.3. Hasil Uji Hipotesis