Rehabilitasi social adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik secar fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu narkoba disini adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan
terhadap narkotika secara fisik dan psikis. Rehabilitasi sosial bekas pecandu narkotika dapat dilakukan di lembaga rehabiliatsi sosial yang ditujukan oleh Menteri
Sosial, yaitu lembaga rehabilitasi sosial yang diselenggarkan baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarkat. Tindakan rehabilitasi ini merupakan penanggulangan yang
bersifat represif yaitu penanggulangan yang dilakukan setelah terjadinya tindak pidana, dalam hal ini narkotika yang berupa pembinaan atau pengobatan terhadap
para pengguna narkotika. Dengan upaya-upaya pembinaan dan pengobatan tersebut diharapkan nantinya korban penyalahgunaan narkotika dapat kembali normal dan
berperilaku baik dalam kehidupan masyarakat.
2.4 Dukungan Keluarga
2.4.1 Defenisi Keluarga
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap
individu merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun
1990-an menjadi 35-40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta. Pengertian keluarga akan berbeda, hal ini bergantung
pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Friedman 1998 mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam
keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap serumah dengan peran masing-masing serta keterikatan emosional.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang
tertulis dalam Peraturan Pemerintah PP No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah.
Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti dalam Suprajitno, 2004: 1 menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Freidman 1998 mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang
bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan keluarga adalah unit yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka dan memperlihatkan
pembagian kerja menurut jenis kelamin Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anak- anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak dibandingkan
dengan masyarakat luas. Keluarga juga didefinisikan sebagai suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis
yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
dalam sebuah rumah tangga Suprajitno, 2004: 2-4.
2.4.2 Struktur Keluarga