Dukungan Informasional Dukungan Emosional

Dapat dikatakan keluarga sangat memperdulikan kondisi klien, terutama dalam menjalani masa rehablitasi. Keluarga akan berusaha semaksimal mungkin agar klien dapat focus menajlani masa rehabilitasinya dengan sungguh-sungguh. Melalui usaha yang dilakukan oleh keluarga, diharapka klien dapat ebrfikir lebih pnajng dan bijaksana bahwa kesembuhan mereka adalah alasan utama keluarga. Sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak rehabiliatsi, keluarga akan diberikan jadwal kunjungan bagi klien dengan syarat tetap berada dalam kawasan pusat rehabilitasi. Kunjungan ini diwajibkan bagi setiap keluarga untuk melihat secara langsung bagaimana perkembangan klien selama berada direhabilitasi. Keluarga dari keempat informan selalu memebrikan kunjungan ekpada klien sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh pihak rehabilitasi. Kunjungan pertama biasanya setelah 2 dua bulan berlalu masa rehabilitasi dan sebulan sekali.. Dalam hal kunjungan keluarga ini, yang ditekankan adalah kualitas dari pertemuan bukanlah kuantitasnya. Saat keluarga bertemu dengan klien diharapkan dapat menjalin kembali tali kebersamaan yang sempat terputus sebelumnya karena kesibukan masing-masing dan menyadari bahwa sangatlah penting meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Selain itu juga diharapkan kebiasaan ini akan berlanjut sampai klien selesai menjalani rehabilitasinya.

5.3.2.3 Dukungan Informasional

Dukungan informasi dapat berupa saran-saran, nasihat, dan petunjuk yang dapat dieprgunakan oleh klien dlam mencari jalan keluar untuk pemecahan masalahnya. Informan JPS mengetahui tempat rehabilitasi PSPP “Insyaf” dari keponakan yang bekerja di rumah sakit medan, JPS mengatakan keluarganya tidak ada yang tahu sama sekali panti rehabilitasi. Informan WK mendapatkan tempat rehabilitasi dari saudaranya dengan rekomondasi dari saudaranya WK mencari informasi lagi bagaimana cara mendaftar untu rehabilitasi. Informan ketiga mendaparkan informasi panti dari adik ibu NL dan mereka memilih panti ini karena kedisiplinanaya, sedangkan informan keempat HH mencari melalui internet yang bagus dan mudah dijangkau olehnya. Kemudian setelah mencari pusat rehabilitasi yang menurutnya baik, HH memutuskan untuk berkonsultasi dengan kedua orang tuanya kemudian HH mendaftarkan dirinya ke PSPP “Insyaf”. Dari keempat informan utama di atas keluarga sangat aktif dalam mencari informasi mnegenai pusat rehabilitasi bagi klien. Ada yang mendapatkan informasi dari internet, saudara, dan rekomendasi dari keluarganya. Dengan adanya suaha keluarga untuk mencari tahu dimana dan bagaimana pusat rehabilitasi yang tepat untuk membantu pemulihan klien menunjukkan bahwa keluarga siap mendukung klien menghadapi masalahnya.

5.3.2.4 Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat. Hubungan yang baik adalah hubungan yang terjalin antara dua belah pihak yang saling timbal balik. Terutama dalam keluarga, komunikasi adalah mutlak, karena dalam komunikasi tatap muka keluarga dapat saling membahas berbagai masalah secara terbuka. Informan utama pertama mengatakan bahwa mereka jarang bertemu dirumah, diakui juga bahwa JPS lebih sering menghabiskan waktunya berkumpul dengan teman-temannya, sedangkan isterinya sering di ladang. Respon yang diberikan JPS kepada PC sanagt berdampak negative saat membicarakn suatu masalah dan semakin mengundang emosi. PC mengatakan masalah keluarga yang mereka hadapi tidak terselesaikan dengan baik yang semakin menumpuk, karena tidak ada yang mau mengalah padahal ini demi kesejahteraan keluarganya. Informan utama kedua sangat jarang berkomunikasi dengan keluarganya dirumah apalagi untuk menceritakan masalahya dengan kelaurganya itu sangat tidak mungkin baginya. Dan akhirnya ES mencari hiburan sendiri demi kesenangannya setelah mengkonsumsinya ES memiliki tingkah laku yang keras kepada keluarga menjadi anak pemebrontak. Informan utama ketiga karena AA termasuk anak pendiam dan tertekan dengan kondisi ekonominya serta orang tuanya memaksa dia untuk terus belajar AA merasa bosan. Dan akhirnya melakukan tindakan fatal sehingga membuat orang tuanya kecewa. Semenjak AA mengkonsumsi AA jarang untuk berkomunikasi dengan orang tuanya ia lebih memilih untuk menyendiri dikamar. Informan utama keempat karena tidak percaya diri pada dirinya akhirnya HH memutuskan untuk mengkonsumsi narkoba. semenjak ia mengkonsumsi tingkahnya semakin brutal kepada keluarganya dan HH tidak mematuhi peraturan rumah lagi. Diawali dengan jarangnya bertatp muka yang berdampak pada rasa saling curiga, sehingga menyebabkan rasa saling ketidakpercayaan. Akhirnya memperburuk komunikasi antara anggota keluarga. Bagi informan pertama, ketiga dan keempat yang dari awal sudah mengetahui bahwa klien adalah seorang pengguna anrkoba, sikap awal yang mereka lakukan dapat diaktakan baik, yaitu tidak panic dan mengumbarkannya kebanyak orang. Namun akan lebih tepat apabila tidak menunda masalah, artinya keluarga harus menghadapi amslah dengan mengadakan dialog terbuka dengan klien dengan sikap tenang dan jangan dalam waktu klien berada di bawah pengaruh narkoba. Bagi informan utama kedua pada awalnya belum mengetahui bahwa klien adalah salah satu pecandu narkoba. Hal ini juga disebabkan karena keluarga tidak memiliki kemampuan melakukan deteksi dini mengenai orang-orang yang terlibat narkoba. Saat keluarga mengetahui bahwa klien mengkonsumsi narkoba, keluarga informan menanggapinya dengan bijaksana yaitu dengan mencari tempat rehabilitasi lalu mengajak informan untuk berbicara. Saat keluarga mengetahui klien adalah pecandu narkoba, keluarga menghargai kejujuran yang sudah klien tunjukkan. Keluarga tidak berhak memarhi klien atau pun merendahkan harga dirinya. Informan pertama memilih untuk direhabilitasi atas dorongan dari isterinya. Karena tingkah laku informan yang sudah tidak panats dan isterinya sudah tahan lagi melihat ia teru-terusan seperti itu. menurut informan utama PSPP “Insyaf” memiliki kedisiplinan yang kuat dan sangat terjaga. Informan kedua direhabilitasi di PSPP “Insyaf” karena diminta oleh keluarganya. Pada awalnya informan tidak mau direhabilitasi, tetapi atas permintaan orang tuanya informan bersedia direhabilitasi walaupun awalnya informan sempat kecewa karena dibohongi. Informan ketiga juga sama seperti informan kedua, tetapi informan ketiga ini secara paksaan dari orang tua dan terpaksa orang tuanya melakukan rehabilitasinya secara diam-diam. Sedangkan informan keempat, memilih panti rehabilitasi atas kemauannya dan memutuskan untuk direhabiitasi di PSPP “Insyaf” dengan berkonsultasi oleh keluarganya. Selama klien menajlani rehabilitasi dukungan dari keluarga tidak kalah pentingnya dari pengobatan yang diberikan oleh pusat rehabilitasi. Melalui keluarga, kondisi social dan psikologi klien diobati. Dukungan juga dapat disampaikan dalam bentuk perhatian pada seluruh anggota keluarga. Perhatian merupakan letak dasar utama hubungan baik di antara para anggota keluarga. perhatian terhadap ekjadian atau peristiwa di dalam keluarag berarti mengikuti dan membimbing seluruh perkembangan keluarganya. Orangtua dan anggota keluarga lainnya harus dapat mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Selain itu juga keluarag dapat memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarganya. Informan PC mengatakan bahwa dia sangat rajin menanyakan perkembangan JPS selama direhabilitasi. PC juga selalu menghadiri pertemuan keluarag dan melakukan kunjungan kepada JPS pada saat yang ditentukan oleh pihak panti. Informan WK juga selalu memberikan perhatian kepada ES, terutama selama ES menjalani masa rehabilitasinya. Informan WK juga mengatakan akan memberikan dukungannya untuk adenya yang satu ini, agar ES dapat menjalani rehabilitasinya dengan sempurna. Informan NL dan NB dengan keluarganya juga selalu memberikan perhatian kepada kien, keluarga tidak pernah lupa untuk mengahdri pertemuan keluarag dan selalu memberikan kunjungan sesuai jadwal. NL,NB dan keluarag juga aktif dan proaktif dalam mencari tahu bagaimana perkembangan serta persiapan apa saja yang harus mereka lakukan untuk membantu proses pemulihan AA dan HH.

5.3.3 Tujuan Rehabilitasi

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

1 46 138

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 12

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 32

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 4

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21