Keluarga : Ibu HH ANALISIS DATA

dipakai untuk membeli narkoba. Terkahir saya ketergantungan sampai 9 tahun ini.” Adapun penialain AA mengenai program-program yang ada di PSPP “insyaf” yaitu sudah sesuai dengan kebutuhan AA. Karena seperti halnya merokok tidak lah langsung diberhentikan tetapi masih merokok walaupun dalam satu ahri hanya 4 batang rokok yang dikonsumsi, tapi itu sudah sangat bagus. Karena nantinya AA dari narkoba dan terbebas juga dari rokok. Dan kalau masalah peraturan-peraturan yang ada di Panti Rehabilitasi ini AA sudah merasa senang karena kedisiplinan panti yang membuat AA merasa nyaman dan sudah menjadi keluarga. AA mengakui perbuatannya bahwasannya selama yang dilakukan selama ini sudah sangat berdosa. Dimana halnya demi barang haram ini AA mencuri uang orang tuanya dan membodoh-bodohi orang tuanya. Adapun AA inginkan selama di panti yaitu bagaimana caranya supaya bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, yang bisa membuat orang tua bangga dan bahagia. Dari hasil wawancara tujuan AA setelah keluar dari panti rehabilitasi ini AA ingin membuka usaha tanpa membebani orang tuanya lagi.

5.2.5 Informan Utama IV

a. Keluarga : Ibu HH

Nama : NB Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 50 tahun Agama : Kristen Pekerjaan : PNS Status : Menikah Ibu NB adalah orang tua dari HH yang sedang di rehabilitasi di PSPP “Insyaf”. Pekerjaan ibu NB adalah PNS. Ibu NB memiliki 3 orang anak dan HH adalah anak bungsu dari anak Ibu NB. Ibu NB sudah jerah dengan kelakuan HH sehari-hari. Ibu NB mendapatkan informasi tentang panti rehabilitasi narkoba awalnya dari anaknya yang pertama tinggal di Aceh, tetapi awalnya anaknya di rehabiliatsi di swasta yang ada di Yogyakarta. Pertama kali HH direhabilitasi di panti swasta tetap saja tidak ada peubahan, HH direhab atas kemauannya sendiri. Menurut Ibu NB: “Saya sudah capek untuk mencari lokasi dimana lagi yang pantas untuk anak saya direhabilitasi karena anak saya sudah 5 kali direhabilitasi tapi tidak ada perubahan juga. Akhirnya saya pasrah dengan kelakuan dia dan putuskan untuk pindah tempat rehab. Setau saya dia dapat PSPP “Insyaf” ini mencari-cari di google dan ia direhab atas kemauannya sendiri tanpa paksaan dari keluarga”. Sebaik HH masuk PSPP “Insyaf” untuk yang ke 5 kalinya, Ibu NB merasa sedih juga karena anaknya tidak kunjung sembuh, Ibu NB sempat pasrah atas perbuatan anaknya karena ia tidak tahu mau berbuat apalagi. Ibu NB sangat bersyukur karena anaknya masih memiliki sifat waras sehingga mau merehabilitasi dirinya lagi. Awal HH menggunakan narkoba Ibu NB dan keluarga sangat kecewa dan terkejut karena ia mengakui keburukannya, tetapi sebelum anaknya mengakui perbuatannya Ibu NB sudah mengetahui sebelumnya kalau anaknya pemakai karena dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Sebelum HH menjadi pengguna, komunikasi mereka sangat lancar tanpa ada hambatan apapun, tetapi sebaik HH menjadi pengguna Ibu HH sempat stress dan sempat putus asa karena anak satu-satunya lelaki kelakuannya seperti itu. HH di rehabilitasi sudah 2 dua bulan, biaya HH yang menanggung adalah keluarga dan kebutuhan HH selalu terpenuhi. Tidak hanya itu HH sering mendapat dorongan positif dari keluarganya. Ibu NB berharap anaknya bisa sembuuh dari ketergantungan narkoba karena menurut Ibu NB itu bisa merusak kesehatan. Saat HH mengkonsumsi narkoba HH sering menelpon kakaknya untuk minta uang dengan alasan yang berbeda-beda, padahal uang itu untuk membeli narkoba. apalagi membohongi ibunya dengan alasan yang lain juga. Bagi Ibu NB, merehabilitasi HH adalah hal yang sangat penting mau berapapun biayanya yang terpenting anaknya sembuh. Dari penglihatan Ibu NB selama menjenguk HH, ia sudah mulai sadar dan berubah kelakuanya karena kedewasaan dan kesopannaya bersama keluarganya, tetapi yang paling mengecewakan Ibu NB adalah kenapa anaknya semakin kurus, padahal setiap anaknya menelpon meminta kebutuhannya selalu dipenuhi. Terkadang Ibu NB tidak tega melihat kondisi anaknya seperti itu, karena menurut Ibu NB kedisiplinan panti insyaf sangat ketat. Tapi mau gimana lagi ini semua demi kesembuhan anaknya. Ibu NB juga bangga kepada HH karena HH sudah berubah walaupun hanya baru beberapa bulan di rehabilitasi. Ibu NB sudah dapat mempelajari bgaimana cara mengatasi jika HH relaps lagi. Untuk kedepannya setelah nanti HH benar-benar sembuh dan keluar dari panti ini saya akan mengajarkan dia menjadi wirausaha agar dia membuat kesibukannya dengan pekerjaan yang saya berikan dan agar tidak terjadi relaps lagi.

b. Klien : Anak dari Ibu NB

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

1 46 138

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 12

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 32

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 4

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21