e. Selalu menyendiri dan berlama-lama dalam kamar mandi.
f. Tidak mau mendengarkan nasehat orang tua.
g. Merasa diri lebih dari orang lain.
h. Percaya diri berlebihan.
i. Mudah melakukan tindak kriminal Tanjung, 2006: 28-29.
2.2.4 Aspek-Aspek Pemulihan Penyalahgunaan Narkoba
Pemulihan penyalahgunaan narkoba umumnya mencakup tiga aspek, yaitu terapi, habilitasi, dan rehabilitasi yang mencakup proses berkesinambungan. Selain
itu pendekatannya pun harus secara holistik dengan memperhatikan aspek organobiologik, psikoedukatif, dan sosiokultural dari yang
bersangkutanpenyalahguna narkoba. Tahap utama proses perawatan dan pemulihan penderita ketergantungan narkoba:
a. Tahap Detoksifikasi
Terapi lepas narkoba withdrawal syndrome, dan terapi fisik yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan racun dari tubuh.
b. Tahap Habilitasi
Ditujukan untuk stabilitasi suasana mental dan emosional penderita, sehingga gangguan jiwa yang menyebabkan perbuatan
penyalahgunaan narkoba dapat diatasi. c.
Tahap rehabilitasi atau pemulihan keberfungsian fisik, mental dan socsal penderita, seperti bersekolah, belajar, bekerja, serta bergaul
secara normal.
Gangguan penyalahgunaan narkoba pada umumnya bukan merupakan suatu gangguan jiwa yang berdiri sendiri. Bahkan seringkali merupakan manifestasi dari
gangguan jiwa lain seperti adanya gangguan penyesuaian dan gangguan skizofrenia. Walaupun jarang, namun gangguan penggunaan narkoba dapat pula diawali dengan
adanya penyakit fisik seperti penyakit yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat dan kronis.Sebaliknya, gangguan penggunaan narkoba dalam tingkatan yang
berbeda-beda dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis dan akibat psikologik, selain akibat dalam gangguan kehidupan social penyalahgunaan narkoba beserta
keluarganya Badan Narkotika Nasional, 2013: 48-49.
2.2.5 Tahap-Tahap Perubahan
Sebagai suatu penyakit kronis, adiksi tidak dapat disembuhkan. Pulih merupakan kata yang lebih tepat dalam menggambarkan upaya seseorang mengatasi
penyakit ini.Pemulihan recovery seseorang pecandu berlangsung seumur hidup dimana dia dan lingkungannya harus berjalan beriringan dalam mempertahankan
pemulihan mereka. Tujuan pemulihan diawali oleh stabilitas fisik penyalahguna. Selanjutnya diarahkan agar penyalahguna memandang dirinya serta lingkungannya
melalui sudut pandang yang positif disertai dengan penerimaan diri, sehingga pecandu menyadari dirinya sebagai individu yang memiliki peran, hak serta
kewajiban di dalam masyarakat. Dalam proses tersebut penyalahguna tidak akan dapat mempertahankan pemulihannya jika tidak didukung oleh pola interaksi yang
sehat dengan lingkungannya. Pada dasarnya program pemulihan ditargetkan kepada proses reintegrasi
penyalahguna ke masyarakat umum dimana dirinya memiliki peran serta kualitas hidup yang memadai untuk hidup wajar sebagai bagian dari masyarakat.
Memotovasi individu yang mengalami ketergantungan pada narkoba utnuk mau
menghentikan pola penggunaan zatnya bukanlah hal mudah. Prochaska dan DiClemente mengatakan bahwa ada tahap-tahap perubahan yang dialami oleh
seorang penyalahguna yang mempengaruhi proses pemulihannya. Tahap-tahap perubahan tersebut yaitu:
a.
Precontemplation, adalah tahap dimana penyalahguna umumnya belum mau
mengakui bahwa perilaku penggunaan narkobanya merugikan dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya. Pada tahap ini seseorang penyalahguna akan
menampilkan mekanisme pertahanan diri agar mereka dapat tetap mempertahankan pola ketergantungan narkobany.Jenis mekanisme pertahanan
diri yang paling sering muncul adalah penyangkalan denial dimana penyalahguna selalu ‘mengelak’ atas kenyataan-kenyataan negatif yang
ditimbulkan akibat penggunaan narkobanya. Jenis mekanisme pertahanan diri yang lain adalah mencari pembenaran rasionalisasi, dimana penyalahguna
akan selalu berdalih untuk melindungi perilaku ketergantungannya.
b. Contemplation,adalah tahap dimana penyalahguna mulai menyadari bahwa
perilaku penggunaan narkobanya merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya, tetapi sering merasa ragu-ragu ambivalen untuk menjalani
prose pemulihan. Prose wawancara motivasional sangat menetukan apakah penyalahguna kembali pada tahap precontempaltion di aats atau justru semakin
terotivasi untuk pulih.
c. Preparation, adalah tahap dimana individu mempersiapkan diri untuk berhenti
dari pola penggunaan narkobanya. Umumnya yang bersangkutan mulai mengubah pola fikirnya yang dianggap dapat membantu usahanya untuk dapat
membebaskan diri dari narkoba.
d. Action,adalah tahap dimana seorang penyalahguna dengan kesadaran sendiri
mencari pertolongan untuk membantu pemulihannya.
e. Maintenance, adalah tahap dimana seorang penyalahguna berusaha untuk
mempertahnkan keadaan bebas narkobanya abstinensia.
f. Relapse, adalah tahap dimana seseorang penyalahguna kembali pada pola
perilaku penggunaan narkobanya yang lama sesudah ia mengalami keadaan
bebas narkoba Badan Narkotika Nasional, 2013: 43-46.
2.3 Rehabilitasi