b.
Pengaruh teman sebaya. Pengaruh teman atau kelompok juga
berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena menjadi syarat kemudahan untuk dapat diterima
oleh anggota kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila
kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk
mengkonsumsi narkoba.
4. Faktor pendidikan.Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di
sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye anti penyalahgunaan narkoba. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap
meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
5. Faktor masyarakat dan komunitas social.Faktor yang termasuk dan
mempengaruhi kondisi sosial seorang remaja atnara lain hilangnya nilai- nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya perhatian
dengan komunitas, dan susahnya berdaptasi dengan Afiatin, 2008: 16-
24.
2.2.2 Dampak Penyalahgunaan Narkkoba
Menurut Rachim dalam Afiatin, 2008: 9 ancaman penyalahgunaan narkoba bersifat multi dimensional meliputi, kesehatan, ekonomi, sosial dan pendidikan,
kemanan dan penegakan hukum. Di lihat dari dimensi kesehatan, penyalahgunaan narkoba dapat menghancurkan dan merusak kesehatan manusia, baik kesehatan
jasmani maupun kesehatan rohani. Di lihat dari dimensi ekonomi memerlukan biaya besar. Di lihat dari dimensi sosial dan pendidikan dapat menyebabkan perubahan ke
arah perilaku asusila dan anti social. Sedangkan dari dimensi keamanan dan penegakan hukum dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan yang mengganggu
masyarakat dan pelanggaran hukum lainnya. Selanjutnya di lihat dari Ogden dalam Afiatin, 2008: 10 dimensi kesehatan
menyatakan bahwa dampak penyalahgunaan narkoba, antara lain meningkatkan kemungkinan terkena sirosis hati, kanker pankreas, gangguan memori otak, dan
meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Singkat kata, penyalahgunaan narkoba dapat menghilangkan potensi dan kapasitas untuk berpikir dan bekerja produktif,
dapat mendorong tindak kriminalitas, dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit serius bagi penyalahguna, dan bahkan dapat mengakibatkan kematian dini. Dalam
catatan Hawari, 17,61 penyalahguna narkoba mati sia-sia dalam usia muda. Belum lagi yang terkena penyakit paru-paru, lever, hepatitis C, dan bahkan 33 di
antaranya terjangkit HIVAIDS yang hingga sekarang ditemukan obat maupun vaksin pencegahnya.
2.2.3 Tanda-Tanda Korban Narkotika
Untuk mengetahui anak yang telah terkontaminasi penyalahgunaan narkoba dapat dilihat tanda-tandanya sebagai berikut :
a. Kalau tadinya anak itu santun, ramah dan periang lalu berubah sikap
menjadi pemarah dan berlaku kasar. b.
Berani berbohong dan membohongi. c.
Berani meminjam uang kepada siapa saja yang dikenal namun tidak akan pernah membayarnya
d. Dari rumah pergi ke kampus atau sekolah, ternyata ia masuk kafe
bersama teman-teman putus sekolah.
e. Selalu menyendiri dan berlama-lama dalam kamar mandi.
f. Tidak mau mendengarkan nasehat orang tua.
g. Merasa diri lebih dari orang lain.
h. Percaya diri berlebihan.
i. Mudah melakukan tindak kriminal Tanjung, 2006: 28-29.
2.2.4 Aspek-Aspek Pemulihan Penyalahgunaan Narkoba