Kesimpulan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard) Terhadap Industri Keramik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

BAB V PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaturan tindakan pengamanan perdagangan safeguard diatur dalam Article XIX GATT 1947 Emergency Action on Imports of Particular Products yang kemudian di sempurnakan dalam Agreement on Safeguard yang terdiri atas 14 pasal article dan 1 lampiran annex. Dalam Agreement on Safeguard diatur mengenai ketentuan umum, syarat-syarat, penyelidikan, penentuan kerugian berat atau ancaman kerugian, penerapan tindakan pengamanan, tindakan pengamanan sementara, jangka waktu dan peninjauan tindakan pengamanan, tingkatan konsensi dan kewajiban lain, anggota negara- negara sedang berkembang yang dibebaskan dari tindakan safeguard , larangan dan penghapusan tindakan-tindakan tertentu, notifikasi dan konsultasi, serta pengawasan dan penyelesain sengketa terkait tindakan safeguard . Apabila suatu negara ingin menerapkan kebijakan safeguard terhadap beredarnya barang impor yang meningkat secara signifikan dan telah mengakibatkan terjadinya kerugian serius atau ancaman kerugian serius terhadap industri serupa di dalam negeri, maka negara tersebut harus berpedoman pada ketentuan Agreement on Safeguard. Universitas Sumatera Utara 2. Tindakan pengamanan perdagangan safeguard di Indonesia pada dasarnya dimuat di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan yaitu ketentuan pengubahan nomor 37, yaitu Pasal 23A, 23B, 23C dan 23D yang akhirnya digantikan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang di dalamnya mengatur tentang tindakan pengamanan perdagangan yang terdapat pada Pasal 69. Sebagai tindak lanjut, maka pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan dan keputusan tentang tindakan pengamanan perdagangan yang masih berlaku sampai sekarang yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55PMK.042015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Pengembalian Bea Masuk dalam Rangka Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 maka Menteri mengeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 84MppKep22003 tentang Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 85MPPKep22003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Penyelidikan atas Pengamanan Industri dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor. Universitas Sumatera Utara 3. Tindakan pengamanan perdagangan yang dikenakan terhadap industri keramik di Indonesia sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Industri keramik terdiri dari ubin tile, saniter, perangkat rumah tangga tableware dan genteng . Salah satu Industri keramik yang dikenakan tindakan pengamanan perdagangan adalah keramik tableware yang sudah dikenakan BMTP selama tiga tahun dari tahun 2006 sampai 2009 dan diperpanjang selama tiga tahun dari tahun 2009 sampai 2012. KPPI mempunyai andil yang sangat besar dalam mengupayakan penerapan tindakan pengamanan perdagangan sesuai dengan peraturan hukum nasional dan peraturan hukum internasional yang berlaku. Dalam upaya penerapan tindakan pengamanan perdagangan yang terjadi di Indonesia, KPPI berintegrasi dengan Committee on Safeguard. Hal ini dilakukan agar negara- negara anggota WTO dapat mengetahui bahwa pemerintah Indonesia telah menerapkan instrumen hukum tindakan pengamanan perdagangan safeguard terhadap produk keramik tableware sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Agreement on Safeguard . Penetapan tindakan pengaman perdagangan terhadap produk keramik tableware yang dilakukan oleh KPPI sudah sejalan dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Perdagangan. Oleh karena itu dalam studi hukum normatif yang mengkaji tingkat keselarasan sinkronisasi antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lain dapat diketahui bahwa peraturan yang ada tentang tindakan pengamanan perdagangan saling mempunyai kesesuain sehingga peraturan itu dapat diterapkan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

D. Saran