BAB III TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN DI INDONESIA
D. Pengaturan Tindakan Pengamanan di Indonesia
Dampak
liberalisasi
perdagangan yang terjadi saat ini, mengakibatkan membanjirinya barang impor di pasar domestik. Hal ini sudah dalam skala yang
membahayakan industri dalam negeri. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perlindungan terhadap industri dalam negeri, maka pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Ketentuan
Agreement on Safeguard
dimasukan dalam Bab IX tentang Pelindungan dan Pengamanan Perdagangan yang terdapat pada pasal Pasal 69 yang berbunyi :
1 Dalam hal terjadi lonjakan jumlah Barang Impor yang menyebabkan produsen dalam negeri dari Barang sejenis atau Barang yang secara
langsung bersaing dengan yang diimpor menderita kerugian serius atau ancaman kerugian serius, Pemerintah berkewajiban mengambil Tindakan
Pengamanan Perdagangan untuk menghilangkan atau mengurangi kerugian serius atau ancaman kerugian serius dimaksud.
2 Tindakan Pengamanan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan danatau kuota.
3 Bea Masuk Tindakan Pengamanan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan berdasarkan usulan yang telah diputuskan oleh Menteri.
4 Penetapan kuota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan oleh Menteri.
1. Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia KPPI Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia, yang selanjutnya disingkat
KPPI dibentuk untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan upaya memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius yang
diderita oleh industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan jumlah barang
Universitas Sumatera Utara
impor yang pelaksanaannya berpedoman kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia dan Perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia
Agreement on WTO
. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan
Pengamanan Industri dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor, yang selanjutnya disebut Keppres No. 84 Tahun 2002 dibentuk KPPI. Kemudian
dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan dan Tindakan Pengamanan
Perdagangan, yang selanjutnya disebut PP No. 34 Tahun 2011 maka Keppres No. 84 Tahun 2002 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Akan tetapi, pada saat
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku terdapat pengecualian sebagai berikut :
102
a. KPPI yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 84 Tahun 2002, dinyatakan tetap berlaku dan melanjutkan tugasnya sesuai dengan PP No. 34 Tahun
2011. b. Segala keputusan dan kegiatan KPPI berdasarkan Keppres No. 84 Tahun
2002 dinyatakan sah. c. Peraturan pelaksanaan dari Keppres No. 84 Tahun 2002, dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan PP No. 34 Tahun 2011.
102
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 102.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh KPPI bersifat Independen.
103
KPPI terdiri atas Ketua dan Wakil Ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
Tugas KPPI adalah sebagai berikut :
104
a. Melakukan penyelidikan terhadap dugaan kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang diakibatkan oleh lonjakan barang impor terhadap
industri dalam negeri. b. Melakukan evaluasi hasil penyelidikan terhadap dugaan kerugian serius
atau ancaman kerugian serius yang diakibatkan oleh lonjakan barang impor terhadap industri dalam negeri.
c. Mengusulkan pengenaan tindakan pengamanan yang bersifat sementara atau tetap kepada Menteri Perdagangan.
d. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan. e. Menyusun laporan pelaksanaan tugas untuk disampaikan kepada Menteri
Perdagangan. Ketua KPPI dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada
Menteri. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan tugas sebagaimana dimaksud KPPI melaksanakan fungsi :
105
a. Melakukan penyelidikan terhadap kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri barang sejenis atau barang
103
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 97.
104
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 84MppKep22003 tentang Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia,
Pasal 8.
105
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 95 ayat 2 dan 3.
Universitas Sumatera Utara
yang secara langsung bersaing dengan barang yang diselidiki sebagai akibat lonjakan jumlah impor.
b. Mengumpulkan, meneliti dan mengolah bukti dan informasi terkait dengan penyelidikan.
c. Membuat laporan hasil penyelidikan. d. Merekomendasikan pengenaan tindakan pengamanan kepada Menteri.
e. Melaksanakan tugas lain terkait yang diberikan oleh Menteri. KPPI dalam melaksanakan tugas dan fungsi mempunyai wewenang :
106
a. Menyusun penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis dan administrasi atas ketentuan yang berkaitan dengan tindakan pengamanan.
b. Melakukan pemeriksaan, investigasi atau penyelidikan terhadap pihak yang berkepentingan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tindakan
pengamanan. c. Mengusulkan kepada Menteri Perdagangan untuk memberlakukan
tindakan sementara dan tetap. d. Melakukan peninjauan kembali pengenaan tindakan pengamanan.
e. Mengusulkan kepada Menteri Perdagangan untuk mencabut atau melanjutkan pengenaan tindakan pengamanan.
f. Menerbitkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penyelidikan lonjakan impor.
106
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 84MppKep22003 tentang Komite Pengamanan
Perdagangan Indonesia, Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas KPPI dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Kementrian Perdagangan
Republik Indonesia.
107
2. Prosedur permohonan dan proses penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan
Tindakan pengamanan meliputi pengenaan BMTP danatau kuota. besarnya bea masuk tindakan pengamanan tersebut paling tinggi sebesar jumlah
yang dibutuhkan untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri. sedangkan untuk jumlah kuota
yang ditetapkan dimaksud tidak boleh kurang dari jumlah impor rata-rata paling sedikit dalam 3 tiga tahun terakhir, kecuali terdapat alasan yang jelas bahwa
kuota yang lebih rendah diperlukan untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri.
108
Barang impor selain dikenakan bea masuk dapat dikenakan tindakan pengamanan jika :
109
a. Terjadi lonjakan jumlah impor secara absolut atau relatif atas barang yang sama dengan barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing.
b. Lonjakan jumlah impor barang menyebabkan terjadinya kerugian serius atau ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri.
107
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 96 ayat 1, 2 dan Pasal 98.
108
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 70 ayat 2,3, dan 4.
109
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 70 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan pengamanan dikenakan setelah dilakukan penyelidikan oleh KPPI. Penyelidikan oleh KPPI atas barang yang diselidiki dapat dilakukan
berdasarkan permohonan atau berdasarkan inisiatif KPPI. Penyelidikan berdasarkan inisiatif KPPI dapat dilakukan apabila KPPI memiliki bukti awal
yang cukup mengenai adanya kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan jumlah barang
impor.
110
Industri dalam negeri atau pihak-pihak lain di dalam negeri dapat mengajukan permohonan tertulis kepada KPPI untuk melakukan penyelidikan
dalam rangka pengenaan tindakan pengamanan. Permohonan sebagaimana dimaksud perlu dilengkapi dengan bukti awal dan didukung dengan dokumen
mengenai adanya :
111
a. Lonjakan atas jumlah barang impor yang sama dengan barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing.
b. Kerugian serius atau ancaman kerugian serius. c. Dokumen yang dimaksud terdiri atas data yang bersifat rahasia dan data
yang bersifat tidak rahasia. d. Dokumen yang dinyatakan bersifat rahasia tidak dapat diberikan kepada
pihak lain, kecuali dengan izin khusus dari pemberi dokumen.
110
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 71 ayat 1, 2, dan Pasal 73.
111
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 72 ayat 1, 2, 3 dan 4.
Universitas Sumatera Utara
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Ketua KPPI atau Sekretariat KPPI. Industri dalam negeri yang mengajukan permohonan
harus menyebutkan
112
: a. Nama dan alamat perusahaan.
b. Nomor telepon dan faksimil perusahaan. c. Nama Pengurus perusahaan yang berhak mewakili perusahaan.
Asosiasi yang mewakili produsen dalam negeri yang mengajukan permohonan harus menyebutkan :
a. Nama dan alamat asosiasi. b. Nomor telepon dan faksimil asosiasi.
c. Nama pengurus asosiasi. d. Nama dan alamat seluruh produsen yang diwakili.
Permohonan harus dilengkapi dengan ketentuan sebagai berikut :
113
a. Uraian lengkap barang impor terselidik dan informasi data impor barang terselidik selama tiga tahun terakhir.
b. Uraian lengkap barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing dengan barang terselidik.
c. Nama dan alamat eksportir dan negara pengekspor dan atau negara asal barang terselidik.
d. Industri dalam negeri yang dirugikan.
112
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 85MPPKep22003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Penyelidikan atas
Pengamanan Industri dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor, Pasal 3 ayat 1 dan 2.
113
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 85MPPKep22003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Penyelidikan atas
Pengamanan Industri dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor, Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
e. Informasi mengenai kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius yang berupa perubahan tingkat penjualan, produksi, produktifitas,
pemanfaatan kapasitas, keuntungan dan kerugian serta penggunaan tenaga kerja.
f. Nama dan alamat importir barang terselidik. g. Nama dan alamat asosiasi importir barang terselidik.
Jangka waktu yang diberikan adalah 20 dua puluh hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap oleh KPPI dan berdasarkan hasil
penelitian, KPPI memberikan keputusan :
114
a. Menolak permohonan, dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan.
b. Menerima permohonan dan menetapkan dimulainya penyelidikan, dalam hal permohonan memenuhi persyaratan.
Penyelidikan dalam rangka pengenaan tindakan pengamanan dimulai pada saat diumumkan kepada publik melalui siaran pers resmi maupun pemuatan dalam
surat kabar nasional. Selain diumumkan kepada publik, KPPI memberitahukan dimulainya penyelidikan kepada :
115
a. Pemohon dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan permohonan.
114
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 72 ayat 5.
115
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 74.
Universitas Sumatera Utara
b. Industri dalam negeri dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan inisiatif KPPI.
Penyelidikan dilakukan oleh KPPI dengan cara evaluasi terhadap faktor yang bersifat objektif dan terukur yang terkait dengan kondisi industri dalam
negeri. Faktor yang bersifat objektif dan terukur yang terkait dengan kondisi industri dalam negeri dapat berupa lonjakan jumlah barang impor, pangsa pasar
dalam negeri yang diambil oleh lonjakan jumlah barang impor, perubahan tingkat penjualan, produksi, produktivitas, kapasitas terpakai, laba dan rugi, dan tenaga
kerja.
116
Demi kepentingan dalam melakukan penyelidikan maka KPPI dapat meminta penjelasan yang diperlukan kepada pihak pemohon atau industri dalam
negeri, importir dan pihak-pihak lain yang terkait. Pemohon atau industri dalam negeri, importir dan pihak-pihak lain yang terkait harus menyampaikan penjelasan
secara tertulis kepada KPPI disertai dengan bukti pendukung dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal surat permintaan penjelasan.
117
Selama masa penyelidikan, KPPI harus menyelenggarakan dengar pendapat untuk memberikan kesempatan kepada eksportir, eksportir produsen,
pemohon atau industri dalam negeri, importir, pemerintah negara pengekspor tertentu, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, untuk menyampaikan bukti,
pandangan, dan tanggapan. bukti, pandangan, dan tanggapan harus disampaikan
116
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 75.
117
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 78 ayat 1 dan 4.
Universitas Sumatera Utara
secara tertulis oleh eksportir, eksportir produsen, pemohon atau industri dalam negeri, importir, pemerintah negara pengekspor tertentu, dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan paling lambat 5 hari kalender terhitung sejak tanggal dengar pendapat diselenggarakan.
118
Apabila KPPI tidak menemukan adanya bukti lonjakan jumlah barang impor yang menyebabkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius, KPPI
segera menghentikan penyelidikan dan melaporkan kepada Menteri. Penyelidikan berakhir pada tanggal laporan akhir hasil penyelidikan. Penghentian penyelidikan
harus segera diumumkan kepada publik. Selain diumumkan kepada publik, KPPI memberitahukan penghentian penyelidikan kepada :
119
a. Pemohon dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan permohonan.
b. Industri dalam negeri dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan inisiatif KPPI, disertai dengan alasan.
Apabila laporan akhir hasil penyelidikan terbukti adanya lonjakan jumlah barang impor yang menyebabkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius,
KPPI merekomendasikan kepada Menteri mengenai pengenaan tindakan pengamanan.
118
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 79.
119
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 76.
Universitas Sumatera Utara
3. Tindakan pengamanan sementara Selama masa penyelidikan KPPI dapat merekomendasikan kepada Menteri
Perdagangan untuk mengenakan tindakan pengamanan sementara. karena pemulikan kerugian industri dalam negeri sulit dilakukan akibat keterlambatan
pengenaan tindakan pengamanan. Oleh karena itu, tindakan pengamanan sementara dilakukan dalam bentuk pengenaan BMTP sementara. KPPI harus
memberitahukan tindakan pengamanan sementara kepada pemohon atau industri dalam negeri, dan asosiasi importir.
Pengenaan tindakan pengamanan sementara ditetapkan sesuai dengan Pasal 81 PP No. 34 Tahun 2011 yang berbunyi :
1 Untuk memperoleh pertimbangan dalam rangka kepentingan nasional, Menteri menyampaikan rekomendasi KPPI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 kepada Menteri danatau kepala lembaga pemerintah non kementerian yang terkait dengan Barang Yang Diselidiki.
2 Menteri danatau kepala lembaga pemerintah non kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberikan pertimbangan dalam
jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal surat Menteri mengenai permintaan pertimbangan.
3 Apabila dalam jangka waktu 14 empat belas hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Menteri danatau Kepala lembaga pemerintah non
kementerian tidak menyampaikan pertimbangan, maka Menteri danatau Kepala lembaga pemerintah non kementerian dianggap menyetujui
rekomendasi KPPI.
4 Atas dasar rekomendasi KPPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dan dengan memperhatikan ketentuan pada ayat 2 dan ayat 3, Menteri
memutuskan: a. besaran pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sementara; dan
b. jangka waktu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan
sementara.
Proses mempertimbangkan kepentingan nasional dilakukan oleh Menteri setelah menerima rekomendasi pengenaan tindakan pengamanan dari KPPI.
Menteri membahas rekomendasi tersebut dalam suatu pembahasan yang
Universitas Sumatera Utara
melibatkan Menteri danatau kepala lembaga pemerintah bukan kementerian yang terkait dengan kebijakan tindakan pengamanan.
Jangka waktu pengenaan BMTP sementara sebagaimana paling lama 200 dua ratus hari terhitung sejak diberlakukan. Menteri Perdagangan
menyampaikan keputusan kepada Menteri Keuangan paling lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal rekomendasi dari KPPI. Berdasarkan
keputusan Menteri Perdagangan maka Menteri Keuangan menetapkan besaran tarif dan jangka waktu pengenaan BMTP sementara dalam jangka waktu paling
lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat Menteri Perdagangan kepada Menteri Keuangan.
120
Pelunasan pengenaan BMTP sementara dilakukan dengan cara pembayaran tunai sebesar BMTP sementara.
121
Jangka waktu pengenaan BMTP sementara merupakan bagian dari keseluruhan jangka waktu tindakan
pengamanan termasuk perpanjangannya.
122
Jika laporan akhir hasil penyelidikan tidak ditemukan lonjakan jumlah barang impor yang mengakibatkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius
terhadap industri dalam negeri, pihak importir yang telah melakukan pelunasan dapat mengajukan permohonan pengembalian BMTP sementara. Permohonan
pengembalian kepada Menteri Keuangan. Permohonan pengembalian BMTP
120
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 81 ayat 5, 6, dan 7
121
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 80 ayat 3
122
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 81 ayat 9
Universitas Sumatera Utara
sementara diputuskan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan.
123
4. Pengenaan tindakan pengamanan Pemerintah dalam melakukan pengenaan tindakan pengamanan harus
memperoleh pertimbangan dalam rangka kepentingan nasional, Menteri Perdagangan menyampaikan rekomendasi KPPI kepada Menteri danatau Kepala
lembaga pemerintah non kementerian yang terkait dengan barang yang diselidiki. Menteri danatau kepala lembaga pemerintah bukan kementerian
memberikan pertimbangan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari kerja terhitung sejak tanggal surat Menteri mengenai permintaan pertimbangan. Apabila
dalam jangka waktu 14 hari kerja Menteri danatau Kepala lembaga pemerintah non kementerian yang terkait dengan barang yang diselidiki tidak menyampaikan
pertimbangan, maka dianggap menyetujui rekomendasi KPPI. Berdasarkan rekomendasi KPPI, Menteri Perdagangan memutuskan :
124
a. Besarnya pengenaan BMTP dan atau jumlah kuota. b. Jangka waktu pengenaan BMTP danatau kuota.
Menteri Perdagangan menyampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal rekomendasi dari KPPI. Menteri
Keuangan menetapkan besaran tarif dan jangka waktu pengenaan BMTP sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan paling lambat 30 hari kerja terhitung
123
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 83 ayat 1, 2, dan 3.
124
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 84 ayat 1, 2, 3, dan 4.
Universitas Sumatera Utara
sejak tanggal diterimanya surat Menteri tersebut oleh Menteri Keuangan. Penetapan BMTP harus mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan pemungutan
BMTP dan KPPI harus memberitahukan tindakan pengamanan kepada pemohon atau industri dalam negeri dan asosiasi importir.
125
Tindakan pengamanan perdagangan hanya dikenakan selama dianggap perlu untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius
dan untuk memberikan jangka waktu penyesuaian yang diperlukan bagi industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius atau ancaman kerugian serius.
jangka waktu pengenaan tindakan pengamanan paling lama 4 tahun dan dapat diperpanjang sampai paling lama 4 tahun serta dapat diperpanjang kembali paling
lama 2 tahun.
126
Tindakan pengamanan perdagangan dapat diberlakukan kembali terhadap barang impor yang sama setelah lewat 2 tahun terhitung sejak pengenaan tindakan
pengamanan sebelumnya berakhir. Tindakan pengamanan yang jangka waktu pengenaannya paling lama 180 hari, dapat diberlakukan kembali pengenaan
tindakan pengamanan tanpa harus memenuhi ketentuan yang ada. Pemberlakuan kembali pengenaan tindakan pengamanan hanya dapat dilakukan setelah 1 tahun
sejak pengenaan tindakan pengamanan sebelumnya berakhir, dan tidak diberlakukan terhadap barang impor yang sama lebih dari 2 kali dalam masa 5
tahun sejak pengenaan tindakan pengamanan diberlakukan. Dalam hal
125
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 84 ayat 5, 6, 7, dan 8.
126
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 86.
Universitas Sumatera Utara
pemberlakukan kembali tindakan pengamanan, secara
mutatis mutandis
berlaku ketentuan mengenai permohonan, penyelidikan, bukti dan informasi, pengenaan
tindakan sementara, dan pengenaan tindakan pengamanan.
127
Apabila jangka waktu pengenaan tindakan pengamanan lebih dari 3 tahun, KPPI harus melakukan peninjauan kembali atas tindakan pengamanan paling
lambat pada pertengahan jangka waktu pengenaan. Berdasarkan hasil peninjauan kembali, KPPI dapat merekomendasikan kepada Menteri untuk menghentikan
pengenaan tindakan pengamanan atau menurunkan besaran BMTP atau meningkatkan jumlah kuota.
128
Setelah Menteri atau Kepala lembaga pemerintah bukan kementerian yang terkait dengan barang yang diselidiki menyetujui
rekomendasi KPPI, maka atas dasar rekomendasi KPPI, Menteri Perdagangan memutuskan penghentian pengenaan tindakan pengamanan atau penurunan
besaran BMTP atau peningkatan jumlah kuota.
129
Menteri Perdagangan menyampaikan keputusan kepada Menteri Keuangan paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal rekomendasi dari KPPI.
Berdasarkan keputusan Menteri Perdagangan, dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat Menteri tersebut, maka
127
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 89 ayat 1, 2, 3 dan 4.
128
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 87 ayat 1 dan 2.
129
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 87 ayat 6.
Universitas Sumatera Utara
Menteri Keuangan menetapkan penghentian pengenaan tindakan pengamanan dan
besaran BMTP.
130
Apabila pemohon ingin mengajukan perpanjangan tindakan pengamanan, permohonan harus disampaikan dalam jangka waktu yang cukup sebelum
berakhirnya tindakan pengamanan tersebut kepada KPPI. Kemudian, KPPI akan melakukan penyelidikan untuk membuktikan bahwa perpanjangan tindakan
pengamanan dimaksud masih diperlukan. KPPI merekomendasikan perpanjangan tindakan pengamanan kepada Menteri Perdagangan, apabila perpanjangan
tindakan pengamanan tersebut penting dilakukan untuk mencegah atau memulihkan kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri, yang masih
melakukan upaya penyesuaian
131
. 5. Impor dari negara berkembang, notifikasi, dan penyelesaian sengketa
Suatu negara diijinkan untuk mengambil tindakan pengamanan perdagangan untuk melindungi produsen dalam negerinya yang mengalami
kerugian yang disebabkan oleh lonjakan impor. Namun, tindakan pengamanan tidak dapat diberlakukan terhadap barang yang berasal dari negara berkembang
yang pangsa impornya tidak melebihi 3 atau secara kumulatif tidak melebihi 9
130
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 87 ayat 7 dan 8
131
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 88 ayat 1 dan 2
Universitas Sumatera Utara
dari total impor sepanjang masing-masing negara berkembang pangsa impornya kurang dari 3.
132
Tindakan pengamanan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia harus diberitahukan kepada lembaga internasional yang menangani
masalah tindakan pengaman perdagangan
safeguard.
Oleh karena itu, Menteri melakukan notifikasi ke
Committee on Safeguards
mengenai hal-hal sebagai berikut :
133
a. Dimulainya penyelidikan dalam rangka pengenaan tindakan pengamanan. b. Pengenaan tindakan pengamanan sementara.
c. Pengenaan tindakan pengamanan. Apabila ada negara lain yang merasa keberatan terhadap penetapan
pengenaan tindakan pengamanan, dapat mengajukan keberatan kepada Badan Penyelesaian Sengketa
Dispute Settlement Body
pada Organisasi Perdagangan Dunia
World Trade Organization
. Keberatan atas pelaksanaan pengenaan BMTP pada saat importasi diajukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
E. Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan BMTP