dari total impor sepanjang masing-masing negara berkembang pangsa impornya kurang dari 3.
132
Tindakan pengamanan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia harus diberitahukan kepada lembaga internasional yang menangani
masalah tindakan pengaman perdagangan
safeguard.
Oleh karena itu, Menteri melakukan notifikasi ke
Committee on Safeguards
mengenai hal-hal sebagai berikut :
133
a. Dimulainya penyelidikan dalam rangka pengenaan tindakan pengamanan. b. Pengenaan tindakan pengamanan sementara.
c. Pengenaan tindakan pengamanan. Apabila ada negara lain yang merasa keberatan terhadap penetapan
pengenaan tindakan pengamanan, dapat mengajukan keberatan kepada Badan Penyelesaian Sengketa
Dispute Settlement Body
pada Organisasi Perdagangan Dunia
World Trade Organization
. Keberatan atas pelaksanaan pengenaan BMTP pada saat importasi diajukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
E. Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan BMTP
Pemerintah dalam menerapkan tindakan pengamanan perdagangan sebelum adanya Undang-Undang Perdagangan menggunakan Undang-Undang
132
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 90.
133
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 92.
Universitas Sumatera Utara
Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagai dasar hukum bagi pembuatan peraturan
pelaksanaan tentang tindakan pengamanan perdagangan. Hal ini dapat diketahui dari bunyi ketentuan pengubahan nomor 37, BAB IV ditambahkan 3 tiga bagian,
yaitu Bagian Ketiga, Bagian Keempat, dan Bagian Kelima yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 23A terdapat di bagian ketiga tentang bea masuk tindakan pengamanan yang berbunyi :
Bea Masuk Tindakan Pengamanan dapat dikenakan terhadap barang impor dalam hal terdapat lonjakan barang impor baik secara absolut maupun relatif
terhadap barang produksi dalam negeri yang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing, dan lonjakan barang impor tersebut:
a. menyebabkan kerugian serius terhadap industri dalam negeri yang
memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut danatau barang yang secara langsung bersaing; atau
b. mengancam terjadinya kerugian serius terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis danatau barang yang secara langsung
bersaing. Melalui penjelasan Pasal 23A atas Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan bea masuk tindakan
pengamanan adalah bea masuk yang dipungut sebagai akibat tindakan yang diambil pemerintah untuk memulihkan kerugian serius danatau mencegah
ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan impor barang sejenis atau barang yang secara langsung merupakan
saingan hasil industri dalam negeri dengan tujuan agar industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius tersebut dapat
melakukan penyelesaian struktural. Dalam hal tindakan pengamanan telah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan dalam bentuk kuota pembatasan impor, maka BMTP tidak harus dikenakan, sedangkan yang dimaksud dengan kerugian serius adalah kerugian
nyata yang diderita oleh industri dalam negeri. Kerugian tersebut harus didasarkan pada
shall be based on
fakta-fakta bukan didasarkan pada tuduhan, dugaan, atau perkiraan.
Melalui penjelasan Pasal 23A di atas diuraikan secara jelas pengertian BMTP di mana tujuan pungutan bea masuk adalah sebagai upaya pemulihan
kerugian serius telah terjadi danatau mencegah ancaman kerugian serius keyakinan kuat terjadinya kerugian pada masa depan. Dalam penjelasan ini juga
digariskan bahwa BMTP tidak harus diberlakukan apabila telah ditetapkan adanya kuota pembatasan impor sebagai tindakan pengaman di mana hal ini
kemungkinan untuk menghindari pemberlakuan ganda tindakan pengamanan, yaitu kuota sekaligus bea masuk. Di samping itu, kerugian serius yang terjadi dan
yang akan terjadi tersebut dapat dibuktikan berdasarkan fakta-fakta akurat yang dapat dipertanggungjawabkan bukan lahir dari asumsi dan prediksi-prediksi
secara dangkal.
134
Pasal 23B berbunyi : 1 Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23A paling tinggi sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk mengatasi kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap industri
dalam negeri.
2 Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan tambahan dari bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal 12
ayat 1.
134
Christhophorus Barutu,
Op.Cit,
hlm.142.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 23B menyinggung masalah besarnya BMTP di mana besarnya pungutan bea masuk paling tinggi sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk
mengatasi kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri.
135
Pasal 23C terdapat di bagian keempat tentang bea masuk pembalasan yang berbunyi :
1 Bea masuk pembalasan dikenakan terhadap barang impor yang berasal dari negara yang memperlakukan barang ekspor Indonesia secara
diskriminatif. 2 Bea masuk pembalasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
tambahan bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal 12 ayat 1. Pasal 23C merupakan pasal yang mengakomodasi pemberlakuan bea
masuk pembalasan terhadap barang impor yang berasal dari negara yang telah memberlakukan barang ekspor Indonesia secara diskriminatif di mana bea masuk
pembalasan ini merupakan tambahan bea masuk di samping bea masuk yang dipungut.
136
Pasal 23D terdapat di bagian kelima tentang pengaturan dan penetapan yang berbunyi :
1 Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan bea masuk anti- dumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan pengamanan dan bea
masuk pembalasan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 2 Besar tarif bea masuk anti-dumping, bea masuk imbalan, bea masuk
tindakan pengamanan dan bea masuk pembalasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Menteri.
135
Ibid.
136
Ibid,
hlm.142-143.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 23D berisi ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara bea masuk anti-dumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan pengamanan dan bea
masuk pembalasan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Pasal 23D memperluas penanganan terhadap cakupan permasalahan dengan penggabungan
yang meliputi bea masuk anti-dumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan pengamanan dan bea masuk pembalasan.
137
Terhadap barang impor selain dikenai bea masuk dapat dikenai bea masuk tindakan pengamanan. Bea masuk adalah pungutan negara yang dikenakan
terhadap barang yang diimpor.
138
Sedangkan bea masuk tindakan pengamanan
adalah pungutan negara untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah
ancaman kerugian serius yang diderita oleh industri dalam negeri sebagai akibat
dari lonjakan jumlah barang impor terhadap barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing dengan tujuan agar industri dalam negeri yang
mengalami kerugian serius atau ancaman kerugian serius dapat melakukan
penyesuaian yang diperlukan.
139
Apabila barang impor dikenai tindakan pengamanan sementara maka terhadap barang impor tersebut juga dikenai bea masuk dan BMTP sementara.
Barang dan bahan yang diimpor untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor, diberikan pembebasan bea masuk dan
137
Ibid.
138
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55Pmk.042015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Pengembalian Bea Masuk dalam Rangka Tindakan
Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan, Pasal 1 angka 2, Pasal 2 ayat 1.
139
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 1 angka 25.
Universitas Sumatera Utara
dibebaskan dari pengenaan BMTP.
140
Bea masuk terhadap barang impor dipungut dengan tarif setinggi-tingginya 40 dari nilai pabean untuk perhitungan bea
masuk, hal ini dikecualikan terhadap :
141
a. Barang impor hasil pertanian tertentu. b. Barang impor termasuk dalam daftar eksklusif Skedul XXI-Indonesia pada
persetujuan umum mengenai tarif dan perdagangan. Bea masuk dapat dikenakan berdasarkan tarif yang besarnya berbeda
dengan yang bea masuk diatas terhadap :
142
a. Barang impor yang dikenakan tarif bea masuk berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional.
b. Barang impor bawaan penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, atau barang kiriman melalui pos atau jasa titipan.
Apabila terdapat perbedaan penetapan besaran tarif BMTP sementara dengan besaran tarif BMTP tetap, maka selisih lebih pembayaran BMTP
sementara tidak dapat dimintakan pengembalian atau selisih kurang pembayaran BMTP sementara tidak ditagihkan kepada importir.
143
140
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan NoMoR 55Pmk.042015 Tentang Tata Cara Pemungutan dan Pengembalian Bea Masuk dalam Rangka Tindakan
Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan, Pasal 2 ayat 3, 4 dan 5.
141
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Pasal 12 ayat 1 dan
2.
142
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Pasal 13 ayat 1.
143
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan lmbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan,
Pasal 85.
Universitas Sumatera Utara
F. Pemungutan dan