Tindakan Pengamanan Perdagangan Terhadap Industri Keramik

diselidiki kembali oleh KPPI ditemukan bahwa industi keramik tableware masih membutuhkan waktu untuk dapat memulihkan kerugian serius yang mereka dapatkan karena meningkatnya barang impor di pasar dalam negeri, maka pemerintah akhirnya setuju untuk memperpanjang pemberlakuan kebijakan pengamanan perdagangan terhadap produk keramik tableware . Kebijakan tindakan pengamanan ini diperpanjang selama 3 tahun.

B. Tindakan Pengamanan Perdagangan Terhadap Industri Keramik

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam perdagangan bebas adalah membanjirnya produk impor di pasar domestik yang dapat menimbulkan kerugian nyata bagi industri dalam negeri, seperti yang terjadi pada industri keramik . Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalah ini diperlukan suatu upaya perlindungan terhadap industri dalam negeri melalui penerapan ketentuan tindakan pengamanan perdagangan safeguard, baik secara nasional maupun internasional. Perlu diketahui bahwa kasus ini terjadi pada tahun 2006 dan diperpanjang pada tahun 2009, sehingga hukum yang dipakai adalah hukum yang berlaku pada masa itu yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor, serta beberapa Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Universitas Sumatera Utara Produsen dalam negeri Indonesia yang menghasilkan barang sejenis, barang terselidik atau barang yang secara langsung bersaing yang merasa dirugikan akibat dari peningkatan impor barang sejenis atau barang yang secara langsung merupakan saingan hasil industri dalam negeri, dapat menyampaikan permohonan kepada KPPI untuk dapat melakukan penyelidikan atas lonjakan impor yang mengakibatkan kerugian serius atau ancaman kerugian serius industri dalam negeri. Pemohon dalam kasus ini adalah PT Lucky Indah Keramik dan PT Queen Setyabudhi yang memproduksi barang sejenis berupa keramik tableware dengan nomor HS 6911.00.00.00, HS 6911.90.00.00, dan HS 6912.00.00.00. Selama penelitian permohonan, pemohon diberikan kesempatan untuk melengkapi data yang diajukan, atas prakarsa sendiri atau permintaan KPPI, dalam hal informasi yang diajukan kurang lengkap. Informasi tersebut harus didukung oleh data konkret yang menunjukan adanya lonjakan impor, kerugian serius, dan hubungan kausal. Jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari sejak pengajuan permohonan tindakan pengamanan diterima lengkap oleh komite, berdasarkan hasil penelitian serta bukti-bukti awal yang lengkap sebagaimana yang diajukan pemohon tersebut, KPPI memberikan keputusan berupa menolak permohonan dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan atau menerima permohonan dan memulai penyelidikan dalam hal permohonan Universitas Sumatera Utara memenuhi persyaratan. 166 KPPI menyampaikan penolakan permohonan kepada pemohon disertai dengan penjelasan alasan penolakan. Atas pemberitahuan KPPI mengenai alasan-alasan terhadap penolakan tersebut, pihak berkepentingan diberikan kesempatan untuk melakukan tanggapan atas alasan-alasan tersebut paling lama 15 lima belas hari sejak penetapan KPPI. 167 Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2002, Bab X tentang Notifikasi dan Konsultasi Pasal 28 menyatakan bahwa komite harus menotifikasikan kepada Committee on Safeguards seluruh keputusan tindakan pengamanan yang menyangkut : 1. Penetapan dimulainya penyelidikan dan penetapan hasil penyelidikan. 2. Penetapan kerugian nyata dan atau ancaman kerugian sebagai akibat dari lonjakan impor. 3. Penetapan tindakan pengamanan, baik sementara maupun tetap, dan perpanjangan tindakan pengamanan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Agreement on Safeguard Article 12 , maka dari itu pemerintah Indonesia mengirimkan surat pemberitahuan terkait dengan Article 12.1 a untuk melakukan inisiasi investigasi kepada Committee on Safeguards pada tanggal 21 Oktober 2004. Dalam dokumen dengan Nomor G SG N 6 IDN 1 yang berisi hal-hal sebagai berikut : 168 166 Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 85MPPKep22003 tentang Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia, Pasal 5 ayat 3. 167 Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 85MPPKep22003 tentang Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia, Pasal 6. 168 World Trade Organization : Committee on Safeguards GSGN6IDN1, Notification Under Article 12.1a Of The Agreement On Safeguards On Initiation Of An Investigation And The Reasons For It, Indonesia : 21 Oktober 2004, hlm.1. Universitas Sumatera Utara 1. Penyelidikan dimulai pada tanggal 19 Oktober 2004. 2. Produk yang diselidiki adalah produk keramik tableware nomor HS 6911.00.00.00, 6911.10.00.00, 6911.90.00.00, 6912.00.00.00. 3. Alasan untuk memulai prosedur penyelidikan, karena adanya petisi perlindungan dari industi keramik tableware dalam negeri untuk melakukan tindakan pengamanan. Berdasarkan evaluasi data yang menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan impor sebesar 61,2 dan meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun 1999-2003. Penyelidikan telah dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pengamanan dibenarkan. 4. Batas waktu untuk menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam prosedur ini adalah lima belas hari setelah publikasi inisiasi. Dalam waktu lima belas hari pihak yang berkepentingan dapat meminta kepada KPPI untuk dapat berpartisipasi dalam sidang sesuai dengan Pasal 19 Keppres No. 84 Tahun 2002 yang berbunyi : 1 Dalam pengajuan rekomendasi Tindakan Pengamanan tetap, Komite wajib terlebih dahulu melakukan dengar pendapat. 2 Pihak berkepentingan yang bermaksud menghadiri acara dengar pendapat harus menyampaikan namanya atau nama yang akan mewakilinya kepada Komite dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh hari sebelum tanggal penyelenggaraan dengar pendapat. 3 Komite wajib memberitahukan waktu penyelenggaraan dengar pendapat kepada pihak berkepentingan dengan jangka waktu yang cukup agar pihak berkepentingan atau wakilnya dapat menghadiri dengar pendapat. Pihak yang berminat akan diundang untuk menyerahkan pernyataan tertulis dan informasi yang harus dipertimbangkan dalam penyelidikan, dalam jangka waktu 15 lima belas hari dari tanggal penerbitan inisiasi. Oleh karena itu, ada tanggal 12 Mei 2005, pemerintah Indonesia mengirimkan surat Universitas Sumatera Utara pemberitahuan terkait dengan Article 12.1 b, Article 12.1 c dan Article 9 Agreement on Safeguard. Dalam surat tersebut Indonesia memberitahukan kepada semua anggota Committee on Safeguards , WTO dan anggota yang memiliki kepentingan subtansial sebagai eksportir produk terselidik bisa menginformasikan kesediannya untuk mengadakan konsultasi sesuai dengan Article 12.3 Agreement on Safeguards. Berdasarkan dokumen dengan Nomor GSG N 8 IDN1, GSGN10IDN1 dan GSG N11IDN1, berisi hal-hal sebagai berikut 169 : 1. Pada tanggal 19 Oktober 2004, Republik Indonesia memulai penyelidikan yang berkaitan dengan kerugian serius terhadap produsen dalam negeri dari produk sejenis atau langsung bersaing dengan impor porselen dan bukan porselen keramik tableware . Inisiasi investigasi telah diberitahukan kepada Committee on Safeguards dalam dokumen G SG N 6 IDN 1 pada tanggal 19 Oktober tahun 2004. 2. Sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia, maka KPPI sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan investigasi berdasarkan permohonan yang diajukan oleh produsen dalam negeri, menyimpulkan bahwa industri keramik tableware dalam negeri telah mengalami kerugian serius yang disebabkan peningkatan yang signifikan dalam impor dan diperlukan 169 World Trade Organization : Committee on Safeguards GSG N 8 IDN1, GSGN10IDN1 dan GSG N11IDN1 , Notification Under Article 12.1b Of The Agreement On Safeguards On Finding A Serious Injury Or Threat Thereof Caused By Increased Imports, Notification Pursuant To Article 12.1C Of The Agreement On Safeguards, Notification Pursuant To Article 9, Footnote 2 Of The Agreement On Safeguards, Indonesia : 12 Mei 2005, hlm.1-4 Universitas Sumatera Utara tindakan pengamanan definitif untuk mencegah dan memperbaiki kerugian serius. a. Lonjakan impor Berdasarkan dengan ketentuan Article 2.1 Agreement on Safeguard yang berisi pedoman dalam mengidentifikasikan lonjakan impor dan Pasal 9 ayat huruf a Keppres No. 84 Tahun 2002, yang mengatur tentang adanya suatu bukti yang kuat bahwa terjadinya lonjakan impor dari barang terselidik telah mengalami kerugian serius atau ancaman kerugian serius. Hasil penyelidikan dari tahun 1999 Januari - Juni 2004, yang disebut juga sebagai periode investigasi maka KPPI memeriksa semua faktor yang relevan terkait dengan penyelidikan. Dalam penyelidikan terungkap bahwa jumlah impor produk keramik tableware meningkat tajam dan sangat signifikan selama lima tahun terakhir baik secara absolut atau secara relatif. Secara absolut, jumlah produk impor yang bersangkutan pada tahun 1999 hanya 11.603 ton. Namun, impor produk yang bersangkutan pada tahun 2000 sangat meningkat menjadi 21.470 ton, mewakili 85 peningkatan dari jumlah impor tahun sebelumnya. Pada tahun 2002, volume impor terus meningkat secara signifikan menjadi 35.131 ton atau sesuai dengan 90 dibandingkan dengan jumlah impor pada tahun 2001. Pada tahun 2003 dan 2004, volume impor terus naik 14 dan 25. Pada tahun 1999 impor keramik tableware hanya menyumbang 32 dari pangsa pasar Indonesia, kemudian meningkat menjadi 42,7 pada tahun 2000. Namun, sedikit menurun menjadi 38,3 pada tahun 2001. Pangsa Universitas Sumatera Utara impor ke pasar Indonesia terus meningkat menjadi 55,9 dan secara signifikan menjadi 61 pada tahun 2003. b. Kerugian serius Berdasarkan analisis faktor mengenai situasi produsen dalam negeri dari produk sejenis atau langsung bersaing seperti yang ditentukan dalam dalam Article 4.2 a Agreement on Safeguards dan Pasal 12 ayat 1 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang berbunyi : Penentuan kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri akibat lonjakan impor barang terselidik harus didasarkan kepada hasil analisis dari seluruh faktor-faktor terkait secara objektif dan terukur dari industri dimaksud, yang meliputi: a Tingkat dan besarnya lonjakan impor barang terselidik, baik secara absolut ataupun relatif terhadap barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing. b Pangsa pasar dalam negeri yang diambil akibat lonjakan impor barang terselidik. c Perubahan tingkat penjualan, produksi, produktivitas, pemanfaatan kapasitas, keuntungan dan kerugian serta kesempatan kerja. KPPI telah menganalisis indikator untuk menentukan kerugian industri dalam negeri. Kerugian termasuk penjualan, keuntungan, pangsa pasar, produksi, pemanfaatan kapasitas, persediaan, kerja, upah, dan produktivitas. Temuan investigasi menunjukkan bahwa produsen dalam negeri telah mengalami kerugian serius. Tabel 5. Indikator Kinerja Industri dalam Negeri, 1999-2004 Indikator Kerugian Unit 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Jan-Juni Total Impor Ton 11.603 21.470 18.534 35.131 40.018 25.081 Tingkat Kenaikan 85 14 90 14 25 Penjualan Domestik PT. Lucky Ton 100 126 133 123 118 74 PT. Queen Ton 100 87 83 79 60 Universitas Sumatera Utara Indikator Kerugian Unit 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Jan-Juni Total Penjualan Domestik Ton 100 117 121 112 104 56 Saham di Pasar Indonesia Jumlah Saham Impor 32.0 42.7 38.3 55.9 61.0 64.5 PT. Lucky 100 91 100 71 66 61 PT.Queen 100 65 65 47 35 24 Total Saham Pemohom 100 89 98 70 64 58 Lainnya 100 81 87 62 54 49 Jumlah Saham Industri Domestik 68.0 57.3 61.7 44.1 39.0 35.5 Total Penjualan Ton 100 116 121 112 104 112 Total Pendapatan Rp. 100 153 189 175 156 129 Keuntungan Rp. 100 55 19 252 264 199 Pekerja 100 134 116 112 106 57 Upah Rp. 100 112 165 222 230 12 Tingkat Kapasitas Terpakai 67.6 85.5 75.2 96.7 88 69.6 Produksi Ton 100 127 111 143 130 115 Produktivitas Kgpe keja 100 94 96 127 122 100 Perbanding Harga Pemotongan Harga 1.28 33 45 5.11 22.11 32.48 Depresiasi Harga 1.40 40.65 15.58 18.50 21.80 20.62 Penekanan Harga 10.31 27.89 5.08 7.74 10.74 9.67 Sumber : KPPI diolah 170 Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa total penjualan menurun sejak tahun 2002 dan seterusnya, tetapi keuntungan menurun sejak awal periode investigasi, sementara lapangan kerja menunjukkan kemiringan mulai tahun 2001 sampai akhir periode investigasi. Sedangkan untuk upah menunjukkan peningkatan terutama karena adanya amandemen peraturan pemerintah tentang upah minimum regional dan 170 Lihat : http:kppi.kemendag.go.idassetdirektoriprodukNotifikasi2012. 128b 2920Keramik20Tableware.pdf diakses pada tgl 18 Juni 2015 Pukul 16.00. Universitas Sumatera Utara golden shake hand atau memberhentikan dengan memberi kompensasi yang harus dibayar oleh industri dalam negeri. Tingkat pemanfaatan kapasitas dan produksi menurun pada tahun 2002-2003 dan telah diprediksi akan terus menurun di tahun-tahun berikutnya. Harga impor telah melemah sebelum dan selama masa penyidikan. Harga terlemah terjadi pada tahun 2001 diikuti oleh tahun 2000 dan 2003. Harga depresiasi dan penekanan harga terjadi sejak tahun 2000 hingga akhir periode investigasi. c. Hubungan kausal Hubungan sebab akibat diatur dalam Article 4.2 b Agreement on Safeguard dan Pasal 20 ayat 2 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang berbunyi : Rekomendasi Tindakan Pengamanan tetap sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dikenakan setelah seluruh prosedur penyelidikan Tindakan Pengamanan dilaksanakan dan terdapat fakta-fakta serta bukti kuat yang menyatakan bahwa lonjakan impor barang terselidik secara nyata dan terbukti telah mengakibatkan kerugian serius dan atau ancaman kerugian serius terhadap industri dalam negeri. Berdasarkan informasi yang tersedia KPPI telah membuat penentuan bahwa ada bukti yang jelas tentang hubungan sebab akibat antara pertumbuhan impor produk yang diselidiki dan menyebabkan kerugian pada industri dalam negeri yang memproduksi produk sejenis atau langsung bersaing. d. Tindakan yang diusulkan Tindakan yang diusulkan adalah langkah-langkah perlindungan definitif yang diambil untuk mencegah atau memperbaiki kerugian serius Universitas Sumatera Utara pada industri dalam negeri yang disebabkan oleh peningkatan impor. Tindakan pengamanan definitive adalah langkah-langkah untuk mengambil bea masuk yang berupa tarif spesifik yang harus dibayar. Langkah-langkah yang akan diterapkan untuk impor produk keramik tableware dengan kode HS 6911.00.00.00 dan 6912.00.00.00 kecuali produk peralatan toilet. Ukuran yang diusulkan adalah RP. 1.600,00 per kilogram dan akan diliberalisasi selama tiga tahun dengan ketentuan tahun pertama sebesar Rp 1.600,00 per kilogram, tahun kedua sebesar Rp 1.400,- per kilogram tahun ketiga sebesar Rp 1.200,00 per kilogram. Hal ini sesuai dengan Article 5.1 Agreement on Safeguard dan Pasal 21 ayat 2 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang mengatur tentang tindakan pengamanan dapat ditetapkan dalam bentuk bea masuk oleh Menteri Keuangan dan atau kuota oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan. e. Negara berkembang Negara sedang berkembang tidak dapat dikenakan tindakan pengamanan berdasarkan Article 9.1 Agreement on Safeguards dan Pasal 27 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang berbunyi : Tindakan Pengamanan tidak diberlakukan terhadap barang terselidik yang berasal dari negara berkembang sepanjang pangsa impor barang terselidik dari negara berkembang yang bersangkutan tidak melebihi 3 tiga persen dengan syarat bahwa keseluruhan pangsa impor barang terselidik dari negara-negara berkembang dengan pangsa impor kurang dari 3 tiga persen, secara kelompok tidak melebihi 9 sembilan persen dari total impor produk yang bersangkutan. Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 Tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Universitas Sumatera Utara Terhadap Impor Produk Keramik Tableware. Adapun dasar pertimbangan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengeluarkan peraturan tersebut adalah sebagai berikut : 171 1. Bahwa ASAKI telah mengajukan permohonan tindakan pengamanan atas peningkatan impor produk keramik tableware . 2. Bahwa sesuai dengan GATT WTO, Agreement on Safeguards, Keppres No. 84 Tahun 2002 dan hasil penyelidikan KPPI selama 200 hari. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 maka ditetapkan bea masuk tindakan pengamanan selama tiga tahun atas impor keramik tableware, kecuali produk peralatan toilet. Tabel 6. Bea Masuk Tindakan Pengamanan, 2006-2009 Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 diolah 172 Bea Masuk Tindakan Pengamanan dikenakan terhadap importasi dari semua negara, kecuali negara-negara yang ada di dalam tabel sebagai berikut : 171 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware , bagian menimbang. 172 Lihat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware, dalam Pasal 3 yang berbunyi : “Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan selama 3 tiga tahun dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tahun I : Rp. 1.600,00 per kg. b. Tahun II : Rp. 1.400,00 per kg. c. Ta hun III : Rp. 1.200,00 per kg.” No. HS Produk Bea Masuk Tindakan Pengamanan RpKg Tahun I Tahun II Tahun III 1. 6911.10.00.00 Keramik 1.600 1.400 1.200 2. 6911.90.00.00 3. 6912.00.00.00 Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Negara Bebas Bea Masuk Tindakan Pengamanan, 2006-2009 No. Negara No. Negara 1. Albania 49. Madagascar 2. Angola 50. Malawi 3. Antigua and Barbuda 51. Malaysia 4. Argentina 52. Maldives 5. Bahrain 53. Mali 6. Bangladesh 54. Malta 7. Barbados 55. Mauritius 8. Belize 56. Mexico 9. Benin 57. Mongolia 10. Bolivia 58. Morocco 11. Botswana 59. Mozambique 12. Brunei Darussalam 60. Myanmar 13. Burkina Faso 61. Namibia 14. Burundi 62. Niger 15. Cameroon 63. Nigeria 16. Republic Colombia 64. Nicaragua 17. Central African 65. Oman 18. Congo 66. Pakistan 19. Costa Rica 67. Panama 20. Cote d’Ivoire 68. Papua New Guinea 21. Croatia 69. Paraguay 22. Cyprus 70. Peru 23. Democratic Republic of Congo 71. Philiphines 24. Djibouti 72. Qatar 25. Dominica 73. Rwanda 26. Dominican Republic 74. Saint Kitts and Nevis 27. Ecuador 75. Saint Lucia 28. Egypt 76. Saint Vincent and the Grenadines 29. El Salvador 77. Senegal 30. Fiji 78. Sierra Leone 31. Gabon 89. Solomon Islands 32. Ghana 80. South Africa 33. Genada 81. Sri Lanka 34. Guatemala 82. Suriname 35. Guyana 83. Swaziland 36. Guinea 84. Taiwan 37. Guinea-Bissau 85. Tanzania 38. Haiti 86. Thailand 39. Honduras 87. The Gambia 40. Hongkong 88. Togo 41. Chile 89. Trinidad and Tobago 42. India 90. Tunisia Universitas Sumatera Utara 43. Jamaica 91. United Arab Emirates 44. Jordan 92. Uganda 45. Kenya 93. Uruguay 46. Kuwait 94. Venezuela 47. Kyrgyz Republic 95. Zambia 48. Lesotho 96. Zimbabwe Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 173 Berdasarkan Pasal 24 ayat 1 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang berbunyi: Perpanjangan pemberlakuan Tindakan Pengamanan dapat dilakukan berdasarkan permohonan resmi yang diajukan oleh industri dalam negeri atau atas dasar prakarsa Komite dalam hal terdapat alasan kuat bahwa kerugian dan atau ancaman kerugian yang diderita oleh industri dalam negeri akibat lonjakan impor masih tetap akan berlanjut dan industri dalam negeri masih terus melakukan penyesuaian struktural. Petisi permohonan untuk memperpanjang tindakan pengamanan atas produk keramik tableware diajukan oleh PT. Lucky Indah Keramik. Permohonan untuk memperpanjang tindakan pengamanan didasarkan kepada hal-hal sebagai berikut : 174 1. Tindakan remedi 175 yang berlaku telah memungkinkan proses perbaikan dan dilaksanakannya penyesuaian struktural oleh industri dalam negeri. Perpanjangan tindakan pengamanan ini masih diperlukan untuk memungkinkan tetap berlangsungnya efek pemulihan dan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Secara khusus, apabila tindakan pengamanan tersebut 173 Lihat : Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01Pmk.0102006 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware 174 PT. Lucky Indah Keramik , Op.Cit., hlm.2-3. 175 Tindakan remedi adalah tindakan atau kebijakan pemerintah untuk menimalkan dampak negatif dari impor terhadap industri dalam negeri. Lihat : Nandang Sutrisno, “ Memperkuat Sistem Hukum Remedi Perdagangan, Melindungi Industri Dalam Negeri ” Jurnal Hukum No. 2 Vol. 14 14 April 2007, hlm. 234. Universitas Sumatera Utara dihentikan, harga impor dari negara pemasok utama akan jauh berada di bawah biaya produksi industri dalam negeri dan dalam hal-hal tertentu di bawah biaya bahan baku, yang pada akhirnya akan menghambat upaya industri dalam negeri dalam melakukan pengurangan biaya yang merupakan bagian dari penyesuaian struktural. 2. Selama beberapa tahun terakhir sejumlah penutupan pabrik telah terjadi sebagai akibat dari melonjaknya barang impor, antara lain PT. Queen Setia Budhi telah terpaksa menutup pabriknya. Bilamana pengenaan tindakan pengamanan dihentikan akan mengancam kelangsungan hidup tindakan remedi yang berlaku telah memungkinkan proses perbaikan dan dilaksanakannya industri keramik dalam negeri. 3. Kemajuan dalam pelaksanaan restrukturisasi telah berjalan dengan baik, akan tetapi masih diperlukan waktu untuk menyelesaikan penyesuaian struktural yang difokuskan pada pelaksanaan tindakan pengamanan dari segi harga dan biaya. Volume impor keramik pada tahun 2005 mencapai 45034,316 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 33732,16 serta terus menurun pada tahun 2007 menjadi 24084,65. Meskipun terjadi penurunan volume impor keramik selama 3 tahun secara signifikan, akan tetapi industri dalam negeri masih memerlukan perpanjangan tindakan pengamanan karena pangsa pasar impor masih sangat tinggi. Dalam hal ini industri dalam negeri berpendapat seharusnya pengenaan tindakan pengamanan berada pada level yang lebih tinggi untuk Universitas Sumatera Utara membendung arus impor. Walaupun pengenaan tindakan pengamanan sudah efektif, namun proses restrukturisasi masih memerlukan penambahan waktu. 176 Negara pemasok keramik tableware terbesar adalah Cina dengan volume sebesar 11.998 Ton pada tahun 2006 atau 35,6 dari total impor. Sementara Hong Kong dan Malaysia pada tahun 2006, impor dari kedua negara tersebut telah meningkat jauh melampaui 3 dan dengan harga yang sangat rendah. 177 Kerahasiaan dari informasi yang dianggap sensitif secara komersial perlu dilindungi, maka informasi di bawah ini dibuat dalam bentuk tabel, yaitu : Tabel 8. Indikator Kinerja Industri dalam Negeri, 2005-2007 Paramerter Unit 2005 2006 2007 Produksi Ton 100 101 118 Kapasitas Terpakai 70-80 70-80 75-95 Penjualan Domestik Volume Ton 100 111 142 Penjualan Ekspor Volume Ton 100 66 91 Persediaan Ton 100 233 100 Keuntungan Kerugian JtRp - - - 5-10 -5-breakeven 0-5 Tenagakerja Orang 2.197 2.448 2.443 Produktivitas Tonpekerja 100 91 105 Upah JtRp 100 114 142 Total Impor Ton 45034,32 33732,16 24084,65 Sumber : Petisi dari PT. Lucky Indah Keramik 178 Aspek pemulihan tindakan pengamanan pada tahun 2007 telah terjadi perbaikan dihampir semua indikator kinerja industri dalam negeri, sehingga menghasilkan profitabilitas. Walaupun demikian, perbaikan ini tidak semata-mata 176 PT. Lucky Indah Keramik , Op.Cit., hlm. 9. 177 Ibid . 178 Lihat : http:kppi.kemendag.go.idassetdirektoriprodukPETISI20Keramik 20TableWare20Perpanjangan20Tdk20Rahasia.pdf diakses pada tgl 20 Juni 2015 Pukul 12.05. Universitas Sumatera Utara sebagai akibat dari tindakan pengamanan yang diberlakukan tetapi juga menggambarkan ditutupnya suatu perusahaan besar keramik tableware pada tahun 2006. Pengenaan tindakan pengamanan ini dianggap sangat terlambat untuk menyelamatkan perusahaan tersebut. Kinerja industri dalam negeri pada tahun 2006 sangat buruk, khususnya pada sisi keuntungan karena program penyesuaian baru dimulai, antara lain kenaikan produktivitas melalui perbaikan pengupahan dan rasionalisasi penggunaan energi. 179 Hal ini berdampak pada harga, dimana terjadi pemotongan harga price undercutting. Perbandingan harga dibuat dengan membandingkan harga impor yang telah dikenakan bea masuk dengan harga jual industri dalam negeri pada tingkat perdagangan yang sama. Negara-negara pemasok yang utama, seperti Cina, Hong Kong dan Malaysia sebagai Negara-negara yang dapat dijadikan referensi. Dalam hal Cina, pemotongan harga pada kisaran 5-15 dan dalam hal Hong Kong dan Malaysia bahkan hingga 80 dari harga impor. Selanjutnya, bilamana pengenaan tindakan pengamanan dihentikan pemotongan harga khususnya dari Cina akan meningkat beberapa persen dan tinggkat harga akan jauh di bawah biaya produksi industri dalam negeri. Pada harga yang sangat murah tersebut tidak diragukan lagi bahwa impor dari Cina, akan kembali melonjak karena keramik tableware merupakan komoditi yang sensitif terhadap harga. 180 Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia KPPI sebagai lembaga yang berwenang telah menindaklanjuti petesi tersebut dengan melalukan penyelidikan 179 Ibid., hlm. 10 . 180 Ibid., hlm. 10-11 Universitas Sumatera Utara secara menyeluruh terhadap produk keramik tableware . Oleh karena itu pemerintah Indonesia kembali mengirimkan surat pemberitahuan terkait dengan Article 12.1 a Agreement on Safeguards, bahwa Republik Indonesia dengan ini ingin memberitahukan kepada Committee on Safeguards bahwa otoritas yang berwenang telah memulai perpanjangan tindakan pengamanan. Dalam dokumen dengan Nomor GSGN6IDN1Suppl.1 yang berisi hal-hal sebagai berikut : 181 1. Penyelidikan untuk perpanjangan tindakan pengamanan dimulai pada tanggal 5 Juni 2008. 2. Produk yang diselidiki adalah produk keramik tableware dengan kode HS 6911.00.00.00, 6911.90.00.00, dan 6912.00.00.00. 3. Alasan untuk inisiasi yaitu pada bulan April 2008 pemohon meminta perpanjangan tindakan pengamanan definitif terhadap keramik tableware dari berbagai negara selama 3 tahun. Pemohon mengklaim bahwa industri dalam negeri masih dalam proses pemulihan dari kerugian serius akibat dari impor dan diperlukan tindakan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Selain itu, mereka meminta waktu tambahan untuk melaksanakan rencana penyesuaian dan membuat persaingan secara global. Klaim ini didasarkan pada informasi yang mencakup periode 2005-2007 yang menunjukkan bahwa aspek perbaikan baru saja diambil dan jika tindakan dihentikan, maka impor akan meningkat secara signifikan pada kondisi harga yang akan menghasilkan kerugian serius ke bagi industri dalam negeri yang baru diperbaiki. 181 World Trade Organization : Committee on Safeguards GSGN6IDN1Suppl.1 , Notification Under Article 12.1A Of The Agreement On Safeguards On Initiation Of An Investigation And The Reasons For It Indonesia : 13 Juni 2008, hlm. 1-2. Universitas Sumatera Utara Penyelidikan telah dilakukan untuk menentukan apakah aplikasi lanjutan dari langkah-langkah tindakan pengamanan di luar periode tiga tahun dibenarkan. 5. Berdasarkan Pasal 4 ayat 2 Keppres No. 84 Tahun 2002, batas waktu penyampaian pandangan atau komentar yang berkaitan dengan penyelidikan adalah 15 hari setelah penerbitan inisiasi. Dalam periode ini, pihak yang berkepentingan diundang untuk menyajikan laporan tertulis dan informasi yang harus disampaikan kepada pihak yang berwenang yaitu KPPI. Perpanjangan tindakan pengamanan perdagangan dapat dilakukan sesuai dengan Article 7.3 Agreememt on Safeguard dan Pasal 23 ayat 2 Keppres No. 84 Tahun 2002, yang mengatur tentang masa berlaku tindakan pengamanan paling lama 4 empat tahun dan dapat diperpanjang. Menteri Keungan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 Tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware yang mulai berlaku sejak tanggal 4 Januari 2009 dan berlaku selama tiga tahun. Peraturan ini dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan KPPI pada periode penyelidikan tahun 2005-2007, yang menunjukkan masih terjadinya kenaikan impor barang terselidik sehingga menyebabkan kerugian serius industri dalam negeri, Menteri Perdagangan melalui Surat Nomor 1597M-DAG52008 tanggal 10 November 2008, mengusulkan untuk memperpanjang pengenaan BMTP terhadap impor produk keramik tableware. 182 Berdasarkan Peraturan Menteri 182 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 Tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware, bagian menimbang. Universitas Sumatera Utara Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 ditetapkan bea masuk tindakan pengamanan selama tiga tahun atas impor keramik tableware, kecuali produk peralatan toilet. Tabel 9. Bea Masuk Tindakan Pengamanan, 2009-20012 Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 diolah 183 Bea Masuk Tindakan Pengamanan BMTP dikenakan terhadap impor produk keramik tableware kepada setiap negara, kecuali negara sedang berkembang. Negara yang dikecualikan terhadap pengenaan BMTP pada tahun 2006 berjumlah 96 negara, sedangkan pada tahun 2009 terdapat 203 negara yang dibebaskan dari BMTP maka para importir wajib menyerahkan dokumen surat keterangan asal. 184 Tabel 10. Negara Bebas Bea Masuk Tindakan Pengamanan 2009-2012 No. Negara No. Negara 1. Afghanistan 44. Chile 2. Albania 45. Christmas Islands 3. Algeria 46. Cocos Islands 183 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware, dalam Pasal 4 yang berbunyi : Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan selama 3 tiga tahun dengan besaran sebagai berikut: “Periode Tahun I, tanggal 4 Januari 2009 s.d. 3 Januari 2010, Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan Rp 1.200,00 seribu dua ratus rupiah per kg. Periode Tahun II, tanggal 4 Januari 2010 s.d. 3 Januari 2011, Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan Rp 1.150,00 seribu seratus lima puluh rupiah per kg. Periode Tahun III, Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan tanggal 4 Januari 2011 s.d. 3 Januari 2012 Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan Rp 1.100,00 seribu seratus rupiah per kg. 184 Surat Keterangan Asal Certificate of Origin adalah dokumen yang membuktikan bahwa barang ekspor Indonesia telah memenuhi Ketentuan Asal Barang Indonesia . Lihat : Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77M- DAGPER102014 Tentang Ketentuan Asal Barang Indonesia Rules of Origin of Indonesia, Pasal 1 angka 7. No. HS Produk Bea Masuk Tindakan Pengamanan RpKg Tahun I Tahun II Tahun III 1. 6911.10.00.00 Keramik 1.200 1.150 1.100 2. 6911.90.00.00 3. 6912.00.00.00 Universitas Sumatera Utara No. Negara No. Negara 4. America Samoa 47. Colombia 5. Angola 48. Comoros 6. Anguilla 49. Congo, Democratic Republic of the 7. Antigua and Barbuda 50. Congo, Republic of 8. Antilles Netherlands 51. Cook Islands 9. Argentina 52. Costa Rica 10. Armenia 53. Cote dIvoire 11. Aruba 54. Croatia 12. Ascension 55. Cuba 13. Austral Islands 56. Curacao 14. Azerbaijan 57. Cyprus 15. Bahamas 58. Djibouti 16. Bahrain 59. Dominica 17. Bangladesh 60. Dominican Republic 18. Barbados 61. Ecuador 19. Belarus 62. Egypt 20. Belize 63. El Salvador 21. Benin 64. Equatorial Guinea 22. Bermuda 65. Eritrea 23. Bhutan 66. Estonia 24. Bolivia 67. Ethiopia 25. Bosnia and Herzegovina 68. Falkland Islands and Dependencies 26. Botswana 69. Fiji 27. Bouvet Islands 70. French Southern and Antarctic Territories 28. Brazil 71. French Polynesia 29. British Antarctic Territories 72. Gabon 30. British Indian Ocean Territory 73. Gambia 31. British Virgin Islands 74. Georgia 32. Brunei Darussalam 75. Ghana 33. Burkina Faso 76. Giblartar 34. Burundi 77. Gilbert and Ellice Islands 35. Cambodia 78. Greenland 36. Cameroon 79. Grenada 37. Canary Islands 80. Guam 38. Cape Verde 81. Guatemala 39. Caroline Islands 82. Guinea 40. Cayman Islands 83. Guinea-Bissau 41. Central African Republic 84. Guyana 42. Ceuta and Mellia 85. Haiti 43. Chad 86. Heard Island and McDonald Island 87. Honduras 130. Nauru Universitas Sumatera Utara No. Negara No. Negara 88. Hungary 131. Nepal 89. India 132. New Caledonia and Dependencies 90. Iran, Islamic Republic of 133. Nicaragua 91. Iraq 134. Niger 92. Israel 135. Nigeria 93. Jamaica 136. Niue 94. Jordan 137. Norfolk Island 95. Kazakhstan 138. Oman 96. Kenya 139. Pakistan 97. Kiribati 140. Palau 98. Korea, Democratic Peoples Republic of 141. Panama 99. Korea, Republic of 142. Papua New Guinea 100. Kuwait 143. Paraguay 101. Kyrgyzstan 144. Peru 102. Lao Peoples Democratic Republic of 145. Phillipines 103. Latvia 146. Pitcairn Islands 104. Lebanon 147. Qatar 105. Lesotho 148. Romania 106. Liberia 149. Russian Federation 107. Libyan Arab Jamaririya 150. Rwanda 108. Lithuania 151. Samoa 109. Macao 152. Sao Tome and Principe 110. Macedonia The Former Yugoslav Republic of 153. Saudi Arabia 111. Madagaskar 154. Senegal 112. Malawi 155. Seychelles 113. Maldives 156. Sierra Leone 114. Mali 157. Slovenia 115. Malta 158. Salomon Islands 116. Marianas Islands North 159. Somalia 117. Marshall Islands 160. South Africa 118. Mauritania 161. Southern Sandwich Islands and Dependencies 119. Mauritius 162. Sri Lanka 120. Mayotte 163. Saint Helena and Dependencies 121. Mexico 164. Saint Kitts and Nevis 122. Micronesia, Federated States of 165. Saint Lucia 123. Moldova, Republic of 166. Saint Martin 124. Mongolia 167. Saint Pierre and Miquelon 125. Montserrat 168. Saint Pierre and Miquelon 126. Morocco 169. Sudan Universitas Sumatera Utara No. Negara No. Negara 127. Mozambique 170. Suriname 128. Myanmar 171. Swaziland 129. Namibia 172. Syrian Arab Republic 173. Taiwan 189. Ukraine 174. Tajikistan 190. United Arab Emirates 175. Tanzania, United Republic of 191. United States Minor Outlying Islands 176. Thailand 192. Uruguay 177. Timor Leste 193. Uzbekistan 178. Togo 194. Vanuatu 179. Tokelau Islands 195. Venezuela 180. Tonga 196. Vietnam 181. Trinidad and Tobago 197. Virgin Islands United Kingdom 182. Tristan de Cuhna 198. Virgin Islands UniteStates 183. Tunisia 199. Wallis and Futuna Islands 184. Turkey 200. Western Sahara 185. Turkmenistan 201. Yemen 186. Turks and Caicos Islands 202. Zambia 187. Tuvalu 203. Zimbabwe 188. Uganda Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 185 Pembangunan materi hukum legal substance atau peraturan perundang- undangan di Indonesia hingga kini terus berlangsung, karena peraturan perundang-undangan merupakan salah satu sendi utama dari sistem hukum nasional. 186 Indonesia sebagai salah satu anggota WTO yang telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization sebagaimana diwujudkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994, maka Indonesia berkewajiban untuk berperan aktif dalam mewujudkan tatanan perdagangan dunia yang adil dan saling menguntungkan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya untuk 185 Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237Pmk.0112008 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Keramik Tableware 186 Ahmad M.Ramli, Koordinasi dan Harmonisasi Peraturan Perundang- Undangan Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI, Majalah Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional : Nomor 2 Tahun 2008 , hlm. 1. Universitas Sumatera Utara menyelaraskan, menyesuaikan, memantapkan dan membulatkan konsepsi suatu rancangan peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan lain, baik yang lebih tinggi, sederajat, maupun yang lebih rendah, dan hal-hal lain selain peraturan perundang-undangan, sehingga tersusun secara sistemastis, tidak saling bertentangan atau tumpang tindih. Hal ini merupakan konsekuensi dari adanya hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Sehingga suatu peraturan perundang- undangan merupakan bagian integral yang utuh dari keseluruhan sistem peraturan perundang-undangan. 187 Ketentuan tindakan pengamanan perdagangan terhadap industri keramik tidak bertentangan dengan ketentuan yang diatur WTO di dalam Agreement on Safeguard. Penerapan kebijakan tindakan pengamanan yang dilakukan terhadap industri keramik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan peraturan pelaksanannya. Hal ini dapat diketahui dari Pasal 119 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang berbunyi : Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang- undangan yang terkait dengan Perdagangan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang- Undang ini. Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2011 maka Keppres No. 84 Tahun 2002 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Akan tetapi, pada saat Peraturan Pemerintah 187 Ibid., hlm. 9-10 . Universitas Sumatera Utara ini mulai berlaku ada pengecualian yang dimuat di dalam Pasal 102 ayat 2 yang menyatakan bahwa: Segala keputusan dan kegiatan KPPI berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 dinyatakan sah. Penetapan tindakan pengaman perdagangan terhadap produk keramik tableware yang dilakukan oleh KPPI sudah sejalan dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Perdagangan. Oleh karena itu dalam studi yuridis-normatif yang mengkaji tingkat keselarasan sinkronisasi antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lain dapat diketahui bahwa peraturan yang ada tentang tindakan pengamanan perdagangan saling mempunyai kesesuain sehingga peraturan itu dapat diterapkan dengan baik.

C. Penegakan Hukum Tindakan Pengamanan Perdagangan di Indonesia