menurunkan tekanan darah hingga kurang dari 14090 mmHg atau 13085 mmHg bila juga terdapat gagal jantung, insufisiensi ginjal, atau diabetes, 3 menurunkan
kolesterol LDL hingga kurang dari 100 mgdL dan kadar non-HDL kurang dari 130 mgdL, 4 aktivitas fisik sedang selama 30 menit sehari, 3-4 hari setiap
minggu, 5 manajemen berat badan, dengan Indeks Massa Tubuh IMT kurang dari 25, 6 HbA1C kurang dari 7, 7 menggunakan 75-325 mg aspirin sehari
jika tidak ada kontraindikasi, 8 menggunakan 2 obat antihipertensi, angiotensin- converting enzym inhibitor dan
β-blockers, setelah infark miokardium, keculai terdapat kontraindikasi.
Terapi nutrisi medis adalah hal yang sangat penting untuk pencegahan sekunder karena kadar saturated fatty acid SFA berhubungan dengan
progresivitas penyakit pada laki-laki. Biasanya untuk mencapai kadar LDL yang lebih rendah, terapi diet yang agresif dibutuhkan. Terapi diet yang agresif
biasanya dilakukan pada pasien yang menghindari terapi obat. Diet tersebut mengandung produk hewani yang minimal sehingga masukan asam lemak
jenuhSFA 3, kolesterol 5 mg, dan lemak total 10 sangat rendah. Hal penting dari diet ini adalah biji-bijian rendah lemak low-fat grains,
bunciskacang polong legumes, buah, sayur, dan produk olahan susu tanpa lemak. Karena putih telur boleh dikonsumsi, maka regimen diet ini adalah
regimen lakto-ovovegetarian Krummel, 2004.
2.5.4. Therapeutic Lifestyle Change TLC Diet
Rekomendasi diet Adult Treatment Panel III ATP III juga dikenal sebagai Therapeutic Lifestyle Change TLC Diet. Adapun komposisi nutrien
dalam diet TLC:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Komposisi Nutrien dalam Diet TLC
Nutrien Masukan yang Direkomendasikan
Asam lemak jenuhSFA Polyunsaturated fatPUFA
Monounsaturated fatMUFA Lemak total
Karbohidrat Serat
Protein Kolesterol
Kalori total energi Kurang dari 7 dari kalori total
Hingga 10 dari kalori total Hingga 20 dari kalori total
25-35 dari kalori total 50-60 dari kalori total
20-30 gramhari Sekitar 15 dari kalori total
Kurang dari 200 mghari Keseimbangan masukan dan penggunaan energi
untuk menjaga berat badan yang diinginkanmencegah peningkatan berat badan
NCEP, 2002 Diet TLC menaruh perhatian pada biji-bijian, sereal, bunciskacang
polong, sayur, buah, daging rendah lemak lean meats, ternak poultry, ikan, dan produk olahan susu tanpa lemak nonfat dairy products. Beberapa strategi yang
berbeda untuk mengurangi asam lemak jenuh dan asam lemak trans adalah: 1 mencegah lemak yang terhidrogenasi, 2 menghindari atau mengurangi konsumsi
daging, 3 menggunakan terutama makanan rendah lemak, 4 menggunakan margarin dengan ester sterol, 5 memodifikasi makanan sehari-hari menjadi
rendah lemak misalnya dengan membuang kulit dari daging ayam, 6 mengganti makanan tinggi lemak dengan makanan rendah lemak misalnya
mensubstitusi whole milk dengan skim milk Krummel, 2004. Daging dibatasi hingga lima atau enam ons per hari dan telur hingga dua
kali per minggu. Daging rendah lemak lean meats kaya akan protein, seng, dan besi sehingga pasien masih diperbolehkan untuk mengonsumsinya hingga 6 ons
per hari. Produk olahan susu yang tanpa lemak juga direkomendasikan Krummel, 2004.
Dengan diet TLC, serat larut dan penggunaan sterolester stanol ditingkatkan. Serat larut dapat ditingkatkan dengan sering mengonsumsi kacang
Universitas Sumatera Utara
polong legumes, sereal, buah segar, dan sayur. Saat ini, stanolester stanol secara luas didapatkan pada margarin NCEP, 2002.
2.6. Faktor Diet Pada PJK 2.6.1. Asam Lemak Jenuh Saturated Fatty AcidSFA