hiperkolesterolemia, low-density lipoprotein LDL yang teroksidasi, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, homosistein, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol
Krummel, 2004. Intervensi gaya hidup dapat menghambat perkembangan lesi, membantu
regresi dari lesi yang telah ada, dan menurunkan disfungsi endotel. Sekitar 25 penurunan kejadian PJK berhubungan dengan pencegahan primer dan 70
berhubungan dengan perubahan perilaku yang mempengaruhi faktor risiko atau peningkatan pada terapi Hunink et al, 1997.
Berbagai studi telah menunjukkan sejumlah faktor diet dapat mempengaruhi risiko PJK. Orang-orang yang mengonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang
lebih tinggi mempunyai angka kejadian penyakit jantung yang lebih rendah. Komponen diet lainnya yang dapat meningkatkan risiko PJK adalah asam lemak
jenuh, asam lemak trans, karbohidrat sederhana yang menunjukkan nilai glikemik yang tinggi, dan kurangnya serat Ness dan Powles, 1997.
Menurut Ades 2001, berbagai penelitian mengenai olahraga yang dikombinasikan dengan konseling nutrisi telah menunjukkan perlambatan
aterosklerosis dan penurunan angka kejadian koroner lanjutan dan rawat inap. Ades juga mengatakan bahwa walaupun keuntungan konseling nutrisi pada
penyakit jantung koroner sangat jelas berguna, banyak dokter yang tidak memiliki waktu untuk memberikan anjuran nutrisi yang efektif dan bimbingan pengaturan
berat badan. Peranan diet yang besar dalam pencegahan sekunder penyakit jantung
koroner ini akhirnya mendorong penulis untuk meneliti tentang perilaku pasien penyakit jantung koroner terhadap diet penyakit jantung koroner di RSUP H.
Adam Malik Medan tahun 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien penyakit jantung koroner terhadap diet penyakit jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2010?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui perilaku pasien penyakit jantung koroner terhadap diet penyakit jantung koroner di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik sosiodemografi pasien PJK di RSUP
H. Adam Malik Medan tahun 2010. 2.
Mengetahui pengetahuan pasien PJK di RSUP H. Adam Malik Medan terhadap diet PJK.
3. Mengetahui sikap pasien PJK di RSUP H. Adam Malik Medan terhadap
diet PJK. 4.
Mengetahui tindakan pasien PJK di RSUP H. Adam Malik Medan terhadap diet PJK.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan. 2.
Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini sebagai masukan informasi untuk pelaksanaan program konseling nutrisi penyakit jantung koroner.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini menambah wawasan mengenai
pentingnya pengaturan diet pada penyakit jantung koroner.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
Perilaku merupakan semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati langsung oleh pihak luar
Notoatmodjo, 2007b. Menurut Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2007b, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan
dari luar. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua: 1 perilaku tertutup covert behaviour dan 2 perilaku
terbuka overt behaviour. Perilaku tertutup merupakan respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup covert. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Perilaku terbuka merupakan respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain Notoatmodjo, 2007b.
Menurut Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2007b, perilaku manusia dapat dibagi ke dalam tiga domain ranahkawasan: 1 kognitif
cognitive, 2 afektif affective, dan 3 psikomotor psychomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan dan dapat dibedakan menjadi tiga: 1 pengetahuan knowledge, 2 sikap attitude, dan 3 tindakan atau praktik practice.
2.2. Pengetahuan 2.2.1. Definisi Pengetahuan