Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo 2003 bahwa faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan seperti tingkat kecerdasan
umur, dan sebagainya dapat memengaruhi tindakan seseorang.
5.1.2. Variabel Pendidikan
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan memiliki pengaruh B= 0,791 terhadap tindakan penanganan diare.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Erniliana 2006 yang menyatakan bahwa tingkatan pendidikan memiliki hubungan dengan perilaku ibu
dalam pencegahan diare. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan responden yang tindakannya baik
paling banyak berada pada kategori tamat SLTA yaitu sebanyak 33 responden 37,1.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ahmadi 1991 yang dikutip oleh Oktarina 2007 bahwa ketika pendidikan seseorang sudah baik maka tindakannya
juga akan baik. Hasil penelitian juga sejalan dengan pendapat Green 1980 yang dikutip oleh
Notoatmodjo 2003. Menurut Green 1980 faktor-faktor predisposisi seperti pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi perilaku
karena pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya yang kemudian akan berpengaruh terhadap tindakannya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tindakan responden tetap baik meskipun tingkat pendidikan responden hanya tamat SLTPSD dan tidak tamat SD
karena mereka tetap mendapatkan informasi mengenai diare dari petugas puskesmas pada saat penyuluhan ataupun dari pengalaman keluarganya.
5.1.3. Variabel Pengetahuan
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa karakteristik pengetahuan memiliki pengaruh B= 0,318 terhadap tindakan penanganan diare pada
balita. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
pengetahuan reponden dengan tindakan penanganan diare. Responden dengan pengetahuan baik cenderung lebih baik tindakannya dalam penanganan diare.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Akhar 2008 bahwa pengetahuan ibu memberikan kontribusi yang paling kuat dibandingkan faktor
lingkungan dan sosial ekonomi dalam memengaruhi kejadian diare akut pada Balita. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Notoatmodjo 2003 yang mengatakan bahwa
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 juga menyatakan pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku
tertentu begitu juga dengan pernyataan Ahmadi 1991 yang dikutip oleh Oktarina 2007. Menurut Ahmadi 1991 ketika pengetahuan seseorang sudah baik, maka
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan untuk bertindak juga semakin baik, karena pengetahuan individu tersebut sebagai dasar melakukan tindakan.
5.2. Variabel Yang Tidak Berpengaruh Terhadap Tindakan Penanganan Diare Pada Balita