BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare
Diare adalah BAB Buang Air Besar lembekcair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya biasanya 3 kali dalam sehari
Depkes RI, 2000.
2.1.1. Jenis Diare
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari umumnya kurang
dari 7 hari. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
4. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare diare akut dan diare persisten mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti: demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Penyebab Diare
Penyebab diare dapat digolongkan dalam 6 besar, yaitu infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi, dan sebab-sebab lain. Penyebab diare yang sering
terjadi di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
2.1.3. Gejala Diare
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, tidak nafsu makan dan
ada darah dan lendir dalam kotoran Medicastore.com, 2007. 2.1.4. Penanganan Diare
Menurut Depkes RI 1999, terapi dirumah adalah bagian terpenting dari penanganan diare. Anak harus menerima pengobatan yang benar di rumah agar
dehidrasi dan kekurangan gizi dapat dicegah. Ada tiga dasar terapi yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah, yaitu:
1. Memberi anak cairan lebih banyak dari biasanya.
Anak yang diare membutuhkan lebih banyak cairan dari biasanya untuk mengganti cairan yang hilang karena muntah dan BAB yang lebih dari biasanya.
Bila anak yang menderita diare diberikan cairan yang tepat dalam jumlah yang memadai, dehidrasi dapat dicegah.
2. Memberikan cairan yang tepat.
Meskipun komposisinya tidak setepat larutan oralit untuk mengobati dehidrasi, cairan lain seperti air tajin, sup, minuman yoghurt dan air biasa bisa juga
Universitas Sumatera Utara
digunakan. ASI Air Susu Ibu juga merupakan cairan yang penting dan harus diberikan.
Komposisi cairan yang dapat diberikan adalah: a.
Air Meskipun air tidak mengandung garam atau sumber glukosa, biasanya air
harus diberikan dalam jumlah yang besar karena air lebih cepat diabsorbsi di usus, dan bila diberikan dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang
dimasak, terutama bila ditambah garam, akan menjadi pengobatan yang tepat bagi Balita yang mengalami diare.
b. Cairan makanan
Contoh cairan makanan ini adalah larutan sup yang dibuat di rumah, air tajin atau air yang telah digunakan untuk memasak biji-bijian.
c. Larutan gula garam
Komposisi larutan gula garam mendekati ideal untuk mencegah diare, namun begitu untuk menyiapkannya membutuhkan takaran yang tepat yaitu gula,
garam dan air. Cara membuat larutan gula-garam:
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas 200 ml air matang. Lalu diaduk rata www.dunia-
kesehatan.com, 2008. d.
Larutan oralit
Universitas Sumatera Utara
3. Memberikan makanan yang cukup pada anak.
Pada saat anak diare berikan anak makan sebanyak yang dia mau. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam enam kali sehari. Pemberian makanan yang sedikit–
sedikit dan sering dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. ASI harus tetap diberikan. Susu formula juga tetap harus diberikan seperti
biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih bagi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI juga harus tetap diberikan makanan lunak atau setengah padat
Depkes RI, 1999. Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi kehilangan cairan 5 berat badan. Tandanya anak tetap aktif,
keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, BAK Buang Air Kecil sering.
2. Dehidrasi ringan sedang kehilangan cairan 5-10 berat badan. Tandanya anak
gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat kehilangan cairan 10 berat badan. Tandanya anak lemas atau
tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.
Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 5 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil BAK, dan uji
turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi
ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling
Universitas Sumatera Utara
gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik. Jika tanpa dehidrasi, anak tidak perlu buru-buru dibawa ke dokter. Meskipun tergolong
dehidrasi ringan tapi jika anak muntah setiap kali minum, sebaiknya langsung dibawa ke dokter karena akan menjadi dehidrasi berat. Anak juga harus segera dibawa ke
dokter jika ada demam, muntah setiap kali makan dan minum, adanya darah dan lendir dalam tinja. Hal ini karena ada kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang memerlukan pertolongan dokter. Antibiotik diberikan hanya pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri
misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit disentri yang disebabkan parasit yaitu amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau sekali, ada lendir, darah,
anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB. Perlu dicermati, jika diare hanya berupa air saja dan ampasnya sedikit, itu
menunjukkan ke arah infeksi virus sehingga tidak perlu antibiotik Medicastore, 2006.
2.1.5. Upaya Kegiatan Pencegahan Diare