80 Pada sisi gelap auksin akan aktif dan memperpanjang sel terus menerus dan
batang akan lebih panjang pada sisi gelap, sedangkan pada sisi terang auksin terurai. Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah
hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Itulah sebabnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat.
Hasil penelitian F.W Went, ahli fisiologi tumbuhan, pada 1928 menunjukkan produksi auksin terhambat pada tanaman yang sering terkena sinar matahari.
b. Laju Tumbuh Relatif
Laju tumbuh relatif nyata pada pengamatan laju tumbuh relatif ke 3 minggu ke 7 sd 9 sebesar 0,241 gtanaman serta bobot kering tanaman sebesar 0,879 gr.
Pada kombinasi perlakuan N1C1M2 laju tumbuh relatif 3 minggu ke 7 sd 9 diperoleh nilai tertinggi 0,406 gtanaman . Laju tumbuh relatif nyata pada
pengamatan 7 sd 9 minggu setelah tanam, karena pada tanaman yang berumur 7 sd 9 minggu sudah mempunyai akar lebih banyak maka proses penyerapan unsur
hara akan lebih meningkat lagi dibandingkan dengan pada pengamatan 1 dan ke 2. Hal ini juga didukung oleh Lek 1925 cit. Leopold 1955, menyatakan
bahwa zat kimia yang dihasilkan oleh tunas dan diangkut melalui jaringan floem ke dasar potongan stek akan merangsang pembentukan akar dan tunas yang kuat
dan juga mengakibatkan pertumbuhan yang kuat pula. Hartman dan Kester 1975 menyatakan, bahwa dalam tanaman terdapat
korelasi antara pertumbuhan tunas dan akar. Pertumbuhan tunas yang baik menyebabkan pembentukan akar akan baik dan pembentukan akar yang baik
maka pembentukan daun akan baik, sehingga proses fotosintesis dan pembuatan auxin dari tunas juga baik. Pertumbuhan akar yang baik menyebabkan unsur hara
81 dan air yang diserap lebih banyak, sehingga pertumbuhan tunas menjadi lebih
baik pula.
c. Bobot Kering Tanaman Stek Gambir
Seluruh taraf perlakuan penaungan dengan paranet yang terbaik adalah pada perlakuan cahaya 25 N3 kecuali pada parameter volume akar yang didapati
nilai tertinggi pada perlakuan N0 cahaya 100 sebesar 0,558 ml. Pada penelitian ini, intensitas cahaya perlakuan paranet dengan berbagai tingkat
kerapatan, belum mendapatkan pengaruh yang nyata terhadap volume akar. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa pertumbuhan tunas
pada stek adalah sangat penting untuk menstimulir terbentuknya akar, akan tetapi pada stek batang gambir akar yang terbentuk ini akan menyerap unsur hara dari
tanah yang selanjutnya akan ditranslokasikan ke atas melalui jaringan xilem untuk pertumbuhan tunas dan daun sehingga tunas dan akar yang tumbuh dapat
seimbang dalam pertumbuhannya. Hal ini dapat saja terjadi karena pada stek tanaman gambir diduga
pertumbuhan tunas dengan pertumbuhan akar tidak proporsional. Tunas yang terbentuk tidak diikuti oleh terbentuknya akar, sehingga pertumbuhan tanaman
hanya ditunjang oleh cadangan bahan makanan yang terdapat dalam stek tersebut. Hal ini terkait dengan kerja enzim dan hormon terutama auksin dalam
pembentukan tunas dan akar. Menurut Goldsworthy dan Fisher 1992, tersedianya kandungan karbohidrat yang banyak cenderung meningkatkan proses
fisiologis pada tanaman dalam hal pembelahan, pembesaran dan pembentukan jaringan, seperti pada Panjang Tunas stek, laju tumbuh relatif, bobot kering
tanaman, Panjang Tunas serta bobot kering tanaman.
82 Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar
yang pendek, hal ini diperkuat oleh pendapat Shirley sit Wilsie 1962 bahwa cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih berbuku.
Begitu juga diperkuat oleh Yos Sutiyoso 1995 menyatakan bahwa tanaman anggrek yang cukup sinar matahari perakaran akan berkembang lebih baik, jumlah
akar akan banyak, ukurannya besar dan banyak berbuku. Akar keluarnya lebih awal, jadi tidak seberapa jauh dari puncak tanaman jenis anggrek monopodial
seperti Vanda, Arachnis. Bila cahaya matahari kurang, karena tanaman anggrek berada dalam keadaan terlalu teduh, maka proses assimilasi akan berkurang,
sehingga hidrat arang sebagai hasil proses tersebut juga kurang jumlahnya.
Perbanyakan Tanaman Gambir
Dari hasil penelitian, perbanyakan tanaman gambir dengan menggunakan tunas stek dari semua perlakuan menunjukan persentase pertumbuhan rata-rata sekitar
50 - 60, tetapi belum memperlihatkan pengaruh yang nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasan et al 2000 yang menyatakan bahwa p
enyetekan pada tanaman gambir mempunyai tingkat keberhasilan sekitar 50.
Berbeda dengan Danian et al 2004, menyatakan bahwa perbanyakan dengan vegetatif tingkat keberhasilannya rendah. Gambir umumnya diperbanyak secara
generatif dengan biji. Perbanyakan dengan cara vegetatif seperti cangkok, setek dan layering dapat tumbuh namun tingkat keberhasilannya sangat rendah dan biayanya
mahal.
Hal ini dapat terjadi karena pada penelitian ini, stek yang digunakan adalah stek yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yaitu pada perlakuan C2 4
Buku Stek, dimana diperoleh interaksi nyata pada bobot kering tanaman antara
83 jumlah buku stek dengan perlakuan media tumbuh yaitu pada perlakuan C2M3
sebesar 1,020 gr. Dari hasil penelitian Stek yang berasal dari jaringan yang sedikit berkayu
dan berkayu bertahan hidup lebih lama karena mempunyai kandungan bahan makanan yang lebih tinggi dibanding dengan setek yang berasal dari jaringan
lunak. Dari segi ukuran pun setek yang berasal dari jaringan yang sedikit berkayu dan berkayu cenderung mempunyai umur yang lebih besar dibanding stek yang
berasal dari jaringan lunak yang diambil dari bagian arah ke pucuk tanaman. Hal ini sesui dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Wudianto 1999, bahwa stek
sebaiknya diambil dari cabang yang tidak terlalu muda ataupun tidak terlalu tua. Jika stek berasal dari bahan yang terlalu muda, mengakibatkan jaringannya akan
mudah layu, dan akhirnya kering, sedangkan jika diambil dari jaringan tua, maka jaringan tersebut akan lama membentuk tunas, karena yang cepat bertunas adalah
jaringan yang merismatik. Hasan et al. 2000 juga mengemukakan bahwa tanaman gambir sampai saat
ini umumnya diperbanyak melalui perbanyakan generatif, yaitu melalui biji yang disemaikan lebih dulu dengan prosedur tertentu untuk memperoleh bahan tanaman
yang memiliki daya tumbuh lebih baik. Selanjutnya dibibitkan di tempat khusus sebelum ditanam di lapangan. Namun demikian, tanaman gambir juga dapat
dikembangkan melalui perbanyakan vegetatif, seperti stek, perundukan, dan kultur jaringan Hasan dan Edirman, l996, tetapi cara ini tidak umum dilakukan petani
dan biasanya dilakukan untuk kepentingan penelitian dan pengkajian, terutama sekali dalam rangka mempertahankan kelangsungan tersedianya bibit.
84
Media Tumbuh Pembibitan Bobot Kering Tanaman Stek Gambir
Pengaruh dari media tumbuh nyata mempengaruhi bobot kering tanaman, dimana pada perlakuan penggunaaan media tumbuh M3 90 tanah sub soil yang diberikan pupuk kandang
ayam 10 mendapatkan hasil 0,887 kg yang merupakan nilai tertinggi. Interaksi nyata pada parameter bobot kering tanaman 9 minggu setelah tanam 9 MST senilai 1,020
gr pada kombinasi perlakuan C2M3. Hal ini karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman didalam pembibitan. Peranan dari pupuk kandang ini dapat mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur, dan
kalium, dan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah. Disamping itu pupuk kandang dapat melepaskan unsur P dari oksida Fe dan Al, dan dapat memperbaiki sifat - fisik
dan struktur tanah, serta dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro sehingga dapat mengurangi proses pencucian unsur.
Suwardjono, 2003 mengatakan bahwa pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga, dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan perakaran tanaman. Peranan dari pupuk kandang antara lain 1 mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur, dan
kalium, 2 meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, 3 melepaskan unsur P dari oksida Fe dan Al, 4 memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dan 5
membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro sehingga dapat mengurangi proses pencucian unsur.
Hasil penelitian Hasanudin et al 2007 menunjukkan bahwa pemberian
85 pupuk kandang pada berbagai dosis mampu menurunkan Al-dd sekaligus
meningkatkan pH tanah walaupun peningkatan pH tanah tidak sedrastis penurunan Al-dd. Peningkatan pH diikuti dengan peningkatan P tersedia tanah.
Pemberian bahan organik pada tanah masam dapat meningkatkan serapan P dan hasil tanaman jagung karena setelah bahan organik terdekomposisi akan
menghasilkan beberapa unsur hara seperti N, P dan K serta menghasilkan asam humat dan fulvat yang memegang peranan penting dalam pengikatan Fe dan Al
yang larut dalam tanah sehingga ketersediaan P akan meningkat Hasanudin, 2003.
86
KESIMPULAN
Intensitas cahaya berpengaruh secara signifikan terhadap parameter pertumbuhan tanaman kecuali terhadap volume akar stek tanaman gambir.
Intensitas cahaya 25 N3 meningkatkan laju tumbuh relatif 3 minggu ke 7 sd 9 sebesar 0,241gtanaman peningkatan 5,7 dari intesitas 100 ,
bobot kering tanaman sebesar 0,879 kg peningkatan 25,57 dari intensitas 100 .
Jumlah buku stek tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan akar stek tanaman gambir.
Media tumbuh berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman yaitu pada media Subsoil 90 + Pupuk kandang ayam 10 M3
berpengaruh terhadap peningkatan bobot kering tanaman sebesar 0,887 peningkatan 25,10 . Sedangkan volume akar stek gambir tidak berpengaruh
secara signifikan pada media tumbuh. Interaksi intensitas cahaya, jumlah buku stek dan media tumbuh tanaman
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan tunas dan akar stek tanaman gambir.
87
SARAN
Perlu dilakukan perbanyakan bibit tanaman gambir dengan cara vegetatif stek tunas dan perundukan serta membandingkan pertumbuhan dan produktifitas
kedua cara vegetatif tersebut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan berbagai jenis penaungan
paranet sehingga dapat menghasilkan yang optimum untuk pembibitan gambir
88
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, M. 1989. Dasar-dasar Klimatologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Unibraw. Malang
Bapeda dan BPS, 2008. Data Pakpak Bharat dalam angka. Cecep dan Ruskandi 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan
Terhadap Keberhasilan Penyambungan Jambu Mente . Buletin Tenik
Pertanian Vol.14 no.1 Cutis, O.F., and D.G. Clark. 1950.
An introduction to plant physiology . Mc. Graw Hill Book Company Inc. New York Taronto London. pp. 214 – 248
Danian A, Daswir, Anria, Nurmansyah, Z,Hasan, Jamalius, I.Kusumah, Janaris
dan Hadat E.A, 2005. Penampilan tiga calon Varitas Unggul Gambir di Sumatera Bara
t. Prosiding Simposium IV Hasil Penelitian Tanaman Perkebunan Bogor 28-30 September 2004. Badan Peneliti dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan perkebunan, Bogor
Depperindag Propinsi Sumatera Barat, 1998. Evaluasi perkembangan mutu bahan olah Komoditas Ekspor BAKOR Gambir Bagian proyek pengembangan
perdagangan internasional . Kanwil.
Dwijoseputro, 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . PT.Gramedia Jakarta. Djanun, 1998. Peluang ekspor gambir di pasar Internasional. BPEN.
Depperindak Jakarta. Denian, A. dan Ari Fiani. 1994. Indeks Luas Daun beberapa Tipe Gambir.
Makalah Seminar 21 September 1994 hal 73-79. Danu dan Nurhasbi. 2003. Potensi Benih Generatif Vegetatif ddalam
Pembangunan Hutan Tanaman . Makalah Temu Lapang dan Ekspose Haqsil
– hasil Penelitian UPT Badan Litbang Kehutanan Wilayah Sumatera Utara. Palembang.
Figa 2007. UPT Balai konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi LIPI,Pasuruan, Indonesia
Fiitter A.H.dan Hai 1992. Fisiologis Lingkungan Tanaman Edisi ke -2. Gajah MadaUniversity Press. Yokyakarta.
Goldsworthy, P. R dan Fisher, N.M. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
89 Hasan, Z, A. Denian, Irfan, A.J.P. Tamsin dan Burhaman. 2000. Teknologi
budidaya dan pengolahan gambir . Deptan. Badan litbang. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sukarami 2000. 29 hal Hasan, Z dan N. Edirman. 1996. Petunjuk teknis pembibitan gambir. Kerjasama
teknis Dinas Perkebunan. Prop. Dati I Sumbar dengan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Laing, Solok. 8 hal
.
Hasanudin. 2003. Peningkatan ketersediaan dan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung melalui inokulasi mikoriza, azotobacter dan bahan organic
pada ultisol . Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 52: 83-89.
Hasanudin, Mitriani dan Barchia, 2007. Pengaruh Pengapuran danPupuk kandang terhadap ketersediaan hara P pada timbunan tanah pasca tambang
batubara . Jurnal akta Agrosia. Edisi khusus no 1 : 1-4.
Hartman, H. T. and D. E. Kester. 1975. Plant Propagation. Principle and Practices 3
nd
ed. Prentice Hall of India Private. Ltd., New delhi. Hartman dan Kester, 1983. Plant propagation Principle and Practise Prentice
Hall Internasional Inc Engelwoods Clifs New Jersy 253-341 Heddy, 1991. Hormon Tumbuh. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta
Herawati, dan Saaludin, D. 1995. Pengaruh Naungan Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan Terhadap Hasil Dan Komponen Hasil Tiga Varietas Kedelai
Glycine max L Merr. Majalah Ilmiah Universitas Jambi No. 44. Universitas Jambi. hal 59-65.
Juhardi, D. 1995. Study Pembiakan Vegetatif Stek Pucuk Shorea BL dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh IBA pada Campuran tanah dan Pasir
. Skripsi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kusumo, 1984. Zat Pengatur Tumbuh. CV Yasaguna. Jakarta Kramer dan Kozlosky, 1960. Phisiology of Tress. Mc Graw Hill Book Co. New
York Kusumo, 1984. Zat Pengatur Tumbuh. CV Yasaguna. Jakarta
Leopold, A. L. 1955. Auxin and Plant Growth. Univ. of Calif. Press. Berkley and Los Angeles
Mutiara bersinar, 2009. Tanaman Gambir Mutiara Baru Dari Sumatera Barat
htt:bisnisukm.com diakses 24 Maret 2009
Mansur, 2009. Penggunaan Naungan Paranet untuk meningkatkan pertumbuhan dan Produksi Vanili.p
.
90 Nazir, N. 2000. Gambir Budidaya, Pengolahan dan Prospek Diversifikasinya.
Cetakan I. Yayasan Hutanku. Padang. hal 1-14. Prastowo dan Roshetko, 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Sutiyoso, Yos., 19.
Pedoman Menanam Anggrek. P.D. Putra Kencana. Jakarta. Pp.23
Suwarjono, 2003. Pengaruh beberapa Jenis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang tanah .
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis
. Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta. Soetedjo, 2004. Rumput dan gulma juga biodipersitas. Komposisi Kandungan
Unsur Hara Jaringan Kirinyu Chromolaena odorata Sukarji dan Hasril. 1994. Buletin Perkebunan, hal.28-48, Vol. VIII
Siahaan dkk, 2007. Peningkatan pertumbuhan Bibit kayu Bawang. Prosiding
Exspose 2007 Wudianto 1998, Membuat stek cangkok .Cangkok dan Okulasi PT.Penebar
Swadaya Jakarta. Widias toety dan bahar 1995. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan
anggrek Dendrobium, Jurnal horticultura 45:72-75.
Widiastoety , Praseto dan salvana, 2000. Pengaruh Naungan terhadap produksi tiga kultivar Bunga Anggrek Dendrobium dalam Jurnal Holticultura No:9
Vol 4 .Badan Penelitian dan Pengembangan Holticultura. Pusat Penelitian
Pertanian Jakarta. Hal 302-306. Wilsie, C.P., 1962. Crop adaptation and distribution. Iowa state Univ.
T erjemahkan oleh Bintoro, M.H. dan Wiroatmodjo. 1978.
Adaptasi dan distribusi tanaman pertanian. Faktor-faktor lingkungan. Dep. Agronomi
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. pp. 234 Wudianto, 1998. Membuat stek cangkok .Cangkok dan Okulasi PT.Penebar
Swadaya Jakarta Yasman dan Smits, 1988. Metode Pembuatan stek. Badan Peneliti kehutanan
Samarinda.
91
Lampiran 1. Bagan Penelitian Ulangan I
NO N2 N3 N1
Ulangan II
N1 N3 N0 N2
Ulangan III
N3 N1 N2 N3
KETERANGAN 1.
Jarak antar blok : 50 cm
2. Jarak petak utama
: 50 cm 3.
Jarak antar plot : 50 cm
4. Jarak antar polbag dalam plot : 14 x 14 cm
5. Jlh tanamanplot
: 30 tanaman 6.
Jlh plot : 144 plot
7. Jlh Tanaman
: 4.320 batang 8.
Jlh ulangan : 3 ulangan
MO C2
C1 C0
MO C0
C2 C1
MO C2
C1 Co
MO C0
C1 C2
M1 C1
C0 C2
M1 C2
C1 C0
M1 C0
C3 C2
M1 C2
C0 C1
M2 C2
C1 C0
M2 C0
C1 C2
M2 C3
C1 C0
M2 C1
C2 C0
M3 C0
C1 C2
M3 C1
C0 C2
M3 C0
C2 C1
M3 C2
C1 C0
MO C0
C2 C1
MO C2
C1 C0
MO C0
C1 C2
MO C0
C1 C2
M1 C2
C1 C0
M1 C1
C0 C2
M1 C2
C1 C0
M1 C0
C1 C2
M2 C0
C1 C2
M2 C2
C1 C0
M2 C1
C2 C0
M2 C2
C1 C0
M3 C1
C2 C0
M3 C0
C1 C2
M3 C2
C1 C0
M3 C0
C2 C1
MO C0
C1 C2
MO C2
C1 C0
MO C2
C1 C0
MO C0
C1 C2
M1 C0
C1 C2
M1 C0
C1 C2
M1 C1
C2 C0
M1 C2
C1 C0
M2 C2
C1 C0
M2 C2
C0 C1
M2 C2
C1 C0
M2 C2
C1 C0
M3 C1
C0 C2
M3 C1
C2 C0
M3 C1
C0 C2
M3 C1
C0 C2
92
Tabel lampiran 2. Karakter morpologi produksi dari tipe gambir di Sumatera Barat
No Paramater Udang
Riau Cibadak
1. Jumlah daun ranting
10-18 10-24
6-16 2.
Jumlah rantingBuku 5-9
6-11 4-8
3. Jumlah bukubatang
7-13 8-14
6-13 4.
Jlh daun dan ranting per tanaman kg 4,5-7,0
4-7 4,2-7,3
5. Rendemen
6,5-7,0 5,5-6,0
6,0-6,5 6.
Bobot kering per ha 750-1200
550-950 630
Tabel lampiran 3. Luas tanaman dan produksi gambir tanaman perkebunan rakyat menurut Kabupaten tahun 2008
Kabupaten Regency
Luas Tanaman Area Ha Produksi
Production Ton
T B M Not Yet
Productive T M
Productive T T M
Unpro- ductive
Jumlah Total
1 2
3 4
5 6
1. Nias -
- -
- -
2. Mandailing Natal 0,50
9,50 2,00
12,00 3,00
3. Tapanuli Selatan -
- -
- -
4. Tapanuli Tengah -
6,00 -
6,00 3,52
5. Tapanuli Utara -
- -
- -
6. Toba Samosir -
- -
- -
7. Labuhan Batu -
- -
- -
8. Asahan -
- -
- -
9. Simalungun -
- -
- -
10. Dairi 82,00
622,00 -
704,00 355,74
11. Karo -
- -
- -
12. Deli Serdang -
42,50 -
42,50 14,88
13. Langkat -
- -
- -
14. Nias Selatan -
- -
- -
15. Hbg Hasundutan -
- -
- -
16. Pakpak Bharat 128,19
722,61 -
850,80 1 667,97
17. Samosir -
- -
- -
18. Serdang Bedagai -
- -
- -
19. Batu Bara -
- -
- -
20. Padang Lawas Utara -
- -
- -
21. Padang Lawas -
- -
- -
22. Labuhan Batu Selatan x
x x
x x
23. Labuhan Batu Utara x
x x
x x
JumlahTotal 2008 210,69
1 402,61 2,00
1 615,30 2 045,11
2007 210,69
r
1 399,61 3,00
1 613,30 542,16
2006 290,00
r
1 079,00 18,00
1 387,00 728,72
2005 301.50
1 000,50 -
1 302,00 690.70
93
Tabel lampiran 4.1 Perbedaan morfologi tipe-tipe gambir di sentra produksi Sumatera Barat
Parameter
Tipe Udang
cubadak Riau
Panjang daun cm 14.50 – 17.50
15.00 – 19.50 10.90 – 15.10 Lebar daun CM
6.40 – 7.80 5.70 – 8.80 5.30 – 7.30
Indeks luas daun 0.5828 – 0.7516 0.6229 – 0.7046 0.5893 – 0.6340
Rasio lp 1: 1.50 – 1.73 1: 1.70 – 2.07 1: 1.96 – 2.95
Panjang pitiola cm 0.80 – 1.20 0.70 – 1.10 0.8 – 1.0
Diameter batang cm 1.60 – 2.25 1.60 – 2.20 1.40 – 2.20
Diameter buku cm 0.70 – 1.10
0.70 – 1.10 0.65 – 0.10 Diameter ranting cm 0.50 – 0.70
0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 Warna daun Hijau kemerahan
Hijau muda Hijau tua Warna pucuk Hijau kemerahan
Hijau muda Hijau muda Tipe daun Oblongus
Oblongus Oblongus
Bobot daun gr 2.00 – 2.50 1.50 – 2.00 2.50 – 4.10
Rendemen 6.30 – 7.10 6.30 – 6.70 6.10 – 6.40
Sumber : Denian dan Fiani 1994
Tabel lampiran 4.2. Morfologi tipe-tipe gambir di sentra produksi kabupaten Pakpak Bharat
Parameter
Tipe Udang
Panjang daun cm 12,5
Lebar daun CM 6,5
Indeks luas daun 0.5828 – 0.7516
Rasio lp 1: 1.50 – 1.73
Panjang pitiola cm 0.80 – 1.20
Diameter batang cm 2-2,5
Diameter buku cm 0,9
Diameter ranting cm 0.50
Warna daun Hijau kemerahan
Warna pucuk Hijau kemerahan
Tipe daun Oblongus
Bobot daun gr 2.00 – 2.50
Rendemen 6.30 – 7.10
Tabel lampiran 5. Komposisi Kandungan Unsur Hara Jaringan Kirinyu Chromolaena odorata
BagianTumbuhan Komposisi kandungan unsur hara
N P
K Ca
Mg Na
Daun 5,24
0,84 2,,89
3,19 0,71
0,01 Batang
1,076 0,27
1,65 0,32
0,15 0,01
Akar 0,78
0,11 0,87
3,21 0,12
0,01 Sumber: Soetedjo, 2004
94
Tabel lampiran 6.1. Hasil pengukuran intensitas cahaya dengan menggunakan alat Luks Tester meter yang dilakukan di tempat penelitian
Tanpa paranet No Paranet N1
25 Paranet N2
50 Paranet N3
75 Intensitas cahaya
100 71
49 36
Tabel lampiran 6.2.. Hasil analisis tanah yang dilakukan sebelum penelitian
No Lapangan
Komposisi unsur hara pH H
2
C – organik
O N – total
P – bray II ppm
K – tukar me100
K. Ayam 7.70
2.43 0.25
19 5.512
K. Kirinyu 7.76
6.71 0.30
21 3.361
Sub Soil Kirinyu
6.94 0.56
0.32 17
1.451 Top Soil
5.90 0.83
0.16 18
0.213 Sub Soil
5.71 0.36
0.15 20
0.466 N
C
1
M 6.37
3
0.76 0.12
22 3.708
N C
2
M 6.64
3
0.84 0.25
21 3.784
N C
3
M 6.68
3
0.84 0.24
23 2.578
N
1
C
1
M 6.52
3
0.96 0.21
24 3.463
N
1
C
2
M 6.45
3
0.88 0.20
20 3.350
N
1
C
3
M 6.20
3
0.76 0.22
19 2.454
N
2
C
1
M 6.53
3
0.88 0.19
18 3.132
N
2
C
2
M 6.37
3
0.78 0.21
20 2.936
N C
3
M 6.23
3
0.98 0.23
21 3.042
N
3
C
1
M 6.31
3
0.88 0.22
23 3.016
N
3
C
2
M 6.41
3
0.88 0.16
22 3.145
N
3
C
3
M 6.33
3
0.99 0.18
21 3.763
Lampiran 6.3. Hasil analisis tanah ditinjau dari sifatnya
Kriteria BD
gcm TRP
Permeabilitas cmjam
Struktur Pasir
Debu Liat
kelas Baik
1,51 44
2.56 Gumpal
bersudut 53
17 30
Lempung liat
Kurang baik
1,44 46
1,71 Gumpal
bersudut 45
20 35
Liat berpasir
Adei Johan 2010
Lampiran 6.4. Hasil analisis tanah ditinjau dari kimianya
PH C
N CN
P ppm
Ca+ Mg+
K+ Na+
KTK KB
Baik 4,67
2,25 0,48
4,68 5,40
1,06 2,17
7,34 3,22
23,45 58,80
Kurang baik
4,63 1,38
0,36 3,83
3,38 1,03
1,46 5,61
1,49 29,45
32,56
Adei Johan 2010
95
Lampiran 7. Data Persen Tumbuh Tunas Stek
Perlakuan Ulangan Blok
Jumlah Rataan
I II
III N
C
1
M 20,00
36,00 100,00
156,00 52,00
N C
1
M 88,00
1
56,00 56,00
200,00 66,67
N C
1
M 36,00
2
32,00 88,00
156,00 52,00
N C
1
M 24,00
3
84,00 96,00
204,00 68,00
N C
2
M 64,00
36,00 84,00
184,00 61,33
N C
2
M 36,00
1
84,00 36,00
156,00 52,00
N C
2
M 92,00
2
48,00 100,00
240,00 80,00
N C
2
M 16,00
3
72,00 80,00
168,00 56,00
N C
3
M 36,00
40,00 76,00
152,00 50,67
N C
3
M 20,00
1
28,00 56,00
104,00 34,67
N C
3
M 84,00
2
60,00 60,00
204,00 68,00
N C
3
M 20,00
3
44,00 100,00
164,00 54,67
N
1
C
1
M 36,00
40,00 72,00
148,00 49,33
N
1
C
1
M 28,00
1
80,00 80,00
188,00 62,67
N
1
C
1
M 76,00
2
32,00 56,00
164,00 54,67
N
1
C
1
M 88,00
3
96,00 64,00
248,00 82,67
N
1
C
2
M 96,00
60,00 68,00
224,00 74,67
N
1
C
2
M 60,00
1
24,00 40,00
124,00 41,33
N
1
C
2
M 72,00
2
64,00 20,00
156,00 52,00
N
1
C
2
M 100,00
3
20,00 44,00
164,00 54,67
N
1
C
3
M 80,00
56,00 32,00
168,00 56,00
N
1
C
3
M 28,00
1
12,00 100,00
140,00 46,67
N
1
C
3
M 72,00
2
76,00 44,00
192,00 64,00
N
1
C
3
M 28,00
3
44,00 20,00
92,00 30,67
N
2
C
1
M 44,00
60,00 44,00
148,00 49,33
N
2
C
1
M 60,00
1
44,00 96,00
200,00 66,67
N
2
C
1
M 68,00
2
68,00 64,00
200,00 66,67
N
2
C
1
M 72,00
3
100,00 100,00
272,00 90,67
N
2
C
2
M 64,00
80,00 60,00
204,00 68,00
N
2
C
2
M 100,00
1
20,00 100,00
220,00 73,33
N
2
C
2
M 52,00
2
44,00 84,00
180,00 60,00
N
2
C
2
M 28,00
3
76,00 60,00
164,00 54,67
N
2
C
3
M 48,00
60,00 80,00
188,00 62,67
N
2
C
3
M 40,00
1
44,00 52,00
136,00 45,33
N
2
C
3
M 52,00
2
56,00 80,00
188,00 62,67
N
2
C
3
M 48,00
3
88,00 84,00
220,00 73,33
N
3
C
1
M 76,00
88,00 44,00
208,00 69,33
N
3
C
1
M 44,00
1
52,00 40,00
136,00 45,33
N
3
C
1
M 40,00
2
92,00 76,00
208,00 69,33
N
3
C
1
M 72,00
3
88,00 48,00
208,00 69,33
N
3
C
2
M 24,00
64,00 80,00
168,00 56,00
N
3
C
2
M 96,00
1
44,00 96,00
236,00 78,67
N
3
C
2
M 40,00
2
40,00 96,00
176,00 58,67
N
3
C
2
M 68,00
3
60,00 68,00
196,00 65,33
N
3
C
3
M 44,00
44,00 32,00
120,00 40,00
N
3
C
3
M 24,00
1
60,00 48,00
132,00 44,00
N
3
C
3
M 28,00
2
40,00 44,00
112,00 37,33
N
3
C
3
M 84,00
3
100,00 28,00
212,00 70,67
Jumlah 2.616,00
2.736,00 3.176,00
8.528,00 Rataan
54,50 57,00
66,17 59,22
Lampiran 8. Analisa Sidik Ragam Persen Tumbuh Tunas Stek Gambir
SK DB
JK KT
F F
hit
F
tabel0.5 tabel0.1
Ulangan Blok 2
3.622,22 1.811,11
2,93 tn
3,11 4,68
Penaungan Paranet N 3
1.473,78 491,26
0,80 tn
2,72 4,04
Jumlah buku Stek C 2
3.246,89 1.623,44
2,63 tn
3,11 4,68
Interaksi NxC 6
842,89 140,48
0,23 tn
2,21 3,04
Media Tumbuh M 3
1.778,67 592,89
0,96 tn
2,72 4,04
Interaksi NxM 9
1.947,56 216,40
0,35 tn
1,99 2,64
Interaksi CxM 6
3.855,33 642,56
1,04 tn
2,21 3,04
Interaksi NxCxM 18
10.479,78 582,21
0,94 tn
1,77 2,24
Galat 94
58.009,78 617,13
Total 143
85.256,89 KK=
41,95
96 Lampiran 9. Data Jumlah Tunas dari Stek
Perlakuan Ulangan Blok
Jumlah Rataan
I II
III N
C
1
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
1
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
1
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
1
M 1,00
3
2,00 2,00
5,00 1,67
N C
2
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
2
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
2
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
2
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
3
M 2,00
2,00 1,00
5,00 1,67
N C
3
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
3
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N C
3
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
1
M 2,00
1,00 2,00
5,00 1,67
N
1
C
1
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
1
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
1
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
2
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
2
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
2
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
2
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
3
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
3
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
3
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
1
C
3
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
1
M 2,00
1,00 2,00
5,00 1,67
N
2
C
1
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
1
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
1
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
2
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
2
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
2
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
2
M 2,00
3
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
3
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
3
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
2
C
3
M 2,00
2
1,00 2,00
5,00 1,67
N
2
C
3
M 2,00
3
1,00 2,00
5,00 1,67
N
3
C
1
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
1
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
1
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
1
M 1,00
3
2,00 2,00
5,00 1,67
N
3
C
2
M 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
2
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
2
M 2,00
2
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
2
M 1,00
3
2,00 2,00
5,00 1,67
N
3
C
3
M 1,00
2,00 2,00
5,00 1,67
N
3
C
3
M 2,00
1
2,00 2,00
6,00 2,00
N
3
C
3
M 1,00
2
2,00 2,00
5,00 1,67
N
3
C
3
M 1,00
3
2,00 2,00
5,00 1,67
Jumlah 90,00
92,00 95,00
277,00 Rataan
1,88 1,92
1,98 1,92
Lampiran 10. Analisa Sidik Ragam Jumlah Tunasi stek dar
SK DB
JK KT
F F
hit
F
tabel0.5 tabel0.1
Ulangan Blok 2
0,26 0,13
1,75 tn
3,11 4,68
Penaungan Paranet N 3
0,24 0,08
1,08 tn
2,72 4,04
Jumlah buku Stek C 2
0,26 0,13
1,75 tn
3,11 4,68
Interaksi NxC 6
0,24 0,04
0,52 tn
2,21 3,04
Media Tumbuh M 3
0,41 0,14
1,82 tn
2,72 4,04
Interaksi NxM 9
0,40 0,04
0,58 tn
1,99 2,64
Interaksi CxM 6
0,24 0,04
0,52 tn
2,21 3,04
Interaksi NxCxM 18
1,04 0,06
0,77 tn
1,77 2,24
Galat 94
7,07 0,08
Total 143
10,16 KK =
14.65
97
Lampiran 12. Analisis Sidik Ragam Panjang tunas pada umur 3MST
SK DB
JK KT
F F
hit
F
tabel0.5 tabel0.1
Ulangan Blok 2
0.63 0.32
14.01 3.11
4.68 Penaungan Paranet N
3 0.30
0.10 4.43
2.72 4.04
Jumlah Cabang Stek C 2
0.13 0.06
2.84 tn
3.11 4.68
Interaksi NxC 6
0.19 0.03
1.39 tn
2.21 3.04
Media Tumbuh M 3
0.03 0.01
0.49 tn
2.72 4.04
Interaksi NxM 9
0.17 0.02
0.85 tn
1.99 2.64
Interaksi CxM 6
0.31 0.05
2.29 2.21
3.04 Interaksi NxCxM
18 0.46
0.03 1.13
tn 1.77
2.24 Galat
94 2.12
0.02
Total 143
4.34
KK = 14.65
Lampiran 11. Data Panjang Tunas pada umur 3 MST
Perlakuan Ulangan Blok
Jumlah Rataan
I II
III N
C
1
M 1.00
0.84 1.00
2.84 0.95
N C
1
M 0.84
1
0.95 1.05
2.83 0.94
N C
1
M 0.77
2
0.89 0.89
2.56 0.85
N C
1
M 0.77
3
1.26 0.89
2.93 0.98
N C
2
M 0.84
0.84 0.95
2.62 0.87
N C
2
M 1.30
1
0.89 1.00
3.20 1.07
N C
2
M 1.10
2
0.89 0.89
2.88 0.96
N C
2
M 1.00
3
1.05 0.89
2.94 0.98
N C
3
M 1.14
1.00 0.89
3.03 1.01
N C
3
M 0.89
1
0.89 0.89
2.68 0.89
N C
3
M 1.00
2
0.89 0.89
2.79 0.93
N C
3
M 1.00
3
0.89 0.89
2.79 0.93
N
1
C
1
M 1.41
1.05 0.84
3.30 1.10
N
1
C
1
M 1.26
1
1.05 0.89
3.21 1.07
N
1
C
1
M 1.00
2
1.05 1.00
3.05 1.02
N
1
C
1
M 1.10
3
1.05 0.95
3.09 1.03
N
1
C
2
M 1.41
1.14 0.95
3.50 1.17
N
1
C
2
M 1.10
1
1.05 1.00
3.14 1.05
N
1
C
2
M 1.30
2
1.14 1.00
3.44 1.15
N
1
C
2
M 1.26
3
1.00 0.89
3.16 1.05
N
1
C
3
M 1.41
1.10 1.00
3.51 1.17
N
1
C
3
M 1.05
1
1.00 0.89
2.94 0.98
N
1
C
3
M 1.00
2
0.89 0.89
2.79 0.93
N
1
C
3
M 0.89
3
1.00 1.00
2.89 0.96
N
2
C
1
M 0.77
0.84 0.89
2.51 0.84
N
2
C
1
M 1.30
1
1.26 0.95
3.52 1.17
N
2
C
1
M 1.30
2
0.89 0.84
3.03 1.01
N
2
C
1
M 1.26
3
1.18 0.95
3.40 1.13
N
2
C
2
M 1.26
0.84 0.89
3.00 1.00
N
2
C
2
M 1.41
1
1.00 0.89
3.31 1.10
N
2
C
2
M 1.22
2
0.89 0.95
3.07 1.02
N
2
C
2
M 1.22
3
1.00 0.89
3.12 1.04
N
2
C
3
M 1.22
1.41 0.89
3.53 1.18
N
2
C
3
M 0.84
1
0.89 0.89
2.63 0.88
N
2
C
3
M 1.30
2
0.95 0.89
3.15 1.05
N
2
C
3
M 0.89
3
0.89 1.18
2.97 0.99
N
3
C
1
M 1.30
1.45 1.00
3.75 1.25
N
3
C
1
M 1.30
1
0.89 0.84
3.03 1.01
N
3
C
1
M 1.22
2
1.41 0.84
3.48 1.16
N
3
C
1
M 1.22
3
1.26 1.14
3.63 1.21
N
3
C
2
M 0.84
1.00 0.84
2.67 0.89
N
3
C
2
M 0.77
1
1.26 1.00
3.04 1.01
N
3
C
2
M 1.30
2
0.84 1.26
3.41 1.14
N
3
C
2
M 1.30
3
1.26 1.14
3.71 1,24
N
3
C
3
M 1.26
1.00 0.89
3.16 1.05
N
3
C
3
M 0.89
1
0.84 1.14
2.87 0.96
N
3
C
3
M 0.89
2
0.84 0.89
2.63 0.88
N
3
C
3
M 1.00
3
0.89 0.89
2.79 0.93
Jumlah 53.23
48.84 45.47