Panjang Tunas Stek Serapan Hara N Daun mgg

78 Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau . Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat inhibitor pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

a. Panjang Tunas Stek

Penggunaan penaungan paranet berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tunas stek gambir pada perlakuan N3 di 3 minggu setelah tanam 3 MST sebesar 0,66 cm, 5 minggu setelah tanam 5 MST sebesar 1,46 cm. Interaksi nyata pada parameter Panjang Tunas di 5 minggu setelah tanam 5 MST senilai 1,77 cm pada kombinasi perlakuan C1N3 dan nyata pada kombinasi perlakuan C2M0 pada 9 minggu setelah tanam 9 MST sebesar 4,40 cm. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada pembibitan pencahayaan yang tinggi ternyata mempengaruhi pertumbuhan tunas yang lebih kecil dibandingkan dengan pemberian cahaya meskipun sumber energi matahari penting sehingga laju 79 pertumbuhan tinggi semakin meningkat untuk mendapatkan energi berkaitan dengan kebutuhan tanaman terhadap matahari sebagai sumber energi. Ini dipengaruhi oleh Fototropisme yang pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya seperti pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesis lainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu respons pertumbuhan. Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. Namun, para ahli menyakini bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai macam hormon dan jalur signaling. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. 80 Pada sisi gelap auksin akan aktif dan memperpanjang sel terus menerus dan batang akan lebih panjang pada sisi gelap, sedangkan pada sisi terang auksin terurai. Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Itulah sebabnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Hasil penelitian F.W Went, ahli fisiologi tumbuhan, pada 1928 menunjukkan produksi auksin terhambat pada tanaman yang sering terkena sinar matahari.

b. Laju Tumbuh Relatif