Menghitung matriks korelasi antar variabel, yang diperoleh dari Model Persamaan Struktural Hasil perhitungan koefisien yang diperoleh dari Amos

Gambar diagram jalur : Gambar 4.1 Diagram Jalur Dimana: X 1 = Produksi Beras X 2 = Kebutuhan Beras X 3 = Luas Lahan Y = Ketersediaan Beras

4.2.2 Menghitung matriks korelasi antar variabel, yang diperoleh dari

SPSS Untuk melihat dan mnegetahui seberapa besar matriks korelasi antar variabel maka dapat dilihat dari hasil keluaran SPSS dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Output SPSS mengenai Korelasi Correlations Ketersediaan _Beras Produksi _Beras Kebutuhan _Beras Luas _Lahan Ketersediaan _Beras Pearson Correlation 1 .919 .211 .999 Sig. 2-tailed .000 .322 .000 N 24 24 24 24 Produksi _Beras Pearson Correlation .919 1 .264 .927 Sig. 2-tailed .000 .213 .000 N 24 24 24 24 Kebutuhan _Beras Pearson Correlation .211 .264 1 .217 Sig. 2-tailed .322 .213 .308 N 24 24 24 24 Luas _Lahan Pearson Correlation .999 .927 .217 1 Sig. 2-tailed .000 .000 .308 N 24 24 24 24 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Keterangan : Dari hasil SPSS diperoleh : • Secara signifikan ketersediaan beras dengan produksi beras berkorelasi sebesar 0,919 atau 91,9 • Secara signifikan ketersediaan beras dengan kebutuhan beras berkorelasi sebesar 0,211 atau 21,1 • Secara signifikan ketersediaan beras dengan luas lahan berkorelasi sebesar 0,999 atau 99,9 Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Model Persamaan Struktural

Diagram jalur tersebut terdiri atas persamaan struktural yaitu X 1 , X 2 , X 3 disebut sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan sebagai berikut: � = � �� � � � + � �� � � � + � �� � � � + � �� � � � � � = � � � � � � � + � � � � � � � + � � � � � � � Dimana koefisien jalur dari variabel – variabel tersebut akan dicari nilai dan pengaruhnya masing – masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan aplikasi AMOS dan SPSS.

4.2.4 Hasil perhitungan koefisien yang diperoleh dari Amos

Standard Estimates Gambar 4.2 Output Diagram Jalur dengan menggunakan AMOS Universitas Sumatera Utara Keterangan : • � � 1 � 2 = 0,07 , artinya pengaruh kebutuhan beras tidak terlalu besar mempengaruhi produksi beras, namun semakin banyak kebutuhan beras maka semakin besar pula produksi beras. • � � 1 � 3 = 0,92 artinya luas lahan sangat mempengaruhi produksi beras. Semakin besar luas lahan maka semakin besar pula produksi beras. • � �� 1 = - 0,05 , artinya produksi beras berbanding terbalik dengan ketersediaan beras. Dimana semakin tinggi tingkat produksi beras maka semakin rendah pula ketersediaan beras begitu sebaliknya namun dalam skala yang kecil. • � �� 2 = - 0,003 , artinya kebutuhan beras berbanding terbalik dengan ketersediaan beras. Dimana semakin tinggi kebutuhan beras maka semakin rendah atau sedikit ketersediaan beras begitu sebaliknya namun dalam skala yang sangat kecil. • � �� 3 = 1,04 , artinya luas lahan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan beras. Dimana semakin luas suatu lahan maka semakin besar pula ketersediaan beras yang ada. Dari hasil diatas dapat dituliskan persamaan menjadi dibawah ini: � = � �� � � � + � �� � � � + � �� � � � + � �� � � � � = −�, ��� � − �, ���� � + �, ��� � Universitas Sumatera Utara � � = � � � � � � � + � � � � � � � + � � � � � � � � � = �, ��� � + �, ��� � Dari kedua hasil diatas dapat diartikan bahwa pada variabel ketersediaan beras pengaruh positif berasal dari luas lahan sedangkan kebutuhan dan hasil produksi berpengaruh negatif. Pada variabel produksi beras terdapat pengaruh yang positif dari variabel kebutuhan dan luas lahan. • Pengaruh yang diterima oleh X 1 sebesar : � 2 � 1� 2 , �₃ = [0,07 0,92] � 0,264 0,927� = 0,01848 + 0,85284 = 0.87132 = 0,872 Jadi pengaruh yang diterima oleh Produksi beras sebesar 0,872 atau 87,2 . • Pengaruh yang diterima oleh Y sebesar : � 2 � � 1 , � 2 , � 3 = [ −0,05 − 0,003 1,04] � 0,919 0,211 0,999 � = −0,04595 − 0,000633 + 1,03896 = 0.992 Jadi pengaruh yang diterima ketersediaan beras sebesar 0,992 atau 99,2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Output SPSS Menjelaskan Nilai Tiap Variabel Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 653.143 1437.401 .454 .654 Produksi_Beras -.046 .021 -.050 -2.157 .043 Kebutuhan_Beras -.064 .207 -.003 -.311 .759 Luas_Lahan 2.907 .063 1.046 46.003 .000 a. Dependent Variable: Ketersediaan_Beras Dari hasil SPSS maka dapat diketahui, bahwa variabel signifikan itu adalah P value 0,05 : 1. Produksi beras = 0,043, maka berarti produksi beras signifikan. 2. Kebutuhan beras = 0,759, maka berarti kebutuhan beras tidak signifikan. 3. Luas lahan = 0,000, maka berarti luas lahan signifikan. Maka dari hasil output SPSS diatas diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut: � = 653,143 � 1 = - 0,046 � 2 = - 0,064 � 3 = 2,907 Universitas Sumatera Utara

4.3 Pengujian Koefisien Jalur