Pengertian Hisab Pengertian Hisab Rukyat

17

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG HISAB RUKYAT

A. Pengertian Hisab Rukyat

Sebelum penulis mendeskripsikan prihal hisab rukyat secara mendalam, terlebih dahulu penulis menjelaskan apa makna hisab rukyat secara etimologis maupun terminologis. Karena seringkali kalimat “hisab rukyat” disebutkan dalam pembahasan penetapan awal bulan Kamariah, namun kalimat tersebut terasa kurang mengena tatkala tidak diketahui pengertian yang sesungguhnya berdasarkan penelitian empiris. Pada dasarnya kalimat “hisab rukyat” terdiri dari dua kata, yaitu: “hisab” dan “rukyat”.

1. Pengertian Hisab

Secara etimologi “hisab” identik dengan ilmu hitung aritmatik. 1 Sementara “hisab” merupakan kata masdar dari kata kerja fi’il madhi “hasaba” - - . Kata “al-hisab” dapat bermakna “al-‘add” yang mempunyai arti menghitung. 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata 1 Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, cet, ke-14, h. 262. 2 Kamus Munjid, Bairut: Dar al-Masyriq, 1986, h. 132. 18 “hisab” mempunyai arti aneka ragam, antara lain: hitungan, perhitungan, perkiraan. 3 Dalam al-Qur’an kata hisab banyak digunakan untuk menjelaskan hari perhitungan yaumul hisab dimana Allah akan memperhitungkan dan menimbang semua amal dan dosa manusia dengan adil. Kata hisab muncul dalam al-Qur’an sebanyak 37 kali yang semuanya berarti perhitungan dan tidak memiliki penggunaan definisi yang kabur. 4 Secara terminologis hisab berarti penentuan awal bulan Kamariah yang didasarkan kepada perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi. 5 Sistem ini dapat menetapkan awal bulan jauh sebelumnya, sebab tidak bergantung kepada terlihatnya hilal pada saat matahari terbenam menjelang masuknya tanggal satu. Pada dasarnya perhitungan dengan cara hisab ini berasal dari revolusi berputarnya bulan terhadap bumi dalam satu tahun penuh 354-355 hari. Dalam sistem penanggalan Kamariah bulan mengelilingi bumi dalam satu tahun terdapat 354 hari tahun basithah 6 atau 355 hari tahun kabisat. 7 Sistem 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, cet. Pertama edisi ke-4, h. 503. 4 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta: Amythas Publitica, 2007, h. 120. 5 Tim Penyusun, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, Jakarta: Depag RI, 19941995, h. 7. 6 Tahun Basithah adalah tahun pendek, dimana sistem penanggalan kamariah jumlah hari dalam satu tahun berjumlah 345 hari. Sebagai krierianya bahwa tahun tersebut tahun basithah yaitu jumlah hari dalam bulan zulhijjahnya terdapat 29 hari, sebagaimana perhitungan biasanya. 7 Tahun Kabisat merupakan kebalikan dari tahun Basithah, dimana jumlah hari terdapat 355 hari dalam satu tahun. Sebagai kriterianya bahwa tahun tersebut tahun kabisat yaitu jumlah hari dalam bulan zulhijjahnya terdapat 30 hari. 19 penanggalan ini populer dengan sebutan sistem kamariah, lunar sistem, atau tahun candra. 8 Dikalangan umat Islam ilmu falak dan ilmu faraid dikenal dengan ilmu hisab, karena kegiatan yang menonjol dalam keduanya adalah menghitung. Namun di Indonesia ketika disebutkan ilmu hisab maka yang dimaksud adalah ilmu falak. 9 Secara bahasa etimologi, Falak artinya orbit atau lintasan benda- benda langit, dalam al-Qur’an di sebutkan kata falak ini sebanyak dua kali yang masing-masing ayat tersebut mengartikannya sebagai “garis edar” atau “orbit”; hal tersebut dijelaskan di dalam QS. Yasin 36: 40 36: 40 Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” Q.S Yasin: 40 Dan QS. Al-Anbiya’ 21: 33 21: 33 Artinya: “Dan dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” Q.S al-Anbiya’: 33 Sehingga ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda- benda langit, khususnya bumi, bulan dan matahari, pada orbitnya masing- 8 Depag RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, h. 1. 9 Badan Hisab dan Rukyah Dep. Agama, Almanak Hisab Rukyah, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Islam, 1981, h. 14. 20 masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda-benda langit antara satu dengan yang lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi ini. 10 Pengertian di atas sejalan dengan yang di definisikan oleh Susiknan Azhari yaitu “Ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit, seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain.” Dalam literatur- literatur klasik ilmu falak biasa disebut dengan Ilmu al-Hai’ah, Ilmu Hisab, Ilmu Rosd, Ilmu Miqat dan Astronomi. 11 Ilmu falak atau ilmu hisab pada garis besarnya ada dua macam yaitu ‘ilmiy dan ‘amaliy. Ilmu falak ‘ilmiy yaitu ilmu yang membahas teori dan konsep benda-benda langit, sedangkan ilmu falak ‘amaliy adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda langit antara satu dengan yang lainnya. Ilmu falak ‘amaliy inilah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan Ilmu Falak atau Ilmu Hisab. 12 Menurut Ahmad Izzuddin idealnya dalam penamaan Ilmu Falak ini ditinjau dari kerja ilmiahnya, yaitu disebut Ilmu Hisab Rukyah, tidak disebut ilmu hisab saja, karena pada dasarnya ilmu ini menggunakan dua 10 Muhyiddin Khazim, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004, cet. ke-I, h. 3. 11 Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, cet. ke-I, h. 55. 12 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, h. 4. 21 pendekatan kerja ilmiahnya dalam mengetahui waktu-waktu ibadah dan posisi benda-benda langit, yakni pendekatan hisab perhitungan dan pendekatan rukyah observasi benda-benda langit. 13 Hisab tidak hanya proses menghitung dengan rumus ataupun mencocokkan pola-pola saja, namun mencakup analisis numeris mengenai model-model, persamaan-persamaan, rumus-rumus serta pola-pola numeris sifat-sifat benda.

2. Pengertian Rukyat