4.4 Analisis Multivariat
Pada penelitian ini, variabel bebas yang memenuhi kritera kemaknaan statistik p 0,25 dimasukkan ke dalam analisi mutivariat dengan menggunakan uji regresi
logistik berganda, yaitu variabel komunikasi, sumber daya, disposisi. Untuk mendapatkan faktor mana paling dominan dengan kejadian DBD maka semua
kandidat diuji secara bersama-sama dengan menggunakan metode enter. Faktor yang akan dipertimbangkan untuk masuk dalam tiap seleksi dilihat dengan nilai p. Pada
setiap tahapan seleksi variabel yang tidak signifikan dikeluarkan satu persatu mulai dari p yang terbesar. Dari hasil seleksi pertama diperoleh ada satu variabel yang tidak
signifikan yaitu variabel komunikasi dengan nilai signifikan 0,754 sehingga dikeluarkan pada seleksi kedua. Pada seleksi kedua diperoleh variabel yang
berhubungan signifikan p 0,05, dua variabel dengan nilai p 0,05 tersebut adalah variabel sumber daya dengan nilai p 0,022 dan disosisi dengan nilai p 0,036.
Tabel 4.11. Seleksi Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian DBD di
Kelurahan Bandar Sakti Kota Tebing Tinggi
No Variabel
B Nilai
p Exp B
1.
Seleksi 1 Komunikasi
0,274 0,754
1,135 2.
Sumber Daya -1,775
0,024 0,169
3. Disposisi
-2,416 0,037
0,089 Constant
4,410 0,000
82,301 1.
Seleksi 2 Sumber Daya
-1,704 0,022
0,182 2.
Disposisi -2,302
0,036 0,100
Constant 4,464
0,000 86,838
Variabel yang akan dikeluarkan dalam tahapan seleksi
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil seleksi terakhir diperoleh dua variabel yang berhubungan yaitu sumber daya dan disposisi. Untuk melihat variabel yang paling dominan adalah
variabel yang mempunyai nilai Exp B paling besar, dalam hal ini variabel sumber daya yang memiliki Exp B paling besar yaitu 0,182. Maka dapat disimpulkan
bahwa variabel sumber daya merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian DBD di Kelurahan Bandar Sakti Kota Tebing Tinggi. Dari hasil
analisis regresi logistik ini, diperoleh model persamaan sebagai berikut : � =
� � + �
−�
dimana,
y = 4,464 + - 1,704 Sumber Daya + -2,302 Disposisi
Contoh interpretasi pada salah satu responden penelitian no.13 dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sumber daya baik dan disposisi baik, maka peluang
responden tersebut untuk mengalami penurunan kejadian DBD adalah : y = 4,464 + - 1,704 Sumber Daya + -2,302 Disposisi
y = 4,464 + -1,704 1 + -2,302 1 y = 0,458, maka :
� = 1
1 + e
−0,458
P = 0,61 Artinya probablitas responden yang memiliki variabel sumber daya baik dan
variabel disposisi baik untuk mengalami penurunan kejadian DBD adalah 61.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Analisis Bivariat 5.1.1. Hubungan Komunikasi terhadap Kejadian DBD di Kelurahan Bandar
Sakti Kota Tebing Tinggi Tahun 2011.
Hasil penelitian komunikasi menunjukkan bahwa responden lebih banyak berada pada kategori yang buruk. Effendy 2003 mengartikan komunikasi sebagai
suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung
lisan maupun tak langsung. Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian
pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluranmedia tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai
kekuatan yang mengarah kepada keadaan status sehat utuh secara fisik, mental rohani, dan sosial
.
Komunikasi dapat mengubah sikap dan perilaku kesehatan secara langsung terhadap penyebab yang sama. Perubahan pengetahuan dan sikap
merupakan pra kondisi dalam perubahan perilaku kesehatan. Komunikasi membutuhkan adanya suatu kompetensi komunikan, komitmen dalam menyampaikan
pesan, isi komunikasi harus berpengaruh dan mendukung terhadap kebijakan, cakupan jangkauan yang sudah dikuasai, dan kontinuitas yaitu komunikasi yang terus
berlanjut penyampaiannya sehingga menjadi perilaku masyarakat.
Universitas Sumatera Utara