Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
7. Peraturan daerah KabupatenKota yang mengatur tentang Pajak Hotel
8. Keputusan bupatiwalikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai aturan
pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hotel pada KabupatenKota dimaksud.
E. Jasa Penunjang
Sebagaimana diketahui bahwa objek pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
Jasa penunjang yang dimaksud dalam pajak hotel adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan
fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
Universitas Sumatera Utara
Tidak termasuk objek pajak hotel terhadap jasa penunjang adalah: 1.
Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
2. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya
3. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaa
4. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis. 5.
Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PAJAK HOTEL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH DI WILAYAH KABUPATEN KARO
A. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,
hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”.
22
1. Ppajak daerah,
Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa
sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari:
2. Retribusi daerah,
3. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan\
4. Lain-lain PAD yang sah.
Klasifikasi PAD yang terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut objek pendapatan sesuai dengan undang-undang
tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian
22
Mardiasmo, Op.Cit, hal.132.
50
Universitas Sumatera Utara
laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian
laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain PAD yang sah disediakan untuk menganggarkan
penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek
pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian
daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan dari selisih nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak,
pendapatan denda retribusi. Pendapatan hasil eksekusi atau jaminan, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsurancicilan
penjualan. Kemampuan daerah dalam memajukan perekonomian daerahnya terlihat
dari perkembangan pendapatan asli daerah yang positif dari sisi penerimaan dan perannya dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Pendapatan asli daerah
hanya merupakan bagian dari salah satu sumber utama keuangan daerah untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan disamping penerimaan lainnya
berupa bagi hasil pajak atau bukan pajak, sumbangan dan bantuan serta pinjaman daerah. Secara teknis yuridis pendapatan asli daerah lebih mudah dikelola dan
dikembangkan dibanding dengan jenis pendapatan daerah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan asli daerah dapat merosot yang disebabkan karena terjadinya perubahan sosial ekonomi dan politik yang luar biasa yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan PAD dan juga pengaruh faktor eksternal yang berdampak negatif yang menyebabkan merosotnya PAD.
Dampak yang paling berat dan menjadi kendala dalam upaya peningkatan pendapatan daerah adalah :
1. Adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat termasuk wajib pajak
yaitu hilangnya kepercayaan mereka terhadap pemerintah karena adanya isu korupsi, kolusi dan nepotisme KKN.
2. Euforia reformasi yangf timbul dari masyarakat ini menyebabkan rawannya
stabilitas keamanan, sehingga berpengaruh pada investor maupun pelaku ekonomi yang lain.
B. Sekilas Tentang Wilayah Kabupaten Karo 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Karo