E. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Bidang Pajak Hotel
Secara umum potensi pajak hotel sangatlah besar. Selama ini mekanisme pemungutan pajak hotel mengacu pada sistem Mapatda, yang didasarkan pada
sistem pemungutan pajak daerah yaitu self asessment sistem, dimana WPWAPU menghitung dan memperhitungkan pajak hotel terhutang untuk selanjutnya
disetorkan ke kas daerah. Dinas Pendapatan Kabupaten Karo dengan menggunakan media setoran sesuai dengan sistem dan prosedur yang diatur dalam
Mapatda. Self Asessment sistem mengandung kelemahan antara lain: WPWAPU
menghitung dan memperhitungkan sendiri jumlah pajak terhutang; WPWAPU kemungkinandiduga menggunakan pembukuan ganda, satu untuk laporan pajak
dan satu lagi untuk laporan perusahaan, kemungkinan konspirasi dengan petugas lapanganDinas Pendapatan dalam perhitungan pajaktagihan pajak.
Mekanisme tersebutlah yang menjadi salah satu kelemahan penerimaan pajak yang tidak sesuai dengan target. Diperlukan mekanisme yang lebih
transparan dalam pemungutan pajak, sehingga kebocoran – kebocoran dapat dihindari.
Untuk menutup atau mencegah kebocoran dan manipulasi dalam pembayaran pajak hotel antara lain dilakukan upaya; mengirim petugaspegawai
ke hotel-hotel pada malam-malam hari libur untuk memantau jumlah tamu yang menginap untuk di cross cechk dengan laporan pajak mereka; secara insidentil
melakukan pemeriksaan buku penerimaan hotel sekali setahun melakukan verifikasi, bekerjasama dengan BPKP perwakilan Propinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
memintakan laporan tingkat hunian hotel dari instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan audit internal terhadap
realisasi penerimaan pajak hotel yang diterima oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Karo. Pada periode tahun 2009 – 2010 terdapat kecenderungan peningkatan
prosentase pendapatan, yaitu realisasi penerimaan pajak hotel mengalami kenaikan melebihi standard yang telah ditetapkan.
Kriteria hasil penerimaan dari sumber-sumber pendapatan daerah harus menghasilkan yang cukup dalam arti cukup memadai dibandingkan dengan
pembiayaan layanan yang dihasilkan, serta sebaiknya berkembang cukup stabil dan mudah diperkirakan besarnya dikemudian hari, stabilitas penerimaan daerah
dapat diukur dari rata-rata penyimpangan realisasi penerimaan dengan trend penerimaannya, semakin kecil rata-rata penyimpangan tersebut maka
menunjukkan semakin stabil penerimaannya dan sebaliknya semakin besar rata- rata penyimpangannya maka makin tidak stabil penerimaannya. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat elastisitas penerimaan dan efisiensi serta efektifitasnya. Alat analisa lainnya adalah laju pertumbuhan pajak hotel dan kontribusi pajak
hotel terhadap pajak daerah dan PAD. Berdasarkan pengamatan di lapangan, realisasi pajak hotel belum
menunjukkan realisasi yang sesungguhnya jika dilihat dari potensi yang ada. Realisasi penerimaannya masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi dengan
catatan perlu upaya intensifikasi baik melalui proses pemungutan, pembinaan wajib pajak, penegakan peraturan dan pengawasan serta perbaikan kinerja
pelayanan dan pemungutan Pajak Hotel.
Universitas Sumatera Utara
Upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan meningkatkan sumber daya yang ada di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo sebagai pengelola pajak
hotel, baik sumber daya manusianya, maupun fasilitas pendukung kegiatannya. Dengan demikian, Dinas Pendapatan Kota Kabupaten Karo sebagai pemungut
Pajak Hotel menghadapi tantangan bagaimana meningkatkan penerimaan, karena pajak hotel merupakan penyumbang pajak terbesar primadona diantara
penerimaan pajak-pajak daerah lainnya. Untuk itu Dinas Pendapatan Kabupaten Karo dituntut untuk melakukan upaya langkah-langkah guna meningkatkan
intensifikasi pajak hotel, agar penerimaan dari pajak hotel memiliki effectiveness yang cukup tinggi.
Seperti diketahui keberadaan hotel memiliki potensi yang sangat besar bagi tumbuhnya aktifitas – aktifitas lainnya seperti pariwisata, perdagangan dan
Jasa. “Lingkage Activity” aktifitas yang saling berkait yang sangat banyak dari keberadaan fasilitas hotel harus dapat dilihat sebagai potensi untuk
mengembangkan aktifitas perKotaan secara keseluruhan. Artinya mekanisme peningkatan penerimaan pajak hotel harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga
dapat mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya kualitas maupun kuantitas meskipun harus tetap dikendalikan hotel yang ada di Kota Berastagi, sehingga
dapat mendukung “lingkage activity” nya. Pelaksanaan otonomi daerah yang berimplikasi pula pada peningkatan
tingkat kemandirian daerah dalam hal pembiayaan pembangunan untuk meningkatkan pendapatan daerah sangatlah diperlukan, baik berupa optimalisasi
Universitas Sumatera Utara
terhadap sumber-sumber pendapatan daerah yang telah ada maupun menggali sumber-sumber baru.
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kota bahwa kebijaksanaan di bidang Keuangan Daerah, ditujukan kepada peningkatan peranan potensi
Daerah menjadi kekuatan inti dalam proses pembangunan daerah. Terlaksananya efesiensi pembiayaan dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah serta mantapnya
Manajemen Keuangan Daerah dalam arti : 1.
Peningkatan potensi daerah menjadi potensi riil dalam proses pembangunan daerah yang dampaknya diharapkan Pendapatan Asli Daerah PAD semakin
berkembang. 2.
Pengupayaan terwujudnya efesiensi pembiayaan terutama yang bertalian dengan penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah melalui peningkatan
disiplin anggaran dalam rangka penghematan pengeluaran daerah. 3.
Pemantapan manajemen keuangan daerah melalui peningkatan mutu kemampuan aparatur serta menyempurnakan organisasi dan tata kerjanya,
dengan upaya menyediakan sarana yang diperlukan. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD melalui berbagai upaya berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku, seperti usaha intensifikasi serta penggunaan sistem dan metode kerja yang tepat dengan diimbangi upaya penyediaan
tenaga yang cukup memadai, baik mutu maupun jumlahnya. Membahas perkembangan kontribusi pajak hotel terhadap PAD tidak
hanya melihat trend penerimaan dari masa pajak atau tahun pajak berjalan, tapi juga harus menelaah sumber potensi pajak hotel dan restoran itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan target dan strategi dalam merealisasikannya harus lebih rasional dan operasional, artinya pemerintah harus dapat melihat kemampuan dari objek pajak,
karena kondisi ini akan menyangkut kemampuan mereka dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
Peningkatan realisasi penerimaan dapat diupayakan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi baik melalui proses pemungutan, pembinaan wajib pajak,
penegakan peraturan dan pengawasan serta perbaikan kinerja pelayanan dan pemungutan. Upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan meningkatkan
sumber daya yang ada sebagai pengelola pajak hotel, baik sumber daya manusianya, maupun fasilitas pendukung kegiatannya.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Berastagi dalam upaya peningkatan penerimaan pajak hotel adalah dengan memperbaiki atau
menyempurnakan aspek kelembagaan atau organisasi Dipenko Berastagi, antara lain dengan menerapkan secara optimal sistem dan prosedur MAPATDA sesuai
Kepmendagri No.102 tahun 1990. Orientasi pada fungsi by function bukan orientasi pada sektorbidang pungutan by object dengan memperbaiki fungsi
pendaftaran dan pendataan, penetapan, pembukuan dan pelaporan, penagihan serta fungsi perencanaan dan pengendalian operasional.
Peningkatan pengawasan dan pengendalian antara lain : 1.
Pengawasan dan pengendalian yuridis, dengan membentuk Perda Kota Berastagi tentang Pajak-pajak Daerah yang di dalamnya terdapat Pajak Hotel.
Perda ini merubah Perda sebelumnya yang menyatukan pengaturan pajak hotel dan restoran Perda Pemkab Karo. Melakukan verifikasi bekerjasama
Universitas Sumatera Utara
dengan BPKP perwakilan Propinsi Sumatera Utara, hasil temuan verifikasi dilakukan penagihan pajak hotel tertunggak, baik secara angsuran atau
sekaligus. 2.
Pengawasan dan pengendalian teknis, menitik beratkan pada pelaksanaan pemungutan dengan sasaran menyempurnakan sistem dan prosedur
pemungutan dan pembayaran serta peningkatan pelayanan yang cepat dan cermat kepada WP hotel, antara lain dengan cara penyediaan blanko setoran
dan penyediaan petugas untuk membantu pengisian media setoran dan sebagainya.
3. Pengawasan dan pengendalian penatausahaan, yang lebih ditujukan pada
kegiatan para pelaksana dan ketertiban administrasi, seperti mewajibkan kepada Kasubdin Pendaftaran dan Pendataan untuk selalu melaporkan dan
memantau perkembangan tingkat hunian hotel. Mewajibkan kepada Kasubdin Pembukuan untuk setiap bulannya melaporkan kepada pimpinan realisasi
penerimaan pajak hotel, tunggakan, dan tagihan. Selain itu dilaksanakan pula peningkatan SDM pengelola pajak hotel,
antara lain dengan mengikut sertakan Pegawai Dipenko Berastagi pada kursus pengelolaan keuangan daerah, kursus bendahara khusus penerima BKP, kursus
Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS pajak daerah dan lain-lain. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya wajib pajak
hotelwajib pungut, dimana dalam tahun 2010 dilakukan penyuluhan dan sosialisasi, serta memberikan insentif baik kepada wajib pajak atau wajib pungut
pajak hotel.
Universitas Sumatera Utara
Kepada pengusaha hotel pembayar pajak terbaik diberikan hadiah 1 dari hasil pungutan pajak hotel. Kepada wajib pajak hotel, bill hotelnya diundi dan
kepada pemenang diberikan hadiah. Dalam upaya peningkatan sumber pendapatan negara, maka sistem dan
pelaksanaan pelayanan pajak diakukan beberapa upaya antara lain : 1.
Pembaharuan administrasi perpajakan. Dengan adanya pembaharuan administrasi perpajakan diperlukan untuk
pelayanan dan meningkatkan kemampuan Dirjen Pajak dalam memungut pajak sesuai dengan good governance. Dimana pembaharuan administratif akan
berdampak positif terhadap voluntary compliance, penerimaan pajak dan profesionalisme aparat perpajakan.
Pembaharuan administratif dilaksanakan dengan dukungan teknologi informasi berkelas dunia, organisasi berdasarkan fungsi, dan sumber daya
manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi. Dalam hal ini, Dinas Pendapatan Kabupaten Karo akan menggunakan
sistem pembayaran pajak yang baru dan sistem penyampaian SPT berbasis media komputer. Pengembangan kedua sistem ini diikuti dengan pengembangan sistem
rekening wajib pajak. Dalam sistem ini, saldo rekening Wajib Pajak secara otomatis berubah sesuai dengan perubahan sebagai akibat dari pembayaran pajak,
penetapan keberatan, lebih bayar, pemindahan bukuan, dan sebagainya. Sistem pembayaran pajak yang baru memungkinkan Wajib Pajak untuk
membayar pajak melalui berbagai fasilitas perbankan internet banking, phone banking dan ATM. Sistem ini juga memungkinkan Dirjen Pajak untuk:
Universitas Sumatera Utara
a. Memperoleh informasi pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak secara
real time atau selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Karena data pembayaran pajak diterima dari pihak bank secara elektronik.
b. Mampu mencegah timbulnya SSP palsu.
c. Meyakinkan keabsahan kredit pajak yang menjadi hak wajib pajak secara
lebih cepat dan akurat. Software perangkat lunak SPT yang dikembangkan oleh Dirjen Pajak
diberikan kepada Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak. Wajib Pajak mengisi SPT-nya dengan menggunakan software dimaksud mencetak SPT
induk, mengcopy lampiran termasuk Soft Copy SPT Induk ke dalam media komputer Disket.
Wajib Pajak membayarmenyetorkan pajak ke Bank Persepsi Khusus yang berada di Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian Wajib Pajak menyampaikan SPT
induk beserta media komputer ke Kantor Pelayanan Pajak bersama dengan bukti pembayaran penyetoran yang dilakukan. Dengan demikian Kantor Pelayanan
Pajak tidak perlu merekam data SPT Wajib Pajak. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak secara on-line dapat membandingkan
data pembayaran dari Bank dengan kata kewajiban pajak yang harus dibayar menurut SPT dalam bentuk rekening wajib pajak, atau memonitor pelaksanaan
hak dan kewajiban wajib pajak dari waktu ke waktu sehingga memudahkan dalam pemberian pelayanan pengawasan dan pembinaan terhadap Wajib Pajak.
Manfaat dari sistem pembayaran on-line ini adalah seluruh pihak terkait dan yang berkepentingan untuk memonitor pembayaran pajak oleh Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
dapat secara real time memperoleh informasi yang relevan dan akurat serta representatif seperti laporan penerimaan pajak secara nasional, oleh setiap Kanwil,
KPP, Jenis Pajak, Kelompok Lapangan Usaha, dan Kelurahan, yang selama ini dalam mendapatkan datainformasi diatas memerlukan tenaga dan waktu yang
banyak dan tingkat akurasi informasi yang diperoleh masih rendah, atau dengan kata lain informasi yang diperoleh diragukan kebenarannya.
Tujuan sistem pembayaran on-line ini adalah : a.
Mencegah adanya Surat Setoran Pajak SSP palsu b.
Menyediakan informasi penerimaan pajak bagi pimpinan secara tepat, cepat, dan akurat, sehingga dapat dilakukan pengawasan dan pengambilan kebijakan
secara efektif. c.
Kesalahan yang dilakukan oleh individu manusia itu sendiri human error dalam hal perekaman SSP dan Surat Pemberitahuan dapat dihindari.
Adapun ciri-ciri dari sistem ini adalah : a.
Sistem Pembayaran secara on-line menghubungkan Bank Persepsi Khusus, Direktorat Jendeal Pajak Anggaran, dan Direktorat Jenderal Pajak untuk
sementara ini baru dapat dilakukan secara on-line antar Bank Persepsi Khusus dengan Direktorat Jenderal Pajak.
b. Sistem ini akan memberikan nomor pengesahan pembayaran pajak yang
disebut dengan Nomor Transaksi Pembayaran Pajak NTPP. c.
Data pembayaran pajak dari setiap wajib pajak secara real time akan diterima secara otomatis dan akurat oleh Direktorat Jendeal Anggaran dan Direktorat
Jenderal Pajak.
Universitas Sumatera Utara
d. Data Pembayaran pajak menurut Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan data
pembayaran pajak yang diterima melalui Kantor Pembendaharaan dan Kas Negara tersanding secara otomatis.
e. Penyampaian Surat Pemberitahuan dilakukan dengan menggunakan media
komputer. Sistem otomatis pelaksanaan tugas untuk pertama kalinya akan
diperkenalkan dan dikembangkan pada KanwilKPP yang desain orgasasinya bersifat fungsional. Hal ini mengakibatkan perlunya perancangan sistem dan
prosedur yang berbeda dengan yang ada sekarang. Sistem pembayaran pajak secara on-line dan sistem penyampaian SPT dengan media komputer akan
dikembangkan dan disosialisasikan secara nasionalis. 2.
Perbaikan Sistem Informasi Sistem informasi dalam hal ini adalah kemampuan manajemen dari sistem
untuk membantu dan penerimaan pajak dengan informasi demikian adalah informasi yang akurat, up to date, dapat dipercaya dan mudah dibaca yang
dihasilkan oleh sistem informasi dapat diterima pada saat yang tepat oleh pihak pimpinan.
Sistem Informasi yang digunakan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Karo sudah cukup baik karena pada Kantor Dirjen Pajak ini setiap bagian organisasi
telah mengelola informasi dengan baik. Setiap data yang diperoleh diperiksa kebenarannya dan disimpan serta diperoleh dengan menggunakan komputer
sehingga informasi dapat disediakan secara tepat kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Informasi dengan menggunakan komputer memberikan keuntungan bagi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo antara lain:
a. Tersedianya informasi – informasi baru dan informasi yang semakin relevan
karena lebih tepat waktu dan akurat. b.
Dalam sistem pembayaran pajak dapat dilakukan secara on-line dengan melalui berbagai fasilitas elektronik seperti internet banking dan ATM serta
fasilitas perbankan lainnya. c.
Penerimaan pajak yang semakin baik karena didikung oleh teknologi yang canggih dalam hal ini menggunakan komputer.
Direktorat Jenderal Pajak telah memanfaatkan teknologi informasi sejak 3 dekade lalu sehingga kini dengan segala kelebihan dan kekurangan dan
keterbatasannya. Teknologi Informasi yang telah diimplementasikan Dirjen Pajak meliputi hardware, software dan jaringan komunikasi data. Sesuai dengan sifatnya
teknologi informasi yang cepat berkembang maka diperlukan suatu perhatian serius dan komitmen dari seluruh jajaran pengambilan keputusan.
Komponen teknologi informasi meliputi manusiaSDM baik yang mengembangkan maupun yang mengoperasikan, sistem Aplikasi dan Perangkat
komputer. Yang dimaksud dengan komponen manusiaSDM adalah mereka yang memiliki pengetahuan di bidang Teknologi Informasi mulai dari kelompok yang
mengembangkan sampai pada mereka yang mengoperasikan dan memelihara serta pengguna user. Sedangkan komponen sistem aplikasi, di lingkungan Dirjen
Pajak aplikasi yang telah diterapkan dan dioperasikan sampai saat ini meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Pendaftaran Wajib Pajak
b. Pembayaran
c. Pelaporanpenyampaian SPT dan otomasi penerbitan segala macam bentuk
produk hukum antara lain : a.
Surat Teguran b.
Surat Peringatan c.
Surat Paksa d.
Dan lain-lain Komponen perangkat komputer yang merupakan satu kesatuan telah
terpasang di seluruh Kantor Pajak dengan berbagai teknik yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang tersedia sampai saat ini belum atas dasar
kebutuhan. Kondisi sistem ketiga komponen tersebut di atas pada saat ini masih
terkendala, baik karena kurangnya pemahaman maupun karena adanya perbedaan persepsi antara berbagai level manajemen penyediaan sistem dan pengguna
sehingga pelaksanaannya tidak sesuai dengan fungsinya. Fakta di lapangan sebagai berikut :
a. Perekaman data MFWP, SSP, SPT dan lain-lain tidak sesuai dengan yang
seharusnya dilaksanakan. b.
Transfer konfirmasi data yang kurang sempurna, tetapi tidak pernah sungguh- sungguh mendapat perhatian dari pihak terkait Kantor Pusat, Kanwil dan
KPP sehingga mengakibatkan data yang ada di KPP tidak sama dengan yang ada Kanwil dan juga tidak sama dengan data yang tersedia di Kantor Pusat.
Universitas Sumatera Utara
c. Masih ada aplikasi yang tidak berfungsi dengan baik, misalnya designnya
tidak fleksibel dan rentan terhadap kesalahan operasional. Untuk mengatasi sebagian dari hal-hal tersebut di atas dan mengantisipasi
kebutuhan yang akan datang, maka Direktorat Informasi sedang dan akan membangun dan mengembangkan program-program sebagai berikut:
a. Sistem Monitoring Pelaporan Pajak MP3
MP3 pada intinya merupakan pelaporan pembayaran secara on-line. Dengan beroperasinya MP3 maka diharapkan akan terjadi penghematan waktu,
penyederhanaan administrasi secara manual dan lebih penting lagi dapat menghilangkan pemalsuan SSP. Manajemen dapat langsung memonitor
penerimaan pajak secara real-time. b.
Mempersiapkan design dan membangun sistem informasi untuk modernisasi Sistem Informasi Manajemen yang ada kelak setelah terciptanya suatu Sistem
Administrasi Perpajakan Terpadu. c.
Pembenahan Masterfile Wajib Pajak banyak kelemahannya antara lain Wajib Pajak Ganda, penulisan data yang tdiak lengkap dan tidak standard, kurang
informatif, tidak mampu mengakomodasi mobilitas Wajib Pajak dan informasi tentang hubungan antara Wajib Pajak tidak terlihat serta klasifikasi
lapangan usaha tidak konsisten, maka untuk memudahkan hal-hal tersebut perlu dilakukan pembenahan masterfile termasuk sistem pendaftaran.
d. Mempersiapkan dukungan untuk memudahkan wajib pajak mengisi SPT
dengan media komputer sehingga KPP tidak perlu melakukan perekaman yang disebut dengan e-filling.
Universitas Sumatera Utara
Dengan diterapkannya langkah-langkah strategi yang dilaksanakan oleh Direktorat Informasi Perpajakan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Karo, maka
misi DIP dengan mewujudkan informasi perpajakan yang terintegrasi dengan jaringan yang luas, akurat, serta didukung oleh teknologi informasi modern dalam
rangka menunjang kinerja Dirjen Pajak. Dengan adanya dukungan teknologi informasi diharapkan:
1. Materi File Wajib Pajak MFWP diolah dengan benar dan bersifat efektif
serta efisien. 2.
Pembayaran benar 3.
Surat Pemberitahuan Tahunan SPT benar 4.
Penetapan benar. Dengan didukungnya teknologi informasi yang modern informasi
perpajakan yang luas dan akurat, maka akan menghasilkan laporan yang benar. Dalam hal ini, laporan tersebut adalah laporan dalam penerimaan pajak.
Pengolahan data pada Dinas Pendapatan Kabupaten Karo yang dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer menunjukkan data-data diolah
dengan prosedur yang teratur dan sistematis, pengolahan data ini erat hubungannya dengan faktor manusia, yakni diperlukannya tenaga-tenaga ahli,
baik tenaga operasional maupun tenaga pimpinan, dimana manusia sebagai alat maupun pengguna dalam proses pengolahan.
Usaha-usaha untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas informasi perpajakan adalah dengan:
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatkan mutu tenaga operasional maupun tenaga pimpinan untuk
menambah kemampuan dan keahlian dengan membina secara terus menerus melalui training dan kursus komputer.
2. Memperluas pemakaian komputer untuk berbagai laporan yang selama ini
menggunakan secara manual. 3.
Pembinaan dan pengawasan terhadap sistem yang dilaksanakan secara kontiniu dalam usaha perbaikan dan peningkatan kemampuan informasi
perpajakan, mengingat bahwa sistem ini adalah sistem yang dinamis, setiap saat memerlukan perbaikan, penyesuaian dan modifikasi sesuai dengan arah
perkembangan dari informasi perpajakan. Adapun maksud dan tujuan dari usaha-usaha tersebut yang sekaligus
merupakan tujuan informasi perpajakan di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo adalah:
1. Menghasilkan informasi akurat dan tepat waktu yang dapat digunakan
manajemen untuk mengikuti keadaan perusahaan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.
2. Menghasilkan informasi sebagai bahan yang dipergunakan dalam menyusun
statistik rencana kerja. 3.
Menghasilkan informasi yang dapat dipergunakan manajemen dalam penerimaan pajak dan untuk menentukan kebijakan di masa akan datang.
Pelaksanaan ini akan memberikan hasil yang dapat dilihat sebagai berikut : 1.
Peningkatan aktivitas dalam perusahaan dengan adanya pembinaan dan pengawasan yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem informasi yang tersusun dengan baik dan teratur
3. Citra Kantor Pelayanan Pajak yang semakin baik dan mantap dimata
masyarakat 4.
Penerimaan Pajak yang semakin baik. Sistem informasi perpajakan yang dilaksanakan pada Dinas Pendapatan
Kabupaten Karo merupakan upaya perubahan sistem ke Bentuk Informasi yang lebih modern melalui sistem pelayanan komputer dalam pengolahan data ataupun
penyediaan informasi. Sistem informasi perpajakan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Karo
dengan menggunakan jasa layanan komputer mempunyai nilai prestasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sistem manual. Upaya ke arah itu, maksudnya ke
arah penyajian informasi yang lebih baik oleh pihak perusahaan yang cukup baik, terutama dalam mendukung kelancaran arus kerja dalam perusahaan. Dukungan
ini menjadi suatu jaringan yang berfungsi sebagai penyajian informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu yang diperlukan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan. Adapun informasi perpajakan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Karo
yaitu dengan menggunakan jasa layanan komputer, mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
1. Keuntungan yang dapat diukur dengan nilai uang, yakni bentuk keuntungan
akibat adanya pengolahan informasi yang lebih cepat dan akurat, cermat, relevan, serta tentunya tepat waktu. Hal ini dapat dilihat dari mudah dan
cepatnya proses pengolahan data yang digunakan, juga dapat dilihat lebih
Universitas Sumatera Utara
cepat selesai, sehingga waktu lembur yang memperbesar biaya produksi dapat diperkecil atau diminimalkan.
2. Keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang memperoleh manfaat,
maksudnya, pengambilan keputusan akan dapat lebih cepat dan lebih baik dengan adanya sistim informasi perpajakan ini.
3. Kemudian sajian informasi yang diberikan jugua akan lebih lengkap dan
akurat. Dengan dukungan informasi perpajakan, Dinas Pendapatan Kabupaten
Karo dapat menjalankan aktifitasnya dengan lebih baik dan efektif. Unsur-unsur yang akurat, relevan dan tepat waktu, terbukti telah memberikan kontribusi yang
lebih baik jika dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sistem informasi itu sendiri. Oleh karena itu biaya nyata sistem
informasi memang tidak dapat dikatakan murah, namun pihak Dirjen Pajak dalam hal ini telah mengambil keputusan untuk terus mengoperasikan jaringan sistem
informasi tersebut.
F. Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel dan Upaya-Upaya Dalam Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam
Pemungutan Pajak Hotel.
Kantor pajak yang berperan langsung dalam proses pengutipan atau pemungutan pajak dalam prakteknya juga mengalami berbagai permasalahan,
antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Distribusi sumber daya manusia tidak merata
2. Kurangnya sosialiasi tentang peraturan tentang pajak kepada masyarakat,
sehingga masyarakat tidak mengerti tentang peraturan perpajakan. 3.
Prasarana penunjang operasional para petugas di lapangan kurang memadai. 4.
Para petugas pengutip pajak masih perlu ditingkatkan keterampilannya, dedikasi dan tanggung jawabnya dalam upaya peningkatan pemasukan
keuangan daerah ke kas daerah. 5.
Kesadaran warga masyarakat dalam membayar pajak masih rendah, sedangkan pajak adalah sumber Pendapatan Asli Daerah PAD yang akan
menunjang pelaksanaan pembangunan. 6.
Masih adanya keberatan dari sebagian masyarakat atas tarif pajak yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Adanya petugas yang tidak bertanggung jawab dalam menyerahkan hasil
pajak dan tidak mencukupi target yang ditetapkan. 8.
Sarana dan pra-sarana yang belum memadai apabila dibandingkan dengan intensitas pemungutan pajak yang meliputi :
a. Sarana peralatan atau logistik yang belum memadai yang akan digunakan
dalam usaha penindakan terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya.
b. Kurang tersedianya tenaga-tenaga profesional yang mampu menangani
perkara pajak yang cenderung modus operandinya semakin canggih. c.
Adanya kemungkinan penyelesaian perkara pajak melalui penyelesaian di luar acara sidang pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
9. Mentalitas petugas
Mental para petugas pajak yang tidak kuat dan teguh, sehingga menerima imbalan dengan memanipulasi data-data wajib pajak bekerjasama dengan
wajib pajak itu sendiri. 10.
Partisipasi dan support warga masyarakt sendiri dalam membayar pajak sangat kurang.
11. Kurang profesionalisme pegawai sehingga tidak dapat memanfaatkan
teknologi yang ada seperti penggunaan komputer dan alat-alat teknologi modern yang lain dalam mendukung pelaksanaan tugas pemungutan pajak
sehingga peralatan yang tersedia belum dipergunakan secara optimal atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya tenaga dan sarana belum mendukung
sepenuhnya. 12.
Distribusi sumber daya manusia tidak merata 13.
Kurangnya sosialiasi tentang peraturan tentang pajak kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengerti tentang peraturan perpajakan.
14. Prasarana penunjang operasional para petugas di lapangan kurang memadai.
15. Para petugas pengutip pajak masih perlu ditingkatkan keterampilannya,
dedikasi dan tanggung jawabnya dalam upaya peningkatan pemasukan keuangan daerah ke kas daerah.
16. Kesadaran warga masyarakat dalam membayar pajak masih rendah,
sedangkan pajak adalah sumber pendapatan negara yang akan menunjang pelaksanaan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
17. Masih adanya keberatan dari sebagian masyarakat atas tarif pajak yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 18.
Adanya petugas yang tidak bertanggung jawab dalam menyerahkan hasil pajak dan tidak mencukupi target yang ditetapkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di atas, maka Dinas Pendapatan Kabupaten Karo melakukan upaya-upaya antara lain:
1. Menyampaikan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat tentang arti
pentingnya pembayaran pajak. 2.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sehingga seluruh permasalahan dalam pemungutan pajak dapat diselesaikan segera mungkin.
3. Memanfaatkan semaksimal mungkin sarana dan prasarana yang tersedia.
4. Memotivasi dan memantau secara terus menerus setiap petugas pajak yang
terkait sesuai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak. 5.
Peningkatan pembinaan dan honor kepada petugas pajak untuk meningkatkan pendapatan.
6. Melakukan pengawasan terhadap petugas-petugas pajak agar tidak terjadi
penyelewengan terhadap pajak. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, maka usaha dalam peningkatan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari sektor pajak tidak akan mengalami hambatan jika ditempuh usaha pembinaan kesadaran dan paritisipasi masyarakat
untuk menunjang keberhasilan peningkatan penerimaan dari sektor pajak yaitu melalui usaha-usaha penerangan, penyuluhan, dan pendekatan-pendekatan yang
sifatnya positif.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan