Pandangan Keluarga Aspirasi Karyawan Perempuan

Alasan lain adalah dua orang keluarga yang merupakan kakak kandungnya juga merupakan pegawai swasta dan bisa hidup dengan keadaan baik, hal itulah yang menyebabkan ia memilih bertahan di pabrik tersebut. Dalam petikan wawancara Hariyanti mengemukakan : “ Memang dulu saya berkeinginan untuk menjadi salah seorang pegawai negeri sipil di Medan cuma tidak beruntung, lalu kondisi lingkungan pekerjaan pun mulai terasa akrab dan menyenangkan jadi akhirnya betah disini”.

3.2.2 Pandangan Keluarga

Keluarga merupakan bagian terdekat bagi seseorang. Karir seseorang bisa bergantung pada bagaimana keluarga memberi dukungan. Pada waktu tertentu dukungan atau motivasi keluarga bisa menempatkan seseorang pada tempat yang baik. Namun tidak jarang dukungan bisa berubah menjadi desakan sehingga seseorang harus rela terjun pada tempat yang bukan merupakan keinginannya. Dua hal tersebut ternyata terdapat pada karyawan PT DAP. Beberapa diantara mereka termotivasi oleh keluarga dan beberapa diantaranya harus bekerja karena desakan keluarga. Endang Ernawati adalah seorang karyawan yang bekerja karena desakan oleh keluarga. Keluarga adalah pihak yang mendorong Endang untuk bekerja sejak awal. Kesulitan ekonomi merupakan alasan utama mengapa keluarga mendorong dirinya untuk bekerja sehingga jelas bahwa dengan posisi yang di emban yaitu sebagai karyawan tentunya keluarga merasa bangga posisi sebagai karyawan dianggap tinggi dan menganggap dirinya sebagai anak yang berbakti dan mengerti kesusahan orang tua Ayah dan ibunya . Namun menurut Endang apabila dia tidak mengikuti apa yang di katakan oleh orang tua maka akan Universitas Sumatera Utara dianggap sebagai anak yang tidak berbakti kepada orang tua Ayah dan ibunya . Dalam petikan wawancara Endang mengatakan : “ Dulu agak kesal juga waktu dipaksa kerja disini. Tapi sekarang ngak lagilah, orang tujuan sekolah juga cari kerja kok sekarang dah kerja dah punya uang sendiri. Trus kalo kita kerja kek gini orang tua bangga dan kita dicap anak yang berbakti, kalo ngak dianggap anak durhaka takutlah.”. Hal yang sama juga terjadi pada karyawan lain yang bernama Arriza. Menurutnya keluarga mengharapkan dia bekerja sehingga bisa membantu keluarga. Harapan itu muncul lantaran keluarga Arriza juga memiliki nasib yang sama dengan keluarga Endang yaitu berada pada kesulitan ekonomi. Namun terdapat perbedaan pada karir Arriza. Perbedaan tersebut adalah dia mampu melanjutkan sekolah sembari bekerja sebagai karyawan di PT DAP. Menurut Arriza dia bekerja pada pagi hari lalu melanjutkan pendidikan pada sore hari, dengan begitu dia bisa membantu keluarga sekaligus bersekolah. Pada akhirnya dia menjadi anak yang dibanggakan oleh keluarga. Namun pada PT DAP teradapat beberapa karyawan yang jauh dari keluarga dan mutlak keinginan bekerja pada PT DAP berawal dari keinginan diri sendiri dikarenakan beberapa hal. Seperti yang diungkapkan oleh Herlinawati. Herlinawati merupakan seorang gadis yang berasal dari luar kota medan tepatnya berasal dari daerah Sumatera Barat. Keadaan yang demikian membuat Herlinawati sangat jarang berhubungan dengan sanak saudara serta kerabat – kerabat terdekat, begitupun dengan keluarga dari suami Herlinawati. Memang khusus untuk keluarga suami Herlina dan suami hampir setiap hari bertemu dengan mereka tetapi pertemuan tersebut hanya dilakukan untuk mengantar dan Universitas Sumatera Utara menjemput anak lalu menurutnya sambutan dan hubungan Herlinawati dengan sang mertua tergolong baik dan bersahabat. Selain itu menurut Herlinawati saat ini yang selalu ada dalam benaknya adalah bekerja – bekerja dan terus bekerja sehingga pada akhirnya hampir keseluruhan dari waktu hidupnya semenjak menikah dihabiskan untuk bekerja di pabrik tersebut. Semangat untuk bekerja semakin bertambah karena selalu mendapat dukungan dari suami. Menurutnya suami tidak pernah sekalipun memarahi atau mengeluhkan sesuatu dari Herlinawati. Ditambahkan olehnya bahwa sekarang ini penghasilan suami lebih kecil dari yang diperolehnya membuat suami merasa terbantu tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam petikan wawancara dia mengatakan : “ Keluarga jauh semua jadi kalo berhubungan biasanya Cuma waktu lebaran. Kalo keluarga suami memang di Medan tapi agak jauh juga. Memang tiap hari kesana waktu ngantar anak dan jemput anak. Tetapi tidak lama disana siap jemput langsung pulang soalnya udah malam. Tapi baik – baik aja kok sambutan mertua, kalo, suamipun tidak masalah bahkan kalo pulang kerja dia yang jemput baru kami jemput anak sama – sama “. Terlepas dari berbagai kondisi diatas ternyata ada beberapa karyawan yang merasa bahwa dengan posisi karyawan saat ini merupakan hal biasa dan tidak ada tanggapan yang berlebihan atau memusuhi dari keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh Suriatik. Menurutnya tidak ada hal luar biasa yang datang dari keluarga. Hal ini terjadi karena memang dalam keluarga Suriatik seluruhnya bekerja. Keluarga yang dimaksudkan Suriatik adalah seorang abang yang bekerja di perusahaan kontraktor dan seorang adik perempuan yang bekerja pada sebuah mall di Medan. Lebih jauh dia Universitas Sumatera Utara menambahkan bahwa setiap orang memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup jadi tidak perlu dipaksa atau dimusuhi. Dalam petikan wawancara Suriati mengatkan : “ Ya kalo keinginan bekerja disini mutlak keinginan aku sendirilah, kalo keluarga ya biasa aja. Lagian kan ngak mungkin selamanya kita bergantung sama orang tua malu lah, apalagi semua abang dan adek aku bekerja masa aku tidak.” 3.2.3 Kondisi Ekonomi 3.2.3.1 Sebelum Bekerja