dalam keragaman. Kedua aliran diatas memiliki alasan teori yang bisa digunakan untuk mendukung asumsi mereka masing – masing Berger : 1984
1.5.1 Konsep Kesetaraan Gender 5050
Sejak tahun 1990, UNDP United Nations Development Program melalui laporan berkalanya “Human Development Report” HDR telah
memperkenalkan sebuah tambahan indikator baru dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu negara yang sebelumnya hanya diukur dengan pertumbuhan
GDP Growht Domestic Product . Ukuran tambahan ini adalah indikator pembangunan manusia Human Development Index . Pengenalan konsep HDI
tersebut melalui pengukuran tiga aspek yaitu usia harapan hidup, angka kematian bayi, dan kecukupan pangan. Hal ini telah memberikan pengaruh besar dalam arah
kebijakan pembangunan ekonomi di berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi adalah penting, tetapi tidak selalu menggambarkan keberhasilan pembangunan
kualitas manusia. Melalui HDI pertumbuhan ekonomi harus diterjemahkan dalam konteks peningkatan kualitas manusia melalui iklim dan kebijaksanaan yang tepat.
Pembangunan manusia diartikan sebagai usaha untuk memberi kesempatan sebesar – besarnya kepada seluruh strata masyarakat secara merata dan
berkesinambungan sampai generasi berikutnya, yang tujuannya adalah memberdayakan masyarakat agar mereka dapat berpartisipasi dalam dan dapat
mengecap hasil proses pembangunan Human Development Report, 1995 Konsep HDI telah memberikan inspirasi yang besar pada penentuan arah
dan kebijakan pembangunan di negara berkembang, sehingga pembangunan sumber daya manusia telah memperlihatkan kemajuan yang positif. Pembangunan
ini telah meningkatkan pemberdayaan masyarakat yaitu melalui beberapa program
Universitas Sumatera Utara
yang melibatkan peran serta seluruh masyarakat. Setelah lima tahun konsep HDI diperkenalkan UNDP merinci lebih lanjut tentang arti pemberdayaan masyarakat
ini bahwa bukan saja diberikan kepada seluruh strata masyarakat, melainkan yang terpenting adalah kepada segmen masyarakat wanita. Maka konsep HDI sejak
1995 diberi tambahan lagi yaitu konsep kesetaraan gender gender equality Human Development Report, 1995
Faktor kesetaraan gender harus selalu diikutsertakan dalam mengevaluasi keberhasilan pembangunan nasional. Perhitungan yang dipakai adalah GDI
Gender Development Index yaitu kesetaraan antara laki – laki dan perempuan dalam usia harapan hidup, pendidikan, pendapatan serta kesetaraan dalam bidang
politik dan beberapa sektor lainnya. Ukuran ini bertitik tolak pada konsep kesetaraan samarata. Misalnya apabila rata – rata laki – laki dan perempuan sama
– sama berpenghasilan 2 juta rupiah menerima pendidikan sama – sama sepuluh tahun atau proporsi yang aktif dalam politik sama – sama 20 persen maka angka
GDI dan GEM adalah 1 atau terjadi “ perfect equality” Megawangi, 1999 :23 – 24 .
Dengan aturan UNDP di atas yang didukung dengan data statistik dapat dengan jelas memberikan gambaran bahwa kaum perempuan adalah sosok yang
selalu dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Karenanya ketimpangan dalam data statistik sering diidentikan dengan adanya diskriminasi. Dengan adanya hal
itu maka tuntutan akan adanya kesetaraan yang sama rata 5050 antara laki –
laki dan perempuan terutama dari kaum feminis semakin kencang berkumandang.
Namun banyak kelemahan yang terdapat pada konsep kesetaraan 5050. Para feminis boleh saja mengatakan bahwa secara de jure bahwa tidak ada
Universitas Sumatera Utara
implikasi perbedaan biologis laki – laki dan perempuan. Namun sudah dipastikan bahwa secara de facto hormon perempuan dan laki – laki berbeda dimana hormon
ini dapat mempengaruhi perbedaan sifat dan tingkah laku. Perbedaan de facto ini tampaknya berlaku secara universal dan dapat dijumpai setiap saat di setiap
tempat Megawangi, 1999 : 28 .] Kelemahan lain ialah bahwa kondisi yang samarata belum tentu baik untuk
setiap orang. Satu ilustrasi yang mudah untuk dilihat ialah pembagian kue pada keluarga yang terdiri dari lima orang anggota. Secara ideal mungkin kue tersebut
harus dibagi menjadi lima bagian yang sama besar. Namun bila kita kaji secara lebih mendalam bahwa dari lima anggota keluarga tersebut ada satu anak gadis
yang berdiet dan sang ayah harus mengurangi kolesterol tinggi di dalam tubuhnya. Apabila kue tadi dipaksa kepada anak gadis dan sang ayah untuk dimakan maka
hal tersebut tidak baik kepada mereka. Ini mencerminkan bahwa tidak selamanya sesuatu yang samarata itu baik untuk diterapkan.
Satu hal lagi yang penting adalah bahwa secara nyata masyarakat didunia pada umumnya masih munjunjung tinggi nilai kebudayaan mereka. Karena itu
kesetaraan 5050 mungkin hanya cocok untuk masyarakat yang sangat individualistis.
1.5.2 Konsep Kesetaraan Dalam Keragaman.