Keadaan Aktual Informan Keempat

karena penghasilan yang diperoleh cukup besar untuk memenuhi kehidupan keluarga mereka. Hampir mirip dengan informan pertama setelah melahirkan anak pertama suaminya mendapatkan pekerjaan yang cukup baik dengan penghasilan yang besar. Namun ternyata Hariyanti tidak mau untuk berhenti bekerja meskipun pada saat itu sang suami yang merasa cukup mampu memenuhi kebutuhan keluarga menyuruhnya berhenti dari pekerjaannya. Menurutnya saat ini dalam sebuah keluarga sudah tidak memungkinkan untuk bersandar pada satu orang yang bekerja karena kebutuhan yang begitu besar apalagi saat ini negara yang tidak menentu keadaan dan kondisinya sangat mengancam kelangsungan hidup masyarakat dari seluruh lapisan.

4.4.3 Keadaan Aktual

Hariyanti Pelawi mengatakan bahwa hingga saat ini ia mampu menjalani kehidupan dengan cukup rileks dan tenang tidak ada hal – hal yang berarti menghalangi apalagi mengganggu aktivitasnya sebagai seorang karyawan. Mengenai tanggung jawab terhadap keluarga Hariyanti mengatakan bahwa ia mampu mengatur segala kegiatan dengan baik. Pagi hari sebelum bekerja ia mampu bangun pagi hari dan menyiapkan kebutuhan keluarga suami dan anak . Pada saat bekerja ia diantar oleh sang suami karena jam kerja sang suami lebih lama dari jam kerja dirinya yaitu bila ia masuk pada pukul 08.15 wib maka sang suami masuk pada pukul 09.00 wib jadi sempat untuk mengantar kekantor. Sama seperti informan kedua anak dititipkan kepada ibu. Bedanya kalau pada informan pertama dititipkan pada ibu sang suami Hariyanti menitipkan anak kepada ibu kandungnya. Sepulang dari bekerja biasanya sang suami tidak bisa menjemput Universitas Sumatera Utara karena suami biasanya pulang hingga larut malam dan akan digantikan oleh adik kandungya. Seraya pulang bekerja ia akan singgah ke pasar terdekat untuk berbelanja keperluan makan malam dan esok paginya. Berdasarkan pernyataan informan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desakan ekonomi ternyata faktor utama yang mengharuskan mereka untuk memilih bekerja, tidak ada paksaan dari suami bahkan mereka mampu menjadi partner pasangan yang berjuang dalam bahtera rumah tangga yang penuh kesulitan. Universitas Sumatera Utara

BAB V REALITA KONDISI KARYAWAN PEREMPUAN

DALAM ANALISIS KESETARAAN GENDER 5.1 Analisis Kondisi Karyawan Perempuan 5.1.1 Posisi Yang Dipegang Oleh Karyawan Perempuan Kesetaraan ini bukan dengan memberi perlakuan sama kepada setiap individu yang mempunyai aspirasi dan kebutuhan berbeda, melainkan dengan memberikan perhatian sama kepada setiap individu agar kebutuhannya yang spesifik, dapat terpenuhi. Kesetaraan adalah bukan kesamaan sameness yang sering menuntut persamaan matematis, melainkan lebih kepada kesetaraan yang adil yang sesuai dengan konteks masing-masing individu. Konsep keadilan mempunyai arti yang lebih abstrak dan relatif, sehingga pengukurannya tidak dapat dibatasi dengan angka-angka yang ukurannya terbatas Megawangi, 1999 :225 . Hal ini terlihat di PT DAP. Seluruh pegawai administrasi mulai dari sekertaris, bagian keuangan, bagian personalia, hingga produksi dipegang oleh perempuan. Semua karyawan perempuan bekerja pada ruangan yang terlindung dari panas dan pekerjaan yang dikerjakan relatif ringan dan mudah untuk dikerjakan. Pada bagian produksi yang merupakan bagian pekerjaan terberat dalam pabrik tersebut perempuan hanya bekerja pada bagian pengepakan, penyucian botol dan pengemasan. Sementara pada bagian pengolahan bahan mentah, pengelolaan mesin – mesin dan perawatannya serta mengangkat beban yang resiko dan bahayanya Universitas Sumatera Utara