commit to user
IV-29
= 512.90 watt
»
7.33 kcalmin Hasil penghitungan energy cost dan penggolongan beban kerja seluruh
operator dengan menggunakan sekop pendek dapat dilihat dalam Tabel 4.16 dibawah ini.
Tabel 4.16 Penghitungan energy cost dan penggolongan beban kerja
Age Height
Gender Energy Cost Energy Cost
years inchi
m = 0 ; f = 1
Resting Heart Rate
Working Heart Rate
watt kcalmin
1 SUKIRNO
37 62.99
male 80
155 512.90
7.33 Heavy Work
2 WANTO
27 64.96
male 79
158 550.52
7.87 Very Heavy Work
3 CAPLIN
22 62.99
male 81
160 480.83
6.88 Heavy Work
4 ROHMAN
25 69.29
male 75
152 628.62
8.99 Very Heavy Work
5 SUPARDI
31 66.54
male 82
156 568.48
8.13 Very Heavy Work
6 HARTOYO
28 65.35
male 86
162 546.93
7.82 Very Heavy Work
7 KHAERUDIN
30 64.96
male 90
144 361.73
5.17 Heavy Work
8 RAHUDI
29 67.32
male 78
152 574.80
8.22 Very Heavy Work
9 MARZUKI
28 66.54
male 83
164 616.15
8.81 Very Heavy Work
10 SUPRAPTO 35
64.96 male
77 153
558.56 7.99
Very Heavy Work
NO Name
Heart Rate bpm Grade of Work
Berdasarkan Tabel 4.16. diatas, besarnya energy cost yang dikeluarkan maka aktivitas MMH ini termasuk kategori kerja sangat berat very heavy work untuk
Wanto, Rohman, Supardi, Hartoyo, Rahudi, Marzuki, dan Suprapto. Sedangkan untuk bapak Sukirno, Caplin, dan Suprapto jenis aktivitas tersebut tergolong kerja
berat heavy work. Penjelasan kriteria kerja berdasarkan energy cost menurut Kamalakannan et al, 2007 dapat dilihat Lampiran 5.3.
4.2.5 Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir Work Rest Cycle.
Murrel 1965 membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari kerja fisik:
5 ,
1 -
- =
W S
W T
R
Dimana : R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T : Total waktu kerja dalam menit W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkalmenit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkalmenit
commit to user
IV-30
biasanya 4 atau 5 Kkalmenit Ø Contoh perhitungan manual waktu istirahat yang dibutuhkan Bapak Sukirno
37 tahun. 5
, 1
59 .
6 5
59 .
6 35
- -
= R
= 10.96 menit
Hasil penghitungan waktu istirahat yang dibutuhkan seluruh operator dengan menggunakan sekop pendek dapat dilihat dalam Tabel 4.17 dibawah ini.
Tabel 4.17 Perhitungan waktu istirahat tiap operator pasir
No Nama
work rest cycle menit 1
SUKIRNO 10.96
2 WANTO
14.65 3
CAPLIN 11.49
4 ROHMAN
17.85 5
SUPARDI 14.20
6 HARTOYO
15.22 7
KHAERUDIN 12.90
8 RAHUDI
9.66 9
MARZUKI 25.48
10 SUPRAPTO
18.04 Rata-rata
15.04 40
35 Waktu dalam 1 x penurunan pasir menit
60 60
35 40
30 60
45 40
Berdasarkan perhitungan pada table 4.17, dapat diketahui bahwa rata-rata waktu istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 15.04 menit. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berupa umur, sikap kerja pada saat melakukan aktivitas penurunan pasir dan pengalaman kerja operator.
4.2.6. Usulan Perbaikan Postur Kerja dan Metode Kerja
Penilaian operator terhadap aktivitas penurunan pasir yang dilakukan dengan metode REBA, akan dilakukan rancangan usulan perbaikan postur kerja
yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya cidera. Rancangan postur kerja akan mengacu pada penilaian postur kerja menggunakan metode REBA. Usulan
rancangan postur kerja kemudian disimulasikan pada operator pasir dengan menggunakan sekop panjang pada aktivitas penurunan pasir Depo Makmur.
Sebelum disimulasikan terlebih dahulu diukur denyut jantung sebelum bekerja, dan setelah disimulasikan juga diukur denyut jantung setelah bekerja. Pengukuran
commit to user
IV-31
denyut jantung ini digunakan untuk menghitung energi expenditure yang digunakan selama bekerja. Energi expenditure ini dipakai sebagai validasi
perancangan postur kerja yang diusulkan. Validasi dilakukan dengan membandingkan energi expenditure yang digunakan saat bekerja dengan postur
kerja awal dan saat bekerja dengan rancangan postur kerja yang diusulkan. Apabila energi expenditure yang digunakan pada saat bekerja dengan postur kerja
yang diusulkan artinya postur kerja yang diusulkan lebih baik daripada postur kerja yang saat ini dilakukan oleh operator pasir pada aktivitas penurunan pasir
Depo Makmur. Perbaikan postur kerja untuk operator pasir pada aktivitas penurunan pasir Depo Makmur berdasar metode REBA dapat dilihat dalam
gambar 4.7 dibawah ini.
Gerakan awal Sebelum menyerok pasir Gerakan menyerok pasir
Gambar 4.7 Gerakan rancangan perbaikan postur kerja operator
Depo makmur surakarta. Gerakan menurunkan pasir
commit to user
IV-32
Hasil penilaian dengan metode REBA setelah diusulkan perbaikan menunjukkan bahwa aktivitas postur kerja pada aktivitas penurunan pasir
termasuk ke dalam level tindakan 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja.
4.2.7 Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir