commit to user
IV-32
Hasil penilaian dengan metode REBA setelah diusulkan perbaikan menunjukkan bahwa aktivitas postur kerja pada aktivitas penurunan pasir
termasuk ke dalam level tindakan 2 dengan level resiko pada muskuloskeletal sedang yaitu perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi resiko kerja.
4.2.7 Perhitungan Siklus Kerja Operator Pasir
Hasil penghitungan waktu istirahat yang dibutuhkan seluruh operator dengan menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.18 Perhitungan waktu istirahat tiap operator pasir
No Nama
work rest cycle menit
1 SUKIRNO
6.73 2
WANTO 0.36
3 CAPLIN
12.68 4
ROHMAN 5.50
5 SUPARDI
9.12 6
HARTOYO 3.29
7 KHAERUDIN
14.69 8
RAHUDI 5.11
9 MARZUKI
2.06 10 SUPRAPTO
17.91 Rata-rata
7.75 30
39
45 43
32 50
45 30
Waktu dalam 1 x penurunan pasir menit
30 40
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.18, dapat diketahui bahwa rata-rata waktu istirahat yang dibutuhkan operator pasir sebesar 7.75 menit. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berupa umur, sikap kerja pada saat melakukan aktivitas penurunan pasir dan pengalaman kerja operator.
4.2.8 Evaluasi berdasarkan fisiologi kerja
Sikap kerja yang diterapkan saat ini pada aktivitas MMH khususnya buruh pasir Lokasi Depo Makmur Surakarta termasuk beresiko terhadap sistem
musculoskeletal dilihat dari hasil penilaian menggunakan metode REBA. Berdasarkan penilaian operator pasir menggunakan sekop panjang dengan metode
REBA didapat masukan untuk perbaikan postur kerja dan beban kerja. Aktivitas penurunan pasir dengan sekop panjang yang diaplikasikan, selanjutnya
commit to user
IV-33
dibandingkan dengan sikap kerja operator pasir menggunakan sekop pendek dan dievaluasi menggunakan energy expenditure dan energy cost.
A. Perhitungan energy expenditure menurut Sanders et al, 1993
Berikut ini adalah data pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam table 4.19.
Tabel 4.19 Pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang
Sebelum Bekerja Setelah Bekerja
1 SUKIRNO
37 51
160 85
129 2
WANTO 27
60 165
95 131
3 CAPLIN
22 58
160 83
150 4
ROHMAN 25
56 176
93 132
5 SUPARDI
31 70
169 81
129 6
HARTOYO 28
52 166
86 137
7 KHAERUDIN
30 70
165 80
144 8
RAHUDI 29
74 171
79 136
9 MARZUKI
28 70
169 83
124 10 SUPRAPTO
35 65
165 92
153
Denyut Jantung per menit NO
Nama Umur
Berat Badan Tinggi Badan
Menurut Sanders et al, 1993 bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai
berikut : Y = 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733 x 10
-4
X
2
dimana : Y = energi kilokalori per menit
X = kecepatan denyut jantung denyut per menit Untuk mengetahui energy expenditure konsumsi energi saat melakukan
kegiatan manual material handling, penghitungan dilakukan pada kecepatan denyut jantung sebelum bekerja X
b
dan kecepatan denyut jantung sesudah bekerja X
t
. Sehingga didapatkan persamaan berikut ini : Energi sebelum bekerja :
Y
b
= 1,80411 – 0,0229038X
b
+ 4,71733 x 10
-4
X
b 2
dimana : X
b
= pengukuran denyut jantung sebelum bekerja Energi setelah bekerja :
Y
t
= 1,80411 – 0,0229038X
t
+ 4,71733 x 10
-4
X
t 2
commit to user
IV-34
dimana : X
t
= pengukuran denyut jantung setelah bekerja Sehingga persamaan energy expenditure adalah :
EE = Y
t
– Y
b
kilokalori per menit Ø Contoh perhitungan manual energy expenditure Bapak Sukirno 37 tahun.
v Energi sebelum bekerja : Y
b
= 1,80411 – 0,0229038X
b
+ 4,71733 x 10
-4
X
b 2
= 1,80411 – 0,0229038 x 85 + 4,71733 x 10
-4
x 85
2
= 1,80411 – 1,9468 + 3,4082 = 3,2655 kkalmenit
v Energi setelah bekerja : Y
t
= 1,80411 – 0,0229038X
t
+ 4,71733 x 10
-4
X
t 2
= 1,80411 – 0,0229038 x 129 + 4,71733 x 10
-4
x 129
2
= 1,80411 – 2,9545 + 7,8501 = 6,6997 kkalmenit
Sehingga persamaan energy expenditure adalah : EE = Y
t
– Y
b
kilokalori per menit = 6,6997 kkalmenit - 3,2655 kkalmenit
= 3,4342 kkalmenit Hasil perhitungan energy expenditure untuk seluruh setelah menggunakan
sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.20. dibawah ini.
Tabel 4.20 Perhitungan energy expenditure setelah menggunakan sekop panjang
Sebelum Bekerja Setelah Bekerja Sebelum Sesudah
1 SUKIRNO 37
51 160
85 129
13382 13182 3.2656 6.6996
3.4341 2 WANTO
27 60
165 95
131 12476
14685 3.8856 6.8991 3.0135
3 CAPLIN 22
58 160
83 150
12583 13588 3.1529 8.9825
5.8297 4 ROHMAN
25 56
176 93
132 12179
14084 3.7541 7.0003 3.2462
5 SUPARDI 31
70 169
81 129
13082 13990 3.0439 6.6996
3.6557 6 HARTOYO
28 52
166 86
137 12785
13689 3.3233 7.5202 4.1969
7 KHAERUDIN 30
70 165
80 144
11787 12694 2.9909 8.2878
5.2969 8 RAHUDI
29 74
171 79
136 13480
14784 2.9388 7.4144 4.4756
9 MARZUKI 28
70 169
83 124
12678 14086 3.1529 6.2174
3.0645 10 SUPRAPTO
35 65
165 92
153 12879
13786 3.6897 9.3426 5.6529
NO Nama
Umur Berat Badan Tinggi Badan Denyut Jantung per menit
Tekanan Darah Yb
Yt EE kkalmenit
commit to user
IV-35
Hasil penghitungan dari Tabel 4.20 energy expenditure diatas, dibandingkan dengan Tabel 4.21 kriteria beban kerja berdasarkan hasil perhitungan energy
expenditure, sehingga diketahui kriteria kerja untuk tiap operator setelah menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.21 Kriteria beban kerja menurut hasil perhitungan energy expenditure
kondisi setelah menggunakan sekop panjang
NO NAMA
UMUR BERAT BADAN
EE kkalmenit KRITERIA KERJA
1 SUKIRNO
37 51
3.4341 Moderate Work
2 WANTO
27 60
3.0135 Moderate Work
3 CAPLIN
22 58
5.8297 Heavy Work
4 ROHMAN
25 56
3.2462 Moderate Work
5 SUPARDI
31 70
3.6557 Moderate Work
6 HARTOYO
28 52
4.1969 Moderate Work
7 KHAERUDIN
30 70
5.2969 Heavy Work
8 RAHUDI
29 74
4.4756 Moderate Work
9 MARZUKI
28 70
3.0645 Moderate Work
10 SUPRAPTO
35 65
5.6529 Heavy Work
Berdasarkan Tabel 4.21 diatas, besarnya beban kerja menurut perhitungan energy expenditure yang dihasilkan, maka kriteria beban kerja yang termasuk
kategori kerja sedang Moderate work untuk bapak Sukirno, Wanto, Rohman, Supardi, Hartoyo, Rahudi, dan Marzuki. Sedangkan untuk bapak Caplin,
Khaerudin, dan Suprapto. Penggolongan beban kerja tersebut tergolong kedalam jenis kerja berat Heavy work .
Berdasarkan perhitungan energy expenditure konsumsi energi buruh pasir setelah menggunakan sekop panjang, dapat diketahui bahwa energy expenditure
konsumsi energi yang paling besar dialami oleh Pak Caplin dengan usia 22 tahun. Besarnya hasil perhitungan energy expenditure konsumsi energi sebesar
5,8297 kkalmenit. Sedangkan besarnya hasil pengukuran energy expenditure konsumsi energi sebelum menggunakan sekop panjang sebesar 7,1719
kkalmenit. Selisih antara hasil perhitungan energy expenditure sebelum
menggunakan sekop panjang dengan energy expenditure setelah menggunakan sekop panjang yang dilakukan pada responden ke 3 Pak Caplin, dapat
digambarkan dalam bentuk gambar 4.8.
commit to user
IV-36
1 2
3 4
5 6
7 8
1 3
5 7
9
E ne
rg y e
xp en
di tu
re
k ka
lm en
it
Responden Pekerja buruh pasir ke...
Enegy Expenditure awal
Energy Expenditure setelah menggunakan
sekop panjang
Gambar 4.8 Perbandingan energy expenditure awal sebelum menggunakan
sekop panjang dan sesudah menggunakan sekop panjang.
B. Perhitungan besarnya pengeluaran energi
energy cost menurut Kamalakannan
et al, 2007
Menurut Kamalakannan et al, 2007 bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan dibawah ini:
E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G dimana :
E – Cost = Energy Cost watt
HR = Working Heart Rate bpm
HT = Height inch
A = Age yrs
RHR = Resting Heart Rate bpm
G = Gender m = 0 ; f = 1
1 watt
»
0,0143 kcal min Untuk mengetahui regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut
jantung pada perhitungan energy cost terlebih dahulu kita dapat lakukan pengukuran denyut jantung sebelum maupun setelah bekerja. Berikut ini adalah
data pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang, dapat dilihat dalam Tabel 4.22.
commit to user
IV-37 Tabel 4.22
Pengukuran denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang
Age Height
Gender
years inchi
m = 0 ; f = 1
Resting Heart
Rate Working
Heart Rate
1 SUKIRNO
37 62.99
male 85
129 2
WANTO 27
64.96 male
95 131
3 CAPLIN
22 62.99
male 83
150 4
ROHMAN 25
69.29 male
93 132
5 SUPARDI
31 66.54
male 81
129 6
HARTOYO 28
65.35 male
86 137
7 KHAERUDIN
30 64.96
male 80
144 8
RAHUDI 29
67.32 male
79 136
9 MARZUKI
28 66.54
male 83
124 10
SUPRAPTO 35
64.96 male
92 153
NO Name
Heart Rate bpm
Setelah melakukan pengukuran data denyut jantung setelah menggunakan sekop panjang sesuai dengan Tabel 4.22 diatas, selanjutnya kita dapat melakukan
perhitungan manual regresi kuadratis yaitu hubungan bentuk regresi energi dengan kecepatan denyut jantung dengan persamaan:
E - Cost = -1967 + 8.58 HR + 25.1 HT + 4.5 A – 7.47 RHR + 67.8 G Ø Contoh perhitungan manual energy cost Bapak Sukirno 37 tahun.
E – Cost = -1967 + 8,58 HR + 25,1 HT + 4,5 A – 7,47 RHR + 67,8 G
= -1967 + 8,58.129 + 25,1 62,99 + 4,5.37 – 7,47 85 + 67,8 0 = - 1967 +1106,8 + 1581,049+166.5 – 634,95 + 0
= 252,39 watt
»
3,61 kcalmin Hasil perhitungan energy cost seluruh operator setelah menggunakan sekop
panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.23. dibawah ini.
Tabel 4.23 Perhitungan energy cost setelah menggunakan sekop panjang
Age Height
Gender Energy Cost
Energy Cost
years inchi
m = 0 ; f = 1
Resting Heart Rate
Working Heart Rate
watt kcalmin
1 SUKIRNO
37 62.99
male 85
129 252.47
3.61 Moderate Work
2 WANTO
27 64.96
male 95
131 199.34
2.85 Moderate Work
3 CAPLIN
22 62.99
male 83
150 380.09
5.44 Heavy Work
4 ROHMAN
25 69.29
male 93
132 322.56
4.61 Moderate Work
5 SUPARDI
31 66.54
male 81
129 344.29
4.92 Moderate Work
6 HARTOYO
28 65.35
male 86
137 332.43
4.75 Moderate Work
7 KHAERUDIN
30 64.96
male 80
144 436.43
6.24 Heavy Work
8 RAHUDI
29 67.32
male 79
136 430.05
6.15 Heavy Work
9 MARZUKI
28 66.54
male 83
124 272.95
3.90 Moderate Work
10 SUPRAPTO 35
64.96 male
92 153
446.51 6.39
Heavy Work
NO Name
Heart Rate bpm Grade of Work
commit to user
IV-38
Hasil penghitungan dari Tabel 4.23 energy cost diatas, kemudian dibandingkan dengan Tabel 4.35 kriteria beban kerja berdasarkan hasil perhitungan energy cost,
sehingga diketahui kriteria kerja untuk tiap operator setelah menggunakan sekop panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.24 dibawah ini.
Tabel 4.24 Kriteria grade of work beban kerja menurut hasil perhitungan
energy cost setelah menggunakan sekop panjang
Age Height
Energy Cost
years inchi
kcalmin 1
SUKIRNO 37
62.99 3.61
Moderate Work 2
WANTO 27
64.96 2.85
Moderate Work 3
CAPLIN 22
62.99 5.44
Heavy Work 4
ROHMAN 25
69.29 4.61
Moderate Work 5
SUPARDI 31
66.54 4.92
Moderate Work 6
HARTOYO 28
65.35 4.75
Moderate Work 7
KHAERUDIN 30
64.96 6.24
Heavy Work 8
RAHUDI 29
67.32 6.15
Heavy Work 9
MARZUKI 28
66.54 3.90
Moderate Work 10
SUPRAPTO 35
64.96 6.39
Heavy Work
NO Name
Grade of Work
Berdasarkan Tabel 4.24 diatas, besarnya hasil penilaian grade of work beban kerja menurut perhitungan energy cost yang dihasilkan, maka kriteria
beban kerja yang termasuk kategori kerja sedang moderate work untuk bapak Sukirno, Wanto, Rohman, Supardi, Hartoyo, dan Marzuki. Sedangkan untuk
bapak Caplin, Khaerudin, Rahudi dan Suprapto tergolong kedalam jenis kerja berat heavy work .
Berdasarkan perhitungan energy cost buruh pasir setelah menggunakan sekop panjang, dapat diketahui bahwa energy cost yang paling besar dialami oleh
Pak Suprapto dengan usia 35 tahun. Besarnya hasil perhitungan energy cost setelah menggunakan sekop panjang sebesar 6,39 kcalmenit. Hasil tersebut akan
dibandingkan dengan pengukuran energy cost sebelum menggunakan sekop panjang sebesar 7,99 kcalmenit.
Selisih antara hasil perhitungan energy cost sebelum menggunakan sekop panjang dengan energy cost setelah setelah
menggunakan sekop panjang untuk responden ke 10 Pak Suprapto, dapat digambarkan dalam bentuk gambar 4.9.
commit to user
IV-39
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 3
5 7
9
E n
er g
y co
st k
ca l
m en
it
Responden Pekerja buruh pasir ke...
Energy cost setelah menggunakan sekop
panjang Energy cost sebelum
menggunakan sekop panjang
Gambar 4.9 Perbandingan energy cost awal sebelum menggunakan sekop
panjang dan sesudah menggunakan sekop panjang.
commit to user
V - 1
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil
tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini.
5.1 Analisis Perbandingan Postur Kerja
Analisa perbandingan postur kerja bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi postur kerja sebelum dan setelah menggunakan sekop panjang yang
diilustrasikan melalui
gambar masih
berpotensi menimbulkan
cidera musculoskeletal. Setelah pembuatan model, maka dilakukan penilaian terhadap
gambar tersebut dengan menggunakan metode REBA. Hasil penilaian postur kerja dengan kondisi awal sebelum dan kondisi setelah menggunakan sekop panjang
dapat dilihat dalam tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Hasil REBA kondisi sebelum dan kondisi setelah
menggunakan sekop panjang Kondisi Awal
Kondisi Setelah Menggunakan Sekop Panjang
Gerakan Level
Tindakan Level
Resiko Tindakan
Gerakan Level
Tindakan Level
Resiko Tindakan
Sebelum menyerok
pasir posisi membungkuk
3 tinggi
Segera dilakukan
perbaikan Sebelum menyerok
pasir posisi membungkuk
2 sedang
perlu perbaikan
Menyerok pasir posisi
punggung membungkuk
lutut menekuk 3
tinggi Segera
dilakukan perbaikan
Menyerok pasir posisi punggung
membungkuk lutut menekuk
2 sedang
perlu perbaikan
Penurunan pasir posisi
punggung membungkuk,
lutut menekuk 2
sedang perlu
perbaikan Penurunan
pasirunloading, posisi punggung
membungkuk, lutut menekuk
2 sedang
Perlu perbaikan
Sumber : Pengukuran dan pengolahan data postur kerja, 2010
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa hasil penilaian dengan metode REBA sesudah menggunakan sekop panjang terjadi penurunan level resiko.