commit to user
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian adalah pola pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian yang dilakukan
oleh responden. Aspek-aspek yang diteliti adalah: a. Pengajuan permohonan pengelolaan lahan pasang surut, merupakan
proses pengajuan permohonan yang dilaksanakan oleh responden untuk dapat mengelola lahan pasang surut. Diukur dengan melihat
pernyataan responden tentang bagaimana pengajuan permohonan untuk mengelola lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian
b. Daerah yang boleh ditanami, merupakan daerah pasang surut yang boleh dikelola untuk kegiatan pertanian oleh responden. Diukur
dengan melihat kesesuaian antara pernyataan responden mengenai lahan yang ditanami oleh responden dengan ketentuan yang
ditetapkan. Kesesuaian pengelolaan lahan pasang surut mengenai daerah yang boleh ditanami dikategorikan sebagai berikut:
- Sesuai: apabila responden menanam pada ketinggian 136 meter –
138,2 meter di atas permukaan air laut - Tidak sesuai: apabila responden menanam tidak pada ketinggian
136 meter – 138,2 meter di atas permukaan air laut. c. Jenis tanaman, merupakan jenis tanaman yang boleh ditanam pada
lahan pasang surut. Diukur dengan melihat kesesuaian antara pernyataan responden mengenai jenis tanaman yang ditanam dengan
ketentuan yang ditetapkan. Kesesuaian pengelolaan lahan pasang surut mengenai jenis tanaman yang boleh ditanam dikategorikan sebagai
berikut: - Sesuai: apabila responden menanam tanaman semusim yang
panennya tidak dicabut, jenis tanaman yang meninggalkan seresah sedikit, dan penanaman dimulai pada awal musim kemarau dan
panennya pada awal musim hujan
commit to user
- Tidak sesuai: apabila responden tidak menanam tanaman semusim, responden menanam tanaman yang panennya dicabut, responden
menanam jenis tanaman yang tidak meninggalkan seresah sedikit, dan responden melakukan penanaman tidak pada awal musim
kemarau dan panennya tidak pada awal musim hujan.
d. Masyarakat pengelola lahan pasang surut, merupakan orang yang mengelola lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian. Diukur dengan
melihat kesesuaian antara pernyataan responden yang menggarap lahan pasang surut dengan ketentuan yang ditetapkan. Kesesuaian
mengenai masyarakat pengelola lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian dikategorikan sebagai berikut:
- Sesuai: apabila responden merupakan penduduk bekas pemilik
tanah yang tanahnya terkena genangan air waduk dan masih bertempat tinggal disekitar waduk, responden merupakan penduduk
sekitar waduk yang tidak memiliki tanah garapan, responden mengelola lahan pasang surut tidak lebih dari 5000 m
2
asas pemerataan, responden tidak boleh menyewakan lahan yang
dikelola kepada orang lain dan lain-lain sesuai ijin pihak yang berwenang
- Tidak sesuai: apabila responden bukan merupakan penduduk bekas pemilik tanah yang tanahnya terkena genangan air waduk dan masih
bertempat tinggal disekitar waduk, responden bukan merupakan penduduk sekitar waduk yang tidak memiliki tanah garapan,
responden mengelola lahan pasang surut lebih dari 5000 m
2
, responden menyewakan lahan yang dikelola kepada orang lain.
e. Cara penggarapan tanah, merupakan cara yang dilakukan untuk menggarap lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian dengan baik
dan benar. Diukur dengan melihat kesesuaian antara cara penggarapan tanah yang dilakukan oleh responden dengan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan. Kesesuaian pengelolaan lahan pasang surut mengenai cara penggarapan tanah dikategorikan sebagai berikut:
commit to user
- Sesuai: apabila tanah yang digarap oleh responden datar, responden membuat batas tanah garapan dengan galengan kecil, responden
menggarap tanah dengan cara terasering, tanah yang digarap oleh responden berjarak lebih dari 4 km dari waduk, responden
membuang sampahseresah sisa tanaman keluar wilayah waduk, responden membatasi penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan
pestisida kimia
- Tidak sesuai: apabila tanah yang digarap oleh responden tidak datar miring, responden membuat batas tanah garapan tidak dengan
galengan kecil, responden menggarap tanah tidak dengan cara terasering, tanah yang digarap responden berjarak kurang dari 4 km
dari waduk, responden membuang sampahseresah sisa tanaman tidak keluar wilayah waduk, responden tidak membatasi
penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida kimia.
2. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian, merupakan permasalahan yang dihadapi responden
dalam pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian. Diukur dengan pernyataan responden mengenai ada tidaknya permasalahan dalam
pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian mulai dari pengajuan permohonan untuk mengelola lahan pasang surut sampai
dengan pengelolaan lahan pasang surut.
3. Manfaat pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian, merupakan manfaat yang dirasakan oleh responden dalam pengelolaan
lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian yaitu manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan:
a. Manfaat sosial merupakan manfaat dari pengelolaan lahan pasang surut
untuk kegiatan pertanian yang dirasakan responden terhadap kehidupan sosial responden yang berkaitan dengan teknologi yang diterapkan
dalam pengelolaan lahan pasang surut dan konflik dalam pengelolaan lahan pasang surut. Diukur dengan pernyataan responden mengenai ada
commit to user
atau tidak manfaat yang dirasakan responden dalam pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian terhadap kehidupan sosial
b. Manfaat ekonomi merupakan manfaat dari pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian yang dirasakan responden terhadap
ekonomi responden yang berkaitan dengan ada atau tidak keuntungan yang diperoleh responden dalam mengelola lahan pasang surut untuk
kegiatan pertanian dan kecukupan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan
pertanian. Diukur dengan pernyataan responden mengenai ada atau tidak manfaat yang dirasakan responden dalam pengelolaan lahan
pasang surut untuk kegiatan pertanian terhadap kehidupan ekonomi
c. Manfaat bagi lingkungan merupakan manfaat dari pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian yang dirasakan responden
terhadap lingkungan sekitar waduk. Diukur dengan pernyataan responden mengenai ada atau tidak manfaat yang dirasakan responden
dalam pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian terhadap lingkungan sekitar waduk.
commit to user
26
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian