Nguntoronadi Keadaan Sarana Transportasi dan Komunikasi

commit to user Tabel 4.8 Luas Lahan Pasang Surut di Kabupaten Wonogiri No Kecamatan Luas Lahan ha 1. Baturetno 279,0558

2. Nguntoronadi

378,2229 3. Eromoko 132,5159 4. Giriwoyo 45,0919 5. Wuryantoro 173,2530 6. Ngadirojo 8,3830 7. Wonogiri 32,3819 Jumlah 1085,1590 Sumber: Data Perusahaan Umum Jasa Tirta PJT Kabupaten Wonogiri, Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa luas lahan pasang surut di Kecamatan Nguntoronadi adalah 378,2229 ha. Lahan pasang surut di Kecamatan Nguntoronadi terbagi ke dalam sembilan desa, yaitu Desa Ngadiroyo, Desa Pondoksari, Desa Gedungrejo, Desa Wonoharjo, Desa Setrorejo, Desa Kedungombo, Desa Bulurejo, Desa Bumiharjo, dan Desa Gebang. Desa Gebang merupakan desa di Kecamatan Nguntoronadi yang mempunyai lahan pasang surut terluas yaitu 102 ha. Lahan pasang surut tersebut oleh masyarakat Desa Gebang dikelola untuk kegiatan pertanian. Tanaman yang ditanam oleh masyarakat pada lahan pasang surut di Desa Gebang adalah tanaman pangan, dimana tanaman yang ditanam masyarakat sebagian besar adalah padi 95 dan yang lainnya adalah tanaman jagung dan kacang panjang. Masyarakat Desa Gebang yang mengelola lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian adalah masyarakat yang bekerjasama dengan Perusahaan Umum Jasa Tirta. Sesuai dengan Keputusan Presiden No.1292000, Perusahan Umum Jasa Tirta merupakan perusahaan milik Negara yang ditunjuk untuk mengelola Waduk Gajah Mungkur termasuk di dalamnya adalah lahan pasang surut dan daerah sabuk hijau. Sebelum berada di bawah pengelolaan Perusahaan Umum Jasa Tirta, lahan pasang surut berada di bawah pengelolaan Balai Besar Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo. commit to user Masyarakat yang mengelola lahan pasang surut mendaftar langsung kepada pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta melalui pengawas lahan pasang surut, kemudian pengawas melakukan pengecekan berapa luas lahan yang akan dikelola dan melaporkan kapada pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta. Kegiatan pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian terdapat pengawasan yang dilakukan oleh pengawas. Pengawas merupakan seseorang yang diangkat oleh Balai Besar Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo dahulu merupakan pengelola waduk, daerah pasang surut, dan daerah sabuk hijau untuk menjadi pengawas waduk termasuk didalamya adalah daerah pasang surut dan daerah sabuk hijau. Pengawasan pengelolaan lahan pasang surut di Desa gebang biasanya dilakukan pada hari kerja yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat, pengawasan tersebut bertujuan untuk mengawasi dan memantau pengelolaan lahan pasang surut untuk kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam pengelolaan lahan pasang surut terdapat tarif sewa lahan pasang surut yang harus dibayar oleh pengelola yaitu sebesar Rp 50,- m 2 tahun. Tarif sewa lahan pasang surut tersebut dibuat dan ditetapkan oleh pihak Perusahaan Jasa Tirta yaitu Kepala Devisi Jasa Air dan Sumber Air V pada tahun 2010. commit to user 43

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Idenntitas Responden