Gejala Klinis Penuaan Proses Penuaan .1 Teori Penuaan

3. Tahap Klinik usia 45 tahun ke atas : Pada tahap ini penurunan kadar hormon terus berlanjut, yang meliputi DHEA dehydroepiandrosterone, melatonin, growth hormone, testosteron, estrogen dan hormon tiroid. Terjadi juga penurunan bahkan hilangnya kemampuan penyerapan bahan makanan, vitamin dan mineral. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang sekitar satu kilogram setiap tiga tahun, yang mengakibatkan ketidak mampuan membakar kalori, meningkatnya lemak tubuh dan berat badan. Penyakit kronis mulai nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan. Disfungsi seksual merupakan keluhan yang penting dan mengganggu keharmonisan banyak pasangan Pangkahila, 2011. 2.2 Kulit 2.2.1 Anatomi Kulit Gambar 2.1 Anatomi Kulit yang mengalami penuaan Best Practice State ment: Care of the older person’s skin. Cooper, 2012 Kulit adalah lapisan terluar dan organ terbesar dari tubuh, terhitung sekitar 15 dari total berat badan manusia. Kulit tersusun atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Setiap lapisan memiliki karakteristik dan fungsinya masing – masing Kanitakis, 2002; Baumann dan Saghari, 2009.

2.2.1.1 Lapisan Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit, terdiri dari epitel skuamosa bertingkat yang terutama terdiri dari dua jenis sel yaitu sel keratinosit dan sel dendritik. Epidermis dibagi menjadi empat lapisan sesuai dengan morfologi keratinosit yang tersusun dari dalam ke luar, yaitu lapisan sel basal stratum basale, lapisan sel skuamosa stratum spinosum, lapisan sel granular stratum granulosum, dan lapisan sel cornified stratum korneum Baumann dan Saghari, 2009.

a. Lapisan sel basal

Lapisan sel basal stratum germinativum, mengandung sel keratinosit yang menempel pada membran dasar dengan sumbu panjang tegak lurus terhadap dermis. Sel basal memiliki peran dalam terjadinya proliferasi sel pada epidermis. Pada stratum basale terdapat ornithine decarboxylase ODC yang digunakan sebagai marker aktivitas proliferasi. ODC distimulasi oleh paparan berulang UVB dan diinaktivasi oleh asam retinoat, kortikosteroid dan vitamin D3 Baumann dan Saghari, 2009.

b. Lapisan sel skuamosa

Lapisan sel skuamosa terdiri dari berbagai sel yang berbeda dalam bentuk, struktur dan sifat tergantung dari lokasinya. Di lapisan bawah terdapat

Dokumen yang terkait

MASKER EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENGHAMBAT PENINGKATAN TEBAL STRATUM KORNEUM DAN PENURUNAN TINGGI PAPILA DERMIS TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B.

3 17 71

PEMBERIAN KRIM EKSTRAK BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) DAPAT MENCEGAH MENURUNAN JUMLAH KOLAGEN DERMIS PADA TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B.

1 4 16

Efek Propolis Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Tikus (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan.

1 3 20

Pemberian Krim Ekstrak Lendir Bekicot ( Achatina Fulica ) Meningkatkan Jumlah Kolagen Dermis Pada Tikus (Rattus norvegicus) Galur Wistar Yang Dipapar Sinar Ultra Violet- B.

5 15 81

MASKER EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENGHAMBAT PENINGKATAN TEBAL STRATUM KORNEUM DAN PENURUNAN TINGGI PAPILA DERMIS TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B.

0 4 71

Penurunan Jumlah Leukosit Produk Lebah Madu Pada Luka Bakar Tikus Putih Jantan Rattus norvegicus Galur Wistar.

0 0 10

Penurunan Jumlah Leukosit Produk Lebah Madu Pada Luka Bakar Tikus Putih Jantan Rattus norvegicus Galur Wistar.

0 0 10

Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

0 1 3

Pemberian Krim Ekstrak Metanolik Buah Delima Merah (Punica granatum) Menghambat Penurunan Jumlah Kolagen Dermis Kulit Mencit (Mus gusculus) Yang Dipapar Sinar Ultraviolet B

0 3 9

Pemberian dexpanthenol intraperitoneal menghambat penurunan jumlah sel leydig dan sel sertoli pada testis tikus putih (rattus norvegicus) galur wistar yang dipapar monosodium glutamate

0 1 5