Persamaan dan perbedaan gadai syariah dan gadai konvesional

33 0,5 dari jumlah pinjaman. Jangka waktu empat bulan itu dapat diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga. Lain halnya dengan pegadaian syriah, tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, penjagaan, pemeliharaan dan penaksiraan. Jelasnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan, pegadaian syariah hanya memungut biaya termasuk asuransi barang sebesar 4 untuk jangka waktu dua bulan. Apabila lewat dua bulan nasabah tidak mampu untuk membayarnya maka nasabah bisa memperpanjang dua periode. Jadi total waktu maksismal enam bulan. Dan tidak ada pungut biaya untuk perpanjang waktu, tapi, jika melewati masa enam bulan, BSM akan langsung dilelang barang gadai. 2. Jasa gadai konvesional Pegadaian konvesional memberi pinjaman kepada warga masyarakat mulai dari 10.000,00 sampai 20 juta rupiah per surat gadai. Namun demikian, pegadai juga memiliki produk untuk pinjaman yang di atas 20 juta. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Jelasnya, bila seorang menggadaikan barang dan kemudian menerima kredit gadai sebesar Rp. 1.000.000,00 maka setiap 15 hari kedepan, bila bunga yang dikenakan 1.5 per 15 hari, orang dimaksud mesti membayar bunga sebesar Rp. 15 ribu per lima belas hari. Mungkin sedikit merugikan bagi nasabah pegadaian adalah bila seorang ingin melunasi misal dalam jangka waktu 16 hari maka orang itu akan dikenakan bunga untuk 30 hari. 34 Mengapa demikian ? karena pegadaianmenghitung bunga setiap 15 hari sehingga nasabah harus benar-benar menaati jadwal pembayaran bunga sesuai dengan waktunya. Juga bila nasabah ingin menebus kembali barang yang digadaikan, sebaiknya sesuai pola waktu 15 harian. Jangka waktu pinjaman diberikan oleh pegadaian selama 4 bulan. Apabila telah melewati pinjaman, nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa moda bunga atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian dapat berhak melelang barang jaminan. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang lelang jika hasil lelang yang diterima melebihi hutang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil dibandingkan kewajibanya nasabah, kekurangan itu menjadi resiko yang ditanggung oleh pegadaian. Sedangkan persamaan antara pegadaian syariah dan pegadaian konvesional adalah jangka waktu tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari sipeminjam tidak membayar hutangnya, maka barang jaminanya akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan 2 hari sebelum dilelang dibuat dahulu penitia lelang.pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi tambahan dan kesempatan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminanya, jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila 35 uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam jangka waktu 1 tahun, maka dana tersebut akan dimasukan kedalam dana Zakat, Infaq, Shadaqah pegadaian syariah. Sedangkan pada pegadaian konvesional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah harus diharuskan membayar sisa hutangnya. C.Kepuasan Layanan Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil dengan harapannya. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Seorang pelanggan akan kecewa bila apa yang dia dapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelanggan tidak mengulanginya lagi karena sudah kecewa. Sebaliknya seorang pelanggan akan merasa puas bila apa yang dia dapat sesuai atau bahkan melebihi harapannya. Pelanggan itu pasti akan kembali lagi dan juga secara tidak langsung akan mempromosikannya kepada orang lain. Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut. 36 Public Relations mengupayakan kinerja yang baik dalam hal menyediakan jasa atau pelayanan agar konsumen termotivasi untuk lebih aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut. 41 41 Philip Kottler. Markeing Managemen : Analisis Planning Implementation and Control High Edition New Jersey. Prentice hall, 1994. 37

BAB III GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH

A. Sejarah Pegadaian Syariah

Sejarah singkat pegadaian syariah atau Pawn Shop merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktekkan di wilayah- wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda VOC, yaitu sekitar abad ke-19. 1 Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta, kemudian pada awal abad ke 20 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1901 Nomor 131 tanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai pemerintah Hindia Belanda di Sukabumi, Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur pada tahun 1901 Nomor 131 tersebut sebagai berikut. Kedua sejak saat itu dibagian Sukabumi kepada siapapun tidak akan diperkenankan untuk memberi gadai atau dalam bentuk jual beli dengan hak membeli kembali, meminjam uang tidak melebihi seratus Gulden, dengan hukuman tergantung kepada kebangsaan para pelanggar yang diancam dalam 1 Muhammad Habiburrahim dkk, Buku Pedoman PegadaianMengenal Pegadian Syariah. Jakarta: Kuwais, 2012. h. 20 37 38 pasal 337 KUHP bagi orang-orang Eropa dan pasal 339 KUHP bagi orang- orang Bumiputera. Selanjutnya, dengan a1930 No. 226 Rumah Gadai tersebut mendapat status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti Undang- Undang perusahaan Hindia Belanda Lembaran Negara Hindia Belanda 1927 No.419. Pada masa selnjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, sehingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Negara PN pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan Perjan pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan umum PERUM pegadaian melalui Peraturan Pemerinah nomor 10 Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990. Pada waktu pegadaian masih berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan satu- satunya acuan yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian. Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun perusahaan tersebut mengalami kerugian. Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi. Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai, manajemen perum pegadaian juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sependapat mungkin tidak mengalami kerugian. Perum pegadaian diharapkan akan dapat 39 mengalami keuntungan atau setidaknya penerimaan yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri. Kantor pusat Perum berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah dan kantor cabang. Saat ini jaringan usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum gadai. Seiring dengan perkembangan zaman Pegadaian telah beberapa kali berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan 1901, Perusahaan di bwah IBW 1928, Perusahaan Negara 1960, dan kembali ke Perjan di tahun 1969. Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP101990 tanggal 10 April 1990 sampai dengan terbitnya PP103 tahun 2000 Pegadaian berstatus sebagai Perum dan merupakan salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia hingga sekarang. Terbitnya PP10 tanggal 1April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian. Satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP1032000 yang dijadikan landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Pada saat ini Pegadaian Syariah sudah berbentuk sebagai sebuah lembaga. Ide pembentukan Pegadaian Syariah selain karena tuntutan idealisme juga dikarenakan keberhasilan terlembaganya bank dan asuransi syariah. Setelah terbentuknya bank, BMT, BPR, dan asuransi syariah, maka Pegadaian

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Persepsi Store Atmosphere dengan Kepuasan Konsumen (Studi Pada Konsumen Toko Baju Ornate Boutique di Pasar Petisah Medan)

2 86 92

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS DALAM SOSIALISASI ASURANSI SYARIAH(Studi Pada Asuransi Takaful Cabang Malang)

1 7 2

Strategi Pemasaran;'Customer Delivered Value' Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren Dalam Membangun Kepuasan Kepuasan Nasabah

9 90 113

Strategi Public Relations Dompet Dhuafa Republika Dalam Membangun Citra Perusahaanmelalui Twitter

1 16 117

Strategi Public Relations Pt. Tunas Bola Dalam Membangun Citra Perusahaan

5 14 129

(Strategi Public Relations PT. Dirgantara Indonesia Dalam Membangun Identitas Perusahaan ) Public Relations dan Identitas Perusahaan (Strategi Public Relations PT. Dirgantara Indonesia Dalam Membangun Identitas Perusahaan).

0 1 14

PENDAHULUAN Public Relations dan Identitas Perusahaan (Strategi Public Relations PT. Dirgantara Indonesia Dalam Membangun Identitas Perusahaan).

0 3 27

NASKAH PUBLIKASI Public Relations dan Identitas Perusahaan (Strategi Public Relations PT. Dirgantara Indonesia Dalam Membangun Identitas Perusahaan).

2 12 16

STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS PT DJARUM KUDUS DALAM MEMBANGUN CORPORATE IMAGE MELALUI Strategi Komunikasi Public Relations Pt Djarum Kudus Dalam Membangun Corporate Image Melalui Factory Visit.

0 1 10

PENGARUH INTERAKSI LAYANAN, LINGKUNGAN FISIK, DAN HASIL PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG KEBOMAS GRESIK.

0 0 120