Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn
Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Secara keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:
1. Orientasi Lapangan penelitian awal
Sebelum menyusun perencanaan, dilakukannya observasi awal dengan kegiatan melakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi selama
proses pembelajaran bahasa Indonesia, serta mencari penyebab kekurangan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini.
2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan: a.
Memilih dan menetapkan materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang sesuai
dengan materi yang telah ditentukan. c.
Menyusun instrument pengumpulan data, berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa dan lembar penilaian.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap
pelaksanaan terdiri
dari pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, observasi, dan refleksi. Ketiga kegiatan selalu dilaksanakan
untuk menentukan tindakan selanjutnya. Secara lebih rinci tindakan yang dilaksanakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Siklus I
1 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada saat
proses pembelajaran metode yang digunakan adalah metode sosiodrama, tetapi ditambah dengan metode lain seperti metode
diskusi, metode tanya jawab, dan metode whole language . Metode-metode dilaksanakan hampir secara bersamaan. Siswa
secara berkelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan pelaku yang sesuai dengan naskah drama yang telah dibagikan oleh guru,
dan setiap kelompok melakukan latihan didalam kelas secara
Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn
Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
berkelompok. Dengan menggunakan metode seperti ini diharapkan setiap anggota kelompok dapat saling berinteraksi untuk saling
memainkan perannya dan dapat mengemukakan pendapat sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam berbicara dapat mulai
mengalami perbaikan. Apabila pada tindakan pertama terdapat kekurangan, maka ada perbaikan pada siklus selanjutnya.
2 Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan saat kegiatan berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dari
kegiatan pendahuluan hingga kegiatan penutup. Kegiatan dilakukan dengan melihat kesesuian perilaku antara kegiatan siswa
dan guru dengan instrument yang telah disediakan 3
Tahap Refleksi Setelah selesai pelaksanaan, guru dan observer menganalisis
data hasil belajar dan merefleksi pelasanaan siklus I. Hasil analisis dijadikan refleksi sebagai bahan revisi rencana tindakan siklus II.
Indikator capaian penelitian ini adalah dengan nilai rata-rata siswa sebesar 85, sehingga penelitian ini akan terus berlangsung apabila
rata-rata kelas belum mencapai nilai tersebut.
b. Siklus II
1 Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus II tahapan hampir sama dengan siklus I, tetapi perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil
refleksi dari siklus I. 2
Tahap Observasi Dalam pelaksanaan observasi selama kegiatan pembelajaran,
observer lebih memperhatikan hasil dari refleksi siklus sebelumnya yaitu siklus I.
Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn
Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3 Tahap Refleksi
Setelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menganalisis hasil kegaiatan belajar, yang dijadikan revisi dan rekomendasi untuk
kegiatan pembelajaran selanjutnya. Indikator capaian penelitian ini adalah dengan nilai rata-rata siswa sebesar 85, sehingga penelitian
ini akan terus berlangsung apabila rata-rata kelas belum mencapai nilai tersebut.
c. Siklus III