Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan , baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa, manusia tidak dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain, sehingga bahasa lisan merupakan hal yang paling utama dalam aspek kebahasaan. Menurut Stewig Resmini,2007 bahwa “Dari 2796 bahasa di dunia, semuanya memiliki bentuk bahasa lisan, tetapi hanya 153 saja yang mengembangkan bahasa tulisnya ”. Masyarakat Indonesia berasal dari beragam daerah dan suku bangsa, setiap daerah memiliki bahasa daerah yang berbeda dengan daerah lain. Bahasa daerah biasanya menjadi bahasa ibu bagi anak-anak Indonesia, karena adanya keberagaman bahasa anak-anak harus mempelajari bahasa kedua yaitu bahasa Indonesia. Untuk pengembangan kecakapan berbahasa Indonesia maka dilakukan pembelajaran melalui lembaga pendidikan. Anak belajar bahasa melalui keluarga, teman, dan lingkungannya. Anak- anak belajar bahasa tanpa disadari. Mereka memperoleh bahasa dari proses menyimak orang lain berbicara, pengalaman langsung, dan mencontohkan bahasa yang ada dilingkungannya. Dengan anak belajar bahasa mereka mampu menyampaikan keinginan mereka kepada orang lain, serta memahami apa yang disampaikan oleh orang lain. Menurut Solachan, et al. 2008 bahwa: Belajar bahasa Indonesia untuk siswa SD pada dasarnya bertujuan untuk mengasah dan membekali mereka dengan kemampuan berkomunikasi atau kemampuan menerapkan bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan dan dalam konteks berbeda. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa, untuk dapat diterapkan bagi berbagai keperluan dalam bermacam situasi, seperti belajar, berfikir, berekspresi, bersosialisasi atau bergaul, dan berapresiasi. Agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik pula. Dalam konteks ini, penguasaan kaidah bahasa bukan Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu tujuan, melainkan hanyalah sebagai alat agar kemampuan berbahasanya dapat berkembang dengan baik. Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh suatu pengalaman dan tingkah laku yang baru dari hasil suatu pembelajaran yang dilaksanakannya. Dengan adanya pembelajaran bahasa yang baik pada situasi yang formal seperti sekolah, diharapkan siswa dapat mengembangkan bahasanya dengan baik pula. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia anak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar. Baik secara lisan maupun tulisan, serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan dasar yang sangat utama dalam pengembangan keterampilan lainnya, seperti menyimak, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan 1986 bahwa “Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya ”. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh seluruh siswa dalam proses pembelajaran, berhasilnya siswa dalam keterampilan berbicara diikuti keberhasilan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi di kelas V SDN Pasirwangi Lembang pada semester 2 tahun ajaran 20122013 keterampilan berbicara siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut. 1. Siswa merasa jenuh dan bosan karena kegiatan pembelajaran yang pasif. 2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena penugasan berdasarkan buka paket yang hanya dicatat atau dirangkum. 3. Siswa kurang termotivasi untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru, siswa beranggapan bahwa kegiatan ini tidak penting untuk dilakukan karena tidak adanya penilaian dari guru. Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterampilan berbicara harus dikembangkan melalui latihan dan pembinaan sedini mungkin. Salah satu pengembangan keterampilan berbicara adalah metode sosiodrama. Sosiodrama adalah mendramatisasikan atau memerankan tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan masalah yang terjadi dimasyarakat. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, ingin ditingkatkan kemampuan peserta didik dalam kemampuan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama. Diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif, kritis, dan selalu ingin mencoba disetiap proses pembelajaran. Dengan penggunaan metode sosiodrama siswa diarahkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena dilihat dari karakteristik siswa sekolah dasar lebih menyenangi belajar sambil bermain. Dengan penggunaan metode sosiodrama ini diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar meningkatkan keterampilan berbicara, yang berguna untuk pembelajaran lainnya. Menurut Depdiknas Adya Mubakhit, 2012 bahwa: Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Metode sosiodrama dapat dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa yang ada dikelas. Dengan memerankan tokoh yang ada pada naskah drama, siswa dapat berekspresi dan berapresiasi dalam kegiatan pembelajaran. Memerankan tokoh yang ada pada naskah drama tentu memberikan pengalaman yang baru dan menarik untuk siswa, karena mereka dapat merasakan sebagai individu lain yang sesuai dengan naskah drama. Dengan menggunakan metode sosiodrama diharapkan dapat meningkatkan keberanian siswa untuk berbicara, kemampuan melatih percaya diri, kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan dan untuk menunjukkan bakat dan kreatifitas siswa. Peningkatan secara nonkebahasaan yang dapat ditingkatkan dengan metode sosiodrama adalah menumbuhkan Hesti Pratiwi , 2013 Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Di Sdn Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu rasa tanggung jawab siswa baik dalam memerankan tokoh yang diperankan dan tanggung jawab terhadap tugas kelompok yang diberikan kepada mereka, menumbuhkan rasa peduli sosial serta peka terhadap perasaan orang lain. Sosiodrama adalah salah satu metode untuk pengembangan keterampilan berbicara yang harus dilatih dengan sungguh-sungguh siswa melalui kegiatan pembelajaran, yang diharapkan menumbuhkan motivasi dan rasa antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dengan judul, “Penerapan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V di SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah