Profil Organisasi Pemuda di Sumatera Utara

43 Linmas Provinsi Sumatera Utara tersebut sangat beragam di antaranya ada yang berbasiskan etnis, agama dan nasional seperti Ikatan Pemuda Tapanuli Selatan Imatapsel, Himmah Alwashliyah, Pemuda Katolik, GMKI, GM Kosgoro, Pemuda Pancasila, Ikatan Pemuda Karya, FKPPI, dan lain sebagainya. Selain itu, jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat dan yayasan di Provinsi Sumatera Utara, yang terdaftar di Kesbangpol dan Linmas, berjumlah 115 dengan beragam spesifikasi bidang pekerjaan diantaranya pekerja sosial anak, pendidikan, kesehatan, pemukiman kumuh, kajian wanita, dan lain sebagainya. Untuk ormas keagaamaan dan umum di Sumatera Utara berjumlah 27 dan 45, serta organisasi profesi lainnya berjumlah 14. 67 Tabel 2.2. Data OKP dan Ormas di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 No. Organisasi Jumlah 1. Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda OKP 46 2. Partai Politik baru terdaftar 12 3. LSM dan Yayasan 115 4. Ormas Keagamaan 27 5. Ormas Umum 45 6. Organisasi Profesi 14 Sumber: Bidang Hubungan Antar Lembaga Badan Kesbang dan Linmas Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2013. Meskipun ada 46 OKP yang terdafar di Sumatera Utara, tetapi hanya Pemuda Pancasila PP, Ikatan Pemuda Karya IPK, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI FKPPI yang memiliki infrastruktur organisasi, kegiatan, dan anggota yang dikenal oleh mayoritas masyarakat di Sumatera Utara. Terbentuknya PP, IPK, dan 67 Data dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2013. 44 FKPPI 68 memiliki keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan kekerasan yang sangat identik dengan istilah atau sebutan preman. Untuk memuluskan tujuan politik tertentu yaitu untuk membantu militer melaksanakan ”pembersihan” kaum komunis, pendirian PP banyak merekrut preman sebagai anggota organisasi dan bahkan duduk sebagai pengurus. Preman- preman yang ada setiap wilayah Provinsi Sumatera Utara, memiliki pekerjaan sebagai penjaga keamanan dari para pemilik toko atau pedagang. Ketika PP berkembang menjadi organisasi yang besar dan memiliki jaringan politik dan ekonomi yang cukup kuat di Sumatera Utara, pada saat yang sama, pihak militer tidak dapat lagi mengontrol aktivitas mereka. Selain itu, karena adanya perebutan kendali atas wilayah kekuasaan untuk mendapatkan uang dari usaha perjudian menyebabkan lahirnya IPK sebagai organisasi pemuda di Medan, yang kemudian juga berkembang, menjadi besar selain PP. Perkembangan selanjutnya, untuk memperluas jaringan militer di Golkar, FKPPI dibentuk di Jakarta dan di daerah- daerah lainnya termasuk Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan dan perkembangan ketiga organisasi pemuda tersebut sangat berkaitan dengan aktivitas premanisme karena alasan-alasan ekonomi yang harus dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan pimpinan dan anggota organisasi. Didukung oleh para aparat militer dan beberapa elit dan politisi, mereka kemudian berkembang menjadi sebuah organisasi yang memiliki jaringan kuat di Sumatera Utara. Berikut akan diuraikan profil ketiga organisasi pemuda tersebut. 68 Penelitian ini memilih tiga organisasi pemuda yaitu PP, IPK, dan FKPPI karena independensi organisasi yang tidak berpihak pada salah satu partai politik. Meskipun realitasnya, ketiga organisasi pemuda itu selalu berpihak pada saat kegiatan pemilu pemilihan legislatif, kepala daerah, dan pemilihan presiden digelar. 45 Pemuda Pancasila Sejak kelahiran Pemuda Pancasila 48 tahun yang lalu, 28 Oktober 1959, perkembangan struktur organisasi mengalami kemajuan di Sumatera Utara. Pada daerah-daerah yang masyarakatnya heterogen, toleran, dan mempunyai sikap penerimaan yang baik merupakan tempat yang potensial untuk menggalang massa dalam mengembangkan struktur organisasi Pemuda Pancasila. Pada waktu itu banyak kelompok pemuda yang terkumpul karena alasan primordial dan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lantas oleh Kerani Bukit, yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua IPKI Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia Sumatera Utara, para pemuda itu direkrut menjadi anggota organisasi. Pidato Kerani Bukit, tahun 1960 sebagai pimpinan IPKI Sumatera Utara, menegaskan adanya ancaman terhadap keselamatan bangsa dan negara dari gerakan komunis PKI beserta antek-anteknya. Sehingga, perlu kiranya pemuda-pemuda yang berada di Medan dihimpun ke dalam organisasi yang bernaung di bawah bendera IPKI. M.Y. Munculnya Effendi Nasution, yang dikenal sebagai tokoh pemuda di Medan, sebagai ketua P2KM Persatuan Pemuda Kota Medan mengajak tokoh-tokoh pemuda di Medan untuk membentuk Pemuda Pancasila. Akhirnya, Effendi Nasution mendapat mandat untuk membentuk Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara dan segera membentuk Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Effendi Nasution, yang lebih dikenal dengan sebutan Pendi Keling, kemudian merekrut pemuda-pemuda di kota Medan yang sering disebut preman atau cross boy manusia bebas yang hidup di jalanan, sehingga mereka bebas untuk memasuki organisasi Pemuda Pancasila karena tidak ada yang melarang. Preman-preman tersebut menjadi paduan unsur-unsur yang sangat dominan dari keberadaan Pemuda Pancasila di kota Medan. Prilaku para preman selalu menyelesaikan masalah organisasi 46 menggunakan ”otot” atau kekerasan secara fisik. Pada periode awal berdirinya Pemuda Pancasila, kriteria untuk menjadi seorang pimpinan Pemuda Pancasila didasarkan pada siapa yang paling ”jago” di kelompoknya masing-masing. Atas dasar kriteria itu, maka tidak terlalu sulit untuk mendirikan organisasi di tingkat lingkungan atau yang disebut anak ranting. Seluruh kegiatan organisasi, pada waktu itu, dikendalikan oleh M.Y. Effendi Nasution yang menjadi pimpinan utama Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Pada bulan Agustus 1961 di gedung Selecta Jalan Listrik Medan Pengurus Pemuda Pancasila dikukuhkan menjadi organisasi formal di Sumatera Utara. Pelantikan itu dihadiri oleh H.A. Azis yang mewakili Gubernur Sumatera Utara dan Mayor Hamid dari Koanda Komandan Angkatan Darat di Sumatera Utara. Sedangkan Kerani Bukit bertugas untuk melantik M.Y. Effendi Nasution Ketua Umum, Daniel Mamora Ketua, Barik Ketua, Jansen Hasibuan Sekretaris Umum, Rosiman Sekretaris, dan seorang turunan Tionghoa Klengki A Bendahara. Jumlah anggota awal Pemuda Pancasila adalah sekitar 40 orang pemuda dengan tugas pokoknya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi pengawal dan pengaman Pancasila dan UUD 1945 dari rongrongan Partai Komunis Indonesia PKI beserta antek- anteknya. Atas dasar itu pula, semua ikrar PP menunjukkan bahwa anggota organisasi siap mengawal dan mengamankan Pancasila dengan cara apapun termasuk dengan cara-cara kekerasan atau fisik. Untuk menghandalkan kekuatan fisik dari anggota PP bukanlah hal yang sulit, karena mereka sudah ditempa oleh kekerasan di jalanan. Perkelahian bukanlah hal yang baru bagi mereka, tetapi kemampuan berbicara anggota PP dalam forum-forum resmi jarang dilakukan karena kurangnya pendidikan dan keberanian dalam mengutarakan pendapat tersebut. Berbeda halnya ketika berbicara dalam forum-forum tidak resmi 47 seperti di warung atau kedai kopi, terlihat mereka yang paling mengetahui dan merasa benar dalam topik diskusi yang sedang dibahas. Selama satu tahun sejak organisasi pemuda ini terbentuk, jumlah anggotanya mencapai ribuan orang. Tokoh-tokoh Pemuda Pancasila yang juga turut mempengaruhi aktivitas organisasi adalah M.Y. Effendi Nasution, Rosiman, Yan Paruhum Lubis, Amran Ys, Das Tagor Lubis, M. Saat Gurning, Razali, Yansen Hasibuan, Amril Ys, Bangkit Sitepu dan lain-lain. Untuk pimpinan kota Medan akhirnya ditunjukkah Das Tagor Lubis sebagai ketua. Pilihan kepada Effendi Nasution sebagai ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan basis anggotanya di Medan dikarenakan keberanian dan kesetiaan para pengikutnya di Perkumpulan Pemuda Kotamadya Medan P2KM. Organiasi pemuda P2KM menjadi wadah pertama yang berdiri di Kota Medan dan dapat mempersatukan para preman di perkampungan sekitar kota Medan yang sebelumnya masih selalu terlibat perkelahian antar sesamanya. Wadah P2KM telah menjadi arena sosial bagi para preman, pemuda-pemuda brandal dan cross boy untuk bekerja sama, membangun saling pengertian baik dalam pergaulan juga dalam aktifitas ”cari makan” di jalanan. 69 Ketika Effendi Nasution beserta pengikut-pengikutnya dari P2KM beralih ke Pemuda Pancasila, suasana bersatu di kalangan pemuda preman sudah terbentuk, perkelahian antar kampung untuk sebagian dapat dihindari. Para preman yang tergabung dalam Pemuda Pancasila, pada awalnya, hanya terikat kesamaan wilayah namun saat ini sudah dapat melampui batas teritori kampung. Oleh sebab itu, kehadiran Pemuda Pancasila menjadi mudah diterima di kalangan preman. Seperti yang dinyatakan oleh Effendi Nasution sebagai berikut: 69 Sarmadan Pasaribu. 2002. Peranan Pemuda Pancasila Menentang Gerakan Partai Komunis Indonesia di Kotamadya Medan. Tahun 1960 sampai tahun 1966. Skripsi. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 48 Majelis Pimpinan Wilayah Majelis Pertimbanga n Majelis Pertimbanga n Lembaga Tingkat Wilayah Majelis Pimpinan Cabang Ketua Wakil Ketua 1 sd 2 Ketua-Ketua 1sd 9 Bendahara Wakil Bendahara Sekretaris Wakil Sekretaris LEMBAGA TINGKAT CABANG Ex. Officio Ketua Sekretaris Anggota-Anggota Bidang PAC RANTINGANAK RANTING PENASEHA T PENASEHA T Pimpinan Harian Pimpinan Pleno Keterangan: Garis perintah ------------------ Garis Koordinasi Garis Konsultatif ”dulu mana tau kita dek. Organisasi kata orang, ya organisasi. Lantik katanya ya lantik lah. Kan sekarang baru kita tau organisasi itu apa, setelah pelantikan lalu ada pelatihan atau penataran dan sebagainya. Sebelumnya, mana ada tatar-tatar. Karena preman, cross boy, pencuri, perampok, dan pembunuh ada semua di situ. Apa itu DPW, DPC mana tau itu ya kan. Yang penting kita bikin dulu, dirikan di mana-mana. Jadi, lain dek.... tidak seperti sekarang. Sekarang ini orang sudah banyak yang tau bahwa DPW melantik DPC. DPC melantik anak cabang. Dulu mana ada itu. Preman semuanya di situ dek.” 70 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Sumber: MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 2013. 70 DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan Pusat Kajian Antropologi FISIP USU. 1996. Pemuda Pancasila: Sejarah dan Tokoh Utama. Medan. Tanpa Penerbit. 49 Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila MPW PP Provinsi Sumatera Utara, sampai dengan tahun 2013, memiliki jumlah anggota sekitar 500 ribu orang, dengan Pimpinan Cabang PC sebanyak 30 kabupatenkota. Besaran infrastruktur dan jumlah anggota organisasi tersebut terlihat bahwa eksistensi Pemuda Pancasila cukup diperhitungkan dalam kegiatan Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda OKP serta pengambilan keputusan tingkat lokal. Ikatan Pemuda Karya Ikatan Pemuda Karya atau yang disingkat dengan IPK adalah salah satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda OKP yang berorientasi dan berjuang di bidang karya dan kekaryaan. IPK didirikan oleh Olo Panggabean, 71 di Medan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 28 Agustus 1969. Pembentukan IPK sebagai kelanjutan dari Sentral Organisasi Buruh Pancasila SOB Pancasila yang berdiri pada tanggal 19 Juni 1954 di Jakarta serta berinduk kepada Koordinasi Ikatan-Ikatan Pancasila KODI dan merupakan salah satu pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia GAKARI. Baik KODI maupun GAKARI adalah pilar-pilar organisasi kemasyarakatan yang didirikan untuk mendukung Orde Baru. Oleh karena itu, pendirian IPK bersifat politis karena mendapatkan diharapkan menjadi pendukung pemerintah dan partai politik tertentu. Berdirinya IPK tidak terlepas dari konflik internal yang terjadi di Pemuda Pancasila. Meskipun secara formal, IPK didirikan pada tahun 1969 namun eksistensinya baru diakui pada awal-awal 1980-an. Pada saat itu, terjadi perpecahan di tubuh internal PP karena perebutan kendali atas wilayah kekuasaan untuk pembagian pendapatan dari usaha perjudian. 71 Sahara Oloan Panggabean, lahir di Tarutung, 24 Mei 1941 dan meninggal di Medan, 30 April 2009 pada umur 67 tahun adalah seorang tokoh yang terkenal karena kegiatannya di bidang perjudian dan juga karena sifat filantropinya. 50 Lahirnya Ikatan Pemuda Karya IPK dibayai sebagian pengusaha Cina dan didukung oleh beberapa militer. Kemunculan IPK dianggap sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan kekuasaan yang dimiliki oleh PP. 72 Sebagai pendiri, Olo Panggabean seorang Kristiani yang bersuku Batak Toba serta menguasai bahasa Hokkien, langsung memimpin organisasi pemuda di kota Medan. Tidak lama setelah itu, IPK menjadi organisasi pemuda yang pengurus pusatnya berada di Medan, Sumatera Utara. Tidak seperti Pemuda Pancasila, IPK memulai aktivitasnya dengan mengatur operasi perjudian ketimbang melakukan penekanan, berkedok perlindungan, dengan kekerasan untuk mendapatkan uang. Langkah Olo selanjutnya adalah melanjutkan usaha perjudian yang dikelolanya sejak masih menjadi anggota Pemuda Pancasila pada tahun 1973 di Medan Fair, suatu tempat hiburan di kota Medan, ketika ia bertugas sebagai penjaga keamanan. Segera sesudah itu ia membuka KIM permainan judi yang menggunakan kupon, berbagai permainan kartu bingo untuk mendapatkan hadiah tunai dan dilakukan secara terbuka di Medan Fair. Interaksi antara PP dan IPK berjalan secara tidak normal karena selalu terjadi perkelahian antara anggota PP dan IPK dan tidak jarang yang mengalami kematian akibat pekelahian itu. Peristiwa perkelahian antara anggota organisai pemuda itu dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi misalnya dengan penculikan disertai siksaan fisik. Untuk mendukung eksistensi usahanya, IPK berusaha mencari dukungan yang bersifat politis. IPK berupaya mendukung Golkar melalui bantuan massa maupun finansial yang lebih besar ketimbang PP. Setiap kampanye pemilu Golkar, IPK selalu memberikan bantuan, untuk menunjukkan kepada elit Golkar sebagai bentuk show of force. Masing- masing kelompok memobilisasi anggotanya yang dapat dilihat melalui 72 Kemunculan IPK juga mendapat restu dari pimpinan militer ketika itu termauk Benny Murdani. 51 penggunaan atribut seragam seperti pakaian loreng ala militer. Begitulah usaha-usaha untuk mendapatkan perlindungan secara politis yang dilakukan oleh PP maupun IPK. Selain Olo Panggabean, tidak ada tokoh lain yang sangat menentukan dan memutuskan perkembangan organisasi IPK. Tetapi, setelah meninggal, IPK mengalami penurunan aktivitas organisasi karena kehilangan tokoh sentralnya. Meskipun ada beberapa tokoh pemuda yang muncul seperti Deni Ilham Panggabean, Budi Panggabean, Moses Tambunan dan lain sebagainya, namun keberadaan mereka tidak terlepas dari pengaruh sang kakanda. 73 Berbeda dengan Pemuda Pancasila yang memiliki banyak tokoh di internal organisasi. Kelebihan Olo dalam mengelola organisasinya adalah mampu memberikan sesuatu yang lebih berupa uang dan kekuasaan ketimbang Pemuda Pancasila atau organisasi pemuda lainnya. IPK, dalam perkembangannya berpusat di Medan Sumatera Utara, sekaligus sebagai tempat kedudukan Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat DPP yang mengendalikan seluruh kebijakan dan kegiatan organisasi di seluruh provinsi Indonesia. Saat ini, IPK telah berdiri di 24 Provinsi di Indonesia dan disebut sebagai Dewan Pimpinan Daerah DPD. Ada yang sudah bertahun-tahun eksis dan ada pula yang masih baru berdiri. Sampai dengan tahun 2013, IPK telah berkembang sebagai organisasi pemuda yang memiliki cabang sebanyak 58 di 24 Provinsi Indonesia dari mulai Aceh sampai Papua. Sumatera Utara, sebagai basis organisasi, jumlah anggota IPK berkisar 100 ribu orang. Keunikan dari IPK dibandingkan organisasi pemuda besar lainnya adalah kantor pusat berada di Medan bukan di Jakarta. Meskipun demikian, bukan berarti eksistensi dan pengaruhnya di luar Medan kecil, justru kemajuan organisasi di luar Medan lebih berhasil ketimbang di kantor 73 Kakanda adalah sebutan yang selalu digunakan oleh orang-orang terdekat Olo Panggabean. 52 pusatnya. 74 Struktur organisasi IPK sendiri juga mengalami perubahan dengan mengikuti jenjang karir keorganisasian. Anggaran Rumah Tangga ART IPK Bab V Pasal 5 tentang Susunan Pengurus disebutkan bahwa Dewan Pembina Organisasi yang berkedudukan di Medan adalah sebagai badan pengambil keputusan tertinggi di seluruh tingkatan Organisasi Ikatan Pemuda Karya yang ada di Indonesia. Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya Provinsi Sumatera Utara sebagai Dewan Pimpinan Pusat merupakan Kebijaksanaan Umum Dewan Pembina Organisasi yang berkedudukan di Medan yang masa bakti kepengurusannya telah ditentukan. Selain dari Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya Provinsi Sumatera Utara sebagai Dewan Pimpinan Pusat yang berkedudukan di Medan, masa periodesasi di semua tingkatan organisasi Ikatan Pemuda Karya di seluruh Indonesia adalah 5 lima tahun. Setelah itu dapat dipilih dan disusun kembali kepengurusannya untuk periode selanjutnya melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya. Struktur organisasi IPK dapat dilihat dalam bagan berikut. 74 Wawancara dengan Uli Tobing, 18 Oktober 2007. 53 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pimpinan Daerah KabupatenKota IPK Sumber: DPP IPK, 2013. Bidang ekonomi, beberapa cabang usaha yang dimiliki oleh IPK dikoordinasikan di ”Gedung Putih”. 75 Melalui markas besar itu, pimpinan IPK melakukan kerjasama secara timbal balik dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam 75 Gedung Putih adalah istilah untuk kantor atau markas besar yang digunakan oleh Olo Panggabean untuk mengorganisasikan aktivitas IPK dan perusahaan-perusahaan yang dikelolanya termasuk usaha perjudian seperti KIM, Togel, dan lain sebagainya. Namun, tidak tersedia data yang dapat disampaikan mengenai berapa jumlah perusahaan yang dikelola oleh Olo Panggabean dan anggota intinya di IPK. Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Ketua Wakil – Wakil Ketua Bendahara Wakil Bendahara Sekretaris Wakil Sekretaris Bagian-Bagian PAC Keterangan: Garis perintah ------------------ Garis Koordinasi Garis Konsultatif Dewan Pimpinan Daerah KabupatenKota Dewan Pimpinan Daerah Provinsi 54 mendapatkan peluang proyekusaha dan lapangan kerja bagi para anggota. Makna kerjasama timbal balik ini sering diartikan sebagai pemberian jasa keamanan bagi pengerjaan proyek-proyek pemerintah seperti pembuatan jalan, pembangunan gedung, dan lain sebagainya. Bentuk lainnya adalah kompensasi fee proyek yang diberikan sekitar 5-10 persen setiap proyek yang dikerjakan. 76 Untuk aktivitas sosialnya, organisasi ini juga mendirikan satu perusahaan yang bernama CV. Ceraz dengan aktivitas utamanya adalah memberikan bantuan kepada para pemuda dan mahasiswa yang akan melakukan aktivitas organisasinya, termasuk memberikan bantuan dana perkuliahan bagi orang yang membutuhkan. Bantuan itu pun diberikan bagi individu yang mendukung aktivitas IPK di lingkungannya baik di masyarakat maupun di kampus-kampus tertentu yang ada Satuan Mahasiswa SATMA IPK. 77 Tidak jarang pula, Olo sendiri memberikan bantuan langsung kepada korban bencana seperti kejadian konflik Aceh dan Tsunami. Ketika itu, Olo, memberikan bantuan berupa 25 bus kepada pengungsi konflik Aceh yang dipulangkan ke Jawa. Pada saat Tsunami, Olo, memberikan bantuan uang dan tempat bagi mereka yang mengungsi ke Medan. FKPPI Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, muncul kelompok pemuda nasional pendukung Golkar lainnya yang menjadi underbow di wilayah Medan, seperti FKPPI, kelompok anak-anak purnawirawan ABRI, yang pada masa Orde Baru keberadaannya dipimpin oleh putra penguasa nasional Orde Baru, Suharto, yaitu Bambang Trihatmojo. Ide 76 Wawancara dengan Uli Tobing, 18 Oktober 2007. 77 Satma IPK adalah Satuan Mahasiswa IPK yang didirikan untuk tujuan rekrutmen anggota IPK dari unsur mahasiswa 55 pembentukan wadah pembinaan putra-putri ABRI berawal dari Munas VII PEPABRI, 20 Juni 1977, di Asrama Haji Bukit Duri Jakarta. Melalui serangkaian proses yang panjang dengan usulan berbagai nama organisasi mulai dari P4-ABRI Persatuan Putra Putri Purnawirawan ABRI, P4-I Persatuan Putra Putri Purnawirawan Indonesia yang kemudian menjadi FKPPI Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia. Melalui perjuangan para pendiri utama di antaranya Surya Paloh, Yoseano Waas, Agus Santoso, Prof. Dr. Karel.S.Waas, Tjokro Supriyanto, Capt Haribowo dan Wisnu Batubara, maka pada 12 September 1978 diproklamirkan berdirinya FKPPI pada saat ulang tahun PEPABRI di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang Kuningan Jakarta. Pengurus Besar FKPPI untuk pertama kalinya terbentuk diketuai oleh Surya Paloh dengan Sekjen Karel.S.Waas yang dikukuhkan melalui Surat Keputusan Pengurus Besar PEPABRI pada Munas I FKPPI di Jakarta untuk masa bakti 1981-1984. Selanjutnya organisasi ini berkembang terus dan terbentuk di seluruh Indonesia mulai dari tingkat pusat, provinsi, kotakabupaten hingga kecamatan-kecamatan. Ketika Reformasi terjadi, maka pada 5-6 Maret 1999 dilaksanakan Musyawarah Luabr Biasa Munaslub GM FKPPI di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta yang salah satu keputusan penting adalah menyempurnakan ADART GM-FKPPI. Keanggotaan GM FKPPI dapat dirangkap dengan keanggotaan Partai Politik sepanjang tetap berazaskan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, serta menegaskan kembali konsep FKPPI adalah Rumah Bersama. Munaslub juga menegaskan keberadaan lembaga POLRI tetap menjadi Anggota Dewan Pembina, serta putra putri POLRI tetap menjadi anggota biasa FKPPI walaupun pada 1 April 1999 lembaga POLRI dipisahkan dari kesatuan ABRI. Pada 12-16 Oktober 2003 dilaksanakan Musyawarah Nasional Munas VII secara bersama 56 antara FKPPI dan GM FKPPI di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta. Hasil Munas FKPPI itu, terpilih sebagai Ketua Umum Ponco Sutowo dan Bahriyoen Sucipto sebagai Sekretaris Jenderal 2003-2008. Untuk GM FKPPI terpilih Dudhie Makmun Murod sebagai Ketua Umum dengan Sayed.M.Muliadi sebagai Sekretaris Jenderal Masa Bakti 2003-2006. Pendirian FKPPI di Kota Medan dimulai setelah terbentuk organisasi Provinsi Sumatera Utara. Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan dengan ditandai beberapa kali turunnya surat mandat dari Pengurus Pusat FKPPI kepada beberapa tokoh Sumatera Utara di antaranya adalah Raja Inal Siregar, maka di Sumatera Utara FKPPI baru dapat dibentuk pada tahun 1985. Surya Paloh, yang pernah tinggal di Sumatera Utara kemudian membentuk FKPPI di Kota Medan. FKPPI Kota Medan dipimpin oleh Martius Latuparisa untuk periode 2003-2008 dan dibantu oleh Nazaruddin Sihombing Ucok Bau. Aktivitas FKPPI tidaklah jauh berbeda dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh kedua organisasi pemuda pendahulunya yaitu Pemuda Pancasila dan IPK. Akibatnya, yang terjadi adalah daftar panjang tentang perselisihan untuk memperebutkan daerah kekuasaan dengan mengandalan kekuatan pendukung masing-masing organisasi.

2.5. Pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 di Dapil Sumut 1 DPR RI

Pemilihan Umum 2014 dilaksanakan pada 9 April 2014 di Indonesia untuk memilih 560 anggota DPR, 132 anggota DPD, serta 2.112 anggota DPRD Provinsi, dan 16.895 anggota DPRD KabupatenKota Periode 2014-2019. Peserta Pemilu 2014 diikuti 12 partai politik nasional dan 3 partai lokal di Aceh. Daerah pemilihan Pemilihan Umum Anggota DPR adalah provinsi atau gabungan kabupatenkota dalam 1 provinsi, dengan total 77 daerah pemilihan. Jumlah kursi untuk setiap daerah pemilihan berkisar antara 3-10 kursi. 57 Penentuan besarnya daerah pemilihan disesuaikan dengan jumlah penduduk di daerah tersebut. 78 Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi 3 Daerah Pemilihan dan diikuti 353 calon anggota legislatif yang berasal dari 12 partai politik. Berikut daftar daerah pemilihan, jumlah calon anggota legislatif, dan anggota legislatif. Tabel 2.3. Daerah Pemilihan, Jumlah Calon Anggota Legislatif, dan Anggota Legislatif DPR dari Provinsi Sumatera Utara No. Daerah Pemilihan KabupatenKota Jumlah Caleg Jumlah Kursi 1. Sumatera Utara 1 Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi 119 10 2. Sumatera Utara 2 Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir 118 10 3. Sumatera Utara 2 Asahan, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Simalungun, Pak-Pak Bharat, Dairi, Karo, Binjai, Langkat, Batubara 116 10 Jumlah 353 30 Sumber: Data KPU, 2014. Daerah Pemilihan Sumut 1 untuk Dewan Pemilihan Rakyat DPR menampilkan 119 calon anggota legislatif dari 12 partai politik peserta Pemilu 2014. Para calon anggota legislatif itu akan berkompetisi meraih suara terbanyak di masing-masing partai politik dengan menggunakan sistem proporsional daftar terbuka. Sistem pemilu tersebut menjadikan 78 Data lengkap mengenai hal ini dapat diakses di laman www.kpu.go.id tentang Pemilu 2014.