Bentuk Transaksi Antara Calon Legislatif dan Tokoh Pemuda
78
secara bersama. Calon anggota legislatif memberikan dana yang dibutuhkan untuk acara itu dan pimpinan organisasi pemuda
mempersiapkan pertemuan tersebut. Tidak semua calon anggota legislatif yang menjalin kesepakatan
berhasil meraih dukungan penuh dari pimpinan organisasi pemuda. Mereka yang relatif disebut berhasil karena memiliki hubungan
emosional yang sangat dekat dan disertai dengan pemenuhan kebutuhan materi yang diperlukan bagi anggota organisasi pemuda. Kebutuhan
materi yang diperlukan tidak hanya sebatas pada saat pelaksanaan acara untuk meraih suara itu, tetapi berlangsung secara terus menerus tanpa
melihat substansi kebutuhan yang disampaikan oleh anggota, pengurus maupun tokoh organisasi pemuda. Selain hubungan emosional yang
sudah terjalin, tidak semua tingkatan organisasi pemuda yang mentaati perintah dari struktur di atasnya atau tidak semua arahan organisasi
provinsi dapat dipastikan akan dijalankan oleh pengurus di kabupatenkota hingga ranting.
Masing-masing pimpinan organisasi setiap tingkatan memiliki pertimbangan tersendiri dalam memberi dukungan kepada calon anggota
legislatif. Beragam motif dan alasan yang menyebabkan adanya diferensiasi dukungan dari tokoh organisasi pemuda. Atas dasar itu, harus
ada perlakuan khusus yang diperbuat oleh calon anggota legislatif untuk meraih simpati dan dukungan dari pimpinan organisasi pemuda di tingkat
kotakabupaten. Sebut saja seperti Lubis yang menjalin kesepakatan dengan Ketua Pemuda Pancasila Kota Medan pada saat Pemilu 2014
meraih suara yang cukup besar di basis-basis yang dijanjikan oleh tokoh Pemuda Pancasila di Kota Medan dan Deli Serdang. Tetapi, hasil yang
sama tidak diperoleh Irmadi di wilayah Serdang Bedagai dan Kota
79
Tebing Tinggi.
97
Oleh karena itu, pada kategori pertama ini, hubungan emosional dan transaksi dalam bentuk uang dan dukungan saling
memberi dan menerima menjadi bentuk hubungan yang paling kuat antara anggota DPRRI dari Dapil 1 Sumatera Utara dengan pimpinan
organisasi pemuda. Kategori kedua dari bentuk transaksi yang dilakukan adalah
sebagian pimpinan organisasi tidak begitu mempertimbangkan hubungan emosional yang telah atau pernah terjalin sebelumnya. Calon anggota
DPRRI Dapil Sumatera Utara 1 yang tidak pernah menjalin hubungan dengan pimpinan organisasi pemuda meminta dukungan untuk meraih
suara di lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan kesepakatan masing-masing pihak. Para caleg itu, kemudian diminta memberikan sejumlah dana
untuk melakukan sosialisasi dengan anggota organisasi pemuda pada lokasi-lokasi sebagaimana yang telah disepakati. Kegiatan pertemuan
dengan anggota organisasi pemuda tetap dilaksanakan, tetapi hasil suara yang diperoleh tidak sesuai seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang
menjadi penyebab tidak tercapainya perkiraan perolehan suara dengan perolehan suara pada saat perhitungan di TPS.
Sedikitnya interaksi yang dilakukan para caleg dengan pimpinan organisasi pemuda menjadi salah satu penyebab kegagalan meraih suara
sebagaimana yang diharapkan. Tidak semua pimpinan organisasi pemuda yang mempertimbangkan gagasan dan rekam jejak para caleg untuk
ditawarkan kepada seluruh anggota organisasi berikut jaringan yang dimilikinya. Selalu saja hubungan emosional yang sebelumnya telah
terjalin lama menjadi pertimbangan penting untuk memberikan dukungan. Ramadhan Pohan, caleg DPRRI Sumut 1, mencoba
memberikan tawaran kesepakatan dengan salah seorang tokoh organisasi pemuda untuk meraih suara di lokasi yang telah disepakati. Ramadhan
97
Wawancara dengan IL, 13 Oktober 2014, di Medan.
80
kemudian menyetujui permintaan dari tokoh organisasi pemuda kecuali pemberian uang secara langsung untuk mendapatkan suara. Ramadhan
hanya memberikan bantuan berupa konsumsi pertemuan dan alat peraga yang dibutuhkan untuk dibagikan ke anggota organisasi dan jaringannya.
Hasilnya, Ramadhan tidak banyak mendapatkan suara di daerah-daerah sebagaimana yang disepakati dan dia tidak terpilih menjadi anggota DPR
RI Periode 2014-2019.
98
Hal yang berbeda dialami oleh Ruhut, yang menjalin kesepakatan dengan Pemuda Pancasila dan FKPPI secara langsung dengan tokoh
organisasi pemuda di tingkat desa atau lingkungan, tanpa melalui Pengurus Wilayah Sumatera Utara. Kesepakatan dilakukan langsung
dengan pimpinan ranting tingkat lingkungan tanpa unsur pimpinan di atasnya. Ruhut dan tim suksesnya sangat ketat melakukan pengawasan
dari kesepakatan yang telah dijalin dengan beberapa pimpinan organisasi pemuda secara langsung di tingkatan desa atau lingkungan. Hasilnya
Ruhut memperoleh suara yang cukup di wilayah yang menjadi basis kampanyenya. Meskipun tingkat popularitas Ruhut yang sangat tinggi
karena relatif dikenal oleh sebagian besar pemilih di Dapil Sumut 1, tetapi Ruhut menjalankan strategi pemenangan yang sangat ketat untuk
memastikan suara yang hendak diperolehnya.
99
Ketiga narasumber yang disebutkan di atas, secara terpisah, menjelaskan bahwa struktur organisasi pemuda di Sumatera Utara
Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI yang telah terbentuk hingga ke tingkat desa atau lingkungan, memudahkan mereka untuk menawarkan
kerjasama kepada setiap caleg agar meraih suara dalam Pemilu. Tidak semua jenjang atau tingkatan organisasi pemuda mengikuti arahan atau
98
Wawancara dengan seorang caleg DPR RI, 10 Oktober, di Medan. Salah seorang kerabatnya tercatat sebagai kader dan tokoh Pemuda Pancasila di Sumatera Utara yang disegani karena mengetahui sejarah pembentukan
Pemuda Pancasila di Sumatera Utara.
99
Wawancara dengan RS, 5 September 2014, di Medan.
81
perintah pimpinan organisasi, walaupun selalu saja pimpinan organisasi di atasnya memberikan arahan atau perintah dalam menggerakkan
anggota organisasi. Situasi itu terjadi karena beragamnya kepentingan yang ada di antara pimpinan organisasi pemuda sehingga tidak selalu
sesuai dengan keinginan anggota organisasi. Keterikatan
pemuda sebagai
anggota organisasi
dengan institusinya, hampir seluruhnya, hanya didasarkan oleh pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tidak sedikit anggota organisasi pemuda yang mendapatkan uang dengan cara memberi jasa keamanan dan
petugas parkir di wilayah-wilayah tertentu. Jarang ditemukan seorang anggota organisasi pemuda yang aktif dalam kegiatan organisasi
dilakukan atas pengabdian dirinya untuk melakukan aktivitas sosial yang dapat meningkatkan harkat dan martabat pemuda. Atas dasar itulah,
anggota organisasi pemuda sulit untuk menjalankan arahan atau perintah dari pimpinan organisasi jika tidak diiringi dengan imbalan materi yang
sesuai dengan perintah tersebut. Keterlibatan anggota organisasi pemuda dalam kegiatan pemilu
seharusnya dapat mendorong mereka untuk menjalin kesepakatan dengan calon anggota legislatif agar sangat memperhatikan kegiatan organisasi
pemuda. Tokoh, pimpinan, dan anggota organisasi pemuda diharapkan meminta seluruh caleg yang menjalin kesepakatan harus menjadi bagian
dari hidup dan matinya organisasi pemuda. Sehingga proses regenerasi elit partai politik, yang salah satu sumbernya dari organisasi pemuda,
dapat berlangsung secara berkelanjutan dalam kuantitas maupun kualitasnya. Pimpinan organisasi pemuda harus dapat memastikan bahwa
mereka memiliki wakil di DPR yang secara serius memperhatikan aktivitas perkembangan pemuda di daerah. Aspirasi pemuda di daerah
dengan cepat akan mendapat respon dari pengambil kebijakan di legislatif maupun eksekutif.
82
Kesepakatan yang terjalin seharusnya tidak selalu dilakukan atas dasar transaksional, tetapi lebih dipertimbangkan pemikiran atau gagasan
untuk meminimalisir persoalan yang dihadapi pemuda di daerah. Proses regenerasi tokoh politik yang diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat hanya dapat diperoleh jika sumber dari rekrutmen itu terjadi secara alamiah. Kadar alamiah itu terkait dengan
kebutuhan bersama yang menjadi prioritas untuk diperoleh bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Aktivitas organisasi
pemuda di Sumatera Utara dalam kegiatan politik diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik
dalam posisinya sebagai pelaku, pemerhati, atau penerima manfaat. Oleh karena itu, bentuk transaksi yang seharusnya dilakukan oleh pimpinan
atau tokoh organisasi pemuda adalah dengan melihat ide, gagasan, dan rekam jejak para caleg yang akan dibantu mendapatkan suara. Semakin
baik ide, gagasan, dan rekam jejak yang menjadi pertimbangan maka akan semakin banyak kegiatan dukungan yang harus diberikan. Jika ide,
gagasan, dan rekam jejak itu menjadi pertimbangan utama dalam memberi dukungan maka proses regenerasi elit politik di tingkat lokal
dan nasional akan berjalan dalam kadar kualitas yang sangat baik.