Pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 di Dapil Sumut 1 DPR RI

57 Penentuan besarnya daerah pemilihan disesuaikan dengan jumlah penduduk di daerah tersebut. 78 Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi 3 Daerah Pemilihan dan diikuti 353 calon anggota legislatif yang berasal dari 12 partai politik. Berikut daftar daerah pemilihan, jumlah calon anggota legislatif, dan anggota legislatif. Tabel 2.3. Daerah Pemilihan, Jumlah Calon Anggota Legislatif, dan Anggota Legislatif DPR dari Provinsi Sumatera Utara No. Daerah Pemilihan KabupatenKota Jumlah Caleg Jumlah Kursi 1. Sumatera Utara 1 Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi 119 10 2. Sumatera Utara 2 Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunung Sitoli, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir 118 10 3. Sumatera Utara 2 Asahan, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Simalungun, Pak-Pak Bharat, Dairi, Karo, Binjai, Langkat, Batubara 116 10 Jumlah 353 30 Sumber: Data KPU, 2014. Daerah Pemilihan Sumut 1 untuk Dewan Pemilihan Rakyat DPR menampilkan 119 calon anggota legislatif dari 12 partai politik peserta Pemilu 2014. Para calon anggota legislatif itu akan berkompetisi meraih suara terbanyak di masing-masing partai politik dengan menggunakan sistem proporsional daftar terbuka. Sistem pemilu tersebut menjadikan 78 Data lengkap mengenai hal ini dapat diakses di laman www.kpu.go.id tentang Pemilu 2014. 58 setiap calon anggota legislatif berupaya meraih suara terbanyak sehingga arena kompetisi tidak hanya terjadi antar partai politik, tetapi justru persaingan yang ketat akan terjadi di antara calon dalam satu partai politik. Oleh karena itu, kesulitan yang terjadi adalah membuat kesepaktan untuk mengawasi dari setiap kegiatan para calon sesama partai politik dari tujuannya masing-masing. Kompetisi sesama calon anggota partai politik membuat para pemilih di daerah pemilihan akan ditawarkan atau dijanjikan berbagai program kegiatan. Sulit untuk menciptakan area atau wilayah tertentu yang akan dijadikan basis perolehan suara masing-masing calon anggota legislatif. Selain itu, para pemilih yang terkelompok dalam organisasi masyarakat juga akan memiliki kesempatan untuk dijadikan sebagai objek kampanye secara bergantian oleh seluruh calon anggota legislatif. Merujuk pada jumlah calon anggota legislatif DPR dari Dapil Sumut 1, maka akan ada 119 calon yang akan bertemu dengan kelompok masyarakat dari bermacam karakteristiknya. Tahapan Pemilu 2014 yang sangat panjang bermula dari proses pencalonan di partai politik, kampanye, pemilihan, perhitungan suara, penetapan hasil pemilihan, dan menunggu sidang gugatan hasil pemilu harus dilalui oleh setiap calon anggota legislatif. Pada setiap tahapan pemilu, kegiatan yang terus menerus dilakukan calon anggota legislatif adalah membentuk tim sukses, mencari, bertemu, menyampaikan program, dan memastikan para pemilih ikut memilih dirinya pada 9 April 2014 di Tempat Pemungutan Suara TPS. Pada semua tahapan pemilu itu, seluruh potensi yang dimiliki para calon anggota legislatif digunakan untuk meraih simpati, disuka, dan kemudian dipercaya oleh pemilih. “….. semua tahapan pemilu menjadi titik-titik penting kegiatan. Makanya harus direncanakan dengan baik agar semua yang dilakukan bisa bermanfaat. Memang, saya harus pinter-pinter memilih orang-orang yang membantu saya, syaratnya harus 59 percaya. Trus, harus bisa yakin siapa yang akan dijumpai, apa yang mau dibawa sampe segala sesuatunya clear. Jadi biar orang percaya sama kita sebagai calon.” 79 Kompetisi yang ketat untuk mendapatkan suara maksimal mengharuskan setiap calon anggota legislatif melakukan aktivitas sosialisasi dan kempanye yang tepat, efisien, dan terukur. Persaingan tersebut dalam pelaksanaannya cenderung melakukan segala cara karena mayoritas pemilih menginginkan pemberian langsung berupa uang atau sesuatu barang dari para calon anggota legislatif. Bahkan hubungan yang telah terjalin antara calon anggota legislatif dengan konstituennya masih harus disertakan dengan pemberian “sesuatu” tersebut. Bantuan berupa materi dan nonmateri yang diberikan oleh calon anggota legislatif kepada konstituennya bukan menjadi pertimbangan satu-satunya bagi pemilih untuk kembali memilihnya pada saat pelaksanaan pemberian suara di TPS. 80 Hasil akhir dari pelaksanaan Pemilu 2014 pada 9 April 2014 telah terpilih 10 orang dari 119 calon anggota legislatif di Dapil Sumut 1. Hanya empat orang Irmadi Lubis, Meutya Hafid, Hasrul Azwar, dan Nurdin Tampubolon yang terpilih kembali menjadi anggota DPR Periode 2014-2019. Tifatul Sembiring dan Ruhut Poltak Sitompul terpilih kembali sebagai anggota DPR, tetapi pada Periode 2009-2014 bukan berasal dari Dapil Sumut 1. Sedangkan Mulfachri Harahap yang berhasil meraih suara terbanyak di PAN pernah terpilih sebagai anggota DPR Periode 2004-2009 dari Dapil Sumut 3, tetapi tidak terpilih pada Pemilu 2009. Dua orang disebut sebagai “wajah baru” yang mewakili Dapil Sumut 1 yaitu Prananda Surya Paloh dan dr. Sofyan Tan. 79 Wawancara dengan PSP, 6 Agustus 2014, pukul 16.30 di Medan. 80 Keterangan mengenai pemberian “sesuatu” dari calon anggota legislatif dengan konstituennya diperoleh dari hampir seluruh calon, sebut saja seperti Hasrul Azwar anggota DPRRI Periode 2009- 2014 dari Dapil Sumut 1, Ramadhan Pohan anggota DPRRI Periode 2009-2014 dari Dapil Jatim 2. 60 Tabel 2.4. Daftar Jumlah Calon Anggota Legislatif dari Partai Politik di Dapil Sumut 1 DPR RI No. Partai Politik Jumlah Caleg Caleg Terpilih Suara 1. Nasional Demokrat 10 1 Prananda Surya Paloh 46.233 2. PKB 10 - - - 3. PKS 9 1 Tifatul Sembiring 74.510 4. PDIP 10 1 H. Irmadi Lubis 46.039 2 dr. Sofyan Tan 113.716 5. Golkar 10 1 Meutya Hafid 45.232 6. Gerindra 10 1 H.R. M. Syafii, SH 46.438 7. Demokrat 10 1 Ruhut Poltak S., SH 34.685 8. PAN 10 1 Mulfachri Harahap, SH 47.280 9. PPP 10 1 Drs. H. Hasrul Azwar 43.908 10. Hanura 10 1 Ir. Nurdin Tampubolon 49.859 11. PBB 10 - - 12. PKPI 10 - - Jumlah 119 10 501.667 Sumber: Data KPU, 2014. Para calon anggota legislatif dari Dapil Sumut 1 memiliki latar belakang aktivitas kemasyarakatan yang beragam, tetapi hampir dipastikan mereka sebelumnya memiliki pengalaman sebagai anggota organisasi masyarakat. Tidak terkecuali bahwa sebagian dari para calon anggota legislatif pernah aktif di organisasi kemahasiswaan atau pemuda di Indonesia. Anggota DPR yang terpilih pada Pemilu 2014 dari Dapil Sumut 1 lihat Tabel 5.4. adalah politisi yang memiliki latar belakang aktivis organisasi yang kuat, kecuali Prananda Surya Paloh yang tidak begitu dikenal latar belakang aktivis organisasinya. 61

BAB III RELASI ORGANISASI PEMUDA DENGAN CALON ANGGOTA

LEGISLATIF PADA PEMILU 2014

3.1. Tokoh Pemuda dan Calon Anggota DPR Dapil Sumut 1 dalam Pemilu 2014

Organisasi pemuda di Sumatera Utara yang selalu aktif dalam setiap kegiatan Pemilihan Umum adalah Pemuda Pancasila, Ikatan Pemuda Karya, FKPPI. Ketiga organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara itu menjadi salah satu sumber suara yang dapat diperoleh dari para calon anggota DPR. Melalui para tokoh organisasi pemuda itu, mayoritas calon anggota legislatif berupaya untuk bertemu dan berharap mendapat dukungan organisasi. Bentuk dukungan yang nyata di antaranya adalah tokoh dan pimpinan organisasi pemuda memerintahkan anggota masing- masing organisasi untuk memilih calon anggota legislatif dan mencari tambahan suara. Selain itu, untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi di TPS, maka pimpinan organisasi pemuda diyakini memiliki kemampuan untuk memberi perintah kepada kader-kadernya menjaga perolehan suara. Tidak hanya menjaga, tetapi lebih dari itu diupayakan menambah suara di TPS dengan cara apapun termasuk menggunakan ancaman. Sumber kekuasaan yang dimiliki oleh tokoh Pemuda Pancasila di Sumatera Utara berasal dari kekuatan fisik dan keberanian untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti kehendaknya. Dari kekuatan fisik itu, pengaruh para tokoh Pemuda Pancasila semakin kuat pada saat mereka memperoleh kekayaan atau ekonomi. 81 Sedangkan cara-cara 81 Lihat penjelasan Miriam Budiardjo tentang sumber-sumber kekuasaan. Miriam Budiardjo. 1984. “Konsep Kekuasaan: Tinjauan Pustaka”. dalam Miriam Budiardjo. Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Gramedia. hal. 13. Lihat juga Charles F. Andrain. 1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. hal. 130. 62 penggunaan kekuasaan paksaan, mereka lakukan dengan cara paksaan seperti mengancam, melukai, bahkan membunuh kepada orang lain yang tidak mengikuti keinginannya. Antonio Gramschi menyebutnya sebagai praktek dominasi atau penindasan. 82 Oleh karena praktik kekuatan fisik dan uang itu pula yang kemudian banyak pihak menyebut sebagian besar prilaku anggota organisasi pemuda di Sumatera Utara mirip dengan premanisme. Namun, bukan berarti prilaku kekerasan dan uang yang sering dilakukan tokoh organisasi pemuda tidak disukai oleh masyarakat. Sebagian dari tokoh organisasi pemuda itu menjadi anggota dan pengurus partai politik dan terpilih menjadi anggota legislatif serta pejabat eksekutif di Provinsi Sumatera Utara. Jabatan formal yang diperoleh kader Pemuda Pancasila digunakan secara lebih otonom dalam menentukan pilihannya pada saat kebijakan otonomi daerah diberlakukan tanpa perlu mendapatkan persetujuan dari para elit politik di Jakarta. Potensi kekuatan fisik yang dimiliki oleh organisasi pemuda di Sumatera Utara menjadi kekuatan sekaligus kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh calon anggota legislatif. Pada saat Pemilu 2014 di Dapil Sumut 1 DPR, tercatat beberapa nama calon anggota legislatif yang menjadi anggota atau pengurus organisasi pemuda di tingkat pusat maupun daerah. Keberadaan mereka akan berimplikasi pada perebutan basis suara yang diyakini dapat memberikan suara. Oleh karena itu, mereka akan berusaha mendapatkan dukungan yang sama dari tokoh dan pimpinan organisasi. 82 Penjelasan tentang cara-cara penggunaan kekuasaan lihat Antonio Gramsci. 1971. Selections from Prison Notebooks. London: Lawrence and Wishart. Dikutip dalam Muhadi Sugiono. 1999. Kritik Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Roger Simon. 2000. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Insist Press.