Tokoh Pemuda dan Calon Anggota DPR Dapil Sumut 1 dalam Pemilu 2014
62
penggunaan kekuasaan paksaan, mereka lakukan dengan cara paksaan seperti mengancam, melukai, bahkan membunuh kepada orang lain yang
tidak mengikuti keinginannya. Antonio Gramschi menyebutnya sebagai praktek dominasi atau penindasan.
82
Oleh karena praktik kekuatan fisik dan uang itu pula yang kemudian banyak pihak menyebut sebagian besar prilaku anggota
organisasi pemuda di Sumatera Utara mirip dengan premanisme. Namun, bukan berarti prilaku kekerasan dan uang yang sering dilakukan tokoh
organisasi pemuda tidak disukai oleh masyarakat. Sebagian dari tokoh organisasi pemuda itu menjadi anggota dan pengurus partai politik dan
terpilih menjadi anggota legislatif serta pejabat eksekutif di Provinsi Sumatera Utara. Jabatan formal yang diperoleh kader Pemuda Pancasila
digunakan secara lebih otonom dalam menentukan pilihannya pada saat kebijakan otonomi daerah diberlakukan tanpa perlu mendapatkan
persetujuan dari para elit politik di Jakarta. Potensi kekuatan fisik yang dimiliki oleh organisasi pemuda di
Sumatera Utara menjadi kekuatan sekaligus kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh calon anggota legislatif. Pada saat Pemilu 2014 di
Dapil Sumut 1 DPR, tercatat beberapa nama calon anggota legislatif yang menjadi anggota atau pengurus organisasi pemuda di tingkat pusat
maupun daerah. Keberadaan mereka akan berimplikasi pada perebutan basis suara yang diyakini dapat memberikan suara. Oleh karena itu,
mereka akan berusaha mendapatkan dukungan yang sama dari tokoh dan pimpinan organisasi.
82
Penjelasan tentang cara-cara penggunaan kekuasaan lihat Antonio Gramsci. 1971. Selections from Prison Notebooks. London: Lawrence and Wishart. Dikutip dalam Muhadi Sugiono. 1999. Kritik
Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Roger Simon. 2000. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Insist Press.
63 Tabel 3.1.
Daftar Calon Anggota DPR dari Dapil Sumut 1 yang Menjalin Relasi dengan PP, IPK, dan FKPPI di Sumatera Utara
No. Nama
Asal Partai Jalinan Relasi
1. Irmadi Lubis
PDIP Pemuda Pancasila
2. Muetya Hafid
Golkar Pemuda Pancasila
3. Leo Nababan
Golkar Ikatan Pemuda Karya
4. Hardi Mulyono
Golkar Pemuda Pancasila
5. Ruhut Poltak Sitompul
Demokrat Pemuda Pancasila FKPPI
6. Hasrul Azwar
PPP Pemuda Pancasila
7. Nurdin Tampubolon
Hanura Pemuda Pancasila FKPPI
Sumber: hasil penelitian, 2014.
Pimpinan organisasi pemuda seperti Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI berpendapat bahwa partisipasi organisasi pemuda dalam Pemilu
2014 di Sumatera Utara menjadi keharusan. Bentuk nyata dari partisipasi tersebut adalah memberikan dukungan kepada calon anggota DPR
dengan kriteria yang disepakati oleh pimpinan organisasi. Secara umum relasi yang terjalin tersebut menggunakan pola yang sama di semua
organisasi pemuda. Oleh karena itu, penjelasan yang akan ditulis tidak dilakukan di setiap organisasi pemuda karena alasan kesamaan pola yang
terjadi. Relasi yang terjalin di antara calon anggota akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Dukungan yang diberikan adalah ikut serta membantu para calon anggota DPR berkampanye, memberi perintah kepada anggota organisasi
untuk memilih calon yang didukung, dan mempengaruhi pemilih lainnya agar mencoblos calon tersebut. Memastikan dukungan yang diberikan
kepada calon anggota DPR sesuai dengan jumlah suara yang ingin diperoleh maka ketua organisasi pemuda harus merancang mekanisme
kerja pemenangan.
64
“…kami di Pemuda Pancasila itu membuat perintah kepada seluruh anggota organisasi tingkat cabang sampe ke ranting. Kalau apapun
kegiatannya pasti perintah itu akan dipatuhi seperti sanki pemecatan organisasi. Mekanisme kami kepada anggota cuma satu
yaitu perintah. Waktu Pemilu lalu, yang kami utamakan dukungan itu dari kader PP, setelah itu baru yang lain kalau tidak ada. Kami
buat komitmen dulu dengan calon-calon itu, kalau nggak gitu, gak ada manfaatnya sama kami.”
83
Bentuk komitmen yang terjalin antara pimpinan organisasi pemuda dengan calon anggota DPR adalah dukungan suara, kegiatan sosialisasi,
dan pasca pemilihan. Ketua organisasi pemuda diminta untuk memberikan suara kepada calon anggota DPR yang didukung. Untuk
mendapatkan suara itu maka calon anggota DPR akan memberikan bantuan pendanaan setiap kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi
dalam rangka mendapatkan suara. Pasca terpilih sebagai anggota DPR, maka calon yang didukung harus selalu membantu kelancaran kegiatan
organisasi secara umum dan kepentingan pimpinan organisasi terkait urusan pribadi.
84
“…kita perlu ikut partisipasi dalam Pemilu itu karena kegiatan organisasi kita juga harus berlangsung karena kita juga harus tau
apa kerja DPR ini. Jangan dipilih orang-orang yang gak mau tau dengan kita pemuda ini. Orang itu kan harus tau juga kalau FKPPI
juga lahirnya dari pemerintah khususnya ABRI waktu dulu. Jadi, harus ikutlah memberi dukungan sama calon anggota DPR itu.
Cuma masing-masing sudah harus tau adat istiadatnya.”
85
Seorang calon anggota DPR yang menginginkan suara dari anggota organisasi pemuda bertemu dengan seorang tokoh salah satu organisasi
83
Wawancara dengan Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 8 Agustus 2014, pukul 14.00 Wib di Medan. Penjelasan yang hampir sama juga diutarakan oleh NS, 9 Agustus 2014,
pukul 17.00 Wib di Medan.
84
Urusan pribadi yang dimaksud adalah urusan yang tidak terkait dengan program pemerintah, tetapi kepentingan pribadi seperti meminta bantuan untuk meluluskan ujian masuk Pegawai Negeri Sipil
PNS di instansi tertentu, membantu memuluskan seseorang untuk jabatan di birokrasi, dan lain sebagainya.
85
Wawancara dengan NS, 9 Agustus 2014, pukul 17.00 Wib di Medan.
65
pemuda yang masih memiliki pengaruh. Setelah bertemu, calon tersebut membuat kesepakatan dengan ketua organisasi pemuda itu untuk
mendapatkan suara. Untuk memastikan jalinan relasi antara calon anggota DPR dan pimpinan organisasi pemuda sesuai dengan
kesepakatan tergantung dari lamanya perkenalan dan hubungan yang telah dilakukan. Semakin lama jalinan hubungan terjadi tanpa ada pihak
yang merasa kecewa maka semakin mendekati kepastian kesepakatan akan dipatuhi masing-masing pihak. Pimpinan organisasi pemuda tidak
begitu memperhatikan rekam jejak calon anggota DPR yang didukung. Alasan pemberian dukungan hanya dilakukan atas dasar hubungan yang
telah terjalin dari masing-masing pihak serta dukungan pendanaan yang dimiliki oleh calon anggota DPR yang akan didukung.
Penjelasan yang disampaikan oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara bahwa dukungan suara akan diberikan kepada calon yang
didukung dari anggota organisasi di daerah pemilihan. Melalui pengurus di tingkat cabang, diharapkan suara dapat diberikan kepada calon anggota
DPR yang didukung. Hitungan suara yang akan diperoleh berasal dari jumlah anggota aktif yang selalu mengikuti kegiatan organisasi. Setiap
anggota organisasi diwajibkan mencari sebanyak-banyaknya suara dari orang-orang yang tinggal serumah, tetangga, teman, dan kerabat. Data
pemilih menjadi rujukan untuk mencari suara dengan jumlah tertentu di setiap TPS. Pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap DPT
kemudian didaftarkan sebagai pemilih yang sudah dipengaruhi untuk memilih calon anggota DPR yang didukung.
Calon anggota DPR yang didukung oleh organisasi pemuda akan mendengarkan penjelasan ketua organisasi pemuda tentang potensi suara
yang dapat diraih. Penjelasan itu sangat penting didengar oleh calon anggota DPR, agar dapat memastikan perolehan suara yang ingin didapat.
Struktur organisasi yang tersebar dari mulai tingkat provinsi hingga
66
kecamatan, jumlah anggota yang dimiliki, dan pengaruh tokoh serta pimpinan organisasi menjadi pertimbangan penting bagi calon anggota
DPR untuk mendekati organisasi pemuda di Sumatera Utara. Selain mengharapkan suara, calon anggota DPR meminta agar diberikan
bantuan pengamanan di daerah pemilihannya pada setiap tahapan pemilihan.
86
Oleh karena itu, ketika bertemu dengan pimpinan organisasi pemuda, calon anggota DPR mengharapkan jumlah suara yang nyata
pada daerah pemilihan yang menjadi area kompetisi. “…hubungan saya dengan tokoh senior maupun ketua organisasi
pemuda seperti PP sudah lama. Jadi, bukan hanya pada saat pemilu ini, tetapi berpuluh-puluh tahun sebelumnya. Saya bertemu dengan
mereka dan minta untuk dibantu agar saya bisa menang. Mereka pun akan membantu saya, caranya memberi perintah anggotanya
untuk buat kegiatan, mengenalkan saya untuk dipilih. Anggotanya kan banyak, tinggal didekati dan dikasi perintah aja.”
87
Potensi suara yang bisa diperoleh dihitung secara, meskipun tidak dapat dipastikan jumlahnya, tetapi antara calon anggota DPR dan
pimpinan organisasi pemuda telah memahami akan mendapatkan suara tersebut. Setelah itu, rancangan kegiatan untuk melakukan sosialisasi
calon anggota DPR yang didukung disepakati secara bersama. Jika ketua organisasi membuat acara untuk memperkenalkan calon anggota DPR
yang didukung kepada anggotanya, maka calon tersebut akan membantu pendanaan untuk acara itu. Jumlah biaya yang dibantu adalah untuk
pembelian konsumsi, transportasi, dan honor panitia yang mengatur acara tersebut. Tidak begitu banyak program penting yang disampaikan pada
acara pertemuan untuk memperkenalkan calon anggota DPR yang didukung. Hanya semacam memberikan instruksi dan perintah bahwa
86
Bantuan pengamanan yang dimaksud adalah menjaga alat peraga spanduk, selebaran, baleho, dan lain sebagainya, bertemu dengan para pemilih, dan tidak dicurangi pada saat hari pemilihan di TPS
daerah pemilihan.
87
Wawancara dengan HA, calon anggota DPR dari Dapil Sumut 1, 15 Agustus 2014, pukul 21.00 Wib di Medan.
67
pada saat di TPS, seluruh anggota PP, teman, maupun kerabatnya agar memilih calon anggota DPR yang didukung oleh PP. Tidak ada dialog
maupun diskusi yang mempertanyakan program penting dari calon anggota DPR yang didukung. Penyampaian program dianggap bukan
sesuatu yang dianggap penting untuk disampaikan karena antara calon anggota DPR dan pimpinan organisasi pemuda sudah sama-sama
mengetahuinya. Setiap organisasi pemuda, tidak hanya memberi dukungan kepada
satu calon anggota DPR. Ada beberapa calon anggota DPR yang juga diberikan dukungan meskipun berasal dari daerah pemilihan yang sama.
Terkait dengan dukungan yang diberikan tersebut, pimpinan organisasi pemuda menentukan skala prioritas kepada siapa dukungan itu diberikan.
Pertimbangan untuk menentukan skala prioritas itu adalah hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan bukan dilakukan atas dasar program
yang ditawarkan apalagi prestasi yang telah dilakukan oleh calon anggota DPR di daerah tersebut. Semakin baik hubungan yang saling
menguntungkan itu berlangsung maka semakin tinggi skala prioritas yang ditentukan untuk didukung oleh pimpinan organisasi pemuda. Selain itu,
faktor pendanaan menjadi pertimbangan kedua untuk menentukan skala prioritas dukungan. Jika pendanaan dari calon anggota DPR yang
didukung untuk kegiatan sosialisasi kecil maka semakin kecil pula skala prioritas untuk dibantu meraih suara.
Dukungan yang diberikan oleh pimpinan organisasi pemuda kepada calon anggota DPR di Daerah Pemilihan Sumut 1, dilakukan
secara konsisten. Pertimbangan skala prioritas dan transaksi kegiatan yang diputuskan oleh pimpinan organisasi pemuda menjadi pedoman
dalam menjalankan program aksinya. Hubungan yang saling
menguntungkan dan transaksional menjadi pertimbangan penting oleh pimpinan organisasi pemuda dalam memberikan dukungan kepada calon
68
anggota DPR di Dapil Sumut 1. Kedua bentuk relasi tersebut menjadi penting dilihat dari pelaksanaan kegiatan pemberian dukungan secara
nyata dari pimpinan organisasi pemuda kepada anggotanya. “…beberapa kegiatan yang dibuat sama PP, saya hadiri. Saya juga
memberikan bantuan dana untuk kegiatan itu. Acaranya yah…internal mereka, saya hadir dan diperkenalkan. Trus, bagi-
bagi hadiah, nyebarin selebaran. Di acara itu, ketua PP wilayah, cabang, sampe ranting ada. Memang tidak banyak yang hadir,
hanya pengurus organisasi dan beberapa anggota yang dianggap penting saja. Itu penjelasan dari pengurus wilayah.”
88
Pada saat hari pemilihan digelar, setelah kegiatan sosialisasi dilakukan, anggota organisasi pemuda yang ditugaskan oleh ketuanya
masing-masing, menjaga TPS secara bergiliran dari daftar petugas yang sudah diberikan. Tidak hanya menjaga, tetapi mereka juga mendatangi
rumah para pemilih di sekitar TPS itu untuk hadir dan memberikan suara. Sebagian dari mereka juga diberikan tugas untuk menjadi anggota
Kelompok Panitia Pemungutan Suara KPPS.
89
Sangat penting bagi anggota organisasi pemuda melaksanakan perintah yang telah diberikan
dari ketua organisasinya. Jika perolehan suara didapat sesuai target yang ditentukan maka anggota organisasi yang diberikan tugas akan
mendapatkan apresiasi khusus seperti diberikan uang, jabatan yang dapat menghasilkan uang, dan tugas-tugas lainnya.
“…kami punya gaya perintah yang khusus ke semua anggota organisasi. Kita kasi orang itu maksudnya anggota organisasi
makan, ya harus bisa menjalankan perintah organisasi. Kalau gak bisa kita pecat, kalau bisa kita kasih penghargaan. Waktu di TPS,
anggota itu kita berikan tanggung jawab lah. Berapa suara yang
88
Wawancara dengan IL, calon anggota DPR PDIP dari Dapil Sumut 1, 24 Juli 2014, pukul 15.30 di Medan.
89
KPPS adalah petugas pemilu di TPS untuk melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara serta mengirimnya ke Panitia Pemilihan Suara PPS di kelurahan. Peneliti tidak dapat menemukan data
pasti berapa jumlah anggota organisasi pemuda yang ditugaskan sebagai KPPS maupun tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan organisasinya.
69
bisa kau kasi untuk calon DPR yang kita dukung. Harus jelas itu semua kalau kita mau ngasih dukungan.”
90
Kesetiaan anggota organisasi kepada ketuanya menjadi indikator utama untuk menentukan jalannya perintah pimpinan. Kesetiaan itu juga
yang membuat roda organisasi dapat berlangsung secara terus menerus. Ketergantungan anggota organisasi kepada pimpinan dan institusinya
berlangsung atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup. Organisasi pemuda seperti PP, IPK, dan FKPPI, bagi mayoritas anggotanya, menjadi salah
satu wadah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Atas dasar itulah, maka mereka memberikan loyalitas kepada pimpinan dan institusnya
sendiri. Perintah dan cara memenangkan calon anggota DPR yang
didukung dari pimpinan organisasi disebarkan ke seluruh wilayah yang disesuaikan dengan daerah pemilihan. Untuk Dapil Sumut 1, maka
perintah pengurus wilayah Sumatera Utara akan disebarkan ke Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Keempat
daerah pemilihan itu, menjadi arena kompetisi di antara anggota organisasi pemuda yaitu PP, IPK, dan FKPPI. Pada tingkat akar rumput,
masing-masing anggota organisasi mencoba mempengaruhi para pemilih di sekitar tempat tinggal dan aktivitas keseharian mereka. Masing-masing
organisasi telah “memiliki wilayah” binaan dan sepertinya telah menjadi kesepakatan tidak tertulis. Satu organisasi tidak akan memasuki wilayah
yang telah “dikuasai” organisasi yang lain. Oleh karena itu, pada Pemilu 2014 lalu, wilayah untuk melakukan kampanye atau penjagaan TPS sulit
akan terjadi perebutan suara di antara ketiga organisasi pemuda tersebut. Kota Tebing Tinggi misalnya, ketiga organisasi pemuda tersebut
bila menentukan afiliasi politiknya kepada partai tertentu, kerapkali
90
Wawancara dengan Boyke Turangan, Ketua MPC PP Kota Medan, 19 Juni 2014, pukul 11.30 Wib, di Medan.
70
bergantung kepada afiliasi politik pimpinannya atau ketua. IPK Kota Tebing Tinggi yang dipimpin Erik Sitorus berafiliasi ke Partai Demokrat
karena Erik merupakan anggota DPRD Kota Tebing Tinggi periode 2009-2014 dan caleg untuk DPRD Sumatera Utara Dapil Sumut 3 juga
dari Partai Demokrat. Sedangkan organisasi FKPPI dipimpin oleh Ferry Lukas Tarigan yang merupakan caleg DPRD Kota Tebing Tinggi Dapil
Tebing Tinggi 1 dari Partai Golkar, sehingga FKPPI berafiliasi ke Partai Golkar pada Pemilu tahun 2014.
Prioritas dukungan yang diberikan Ketua Pemuda Pancasila Kota Tebing Tinggi kepada calon anggota DPR adalah kepada Hardi Mulyono
dan Meutya Hafid Partai Golkar nomor urut 10 dan 2. Proses pemberian dukungan tersebut karena hubungan antara Hardi Mulyono dengan Syafri
Chap, Ketua PP Kota Tebing Tinggi, sudah lama terjalin. Tetapi pada saat kampanye dan hari pemilihan, Hardi Mulyono, tidak dapat secara
penuh memberikan bantuan dana untuk kegiatan pemenangan. Atas alasan itu, Hardi Mulyono tidak berhasil meraih suara maksimal di Kota
Tebing Tinggi dan gagal terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Sumut 1. Sedangkan, Meutya Hafid terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil
Sumut 1. Organisasi Pemuda Pancasila Tebing Tinggi sampai sekarang
masih dipimpin oleh tokoh kawakan HM Syafri Chap, yang telah memimpin Partai Golkar Tebing Tinggi sejak tahun 1990-an. Selama
kepemimpinannya, Partai Golkar Tebing Tinggi selalu keluar sebagai pemenang Pemilu legislatif di Kota Tebing Tinggi mulai dari Pemilu
1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014. Buah dari kemenangan Partai Golkar adalah dengan duduknya HM Syafri Chap di kursi Ketua DPRD Kota
Tebing Tinggi hasil Pemilu 1999, 2004 hingga 2009. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa kemenangan Partai Golkar selama beberapa
momentum pemilihan umum baik sebelum maupun sesudah reformasi di
71
Kota Tebing Tinggi tidak terlepas dari peran organisasi Pemuda Pancasila yang diorganisir oleh HM Syafri Chap. Meskipun menerapkan gaya
kepemimpinan yang sentralistis otoriter namun HM Syafri Chap telah berhasil membangun sebuah kekuatan yang memiliki posisi tawar
bargaining position yang tinggi dalam peta politik dan pemerintahan di Kota Tebing Tinggi hingga sekarang. Bukan hanya pada momentum
pemilu legislatif di Kota Tebing Tinggi, pada momentum pemilihan lainnya seperti pemilihan gubernur pun organisasi Pemuda Pancasila
selalu diperhitungkan. Contoh menarik terjadi pada Pilgub secara langsung yang pertama kali tahun 2008, dimana suara kader Pemuda
Pancasila diarahkan kepada pasangan Syamsul Arifin – Gatot Pudjo Nugroho Sampurno, padahal Partai Golkar waktu itu mencalonkan juga
Ketua Golkar Sumut Ali Umri yang berpasangan dengan H Maratua Simanjuntak. Alasan HM Syafri Chap adalah Syamsul Arifin merupakan
temannya sejak puluhan tahun, sehingga ada ungkapan beliau bahwa “istilah mantan Ketua ada, tetapi mantan kawan tidak pernah ada”.
Khusus pada Pemilu legislatif tahun 2014, afiliasi politik organisasi Pemuda Pancasila Tebing Tinggi tetap diarahkan kepada Partai Golkar
dengan sebab yang sama, yakni kedua organisasi tersebut Pemuda Pancasila dan Partai Golkar dipimpin oleh orang yang sama, yakni HM
Syafri Chap. Dari 5 kuri DPRD Kota Tebing Tinggi yang berhasil diperoleh Partai Golkar, 4 di antaranya diduduki oleh kader Pemuda
Pancasila Tebing Tinggi, yakni Ibrahim Nasution, Basharuddin , Yuridho Chap anak kandung HM Syafri Chap dan Hendra Gunawan menantu
HM Syafri Chap. Selain pada DPRD Kota, dukungan Pemuda Pancasila Tebing Tinggi juga diberikan kepada calon anggota DPR Dapil Sumut 1
dari Partai Golkar. Hasilnya, perolehan suara Partai Golkar Dapil Sumut 1 di Kota Tebing Tinggi merupakan yang tertinggi dibandingkan partai
politik lainnya.
72
Di antara 10 orang calon anggota DPR Dapil Sumut 1 dari Partai Golkar, yang mendapat dukungan resmi dari Pemuda Pancasila adalah
Meutya Hafid dan Hardi Mulyono.
91
Pola relasi yang terjadi di antara caleg DPR-RI tersebut dengan organisasi Pemuda Pancasila tetap melalui
satu perintah yakni melalui HM Syafri Chap. Kedua caleg tersebut menemui HM Syafri Chap untuk meminta dukungan resmi dari Pemuda
Pancasila agar mengarahkan para kadernya untuk mendukung Meutya dan Hardi. Hasilnya, dari 10 caleg DPR-RI Dapil Sumut 1 Partai Golkar,
Meutya berhasil memperoleh suara tertinggi di Tebing Tinggi. Transaksi yang terjadi di antara Pemuda Pancasila Tebing Tinggi
dengan Meutya adalah pemberian dana yang diperuntukkan bagi operasional kegiatan kampanye. Meutya hanya berpartisipasi mendukung
terselenggaranya kegiatan kampanye Partai Golkar di Tebing Tinggi, dengan menyediakan alat-alat peraga kampanye serta bantuan materil
penyelenggaraan kampanye. Sebagaimana pada pemilu sebelumnya, komitmen politik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dengan
calon anggota DPR adalah bila calon tersebut terpilih adalah membantu kegiatan PP di Kota Tebing Tinggi jika diperlukan. Komitmen Meutya
dengan tokoh PP dapat terjalin karena adanya jaminan dari salah seorang tokoh yang berkedudukan di Jakarta.
Suasana yang tidak begitu berbeda juga terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemuda Pancasila di Kabupaten Serdang Bedagai
memberikan prioritas dukungan kepada Hardi Mulyono. Tetapi dalam perjalanan kampanye, Hardi Mulyono, tidak memberikan kebutuhan yang
diperlukan untuk kegiatan pemenangan. Dukungan itu kemudian berubah diberikan kepada Irmadi Lubis atas perintah Ketua PP Wilayah Sumatera
Utara dan Boyke Turangan, Ketua PP Kota Medan. Dasar pengalihan
91
Wawancara dengan Rusli, Sekretaris PP Kota Tebing Tinggi, 16 Juli 2014, pukul 17.00 Wib di Tebing Tinggi.
73
dukungan karena komitmen Irmadi Lubis untuk menyediakan kebutuhan kampanye terpenuhi. Syaiful Azhar, Ketua PP Serdang Bedagai,
menjelaskan bahwa pengalihan dukungan karena alasan operasional dan adanya perintah dari pengurus wilayah Sumatera Utara.
92
Irmadi Lubis terpilih menjadi anggota DPR Periode 2014-2019, meskipun tidak
ditemukan data yang pasti jumlah suara yang diperoleh berasal dari anggota Pemuda Pancasila Serdang Bedagai.
Ruhut Sitompul menjalin hubungan dengan FKPPI Kabupaten Serdang Bedagai. Basis suara yang direbut oleh Ruhut berasal dari
wilayah yang mayoritas pemilihnya beragama Kristen. Pengurus FKPPI tidak secara resmi mendukung Ruhut sebagai calon anggota DPR, tetapi
Ruhut mencari kader-kader FKPPI di Serdang Bedagai yang beragama Kristen untuk memberi dukungan dan mencari suara di daerah tersebut.
Relasi yang terjalin antara Ruhut dan kader-kader FKPPI tersebut dilakukan atas dasar transaksi yaitu memberikan sejumlah uang untuk
kegiatan kampanye dan pemberian “sesuatu” menjelang hari pemilihan. Ruhut membentuk tim sukses yang dipilih oleh orang-orang yang
dipercayanya mulai dari tingkat provinsi hingga kabupatenkota. Tidak ada komitmen secara organisasi yang dilakukan Ruhut dengan kader-
kader FKPPI di Kabupaten Serdang Bedagai, tetapi semua dilakukan secara transaksional dengan mengutamakan uang dan alasan kesamaan
agama. Ruhut terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil Sumut 1 dari Partai Demokrat Nomor Urut 1 dengan jumlah suara tertinggi di wilayah
yang mayoritas pemilihnya beragama Kristen di Kabupaten Serdang Bedagai.
93
Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah dengan jumlah pemilih terbesar kedua setelah Kota Medan. Wilayah ini menjadi arena kompetisi
92
Wawancara dengan Syaiful Azhar, 3 Juli 2014, pukul 10.30 Wib, di Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
93
Wawancara dengan RS, 21 Juli 2014, pukul 15.30 Wib, di Medan.
74
yang sangat dinamis bagi para calon anggota DPR yang menjalin relasi dengan organisasi pemuda. Hasrul Azwar, calon anggota DPR dari PPP
di Dapil Sumut 1, menjadikan Deli Serdang sebagai basis perolehan suaranya setelah Medan. Hasrul Azwar meminta Ketua MPW Pemuda
Pancasila membantunya untuk meraih suara dari anggota PP. Komitmen di antara mereka terjadi pada Pemilu 2014 karena hubungan yang telah
lama terjalin. Selain itu, Hasrul juga memberikan bantuan dana untuk kegiatan kampanye yang dilakukan oleh internal PP seperti pertemuan
dengan anggota organisasi, menyebarkan alat peraga, dan kegiatan untuk menjaga suara di beberapa TPS. Basis suara yang akan direbut berada di
wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan, wilayah yang jumlah pemilihnya terbesar di Kabupaten Deli Serdang.
94
Tidak begitu banyak pembicaraan program yang akan dilakukan oleh Hasrul pada saat kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh PP.
Beberapa acara yang dihadirinya hanya memperkenalkan dirinya kemudian membagikan alat peraga berupa kalender, spanduk, dan
lainnya. Hasil yang diperoleh HA dari jalinan hubungan dengan PP, meskipun tidak ditemukan jumlah pastinya, dipercaya menambah
perolehan suara bagi dirinya. Sebagai kader Partai Islam, Hasrul, hanya memberikan
penjelasan tentang
komitmennya untuk
lebih memberdayakan umat Islam seperti memberikan bantuan untuk anak-
anak muslim yang kesulitan sekolah dan membayar biaya guru ngaji di beberapa wilayah Kabupaten Deli Serdang. Hasrul Azwar terpilih
menjadi anggota DPR dari PPP di Dapil Sumut 1 pada Pemilu 2014. Kota Medan menjadi satu-satunya basis perebutan suara calon
anggota DPR dari Dapil Sumut 1. Selain jumlah pemilih yang paling besar di Sumatera Utara, wilayah Medan lebih mudah untuk dikunjungi
94
Wawancara dengan HA, calon anggota DPR dari Dapil Sumut 1, 15 Agustus 2014, pukul 21.00 Wib di Medan. Penjelasan serupa juga diperoleh dari wawancara dengan Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara, 8 Agustus 2014, pukul 14.00 Wib di Medan.
75
oleh para calon anggota DPR. Banyaknya jumlah organisasi pemuda di Kota Medan menyebabkan calon anggota DPR memilih organisasi yang
dipastikan akan membantu kemenangan dalam kompetisi Pemilu 2014. Selain itu, seluruh tokoh pemuda yang memiliki pengaruh menetap di
Kota Medan. Setiap calon anggota DPR yang telah mengetahui konfigurasi politik di Kota Medan akan sangat hati-hati dalam menjalin
relasi dengan organisasi pemuda di Medan. Organisasi Pemuda Pancasila memberikan dukungan karena
adanya kader Pemuda Pancasila yaitu Ajib Shah yang merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara yang berkeinginan memenangkan
Partai Golkar di Provinsi Sumatera Utara. Jika Partai Golkar menang di Sumatera Utara maka yang akan menjadi Ketua DPRD Sumatera Utara
adalah Ajib Shah. Untuk mewujudkan keinginan itu, maka Ketua MPW Pemuda Pancasila Anuar Shah, yang merupakan adik kandung Ajib Shah,
memberikan instruksi kepada seluruh kader PP untuk mendukung dan memenangkan Partai Golkar khususnya untuk Caleg DPRD Sumatera
Utara. Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan, Boyke Turangan,
mengarahkan kader PP untuk memilih Partai Golkar untuk Caleg DPRD Sumut, tetapi untuk DPR RI Boyke Turangan memberikan dukungan
kepada Irmadi Lubis caleg DPR RI asal PDI Perjuangan dikarenakan Boyke yang merupakan kader PDI Perjuangan dan mempunyai ikatan
emosional dengan Irmadi Lubis. Boyke juga mengatakan dibutuhkan dana untuk mensosialisasikan Irmadi Lubis melalui struktur organisasi.
Irmadi Lubis menepati perjanjian yang telah disepakati bersama dengan
76
Boyke.
95
Irmadi terpilih menjadi anggota DPR dari PDIP di Dapil Sumut 1 pada Pemilu 2014.
Keberuntungan yang didapat oleh PP tidak semulus IPK yang hanya mendukung calon anggota DPR dari kadernya sendiri, itu pun
harus ada kesepakatan bersama serta mampu menyediakan dana taktis untuk organisasi. Sejak meninggalnya Olo, IPK tidak cukup kuat lagi
melakukan aktivitas organisasi terutama menjalin relasi dengan para tokoh lokal dan nasional. Kondisi itu menjadi salah satu penyebab IPK
tidak memiliki kekuatan yang cukup dalam menjalin relasi dengan calon anggota DPR yang memiliki kemampuan untuk terpilih.
“… penyelenggaraan Pemilu 2014 masih diwarnai dengan money politic, jadi yang bisa menjadi anggota DPR hanya yang punya
duit, dengan duit para caleg calon legislatif sangat mudah mendekati dan mencari kantong-kantong suara, caleg tersebut
tinggal dating dan membagi kan uang tersebut kepada calon pemilihnya.”
96
Dukungan FKPPI kepada calon anggota DPR, diberikan kepada para kadernya. Ruhut Sitompul adalah salah seorang kader FKPPI yang
mencalonkan dirinya kembali menjadi anggota DPR dari Dapil Sumurt 1. Ruhut Sitompul mendapat dukungan GM FKPPI Kota Medan.
Komitmen yang dijalin antara Ruhut dengan pengurus GM FKPPI Kota Medan dilakukan secara transaksional. Ruhut tidak perlu turun langsung
ke daerah pemilihan untuk mensosialisasikan dirinya, cukup para kader FKPPI dan GM FKPPI yang bekerja termasuk memasang alat peraga
kampanyenya seperti spanduk, baleho, stiker, dan lain-lain. Untuk seluruh biaya kegiatan itu, Ruhut, memberikan dana operasional kepada
pengurus dan anggota GM FKPPI di Kota Medan. Selama ini, Ruhut,
95
Wawancara dengan IL, calon anggota DPR PDIP dari Dapil Sumut 1, 24 Juli 2014, pukul 15.30 di Medan. Penjelasan yang sama juga disampaikan dari wawancara dengan Boyke Turangan, Ketua MPC
PP Kota Medan, 19 Juni 2014, pukul 11.30 Wib, di Medan.
96
Wawancara dengan Basirun, Ketua DPD IPK Kota Medan, 19 Juni 2014, di Medan.
77
sering membantu kegiatan yang dilakukan FKPPI maupun GM FKPPI Kota Medan.