1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Tenaga Keperawatan
Membantu perawat mengidentifikasi dan membantu perawat untuk mengajarkan penggunaan mekanisme koping yang adaptif pada pasien kanker
payudara.
1.4.2 Bagi Pasien
Membantu pasien untuk memahami dan menggunakan koping yang adaptif dalam menjalani penyakitnya.
1.4.3 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi untuk menambah wawasan dan pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang cepat dan menginfiltrasikan
jaringan limfe dan pembuluh darah di dalam payudara Carpenito, 1999. Kanker payudara merupakan salah satu terbanyak ditemukan di Indonesia, biasanya kanker ini
ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas
Mansjoer, 2000.
Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar aksila ataupun supraklavikula. Kemudian melalui pembuluh darah
kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang dan otak Luwia, 2003.
2.1.2 Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kanker payudara, tetapi beberapa kemungkinan penyebabnya sebagai berikut Tim
CancerHelps, 2010 :
1. Faktor Usia
Kejadian kanker payudara akan semakin meningkat setelah usia remaja. 2.
Faktor Genetik Ada dua jenis gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 yang sangat mungkin menjadi factor
resiko kanker payudara. jika ibu atau saudara wanita mengidap penyakit kanker
Universitas Sumatera Utara
payudara, maka kemungkinan akan memiliki resiko untuk terkena penyakit payudara dua kali lipat.
3. Pemakaian Obat-obatan
Sebagai contoh, seorang wanita yang menggunakan terapi obat hormon pengganti hormone replacement therapy atau HRT seperti hormone ekstrogen akan
menyebabkan peningkatan resiko menderita penyakit kanker payudara. 4.
Diet Faktor diet dapat juga sebagai kemungkinan terjadinya kanker payudara. hal ini
berhubungan dengan tingginya diet asam lemak jenuh dan kurang mengkonsumsi vitamin C. tingginya intake alcohol mungkin juga berhubungan dengan
meningkatnya perkembangan kanker payudara http:digilib.unimus.ac.id, 2007. 5.
Trauma Penggunaan BH yang terbuat dari bahan kawat, akibat terjadi benturan dari bahan
tumpul, penggunaan bahan karsinogen http:digilib.unimus.ac.id, 2007.
2.1.3 Gambaran Klinis Kanker Payudara
Gambaran klinis yang dapat ditemukan NJ Ye, 2011 dalam Churchill,
1990, yaitu:
1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.
2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari siklus haid
3. Perubahan pada kulit payudara:
a. Skin dimpling
b. Skin ulcer
c. Peau dorange
4. Gangguan putting :
Universitas Sumatera Utara
a. Puting tertarik ke dalam
b. Eksim ruam yang melibatkan puting atau areola, atau keduanya
c. Putting discharge
2.1.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara
Jenis-jenis kanker payudara sebagai berikut Tim CancerHelps, 2010: 1.
Duktal Karsinoma In Situ DCIS Jenis ini merupakan tipe kanker payudara non invasif paling umum. DCIS
berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara di sekitarnya. Sekitar satu hingga lima
kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker tahap ini dapat disembuhkan. Mammografi merupakan cara terbaik
untuk mendeteksinya. 2.
Lobular Karsinoma In Situ LCIS LCIS bukan kanker, tetapi LCIS terkadang digolongkan sebagai tipe kanker
payudara non invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Mammografi rutin sangat
disarankan pada tipe kanker payudara ini. 3.
Invasif atau Infiltrating Duktal Karsinoma IDC IDC merupakan jenis kanker payudara yang paling umum dijumpai.
Timbulnya sel kanker bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Kanker akan menyebar ke
organ tubuh lainnya melaui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8- 10 kasus kanker payudara invasif merupakan jenis ini.
4. Invasif atau Infiltrating Lobular karsinoma ILC
Universitas Sumatera Utara
Kanker jenis ini dimulai dari lobulus. Seperti IDC, ILC dapat menyebar atau bermetastasis ke bagian lain di dalam tubuh.
5. Kanker payudara terinflamasi IBC
IBC merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi. Hanya sekitar 1-3 dari semua kasus kanker payudara adalah jenis IBC. Jenis IBC
biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor pada payudara. sebaliknya, kanker jenis ini membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa
hangat. Kulit payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti kulit jeruk.
2.1.5 Stadium Kanker Payudara
Stadium Keterangan
Stadium ini disebut kanker payudara non-invasif. Ada dua tipe, yaitu: DCIS Ductal Carcinoma In Situ dan LCIS Lobular
Carcinoma In Situ. I
Kanker invasive kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang kelenjar getah bening.
II Kanker invasive, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang
kelenjar getah bening. III
Kanker invasive besar, ukuran tumo lebih dari 5 cm dan benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah atau
bernanah. IV
Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
Tabel 1. Stadium Kanker Payudara Tim CancerHelps, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yaitu http:digilib.unimus.ac.id,
2007 :
1. Biopsi payudara jarum atau eksisi : membrikan diagnosa defenitif terhadap
massa dan berguna untuk klasifikasi histology pertahapan dan seleksi terapi yang tepat.
2. Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
3. PU THM : untuk mengevaluasi ukuran tumor
4. CT Scan dan MRI : teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi.
5. Ultrasonografi USG : dapat membantu dalam membedakan antara massa
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras ; hasil komplemen dari mammografi.
6. Mammografi : memperlihatan struktur internal payudara untuk mendeteksi
kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
2.1.7 Komplikasi Kanker Payudara
Menurut Carpenito 1999 dan R. Sjamsuhidayat 2004, komplikasi kanker
payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskular.
2. Metastasis : otak, pleura, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang
panjang. 3.
Fraktur patologi. 4.
Fibrosis payudara.
Universitas Sumatera Utara
5. Kematian.
2.1.8 Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi : pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan terapi imunologi
NJ Ye, 2011. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis
terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual WHO, 2003.
1. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada
tahapan penyakit, tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor lumpectomy, mengangkat sebagian
payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara mastectomy. Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya
diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,hormon atau kemoterapi. 2.
Terapi Radiasi Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. 3.
Terapi Hormon Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon
dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
4. Kemoterapi
Universitas Sumatera Utara
Obat kemoterapi digunakan baik pada
tahap awal ataupun tahap lanjut
penyakit tidak dapat lagi dilakukan pembedahan. Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah
Capecitabine, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
5. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25 tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien
sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
2.2 Mekanisme Koping
Dalam keperawatan konsep koping sangat penting karena semua pasien mengalami stres, sehingga sangat perlu kemampuan untuk dapat mengatasinya dan
kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stres yang merupakan faktor penentu
yang penting dalam kesejahteraan manusia Yasmin, 1999. 2.2.1
Pengertian Mekanisme Koping
Pada dasarnya, setiap individu yang berada pada situasi yang tidak menyenangkan akan berusaha keluar dari situasi tersebut dengan cara menyesuaikan
diri dengan situasi tersebut. Usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi keadaan yang menekan, menantang atau mengancam, serta menimbulkan emosi-emosi yang
tidak menyenangkan disebut sebagai tingkah laku koping Lazarus, 1976 dalam Monintja, 2003. Koping
da
pat dideskripsikan sebagai keberhasilan menghadapi atau
Universitas Sumatera Utara
menangani masalah dan situasi Kozier, 2011. Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban
tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan
atau beban tersebut Ahyar, 2010.
Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima Nursalam, 2007. Apabila mekanisme koping
berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Kemampuan koping individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta
latar belakang budayanorma tempatnya dibesarkan Nursalam, 2007 dalam Carlson, 1994.
Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi tanda dan gejala. Koping dapat dikaji melalu berbagai aspek yaitu fisiologis dan psikologis Devi, 2008
dalam Keliat, 1990. Koping yang efektif menghasilkan adaptasi sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladaptif.
1. Fisiologis
Manifestasi stress pada aspek fisik tergantung pada : a.
Persepsipenerimaan individu pada stress b.
Keefektifan strategi koping 2.
Psikososial Stuart dan Sundeen 1991 mengidentifikasi 2 kategori koping yang biasa
dipakai untuk mengatasi kecemasan : a.
Reaksi berorientasi pada tugas Task Oriented Reaction Cara ini digunakan untuk meyelesaikan masalah, meyelesaikan konflik dan
memenuhi kebutuhan. Ada tiga reaksi berorientasi pada tugas :
Universitas Sumatera Utara
Perilaku Menyerang
Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Pada prilaku menyerang, individu menggunakan
energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Prilaku yang di tampilkan dapat merupakan tindakan
konstruktif maupun destruktif yaitu tindakan agresif menyerang terhadap obyek, dapat berupa benda, barang, orang lain atau bahkan terhadap diri
sendiri. •
Perilaku Menarik Diri Perilaku menarik diri digunakan secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan sesorang dari sumber stress. •
Perilaku Kompromi Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoprasikan, menggani tujuan, mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang. Lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau
negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.
b. Reaksi yang berorientasi pada ego Ego Oriented Reaction
Sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna untuk melindungi diri yang merupakan garis pertahanan jiwa pertama.
Denial menyangkal
Menghindarkan realitas ketidaksetujuan dengan mengabaikan atau menolak untuk mengenalinya.
Projeksi
Universitas Sumatera Utara
Mengaitkan pikiran atau impuls dirinya terutama keinginan yang tidak dapat di toleransi, perasaan emosional, atau motivasi kepada orang lain.
• Regresi
Menghindari stress terhadap karakteristik perilaku dari tahap perkembangan lebih awal
DisplacementMengalihkan
Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan kepada orang atau benda tertentu ke benda yang netral atau tidak membahayakan.
Isolasi
Memisahkan komponen emosional dari pikiran yang dapat temporer atau jangka panjang.
Supresi
Suatu proses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan diri tetapi benar-benar merupakan analogi represi, pencetus kesadaran yang bertujuan
suatu ketika dapat mengarah pada represi. Jenis-jenis koping yang konstruktif atau positif sehat Harmer dan Ruyon
1984, menyebutkan jenis-jenis koping yang dianggap konstruktif yaitu: 1.
Penalaran reasoning Yaitu penggunaan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam
alternative pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternative yang dianggap paling menguntungkan individu secara sadar mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan berkaitan dengan persoalan yang dihadapi, kemudian membuat alternative-alternatif pemecahannya, kemudian memilih alternative yang
Universitas Sumatera Utara
paling menguntungkan resiko kerugiannya paling kecil dan keuntungannya yang diperoleh paling besar.
2. Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran,dan penalaran maupun tingkah laku.
Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan dengan yang tidak berkaitan. Kemampuan untuk
melakukan koping jenis obyektifitas mensyaratkan individu yang bersangkutan memiliki kemampuan mengelola emosinya sehingga individu mampu memilih dan
membuat yang tidak semata didasari oleh pengaruh emosi. 3.
Konsentrasi Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan
yang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran- pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang
dihadapi. Pada kenyataanya, justru banyak individu yang tidak mampu berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecah-pecah dalam berbagai
arus pemikiran yang justru membuat persoalan yang menjadi semakin kabur dan tidak terarah.
4. Penegasan diri self assertion
Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stress dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara
langsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain. menjadi assertif tidak sama dengan tindakan agresi. Sertif adalah menegaskan apa
yang dirasakan, dipikiran oleh individu yang bersangkutan, namun dengan menghormati dengan pemikiran dan perasaan orang lain. dewasa ini pelatihan-
Universitas Sumatera Utara
pelatihan dibidang asertifitas mulai banyak dilakukan untuk memperbaiki relasi antar manusia.
5. Pengamatan diri self observation
Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran sendiri atau mengadakan
pengamatan terhadap tingkah laku,motif,cirri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
Pengamatan diri mengandaikan individu memiliki kemampuan untuk melakukan transedensi, yaitu kemampuan untuk membuat jarak antara diri yang diamati dengan
diri yang mengamati. Perkembangan kognitif dan latihan-latihan melakukan introspeksi yang dilakukan sejak remaja, akan mempertajam untuk melakukan
pengamatan diri. Pada dasarnya manusia melakukan perilaku koping dengan tujuan untuk
keluar dari situasi yang tidak menyenangkan. Tingkah laku ini timbul dalam sejumlah tahap, pertama kita menilai sumber stress yang dihadapi serta sumber-sumber yang
kita miliki untuk mengatasinya, kemudian bertindak Ryan dalam Potter dan McKenzie, 2002. Penilaian terhadap suatu situasi tidak dapat digeneralisasikan sama
pada semua individu. Setiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap suatu sumber stress.
2.2.2. Sumber Koping
Menurut Wiscar dan Sandra 1995, sumber koping terdiri atas 2 faktor yaitu dari dalam internal dan factor dari luar eksternal yaitu :
1. Faktor internal meliputi : kesehatan dan energy, system kepercayaan eksistensi
iman, kepercayaan, agama, komitmen atau tujuan hidup, pengalaman masa lalu,
Universitas Sumatera Utara
tingkat pengetahuan, perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran, ketrampilan, pemecahan masalah.
2. Factor eksternal meliputi : dukungan sosial dan sumber material
Menyadur dari Cobb dukungan sosial sebagai rasa memiliki rasa informasi terhadap seseorang atau lebih dengan 3 kategori yaitu : dukungan emosi dimana seseorang
merasa dicintai; dukungan harga diri berupa pengakuan dari orang lain akan kemampuan yang dimiliki; perasaan memiliki dalam sebuah kelompok.
2.2.3 Penggolongan Mekanisme Koping
Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe Angela, 2012 dalam
Kozier, 2004 yaitu :
1. Mekanisme koping berfokus pada masalah Problem Focused Coping
Meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada
dirinya. Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat. 2.
Mekanisme koping berfokus pada emosi emotional focused coping Meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional.
Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa lebih baik.
2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Koping
Mekanisme koping seseorang dipengaruhi oleh faktor – faktor diantaranya : peran dan hubungannya, gizi dan metabolisme, tidur dan istirahat, rasa aman dan
nyaman, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan seseorang, dan lingkungan
Universitas Sumatera Utara
tempat tinggal Taylor dan Carol, 1997. Menurut Lazarrus dan folkman faktor yang mempengaruhi strategi coping dari luar atau dari dalam ada enam, yaitu:
1. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
2. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib eksternal locus of control yang mengerahkan individu pada
penilaian ketidakberdayaan helplessness yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping
3. Keterampilan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu
tindakan yang tepat. 4.
Keterampilan sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah
laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
5. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain,
saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya 6.
Materi
Universitas Sumatera Utara
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
2.2.5 Mekanisme Koping Adaptif Dan Maladaptive
Menurut Suryani dan Widyasih 2008 secara garis besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladapif :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Penggunaan koping yang adaptif membantu individu dalam beradaptasi untuk menghadapi keseimbangan. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang
mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Adaptasi
individu yang baik, muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor. Kompromi merupakan tindakan adaptif untuk
menyelesaikan masalah, dilakukan dengan cara musyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Mekanisme koping adaptif yang lain
adalah berbicara dengan orang lain tentang masalah yang dihadapi, berdoa, melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan masalah, membuat berbagai
alternative tindakan untuk mengurangi situasi, dan merasa yakin bahwa semua akan
kembali stabil, mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu.
2. Mekanisme Koping Maladaptif
Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan Stuart dan
Sundeen, 1995. Penggunaan mekanisme koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negative dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh
dan respon verbal. Kategorinya adalah makan berlebihan tidak makan, bekerja
Universitas Sumatera Utara
berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi.
Perilaku mekanisme koping maladaptive antara lain perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi menyerang terhadap sasaran atau obyek dapat
merupakan benda, barang atau orang lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Perilaku menarik diri dimana perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari
lingkungan dan orang lain. Karakterisistik mekanisme koping adalah sebagai berikut :
Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Masih mampu mengontrol emosi pada dirinya
b. Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada masalah
c. Memiliki persepsi yang luas d. Dapat menerima dukungan dari orang lain
Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tidak mampu berfikir apa – apa atau disorientasi
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah c. Perilakunya cenderung merusak
Menurut National Safety Council 2004, strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki 4 komponen yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Peningkatan kesadaran terhadap masalah : fokus obyektif yang jelas dan prespektif yang utuh terhadap situasi yang tengah berlangsung.
2. Pengolahan informasi : situasi pendekatan yang mengharuskan anda mengalihkan persepsi sehingga ancaman dapat diredam. Pengolahan informasi juga meliputi
pengumpulan informasi dan pengkajian semua sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
3. Pengubahan perilaku : tindakan yang dipilih secara sadar yang dilakukan bersama sikap yang positif, dapat meminimalkan atau menghilangkan stresor.
4. Resolusi damai : suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil diatasi.
2.2.6 Strategi Koping
Strategi koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang
mengancam Keliat, 2004. Strategi koping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun
perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Secara alamiah baik disadari
ataupun tidak, individu sesungguhnya telah menggunakan strategi koping dalam menghadapi stress. Strategi koping adalah cara yang dilakukan untuk merubah
lingkungan atau situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan atau dihadapi. Setiap individu dalam melakukan koping tidak sendiri dan tidak hanya
menggunakan satu strategi tetapi dapat melakukannya bervariasi, tergantung dari kemampuan dan kondisi individu Rasmun, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7 Cancer Coping Questionnaire 21 Items
Cancer coping questionnaire 21 items adalah kuesioner yang dirancang untuk mengukur koping pasien kanker. Kuesioner ini dibuat oleh Stirling
Moorey, Maria Frampton, dan Steven Greer pada atahun 2000. Konstruk validitas dan realibilitas instrument dilakukan pada 3 sampel kelompok kanker campuran,
n ¼ 42, wanita dengan kanker payudara, n ¼ 50, dan sekelompok pasien yang dirujuk untuk bantuan psikologis, n ¼ 48. CCQ menunjukkan realibilitas internal
yang sangat baik dan tes-tes ulang kehandalan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan fokus penelitian yang akan diteliti. Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan mekanisme koping
pasien kanker payudara yang dapat berespon adaptif atau maladaptif.
Keterangan : = variabel yang diteliti
= berhubungan -
Adaptif -
Maladaptif Mekanisme Koping Pasien
Kanker Payudara
Universitas Sumatera Utara
3.2 Defenisi Operasional
No Variabel
Defenisi Operasional Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
1. Mekanisme
Koping Pasien
Kanker Payudara
Suatu proses dimana individu berusaha
untuk menangani dan mengatasi situasi
stress yang menekan akibat masalah yang
sedang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kognitif maupun
perilaku guna memperoleh rasa
nyaman dalam dirinya.
Kuesioner yang
digunakan adalah
Cancer Coping
Questionnaire 21 items.
- Adaptif
Jika jumlah skor
responden 53- 84
- Maladaptif
Jika jumlah skor
responden 21- 52
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mekanisme koping pasien kanker payudara di
RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2 Populasi dan Sampel