101
B. Partisipasi Masyarakat
Semakin program itu dibutuhkan oleh masyarakat dan semakin bermanfaat secara langsung maka semakin tinggi pula partisipasi masyarakatnya. Hal ini
dikarenakan “kebutuhan” dan “manfaat” menjadi faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi BAB II, h.31. Kemudian kesempatan bagi
masyarakat untuk berpartisipasi sudah dibuka melalui program NUSP-2 yang menjamin partisipasi aktif masyarakat terutama kaum perempuan dan pemangku
kepentingan daerah. Maka selanjutnya ada atau tidak kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, karena kesempatan saja tanpa ada kemampuan dan
kemauan masyarakat maka partisipasi tidak akan terlaksana BAB II, h.27.
1. Kemampuan Masyarakat untuk Berpartisipasi
Kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dilihat dari kemampuan untuk menyampaikan pendapat, ide-ide atau alternatif solusi serta kemampuan secara
materi. Kemampuan dalam menyampaikan pendapat sudah cukup aktif. Terutama kaum perempuan, aktif dalam menyampaikan usulan prioritas pembangunan,
kemudian berswadaya menyiapkan konsumsi. Bahkan mampu melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh kaum laki-laki BAB III, h.87.
Kemudian kemampuan dalam hal swadaya dalam bentuk materi, masyarakat berperan dalam menyediakan makanan dan minuman ketika pelaksanaan kegiatan
fisik maupun ketika acara rembug dan musyawarah. Kemudian swadaya dana sebesar Rp 30.000.000,- BAB III, h.82 pada pelaksanaan kegiatan fisik tahun 2015.
102
Kemudian masyarakat yang mampu secara keterampilan maupun tenaga akan terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan fisik berupa pembangunan infrastruktur.
Namun, keterlibatan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pada tahun 2015 berupa paving block, plat duicker dan drainase hanya melibatkan sebagian kecil
masyarakat saja, yaitu 22 orang sebagai tukang dan 71 sebagai pekerja. Selain itu, infrastruktur yang dibangun cukup sederhana, sehingga memungkinkan masyarakat
biasa dapat membantu proses penyelesaiannya. Seperti pemasangan paving dan pembuatan drainase lingkungan.
Masyarakat yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan menjadi indikator masyarakat yang berdaya. Karena partisipasi merupakan proses untuk
memampukan memberdayakan masyarakat lokal untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu, masyarakat Gedong Pakuon dapat
dikatakan masyarakat yang berdaya dalam hal swadaya ide dan tenaga. Tetapi, ketika dihadapkan pada masalah materi atau dana, masyarakat belum mampu untuk swadaya
yang lebih besar. Hal ini karena kondisi perekonomian mereka yang sebagian besar masih berada pada garis kemiskinan. Sehingga belum mampu untuk berswadaya yang
lebih besar dari segi materi. Usaha masyarakat untuk berpartisipasi dalam perbaikan lingkungan
berdasarkan kemampuannya sudah cukup baik. Karena usaha tersebut sebagai bentuk tindakan nyata untuk perubahan menjadi lebih baik atau perwujudan nyata dari
sebuah cita-cita hidup di lingkungan yang nyaman dan layak. Permasalahan dana dan
103
sebagainya pasti akan ada jalan keluar yang Allah berikan kepada setiap orang yang mau berusaha te
rlebih dahulu, “bekerjalah” perintah Allah dalam Al-Qur’an surat At- Taubah ayat 105. Kemudian Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa Sallam memerintahkan untuk bersungguh-sungguh dalam semua hal yang bermanfaat. Manfaat dalam hal ini
dapat diartikan untuk dunia dan akhirat. Syaratnya jangan sampai melakukan kerusakan sebagaimana yang telah Allah
Subhanahu wa Ta ’ala larang dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 56 dan Al-
Baqarah ayat 11-12 BAB II, h.37, dalam kegiatan pembangunan dapat diartikan sebagai usaha perbaikan lingkungan melalui pertimbangan tertentu. Misalnya
pembangunan MCK komunal maka pembangunan septic tank harus memenuhi jarak tertentu agar tidak mencemari sumber air atau sumur warga. Kemudian pembangunan
drainase harus memperhatikan lingkungan agar limbah tidak menjadikan lingkungan semakin tercemar.
Maka, orang-orang yang berbuat kebaikan dan tidak berbuat kerusakan akan dekat dengan Rahmat Allah sebagaimana dala Al-Qur
’an Surat Al-A’raf ayat 56 BAB II, h.375. Orang yang dekat dengan Rahmat Allah maka apa yang tidak
mungkin bagi Allah untuk membantu hamba-Nya sekedar untuk membangun lingkungan yang nyaman, bersih dan layak, jauh dari kekumuhan. Oleh karena itu,
kemampuan masyarakat harus selalu mengarah pada perbaikan lingkungan.