BAB III PROGRAM NUSP-2 DI GEDONG PAKUON
A. Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 NUSP-2
1. Pengertian NUSP-2
a. NUSP-2 adalah program penanganan kawasan pemukiman kumuh diperkotaan yang dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan sektor swasta, serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin terlaksananya pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman di perkotaan yang mandiri dan berkelanjutan serta berpihak kepada masyarakat miskin.
b. NUSP-2 dilaksanakan berbasis pemberdayaan masyarakat dan melibatkan
peran aktif
para pemangku
kepentingan daerah.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok yang memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan peningkatan
kawasan pemukiman.
Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan
menjamin keberlanjutan beragai hasil yang dicapai.
1
1
Pedoman Umum, Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 NUSP-2, Kemen PU dan Perumahan Rakyat :2015, h.3
51
52
2. Konsep Dasar
Bagian mendasar dari program NUSP-2 adalah Pembangunan berbasis digerakkan oleh masyarakat atau Community Driven Development CDD dengan
fokus pada pemberdayaan masyarakat untuk membuat keputusan sendiri tentang kebutuhan investasi dan prioritas mereka dalam rangka penanganan permukiman
kumuh yang ada di lingkungan mereka. CDD merupakan pendekatan untuk meringankan masalah fisik lingkungan
permukiman di perkotaan seperti perumahan yang tidak aman tidak layak huni, defisiensi infrastruktur, dan utilitas, serta mendukung elemen tidak terukur dari
pemberdayaan masyarakat kolektif, penguatan jaringan sosial dan mendukung komunikasi yang lebih terbuka antara masyarakat dengan lembaga pemerintah.
Implementasi CDD dalam NUSP-2 harus memperhatikan 4 hal pokok:
a.
Efektivitas pelaksanaan sosialisasi dalam membangun kesadaran dan pemahaman dasar masyarakat terhadap proses-proses NUSP-2, pendanaan
dan pelaksanaan proyek;
b.
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan perencanaan, proses pengambilan keputusan, dan kegiatan pelaksanaan proyek;
c.
Inklusivitas partisipasi perempuan;
d.
Sejauh mana kegiatan NUSP-2 telah memenuhi harapan dan kebutuhan warga miskin terhadap peningkatan kualitas lingkungan permukiman dimana mereka
tinggal.
2
Basis utama pendekatan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada matrik berikut, yang menjelaskan tentang konsep pendekatan pemberdayaan masyarakat dan
kaitannya dengan komponen dalam NUSP-2.
2
Petunjuk Teknis, Penyusunan Neighborhood Upgrading and Action Plan NUAP, Kemen PU dan Perumahan Rakyat, h.1-2
53
Matriks 1 Basis Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Basis Kegiatan
Intervensi
Kebutuhan Masyarakat
Refleksi permasalahan lingkungan permukiman
Membangun visi kedepan permukiman yang aman dan
layak huni bagi semua Pengetahuan Lingkungan
Bantuan Teknis Lingkungan Permukiman
Pendampingan
Partisipasi Masyarakat
Penghimpunan kemampuan sumber daya yang dimiliki
masyarakat Bantuan
PengetahuanKetrampilan Kewirausahaan
Sosialisasi program
Pengelolaan Masyarakat
Pengelolaan sumber daya masyarakat
Pengembangan kemampuan manajemen masyarakat
Penguatan Institusi BKM Pencegahan kumuh baru
Pengetahuan pengeloloaan Lingkungan Permukiman
Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan, Pemeliharaan,
Pengawasan, Pengaturan
Sumber Data: Juknis Penyusunan NUAP Konsep pemberdayaan sebagaimana tersebut di atas memberikan landasan
yang kokoh pada komponen program NUSP-2 berikut : 1 Memberikan bantuan langsung kepada kelompok masyarakat yang bersifat
hibah untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan atau perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman kumuh;
2 Memfasilitasi pembangunan kawasan permukiman baru bagi MBR dan pengembangan akses fasilitas kredit kepemilikan rumah yang terjangkau bagi
MBR; dan 3 Memberikan bantuan teknis, berupa:
a Pengorganisasian masyarakat, melalui kelembagaan di tingkat komunitas. b Penguatan kemampuan dan kapasitas aparat pemerintah dibidang
pengelolaan pembangunan perkotaan yang memihak kepentingan warga miskin pro-poor urban development.
3
Pendekatan partisipasi masyarakat ditentukan oleh eksistensi Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang bekerja secara sukarela, yang memiliki
3
Ibid, h.4