Budaya Stagnasi Program NUSP-2
111
buruh, pembangunan infrastruktur tidak secara langsung memperoleh manfaat secara ekonomi. Tetapi setidaknya dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan menjadikan lingkungan bersih, bebas dari kekumuhan. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan fisik tidak jauh
berbeda dari cara mengalihkan masyarakat dari profesinya. Masyarakat yang awalnya bekerja sebagai buruh dialihkan sementara menjadi pekerja atau tukang untuk
pembangunan lingkungan tempat tinggalnya sendiri, kemudian mendapatkan upah dari hasil usahanya. Setelah proyek selesai maka masyarakat kembali lagi kepada
profesinya sebagai buruh. Tidak ada keberlanjutan secara ekonomi bagi masyarakat yang berprofesi sebagai buruh. Maka perlu adanya peningkatan etos kerja bagi
masyarakat. Bukan sekedar bekerja dan bekerja tanpa ada upaya perubahan dari cara kerjanya. Dalam hal ini dibutuhkan kembali peran edukasional dari pendamping
masyarakat atau dari LKM itu sendiri untuk membangkitkan etos kerja masyarakat, mengingat memiliki etos kerja tinggi merupakan ajaran Islam.
Penting untuk ditegaskan, bahwa masyarakat Gedong Pakuon bukanlah masyarakat yang malas dalam bekerja. Mereka sibuk bekerja sejak pagi hingga sore
hari, ada yang berprofesi sebagai tukang becak, kuli dan buruh harian lepas. Hal ini dibuktikan dari sempat atau tidaknya masyarakat untuk hadir dalam agenda, sehingga
dapat dipastikan bahwa mereka adalah pekerja keras. Akan tetapi kerja keras saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas ekonomi, perlu adanya kerja cerdas bukan
sekedar kerja keras. Hal ini adalah makna yang sebenarnya dalam etos kerja.