Pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, dan innovativeness terhadap minat beli: studi kasus pada pengguna smartphone android lenovo di Wilayah Jakarta Selatan

(1)

PENGARUH BRAND KNOWLEDGE, PERSEPSI KUALITAS, DAN INNOVATIVENESS TERHADAP MINAT BELI

(Studi Kasus pada Pengguna Smartphone Android Lenovo di Wilayah Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

MELISA TRIS NANDA NIM: 1110081000023

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Melisa Tris Nanda

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 05 Januari 1993

3. Alamat : Jl. Kh. Wahid Hasyim, Rt.04/05, No.94, Cipadu, Tangerang.

4. Status : Belum menikah

5. Agama : Islam

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Email : melisatrisnanda.05@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Ulujami 01 Pagi Tahun 1998 - 2004 3. SMPN 153 Jakarta Tahun 2004 - 2007 4. SMAN 63 Jakarta Tahun 2007 - 2010

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 – 2014 III. PENDIDIKAN Non-Formal

1. Kursus Bahasa Inggris di ETC Tahun 2004-2005 2. Kursus Bahasa Inggris di ILP Tahun 2005-2006 3. Kursus Pelajaran di Primagama Tahun 2009-2010


(7)

vii III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Yuherman 2. Ibu : Sofia Erni

3. Anak ke : 2 dari 4 Bersaudara 4. Kakak Kandung : Freska Kinta Yola 5. Adik Kandung : 1. Muhammad Ilham 2. Kyara Arsha


(8)

viii ABSTRACT

The title of this research is “The Influence of Brand Knowledge, Perceived Quality and Innovativeness on Purchase Intention (Case Study of Smartphone Android Lenovo)”. The analysis method used multiple linear regression. Sample technique used purposive sampling to 60 respondents. The purpose of this research was to found and analyzed the influence of brand knowledge, perceived quality and innovativeness on purchase intention. The object of this research was smartphone Android Lenovo. The research showed that brand knowledge, perceived quality, and innovativeness had significant influence toward purchase intention. This showed up with adjusted 63,5% as for the rest were influenced by other variables which unknown was 35,1%. These variables obtained throught literature studies, study of theory, and some research’s result that had been done before. Data used in this research was primary data, provided by customer of smartphone Android Lenovo.

Keyword: Brand Knowledge, Perceived Quality, Innovativeness and Purchase Intension.


(9)

ix ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Brand Knowledge, Persepsi Kualitas, dan Innovativeness terhadap Minat Beli (Studi Kasus pada Smartphone Android Lenovo). Menggunakan metode penelitian analisa regresi linear berganda. Pengambilan sampel digunakan teknik Purposive Sampling dengan penyebaran kuesioner pada 60 responden. Tujuan penellitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas dan innovativeness terhadap minat beli konsumen. Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone android Lenovo. Dari penelitian ini diketahui bahwa variabel brand knowledge, persepsi kualitas dan innovativeness berpengaruh terhadap minat beli kosumen. Hal ini ditunjukan dengan adjusted 63,5%. sedangkan sisanya 35,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Variabel-variabel tersebut diperoleh melalui studi literatur, penelaahan terhadap teori, dan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data yang digunakan bersumber dari konsumen smartphone android Lenovo.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Wa shallallahu wa sallam ‘ala Nabiyyina Muhammadin, Wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, Amma ba’du.

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, yang telah memberikan nikmat, iman, sehat, serta islam. Hanya dengan segala kebesaran-Nya, dan atas kehendakNya pula sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :

1. Kedua orang tua, ibu Sofia Erni dan bapak Yuherman yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, dan mendoakan serta memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya dan telah berkorban dengan segala daya dan upayanya demi memberikan pendidikan ke jenjang yang setinggi-tingginya.

2. Kakak dan adik saya Freska Kinta Yola S.I.P, Muhammad Ilham dan Kyara Arsha yang selalu memberi semangat.

3. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.


(11)

xi

5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan, semangat, dan bimbingan dengan kesabaran dan penuh keikhlasan.

7. Ibu Cut Erika Ananda F, SE., MBA., selaku dosen pembimbing II juga yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh keikhlasan.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Staf FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Tante Rina yang selalu memberi dukungan serta perhatiannya.

11. Seseorang yang juga selalu menyemangati saya, Dwi Agung Muhammad Anugrah. Atas bantuannya berupa dukungan moril, senantiasa menemani saya, serta telah berjuang membantu dan mendukung saya.

12. Sahabat saya sejak SMA, Nadiah yang selalu menemani dan menghibur saya serta sahabat tempat mencurahkan isi hati.

13. Sahabat saya sejak semester awal, yang membantu saya dalam masalah perkuliahan serta mewarnai hari-hari saya selama menjalani perkuliahan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Isna, Sofwa, Danil, Ravi.

14. Teman-teman satu jurusan yang juga membantu saya dalam masalah perkuliahan : Nisa, Tiwi, Ita, Aris.

15. Seluruh responden yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk mengisi kuesioner dalam penelitian ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka.

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi


(12)

xii

skripsi ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu persembahan terbaik bagi para dosen-dosen dan teman-teman yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu introspeksi diri, saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya. Dan kekurangan hanya terdapat pada diri saya, karena kebenaran sejati hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2014 Peneliti


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I - PENDAHULUAN... ... . 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian. ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pemasaran ... 7

1. Pengertian Pemasaran ... 7

2. Konsep Pemasaran ... 8

B. Merek ... 11

1. Pengertian Merek (Brand) ... 11

2. Manfaat Merek ... 14

3. Strategi Merek ... 15

C. Pengetahuan Merek (Brand Knowledge) ... 19


(14)

xiv

E. Innovativeness……….. ... 22

F. Minat Beli………....………... ... 24

G. Penelitian Terdahulu……… ... 26

H. Kerangka Pemikiran……… ... 28

I. Hipotesis………. ... 29

BAB III - METODOLOGI PENELITIAN... ... 30

A. Ruang Lingkup Penelitian…... ... 30

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel…..……… ... 30

C. Metode Pengumpulan Data... ... 32

1. Data Primer………... ... 32

2. Data Sekunder………... ... 33

D. Metode Analisis Data………... ... 34

1. Uji Validitas dan Reabilitas….………. ... 34

2. Uji Asumsi Klasik……..……….. ... 35

a. Uji Normalitas Data……….………… ... 35

b. Uji Multikolinearitas ……….. ... 36

c. Uji Heteroskedastisitas………..……...…… ... 37

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 38

4. Koefisien Determinasi... 39

5. Uji Hipotesis ... 39

a. Uji Parsial t-test ... 39

b. Uji Simultan F-test ... 40

E. Operasional Variabel Penelitian ... 41

BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

1. Sejarah Singkat Lenovo Group Limited ... 44

2. Visi, Misi dan Tujuan Lenovo Group Limite ... 45

B. Karakteristik Responden ... 45

C. Uji Validitas dan Reabilitas ... 50


(15)

xv

1. Distribusi Frekuensi Kuesioner ... 54

a. Brand Knowledge (X1) ... 55

b. Persepsi Kualitas (X2) ... 62

c. Innovativeness (X3) ... 69

d. Minat Beli (Y) ... 76

E. Hasil Analisis Data ... 83

a. Uji Asumsi Klasik ... 83

1) Uji Normalitas Data ... 83

2) Uji Multikolinieritas ... 85

3) Uji Heterokedastisitas ... 86

b. Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

1) Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ... 87

2) Hasil Uji Determinasi (Adjusted ) ... 88

3) Uji Hipotesis ... 89

a. Uji t (Pengujian Secara Parsial) ... 89

b. Uji F (Pengujian Secara Simultan) ... 92

BAB V – KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Implikasi ... 95


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.3 Penelitian Terdahulu………. 26

3.1 Tingkat Penilaian Jawaban ……….. 33

3.2 Operasional Variabel………..………….. 42

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…... 46

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia……… 47

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 49

4.4 Hasil Uji Validitas………... 51

4.5 Hasil Uji Reabilitas………... 53

4.6 Saya Merasa Tidak Asing Dengan Merek Lenovo………... 55

4.7 Saya Mengetahui Produk Smartphone Merek Lenovo…………. 56

4.8 Saya Sering Mendengar Produk Smartphone Merek Lenovo….. 57

4.9 Saya Dengan Cepat Mengingat Merek Lenovo……… 58

4.10 Smartphone Android Lenovo Merupakan Smartphone Canggih Dengan Harga Terjangkau/Murah………. 59

4.11 Lenovo Merupakan Produk Yang Ada Dimana-Mana dan Mudah Diperoleh Dipasaran……… 60

4.12 Smartphone Android Lenovo Menjadi Pelopor Untuk Smartphone Canggih Dengan Harga Relatif Murah……… 61

4.13 Produk Merek Lenovo Yang Paling Dapat Memenuhi Kebutuhan……….... 62

4.14 Saya Merasa Puas Setelah Menggunakan Produk Merek Lenovo………. 63

4.15 Produk Merek Lenovo Dirasa Berkualitas Tinggi………... 64

4.16 Produk Yang Ditawarkan Sesuai Dengan Yang Diharapkan….. 65

4.17 Produk Smartphone Android Lenovo Banyak Variasi Pilihan… 66 4.18 Tersedia Berbagai Macam Tipe Dan Ukuran………. 67

4.19 Harga Smartphone Android Lenovo Yang Terjangkau Mampu Memberikan Kepuasan………... 68


(17)

xvii

4.20 Bentuk Produk Smartphone Android Lenovo Cukup Menarik.. 69

4.21 Salah Satu Smartphone Canggih Masa Kini……….. 70

4.22 Inovasi Baru Dalam Kategori Smartphone……….... 71

4.23 Smartphone Android Lenovo Mempunyai Keunikan Tersendiri Pada Kandungan Fiturnya………. 72

4.24 Smartphone Android Lenovo Merupakan Produk China Yang Terkenal Murah Dan Berkualitas……….. 73

4.25 Smartphone Android Lenovo Merupakan Produk China Yang Berkompetitif Tinggi Di Pasar……….. 74

4.26 Smartphone Android Lenovo Memberikan Kesan Fitur Lengkap Dan Akses Cepat………. 75

4.27 Anda Ingin Membeli Smartphone Android Lenovo Karena Sesuai Dengan Selera……… 76

4.28 Anda Ingin Membeli Smartphone Android Lenovo Karena Sesuai Dengan Kebutuhan……… 77

4.29 Anda Ingin Membeli Smartphone Android Lenovo Karena Produknya Berkualitas………...78

4.30 Anda Ingin Membeli Smartphone Android Lenovo Karena Harganya Terjangkau……….79

4.31 Anda Ingin Membeli Smartphone Android Lenovo Karena Mereknya Sudah Terkenal………..80

4.32 Anda Ingin Membeli Smartphone android Lenovo Karena Melihat Iklan Di TV……….. 81

4.33 Anda Ingin Membeli Smartphone android Lenovo Karena Referensi Dari Teman/Saudara……… 82

4.34 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik………. 84

4.35 Hasil Uji Multikolinieritas……….. 85

4.36 Hasil Uji Regresi Linier Berganda………... 87

4.37 Hasil Uji Determinasi (Adjusted )……… 88

4.38 Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial)………... 89


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran……….………... 28

4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik……… 83 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas……… 86


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Keterangan Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 101

Lampiran 2 Hasil Skoring Jawaban Responden 106

Lampiran 3 Hasil Trial Kuesioner 113


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi dan teknologi modern seperti sekarang ini persaingan dalam dunia usaha sangatlah ketat. Demi kelangsungan hidup suatu perusahaan, sangat diperlukan pemanfaatan sumber daya secara optimal agar volume penjualan terus meningkat serta produk yang dihasilkan berkualitas. Banyak perusahaan yang dapat menciptakan produk berkualitas, akan tetapi tidak banyak produk yang dengan mudah dapat dikenali oleh masyarakat. Oleh sebab itu sebuah perusahaan juga harus memiliki identitas yang dapat membedakannya dengan pesaing.

Kekhawatiran produsen yang terjadi akibat kondisi persaingan yang makin ketat dan beragamnya merek produk yang ditawarkan, dan di satu sisi yang lain konsumen tidak mampu mengingat semua produk yang ditawarkan sehingga hanya produk yang memiliki ciri khas ataupun yang memiliki merek yang kuat saja yang mampu membedakan dengan produk yang lainlah yang akan mudah diingat oleh konsumen. Jadi jika sebuah merek sudah dikenal dan kemudian dalam benak konsumen ada asosiasi tertentu terhadap sebuah merek, sehingga merek tersebut dapat dibedakan dengan merek-merek yang lain, lalu di benak konsumen merek tersebut dipersepsikan memiliki kualitas yang tinggi dan berhasil membuat konsumen puas serta loyal maka merek tersebut memiliki ekuasi merek yang tinggi.


(21)

2

Kotler dan Keller (2012:241) dalam American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Schiffman dan Kanuk (2004) juga mengatakan bahwa informasi mengenai suatu produk disimpan dalam ingatan konsumen cenderung berdasarkan merek.

Berdasarkan aspek mengenai merek tersebut, perusahaan telah menyadari akan pentingnya sebuah merek yang merupakan salah satu aset paling berharga, yang akhirnya mendorong perusahaan mengembangkan, memperkuat, dan mempertahankan merek dari produk perusahaannya. Namun saat ini jumlah merek yang ditawarkan oleh perusahaan semakin banyak, bahkan untuk satu kategori produk saja, merek yang tersedia cukup banyak jumlahnya. Hal ini kemudian membuat konsumen bingung dan sulit untuk mengingat suatu merek tertentu, terutama bila konsumen diberikan informasi dari merek produk baru dalam waktu yang hampir bersamaan.

Selain itu, untuk menguasai pasar, perusahaan perlu menggunakan berbagai strategi pemasaran guna mempertahankan dan memperluas pangsa pasar agar pelanggan tidak beralih kepada merek pesaing, termasuk berusaha menciptakan cara untuk mempengaruhi persepsi konsumen serta terus mengeluarkan inovasi agar mereka dapat terus tertarik untuk membeli produk-produk baru yang dikeluarkan dan bisa meresponnya dengan baik.


(22)

3

Telepon seluler (ponsel) saat ini bukan lagi menjadi barang mewah di Indonesia. Tak jarang kita menemui orang yang memiliki lebih dari satu ponsel. Industri ponsel semakin bergerak cepat mengikuti perkembangan teknologi. Berbagai atribut mulai di pasang pada produk agar memperoleh merek yang mereka keluarkan bisa menjadi idola di benak konsumen. Akses internet, pemutar MP3, kamera, radio FM, dan aplikasi lainnya mereka pasangkan ke produk. Belum lagi dengan desain yang bermacam-macam agar menarik minat konsumen untuk membeli.

Di Indonesia terdapat berbagai merek ponsel. Lenovo adalah salah satu merek ponsel pintar (smartphone) android buatan Cina yang laku dipasaran dan dianggap mempunyai kualitas yang baik dibanding ponsel buatan Cina merek lainnya.

Kesulitan produk buatan Cina menembus pasar global adalah karena banyak dipersepsikan sebagai produk murah dengan kualitas buruk. Namun Lenovo yang lahir dari negeri ‘Tirai Bambu’ berhasil mengalahkan persepsi itu, kemudian menjelma menjadi merek global. Manuver pengambil alihan bisnis komputer IBM oleh Lenovo seakan menyentak dunia. Pada tahun 2012 mereka bahkan tercatat sebagai pemasok personal computer (PC) terbesar nomor satu di dunia dan berharap segera menggeser posisi Hawlett-Packard (HP) di posisi teratas kelas notebook. di tahun berikutnya dan ternyata dari data tahun 2014 terlihat Lenovo berhasil mengambil posisinya kembali pada posisi teratas. (www.swa.co.id)


(23)

4

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Brand Knowledge, Persepsi Kualitas, dan Innovativeness terhadap Minat Beli (Studi Kasus pada Smartphone Android Lenovo)”

Alasan peneliti mengambil studi kasus dan sampel ini karena dalam penelitian tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna Internet terbanyak adalah di kota Jakarta sebanyak 3,5 juta, diikuti oleh Surabaya 955 ribu pengguna dan Bekasi 676 ribu pengguna.

Menurut APJII kini akses internet dengan menggunakan jaringan seluler adalah paling banyak penggunanya. Dari semua pengguna internet, 65% menggunakan internet lewat smartphone. Meningkatnya akses internet lewat smartphone ini didorong oleh semakin banyaknya perangkat dengan harga yang kian terjangkau. (www.apjii.or.id)

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh brand knowledge terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo ?

2. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo ?

3. Bagaimana pengaruh innovativeness terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo ?


(24)

5

4. Bagaimana pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, innovativeness secara simultan terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo ?

5. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk menganalisis pengaruh brand knowledge terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo.

2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo.

3. Untuk menganalisis pengaruh innovativeness terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo.

4. Untuk menganalisis pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, innovativeness secara simultan terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo.

5. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen smartphone android Lenovo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Perusahaan

a. Dapat menjadi pertimbangan produsen dalam menetapkan strategi yang paling tepat guna mendapatkan dan mempertahankan pelanggan serta menambah pangsa pasar baru.


(25)

6

b. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan di masa mendatang. 2. Manfaat Bagi Akademik

a. Sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian akan data yang sejenis dan relevan.

b. Sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan 3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan yang dapat memberikan wawasan berpikir dari penelitian dilakukan.


(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, melakukan perkembangan terhadap perusahaan dan untuk pencapaian tujuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Pengertian marketing oleh para ahli dikemukan berbeda-beda dalam penyajian dan penekanannya, tetapi semua itu sebenarnya mempunyai pengertian yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi mengenai pemasaran yang penulis kutip dari para ahli :

Menurut Kotler (2012:5) mengemukakan pengertian pemasaran sebagai berikut :

"Pemasaran adalah tentang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia maupun social.

Menurut Saladin (2003:1) mengemukakan pengertian pemasaran sebagai berikut :

"Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi clan, mendistribusikan


(27)

8

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan".

Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2005:5) mengemukakan pemasaran sebagai berikut :

"Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial".

Dari definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan pihak lain, dimana hal ini juga diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya.

2. Konsep Pemasaran

Menurut Swastha dan Irawan, (2005:10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering


(28)

9

dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi- segi yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi fungsi, segi barang dan segi kelembagaan.

Menurut Kotler dan Keller (2012:5) “pemasaran adalah kegiatan mengatur lembaga, proses untuk membuat, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya”. Menurut Kotler (2012:18) ada lima konsep dalam kegiatan pemasaran, antara lain sebagai berikut:

1. Konsep produksi

Konsep ini menyatakan bahwa para konsumen akan menyukai barang dan jasa yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Dengan demikian perusahaan akan memfokuskan


(29)

10

perhatianya pada upaya agar dapat mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.

2. Konsep produk

Konsep produk beranggapan bahwa para konsumen akan menyukai barang atau jasa yang menawarkan kualitas, penampilan dan perlengkapan inovatif yang terbaik. Berdasarkan konsep ini perusahaan harus memusatkan perhatian pada upaya untuk memproduksi barang dan jasa yang unggul dan secara terus menerus akan menyempurnakanya.

3. Konsep penjualan

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, apabila diabaikan, umumnya tidak akan membeli barang atau jasa yang diproduksi perusahaan dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu perusahaan harus berupaya dalam kegiatan penjualan dan melakukan promosi yang agresif dan gencar.

4. Konsep pemasaran

Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk meraih sasaran perusahaan agar menjadi lebih efektif dari para pesaing adalah jika perusahaan itu mengintegrasikan kegiatanya dalam menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi target pemasaran.


(30)

11

5. Konsep pemasaran berwawasan masyarakat.

Konsep ini beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menetukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran, dan memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara lebih efektif dan efisien dari para pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumendan masyarakat.

B. Merek

1. Pengertian Merek (Brand)

Menurut Kotler (2012:241) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, dan desain atau kombinasi dari mereka bertujuan untuk mengetahui barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari para pesaing.

Menurut David Aaker dalam Rangkuti (2002:36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dri seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.

Merek merupakan sesuatu yang dipersepsikan konsumen atas berbagai informasi dan pengalaman membeli dan mengkonsumsi produk. Hal ini didukung oleh pernyataan Kotler dan Keller (2012) bahwa merek berada di benak konsumen.

Menurut Kotler (2012:241) ada empat langkah strategi manajemen merek, yaitu:


(31)

12

1. mengidentifikasi dan membangun brand positioning 2. perencanaan dan pelaksanaan pemasaran merek 3. mengukur dan menafsirkan kinerja merek

4. tumbuh dan mempertahankan penawaran nilai merek dengan brand positioning

Merek memberi sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen. Simamora (2002) menyebutkan dengan adanya merek, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan bagi produsen merek tentunya bermanfaat untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.

Merek mempunyai makna yang berbeda-beda bagi para produsen. Menurut Hermawan Kertajaya dalam Simamora (2002), perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda dalam memandang merek. Hal itu tergantung pada tipe pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Berikut ini adalah tipe-tipe pemasaran yang biasa digunakan oleh berbagai perusahaan:


(32)

13

1. No marketing

Tipe pemasaran ini dilakukan pada saat perusahaan memonopoli pasar dan tidak memiliki pesaing. Konsumen pasti mencari produk karena tidak ada pilihan. Dalam hal ini, merek hanya dianggap sekedar nama. 2. Mass marketing

Tipe pemasaran ini dilakukan ketika perusahaan sudah memiliki pesaing walaupun pesaingnya lemah, untuk itu perusahaan masih menguasai sebagian besar pasar dengan melakukan pemasaran massal (mass marketing), dan pada saat ini merek tidak lebih dari sekedar mengenalkan produk (brand awareness).

3. Segmented marketing

Tipe pemasaran ini dilakukan pada saat persaingan mulai ketat, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan segmentasi pasar. Dalam tipe pemasaran ini, perusahaan harus menancapkan citra yang baik tentang mereknya, karena itu merek diperlukan sebagai jangkar asosiasi (brand association).

4. Niche marketing

Ketika persaingan bertambah ketat lagi, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan segmen, melainkan ceruk pasar (niche marketing) yang ukurannya lebih kecil tetapi memiliki perilaku khas. Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan kesan bahwa mereknya berkualitas, karena itu merek adalah persepsi kualitas (perceived quality).


(33)

14

5. Individualized marketing

Ketika sudah mencapai puncak persaingan, bagi perusahaan merek berkaitan dengan loyalitas (brand loyalty). Dalam puncak persaingan tentunya jumlah pesaing sangat banyak dengan berbagai strategi yang digunakan dan konsumen tidak mau hanya sekedar dipandang sebagai pembeli saja, karena itu perusahaan harus menjalin kemitraan dengan konsumen melalui individualized marketing.

Dari berbagai definisi mengenai merek yang telah dijelaskan berdasarkan teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, simbol, logo atau disain yang menunjukan identitas dari suatu produk atau jasa yang membedakan antara produsen yang satu dan lainnya. Selanjutnya penggunaan merek itu sendiri memiliki beberapa manfaat baik untuk perusahaan dan juga untuk konsumen.

2. Manfaat Merek

Dalam buku Bilson Simamora (2002:153) disebutkan bahwa merek dapat memberi manfaat baik untuk perusahaan dan konsumen.

Bagi konsumen manfaat merek yaitu:

1. Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu mutu produk maupun jasa.

2. Merek mampu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka.


(34)

15

Manfaat merek bagi perusahaan:

1. Merek memudahkan penjual dalam mengolah pesanan dan menelusuri masalah yang timbul.

2. Merek dapat memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan yang dimiliki oleh suatu produk.

3. Merek memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.

4. Merek membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar. Manfaat merek bagi publik:

1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

2. Merek dapat meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana dapat membeli produk tersebut.

3. Merek dapat meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari para pesaing.

3. Strategi Merek

Menurut Rangkuti (2008:10) ada lima pilihan strategi merek yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:

a. Perluasan lini

Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek


(35)

16

yang sama. Contohnya seperti rasa, bentuk, warna, unsur tambahan dan ukuran kemasan yang baru. Strategi ini dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki kapasitas produksi atau perusahaan ingin memenuhi selera konsumen yang terus meningkat terhadap tampilan baru. Selain itu perluasan lini juga dapat dilakukan karena perusahaan ingin mengalahkan pesaing atau mengisi peluang yang ada dipasar. b. Perluasan Merek (Brand Extension)

Perluasan merek terjadi apabila sebuah perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada pada produk sebelumnya tetapi dikembangkan dalam kategori produk baru. Strategi perluasan merek dapat memberikan sejumlah keuntungan, karena mereka yang digunakan tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena telah dikenal) sehingga kehadirannya dengan cepat diterima oleh konsumen. Hal inilah yang memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar dengan kategori produk baru. Perluasan merek juga dapat menghemat biaya untuk periklanan dan publisitas yang biasanya dibutuhkan untuk memperkenalkan produk baru agar konsumen terbiasa.

Namun perluasan merek juga dapat menyebabkan risiko yaitu jika produk baru tersebut mengecewakan pembelidan merusak rasa respek mereka pada produk lainnya dari perusahaan tersebut. Selain itu risiko yang dapat timbul adalah merek yang ada tidak sesuai dengan produk yang ingin dikeluarakan. Kemudian risiko yang terakhir adalah pelunturan merek yang dapat terjadi apabila konsumen tidak lagi


(36)

17

menghubungkan suatu merek dengan produk tertentu atau dengan produk yang sangat mirip dan mulai kurang memikirkan merek tersebut. Contoh kejadian merek yang mengalami hal ini seperti Pierre Cardin yang menggunakan mereknya untuk produk mustard tetapi strategi ini tidak berhasil dan Pierre Cardin yang juga menggunakan mereknya untuk produk anggur juga mengalami kegagalan. Perusahaan yang ingin menggunakan strategi perluasan merek ini harus mengadakan riset terlebih dahulu tentang seberapa baik asosiasi merek sesuai dengan produk baru tersebut.

Hasil yang terbaik dalam melakukan perluasan merek adalah dengan menggunakan merek tersebut baik produk awal yang sudah ada dan produk baru dengan perluasan merek tersebut dapat terjual di pasaran. Kemudian hasil yang cukup dapat diterima adalah jika produk baru tersebut dapat laku keras tanpa mempengaruhi penjualan produk yang ada. Sedangkan hasil yang buruk adalah jika produk baru tersebut gagal dan merusak penjualan produk yang telah ada sebelumnya. c. Multibrand

Multibrand tercipta apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Tujuan hal ini adalah untuk mencoba membentuk kesan, kenampakan (feature), serta daya tarik yang lain kepada konsumen sehingga tercipta lebih banyak pilihan. Strategi multibrand juga memungkinkan perusahaan untuk melindungi merek utamanya dengan menciptakan merek


(37)

18

sampingan (flanker brand). Contohnya seperti terdapat merek jam tangan yang mengeluarkan merek-merek berbeda untuk produk yang sama tetapi dengan klasifikasi harga yang berbeda. Perusahaan tersebut mengeluarkan merek yang satu dengan harga jam tangan yang memang lebih mahal dan merek berikutnya dengan harga yang lebih terjangkau hal ini beguna untuk melindungijenis jam tangan diantara keduanya. d. Merek Baru (New Brand)

Merek baru dapat digunakan apabila perusahaan tidak memiliki satu pun merek yang sesuai dengan produk baru yang akan dikeluarkan atau dapat juga terjadi akibat citra dari merek yang ada tidak dapat mendukung produk baru tersebut. Kondisi ini yang kemudian mendorong perusahaan menggunakan merek yang benar-benar baru daripada menggunakan merek yang sudah ada. Walaupun begitu perusahaan harus siap dengan konsekuensi pemilihan strategi seperti ini, karena peluncuran merek baru bukan lah sesuatu yang mudah. Perusahaan membutuhkan biaya yang cukup besar dalam mempromosikan produk dengan merek baru tersebut agar konsumen menjadi sadar akan keberadaan merek tersbut dan memiliki keyakinan untuk memiliki produk baru tersebut. Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit perusahaan juga membutuhkan proses dan waktu yang yang panjang unutk membuat konsumen sampai pada tahap brand loyalty.


(38)

19

e. Merek Bersama (Co-Branding)

Co-branding terjadi apabila dua merek yang sudah terkenal atau lebih digabung dalam satu penawaran. Co-branding atau dapat disebut juga sebagai kerja sama branding. Tujuan dari strategi ini adalah agar merek yang satu dapat memperkuat merek yang lain sehingga dapat menarik minat konsumen untuk produk tersebut.

C. Pengetahuan Merek (Brand Knowledge)

Pengetahuan merek didefinisikan sebagai adanya informasi tentang merek dalam ingatan (memory) konsumen, beserta dengan asosiasi-asosiasi yang berkaitan dengan merek tersebut. (Keller dalam Tjiptono 2005:40). Informasi yang direkam dalam ingatan konsumen itu dapat berbentuk informasi verbal, visual, abstrak atau contextual. Secara umum, Keller dalam Tjiptono (2005:41) juga menyatakan bahwa pengetahuan merek dapat terbagi menjadi dua komponen yaitu brand awareness dan brand image. Dengan demikian pengetahuan konsumen tentang merek dibutuhkan untuk mengevaluasi merek tersebut. Dalam kaitannya dengan brand extension dengan memiliki pengetahuan tentang merek induknya.

a. Brand Awareness (Kesadaran merek)

Menurut Aaker (1997:90) kesadaran merek menunjukan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali/mengingat kembali, suatu kategori produk tertentu.

Bagian dari suatu kategori produk ini perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek


(39)

20

yang dilibatkan. Kesadaran merek memerlukan jangkauan kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya. Dengan demikian, konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam kelompok produk.

b. Brand Image (Citra Merek)

Menurut Fandy Tjiptono (2005:49) brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkap persepsi dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multi-dimensional scaling, projection techniques, dan sebagainya.

D. Persepsi Kualitas(Perceived Quality)

Menurut Zeithaml dalam Barata (2007:65) persepsi kualitas didefinisikan sebagai gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan atau kesempurnaan dari suatu produk dan dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan atribut tertentu dari produk.

Konsumen menilai kualitas dari suatu produk berdasarkan berbagai informasi yang didapatkannya baik melalui pengalaman mengunaan produk itu sendiri, didapatkannya dari kampanye iklan maupun dari pertukaran informasi dari orang lain (Word of mouth).

Menurut David Aaker (1997), persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau


(40)

21

jasa layanan yang sama dnegan maksud yang diharapkannya. Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek.

Pada produk baru yang dikenalkan dengan menggunakan brand extension dari merek induk yang sebelumnya telah dikenal, perusahaan ingin mendapatkan perceived quality yang baik dari konsumen. Hal ini dapat dicapai karena konsumen diasumsikan telah mengetahui dengan baik dan memiliki informasi yang cukup tentang kualitas merek induk. Dan dengan persepsi kecocokan yang tepat antara merek induk dengan merek extension -nya, diharapkan konsumen juga mengevaluasi dan membentuk penilaian yang positif, yang berkaitan dengan kualitas produk, dari brand extension tersebut.

Keller dan Aaker dalam Barata (2007:65) menyatakan bahwa nilai dari suatu merek terletak pada tingkat konsistensitas kenerja dan fungsi merek tersebut dalam memenuhi harapan yang telah terbentuk sebelumnya ketika konsumen memilih merek tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, konsumen telah memiliki harapan untuk mendapatka fungsi dan kinerja yang sebanding dengan merek extension, berdasarkan informasi yang telah dimilikinya tentang merek induk.

Menurut Aaker (1997:133), dimensi kualitas dibagi menjadi delapan, yaitu:

1) Kinerja (performance): penampilan atau kinerja dari fungsi yang melibatkan berbagai karakteristik operasional utama produk.

2) Penampilan fisik (features): sejumlah atribut tambahan yang menunjang dan melengkapi fungsi operasional utama produk.


(41)

22

3) Kehandalan (reliability): konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

4) Ketahanan (durability): mencerminkan umur ekonomis atau daya tahan produk.

5) Kualitas standar (conformance to spesification): tingkat kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah dijanjikan.

6) Tingkat pelayanan (service ability): berkaitan dengan kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh pelayanan produk untuk diprebaiki.

7) Estetika (aesthetics): cerminan dari nialai-nilai estetika yang bersifat subjectif, sehingga produk dapat terlihat, dirasakan dan terdengar.

8) Kesan yang dapat diterima (perceived quality): gabungan dari semua kategori produk yang merupakan pengaruh dari brand image dan faktor-faktor tak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen mengenai kualitas.

E. Innovativeness

Menurut Keller (2008:31), produk atau merek baru yang berhasil serta inovatif dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau merek yang modern atau up to date merupakan hasil dari investasi riset dan pengembangan produk, diproduksi dengan teknologi terbaik dan memiliki fitur produk terbaru.

Dalam jurnal Phang (2004:46) menyatakan bahwa kampanye pemasaran yang berfokus pada inovasi dapat meningkatkan perceived quality dan keinginan membeli konsumen.


(42)

23

Dalam jurnal Barata (2007:71) mengatakan bahwa indikator dari innovativeness adalah modern dan unik. Secara sempit, innovativeness didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang individu mengadopsi inovasi relatif lebih awal dibanding dengan anggota sistem sosial lainnya. Definisi ini sangat terbatas dan kaku. Dalam definisi yang lebih luas, innovativeness bisa di ukur dengan 3 (tiga) cara. Pertama, innovativeness diukur berdasar waktu konsumen pertama kali membeli produk baru dalam satuan waktu (hari, minggu, bulan, tahun). Kedua, diukur dengan menghitung jumlah suatu produk baru secara khusus yang dibeli/dikonsumsi oleh seorang individu dalam periode waktu tertentu. Ketiga, innovativeness bisa diukur dengan self-reporting instrument seperti dalam penelitiannya Goldsmith dan Hofacker dalam Engel (1994:899). Ada 3 (tiga) variabel yang berpengaruh dalam penentuan consumer's innovativeness, yaitu consumer's socio-economics, consumer's personality dan consumer's communication behavior. Item socio-economics yang digunakan, antara lain education, income, social status , social mobility, size of social system, commerce oriented, specialization. Item personality yang digunakan, antara lain empathy, capability in abstract, rationality, intelligence, attitude toward for change, capability to handle uncertainty, attitude toward for science, achievement motivation, dogmatism dan aspiration. Item communication behavior yang digunakan, antara lain social participation, inter-connectivity with social system, cosmopolitan, media exposure, interpersonal channel exposure, innovation knowledge dan opinion leadership. (www.nbudi.tripod.com)


(43)

24

F. Minat Beli

Menurut Slamenton dalam Nurmala (2008:96), minat beli adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa adanya pembahasan. Sedangkan menurut Gustina dalam Nurmala (2008:96), minat beli adalah keinginan atau kemampuan seseorang terhadap suatu objek sehingga mengambil suatu keputusan.

Menurut Simamora (2002:106), minat beli terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang di ingini dengan kemampuan untuk membeli produk. Para pembeli memiliki motif yang mendukung mereka untuk melakukan pembelian.

Minat beli menurut Assael dalam Barata (2007) juga merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap obyek, atau juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

Disamping itu Assael dalam Barata (2007) menambahkan bahwa minat membeli adalah tahap terakhir dari suatu proses keputusan pembelian yang kompleks. Proses ini dimulai dari munculnya kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arousal) dilanjutkan dengan pemrosesan informasi oleh konsumen (consumer information processing). Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut (brand evaluation). Hasil evaluasi ini akhirnya memunculkan niat atau intensi untuk membeli sebelum akhirnya konsumen benar-benar melakukan pembelian atau pun menunda untuk membeli bahkan tidak jadi membeli.


(44)

25

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pengertian minat beli adalah kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk melakukan kegiatan mendapatkan dan memiliki barang dan jasa. Oleh karena itu, secara umum orang membeli sesuatu adalah didahului dengan adanya minat beli dari orang tersebut terhadap barang yang akan dibelinya.

Menurut Ferdinand (2002:129) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional

yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat referensial

yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial

yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Menurut Swastha dan Irawan (2001:12) minat beli belum tentu konsumen melakukan tindakan pembelian di masa yang akan datang dan bukanlah merupakan pembelian di masa sekarang. Faktor-faktor yang


(45)

26

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat beli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Menurut Faisal (2002:64), konsumen sebelum melakukan keputusan untuk membeli suatu produk atau merek tertentu, maka pada umumnya konsumen akan mencoba mencerna terlebih dahulu informasi (iklan) yang diterimanya melalui rangkaian proses tahapan kognitif tertentu yang meliputi fase penginderaan, pemahaman, penilaian, percobaan, dan fase penerimaan. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan, konsumen harus mempunyai niat untuk membeli produk tersebut.

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No Tahun Peneliti Judul

Penelitian

Tujuan Hasil Penelitian 1. 2004 Ujianto dan

Abdurrahman

Analisis Faktor-Faktor yang

Menimbulkan Minat Beli Konsumen Sarung

Untuk

mengetahui apa saja faktor-faktor yang menimbulkan minat beli konsumen sarung dan faktor mana yang paling berpengaruh.

Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung adalah faktor persepsi kualitas dan faktor acuan.


(46)

27

No Tahun Peneliti Judul

Penelitian

Tujuan Hasil Penelitian 2. 2004 Leon Phang Pengaruh

Brand Image , Store Image dari SOGO Departement Store Sebagai Anchor Tenant terhadap Minat Pengunjung ke Tunjungan Plaza IV Surabaya

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand image dan store image dari SOGO

Departement Store sebagai anchor tenant terhadap minat pengunjung datang ke Tunjungan

Plaza IV

Surabaya

Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan

berpengaruh

terhadap minat pengunjung datang ke Tunjungan Plaza adalah variabel Brand Image yaitu sebesar 0.24.

3. 2007 Dion Dewa Barata Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extension Pada Intensi Membeli konsumen

Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek perluasan dan pengaruhnya terhadap niat pembelian mereka.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa, variabel persepsi kualitas dan konsistensi merek, mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek perluasan dan sikap konsumen terhadap merek perluasan

berpengaruh

signifikan terhadap

minat beli

konsumen.

Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural untuk menghitung dan menganalisis data


(47)

28

H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Brand Knowledge (X1) Persepsi Kualitas(X2) Innovativeness (X3)

Minat Beli (Y)

Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data 2. Multikolinieritas 3. Heterokedastisitas

Uji Hipotesis 1. Uji t (Parsial) 2. Uji F (Simultan)

Kesimpulan

Uji Regresi Linear Berganda Koefisien Determinasi


(48)

29

I. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam uji secara parsial dan simultan :

1. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh brand knowledge terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

Ha : β1≠ 0 Terdapat pengaruh brand knowledge terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

2. H0 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh persepsi kualitas terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo

Ha : β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh persepsi kualitas terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

3. H0 : β3 =0 Tidak terdapat pengaruh innovativeness terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

Ha : β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh innovativeness terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

4. H0 : β1 = β2 = β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, dan innovativeness terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh brand knowledge, persepsi kualitas, dan innovativeness terhadap minat beli Smartphone Andoid Lenovo.


(49)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya adalah brand knowledge, persepsi kualitas dan innovativeness dan variabel terikatnya adalah minat beli konsumen smartphone android Lenovo. Penelitian ini dilakukan pada konsumen yang sedang atau pernah memakai produk smartphone android Lenovo di Jakarta Selatan. Waktu penelitian bulan Mei-Juli 2014. B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, pengguna smartphone paling banyak adalah di DKI Jakarta. Agar lebih spesifik, penulis memilih populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat di wilayah Jakarta Selatan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara mengambil subyek yang didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena sampel yang dipilih didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dinilai tepat dan representatif sebagai responden adalah konsumen yang sedang/pernah menggunakan


(50)

31

produk smartphone android Lenovo dengan kriteria berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir.

Alasan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling karena hanya akan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang dapat mendukung jalannya penelitian ini.

Roscoe dalam Sugiyono (2012:90) yang mengungkapkan tentang ukuran sample untuk penelitian seperti berikut ini:

1. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sample dibagi dalam kategori (misalnya : wanita-pria, mahasiswa-pegawai, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen) maka jumlah anggota sampel = 10x5 =50.

Dengan mengacu pada teori Roscoe, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang responden, karena jumlah minimal sampel yang diperkenankan adalah sepuluh kali jumlah variabel. Untuk itu jumlah 60 sampel dianggap cukup untuk penelitian ini.


(51)

32

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Menurut Rosady Ruslan, (2003:29) data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian perseorangan, kelompok, dan organisasi.

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Rosady Ruslan, (2003:23) kuesioner merupakan pengumpulan data, pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.

Kuesioner disebarkan kepada sampel yaitu konsumen yang telah menggunakan smartphone android Lenovo, untuk diisi sesuai dengan penilaian responden tanpa ada paksaan atau pengaruh dari pihak manapun.

Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah skala likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan dengan susunan sebagai berikut:


(52)

33

No Jenis Jawaban Bobot

1 SS = Sangat Setuju 5

2 S = Setuju 4

3 R = Ragu-ragu 3

4 TS = Tidak Setuju 2

5 STS = Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 3.1

Tingkat Penilaian Jawaban

2. Data Sekunder

Menurut Rosady Ruslan, (2003:30) data sekunder adalah memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi, perusahaan, majalah jurnal, dan perpustakaan.

Metode pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini antara lain: a. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang telah diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari: profil, sejarah perusahaan dan lain sebagainya.

b. Studi kepustakaan

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mendalami, menelaah, mencermati, dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitian.


(53)

34

D. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Masrun dalam Sugiyono (2010:188) menyatakan bahwa item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,3, jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini menggunakan program SPSS Ver 17.0.

b. Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran dikatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.

Ghozali (2005:42) mengatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Suatu konstruk atau


(54)

35

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha(α) > 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2011:193) Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva normal P-plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Teknik lain yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi-square.

Menurut Santoso (2011:193-196), ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(55)

36

Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:

Ho = Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi normal. Ha = Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak terdistribusi

normal.

Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas.

Menurut Ghozali, (2005:91) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen.


(56)

37

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.

c. Uji Heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali, (2005:105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak


(57)

38

terjadi heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu dan teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, penelitian ini di rancang untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh brand knowledge, perseepsi kualitas dan innovativeness terhadap minat beli. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + € Keterangan:

Y = Variabel dependen yang diprediksikan (minat beli). a = Konstanta.

b1 = koefisien regresi brand knowledge b2 = koefisien regresi perseepsi kualitas b3 = koefisien regresi innovativeness


(58)

39

X1 = brand knowledge X2 = perseepsi kualitas X3 = innovativeness € = standar eror. 4. Koefisien Determinasi.

Menurut Ghozali, (2005:83) koefisien determinasi (Adjusted R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel-variabel-variabel dependen amat terbatas.

Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan Adjusted (Adjusted R²) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

5. Uji Hipotesis. a. Uji Parsial t-test

Menurut Ghozali, (2005:84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel


(59)

40

independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak.

Dalam penelitian ini uji hipotesis merupakan pengujian hipotesis dua pihak (two-tailed test). Pengujian hipotesis dua pihak menurut Suharyadi dan Purwanto (2009) biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif.

Bila t hitung lebih besar dari t tabel atau – t hitung lebih kecil dari - t tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

b. Uji Simultan F-test

Menurut Ghozali, (2005:84). Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai F hitung > F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi =


(60)

41

0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara simultan adalah:

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 ; brand knowledge, perseepsi kualitas dan innovativeness secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat beli.

Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; brand knowledge, perseepsi kualitas dan innovativeness secara simultan berpengaruh terhadap minat beli.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 variabel bebas (independen) yaitu variabel brand knowledge (X1), variabel persepsi kualitas (X2), variabel innovativeness (X3), dan 1 variabel terikat (dependen) yaitu variabel minat beli (Y), adalah sebagai berikut:


(61)

42

Tabel 3.2 Operasional Variabel

No Variabel Sub Variabel Indikator Skala

1. Brand Knowledge

(X1) Keller dalam Tjiptono (2005: 41)

Brand Awareness

Brand Image

 Merasa tidak asing dengan merek Lenovo

 Mengetahui produk

smartphone merek Lenovo

 Sering mendengar produk

smartphone merek Lenovo

 Dengan cepat mengingat merek Lenovo

Smartphone android Lenovo merupakan Smartphone canggih dengan harga terjangkau/murah

 Lenovo merupakan

smartphone yang ada dimana-mana dan mudah diperoleh dipasaran.

Smartphone android Lenovo menjadi pelopor untuk smartphone canggih dengan harga relatif murah

Ordinal

2. Persepsi Kualitas (X2) Aaker (1997:133)

Performance

Features

 Produk smartphone

dengan merek Lenovo yang paling dapat memenuhi kebutuhan

 Saya merasa puas setelah menggunakan smartphone

android Lenovo

Smartphone android Lenovo dirasa berkualitas tinggi

 Produk yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan.

 Produk smartphone

android Lenovo tersedia banyak variasi pilihan

 Tersedia berbagai macam model dan ukuran

 Harga smartphone android Lenovo yang terjangkau mampu memberikan kepuasan


(62)

43

No Variabel Sub Variabel Indikator Skala

3. Innovativeness

(X3) Barata (2007:71)

 Modern

 Unik

 Bentuk produk

Smartphone android

Lenovo cukup menarik

 Salah satu smartphone

canggih masa kini

 Inovasi baru dalam kategori smartphone

Smartphone android

Lenovo mempunyai keunikan tersendiri pada kandungan fiturnya

Smartphone android

Lenovo merupakan produk China yang terkenal murah dan berkualitas

Smartphone android

Lenovo merupakan produk China yang berkompetitif tinggi di pasar

Smartphone android

Lenovo memberikan kesan fitur lengkap dan akses cepat

Ordinal

4. Minat Beli (Y)

Assael dalam Barata (2007:67)

 Ingin membeli karena sesuai dengan selera

 Ingin membeli karena sesuai dengan kebutuhan

 Ingin membeli karena produknya berkualitas

 Ingin membeli karena harganya terjangkau

 Ingin membeli karena mereknya sudah terkenal

 Ingin membeli karena melihat iklan di tv

 Ingin membeli karena referensi dari teman/saudara


(63)

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Lenovo Group Limited

Lenovo Group Limited, sebelumnya dikenal dengan nama Legend Group, adalah produsen PC terbesar di Republik Rakyat Cina. Pada 2004, Lenovo adalah produsen PC terbesar kedelapan di dunia.

Lenovo juga menjual server, komputer genggam, perangkat pencitraan, dan telepon genggam. Selain itu, Lenovo juga menyediakan integrasi teknologi informasi dan jasa dukungan kepadanya. Unit QDI-nya menawarkan produksi secara kontrak.

Pada Desember 2004, Lenovo mengumumkan keinginannya untuk mengambil alih divisi PC IBM, perusahaan Amerika Serikat yang pernah mempunyai monopoli dalam pasar PC. Pengambilalihan ini diharapkan akan membuat Lenovo dapat mengembangkan sayapnya di Barat agar dapat menjadi produsen PC terbesar ketiga di dunia.

Pada 1 Mei 2005, Lenovo dengan resmi mengambil alih divisi PC IBM tersebut. Lenovo didirikan di Cina pada tahun 1984, Lenovo adalah salah satu pemimpin global dalam bidang komputer. Menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan teknologi yang progresif dan bisa diandalkan.


(64)

45

2. Visi, Misi dan Tujuan Lenovo Group Limited

Visi : “YOUR TRULY VALUE & RELIABLE IT PARTNER” Misi:

1) Kepercayaan Customers, Vendors, dan Staff adalah modal utama kami.

2) Kami akan memberikan value terbaik untuk setiap pelanggan kami. Bukan hanya sekedar transaksi jual beli biasa.

3) Kami akan memberikan Effort dan usaha terbaik serta kecepatan untuk bisa membantu dan menyelesaikan kebutuhan anda.

4) Bagi kami, Partner adalah saling menguntungkan kedua belah pihak.

5) Tanggung jawab adalah prioritas kami

Tujuannya adalah ingin menjadikan produk lenovo dikenal sebagai produk laptop, pc, hp, tablet yang berkualita tinggi dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna di dunia dengan mengedepankan kualitas produk yang baik sesuai dengan value yang ditawarkan dan sasarannya meliputi seluruh pengguna IT di dunia

B. Karakteristik Responden

Objek dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan smartphone android Lenovo dan sampel yang di tarik berjumlah 60 responden di wilayah Jakarta Selatan. Dari data yang diperoleh yang telah diklasifikasikan mengenai data responden sebagai berikut:


(65)

46

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Kategori Responden Persentase

Laki-Laki 32 53%

Perempuan 28 47%

60 100%

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa responden laki-laki sedikit lebih banyak daripada responden perempuan yaitu sebesar 32 orang atau 53% dan 28 orang atau 47% adalah perempuan.

Berdasarkan 60 responden yang telah teliti, pria dan wanita mempunyai porsi yang hampir sama dalam menggunakan smartphone android Lenovo. Hal ini dikarenakan pada zaman teknologi canggih seperti sekarang ini smartphone bukan lagi merupakan kebutuhan tersier melainkan sudah hampir menjadi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat karena dengan smartphone dan internetnya orang-orang bisa dengan sangat mudah mengakses informasi maupun layanan-layanan lainnya yang mereka butuhkan terlebih dengan fitur-fitur yang diberikan smartphone android Lenovo sudah cukup lengkap dengan harga yang terjangkau.


(66)

47

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Usia

Kategori Responden Persentase

10-19 tahun 18 30%

20-29 tahun 25 42%

30-39 tahun 11 18%

≥ 40 tahun 6 10%

60 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa tingkat usia responden terbesar adalah pada usia 20-29 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 42%, lalu pada urutan kedua adalah pada usia 10-19 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 30%, disusul pada urutan ketiga adalah pada usia 30-39 tahun sebanyak 11 orang atau sebesar 18% dan pada urutan terakhir adalah pada usia 40 tahun keatas sebanyak 6 orang atau 10%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden pengguna smartphone android Lenovo di Jakarta Selatan berusia 20-29 tahun.

Menurut VivaNews dalam situsnya, lebih dari 9 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 28 persen dari seluruh pengguna Internet di negeri ini adalah mereka yang berusia di antara 25 sampai 30 tahun.


(67)

48

Kelompok ini disebut juga sebagai Digital Natives, yang membentuk tren yang terjadi di dunia maya. Digital Natives merupakan kelompok yang mengarahkan para generasi tua dan generasi yang lebih muda saat akan membeli barang-barang dan jasa. Hal ini tentunya berdampak juga pada tingginya penggunaan smartphone pada usia mereka karena dapat dengan mudah mengakses internet dengan praktis dibanding memakai komputer. (teknologi.news.viva.co.id)

Selain itu, mayoritas generasi usia dibawah 30 tahun, sejak remaja sudah lebih terbiasa menggunakan teknologi canggih seperti handphone dibandingkan generasi berusia 30 tahun ke atas. Untuk segmen usia di atas 30 tahun, mereka menggunakan smartphone sebagai proses adaptasi dari perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Jika dikaitkan dengan teori kategori pengadopsi, menurut Sciffman dan Kanuk (2004) segmen usia ini bisa dikategorikan sebagai pengadopsi mayoritas belakangan (late majority). Mereka adalah orang yang menggunakan produk karena kebutuhan ekonomis ataupun reaksi terhadap teman di lingkungannya.


(68)

49

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir

SMP 4 7%

SMA/SMK 18 30%

Diploma 7 12%

S1 29 48%

S2 2 3%

60 100%

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden dengan pendidikan terakhir S1 yang terbanyak yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 48%, lalu pada urutan kedua pada pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 18 orang atau sebesar 30%, disusul pada urutan ketiga pada pendidikan terakhir Diploma sebanyak 7 orang atau sebesar 12%, pada urutan keempat pada pendidikan terakhir SMP sebanyak 4 orang atau sebesar 7%, dan terakhir yang paling sedikit yaitu pada pendidikan terakhir S2 sebanyak 2 orang atau sebesar 3%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden pengguna smartphone android Lenovo di Jakarta Selatan pendidikan terakhirnya yaitu S1.

Bila dikaitkan dengan tabel 4.2 di atas, maka penjelasannya akan saling berhubungan, dimana pengguna smartphone mayoritas berada pada


(69)

50

segmen usia yang lebih muda. Seseorang dengan pendidikan terakhir S2, biasanya sudah memasuki umur lebih dari 30 tahun.

C. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang menggunakan smartphone android Lenovo di Jakarta Selatan sebanyak 60 orang. Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, peneliti melakukan uji coba kuesioner kepada 20 responden dengan memberikan pertanyaan sebanyak 28 pertanyaan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh pertanyaan tersebut.

Kuesioner ini dibagi menjadi 4 variabel yaitu Brand Knowledge (X1), Persepsi Kualitas (X2), Innovativeness (X3) dan Minat Beli (Y). Lalu setiap variabel dibagi menjadi beberapa indikator. Setelah dilakukan uji coba terhadap 20 responden, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :


(70)

51

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected

Item-Total Correlation

Keterangan

Brand Knowledge (X1)

BK1 0,499 Valid

BK2 0,742 Valid

BK3 0,634 Valid

BK4 0,570 Valid

BK5 0,761 Valid

BK6 0,337 Valid

BK7 0,319 Valid

Persepsi Kualitas (X2)

PK1 0,743 Valid

PK2 0,791 Valid

PK3 0,765 Valid

PK4 0,630 Valid

PK5 0,603 Valid

PK6 0,370 Valid

PK7 0,561 Valid

Innovativeness (X3)

INN1 0,323 Valid

INN2 0,680 Valid

INN3 0,589 Valid

INN4 0,372 Valid

INN5 0,590 Valid

INN6 0,416 Valid


(1)

115

3.

Innovativeness

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.769 .780 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

q31 24.4500 7.208 .323 .556 .770

q32 24.4000 6.147 .680 .736 .704

q33 24.5500 6.471 .589 .603 .723

q34 24.6000 6.253 .372 .424 .777

q35 24.3000 5.905 .590 .522 .718

q36 24.4500 6.682 .416 .585 .755


(2)

116

4.

Minat Beli

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.827 .847 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

qy1 36.5000 17.632 .645 .641 .796

qy2 36.3000 18.853 .486 .756 .814

qy3 36.2500 18.618 .779 .798 .792

qy4 36.7000 18.432 .478 .868 .816

qy5 36.4500 18.366 .634 .720 .799

qy6 36.5000 19.526 .542 .881 .810

qy7 36.1000 20.305 .325 .564 .828

qy8 36.5000 19.421 .690 .782 .802

qy9 37.4000 18.042 .415 .830 .829

qy10 36.2500 18.934 .413 .837 .823

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(3)

117

LAMPIRAN 4

OUTPUT REGRESI

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 VAR00003,

VAR00001, VAR00002a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .808a 0.654 0.635 2.285

a. Predictors: (Constant), Innovativeness, Brand Knowledge, Persepsi Kualitas

b. Dependent Variable: Minat Beli

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 551.718 3 183.906 35.213 0.000a

Residual 292.466 56 5.223

Total 844.183 59

a. Predictors: (Constant), Innovativeness, Brand Knowledge, Persepsi Kualitas b. Dependent Variable: Minat Beli


(4)

118

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 18.3866 32.5311 26.6167 3.05796 60

Residual -6.13876 3.84725 .00000 2.22644 60

Std. Predicted Value -2.691 1.934 .000 1.000 60

Std. Residual -2.686 1.683 .000 .974 60

a. Dependent Variable: Minat Beli

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 1.180 2.923 0.404 0.688

Brand Knowledge

.220 .133 .187 1.647 0.105

Persepsi Kualitas

.301 .118 .354 2.553 0.013

Innovativeness .386 .143 .349 2.694 0.009


(5)

(6)

120

Uji Normalitas Data

NPar Test

KOLMOGROV-SMIRNOV

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.22644286 Most Extreme Differences Absolute .068

Positive .042

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .527

Asymp. Sig. (2-tailed) .944

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.