Penggabungan sebuah bentuk pada bentuk dasar yang ada dalam proses komposisi. Penggabungan ini juga merupakan alat yang banyak digunakan dalam
pembentukan kata karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata.
Contoh : 1. warna merah, maka dibentuk gabungan kata seperti merah jambu,
merah darah, merah tua, dan merah bata. 2. rumah, maka dibentuk gabungan kata seperti rumah gadai, rumah sakit,
dan rumah makan.
2.1.6 Pengertian Fungsi
Menurut Kridalaksana 2008 : 67 mengatakan, “Fungsi adalah 1 beban
makna suatu kesatuan bahasa, 2 hubungan antara satu-satuan dengan unsur- unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satu-satuan, 3
penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu, 4 peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain, 5 peran sebuah unsur dalam
satuan sintaksis yang lebih luas, misal nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek
”. Berdasarkan penjelasan diatas, ada beberapa contoh dalam perubahan
kelas kata menjadi pembentuk nomina. Contoh :
Universitas Sumatera Utara
Prefiks ke- dalam bahasa Melayu Deli hanya terdapat pada kata „tua‟ dan
„kasih‟. Maka prefiks ke- berfungsi mengubah kelas kata adjektiva menjadi kelas kata nomina.
Contoh : ke + tua
„tua‟ ketua
ketua‟ ke + kaseh
„kasih‟ kekaseh
„kekasih‟ Prefiks pe- dalam bahasa Melayu Deli berfungsi mengubah kelas kata
verba menjadi kelas kata nomina. Contoh :
pe + nidik „didik‟
penidik „pendidik‟
pe + tari „tari‟
penari „penari‟
pe + tulis „tulis‟
penulis „penulis‟
2.1.6 Pengertian Makna
Menurut Kridalaksana 1984 : 120 mengatakan, “Makna adalah maksud pembicara, yang menyatakan ujaran dan semua hal yang ditunjukkan, misalnya
makna „sekolah‟ yang berarti gedung atau tempat belajar.
Prefiks pe- pada kelas kata verba membentuk nomina yang menyatakan makna :
Contoh : pe + gali
„gali‟ penggali
„penggali‟ „alat untuk menggali‟
pe + lukis „lukis‟
pelukis „pelukis‟
„orang yang
gemar melukis‟.
Universitas Sumatera Utara
BAB lll METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sebagaimana menurut Nazir 2009: 54 bahwa metode deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
3.1 Metode Dasar