Macam-macam Proses Morfologi a. Proses pembubuhan afiksasi

3. Proses Pemajemukan

Pemajemukan atau disebut komposisi dalam bahasa Melayu Deli dengan berstruktur nomina dengan kata keadaan. Contoh : baju + hitam „baju hitam‟ baju + puteh „baju putih‟ baju + merah „baju merah‟ hitam+ pekat „hitam pekat‟

2.1.3 Macam-macam Proses Morfologi a. Proses pembubuhan afiksasi

Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat berdiri sendiri disebut sebagai morfem bebas. Penulis disini membicarakan beberapa bentuk terikat dalam bahasa Melayu Deli. Berikut ini beberapa bentuk terikat : 1 Bentuk Terikat Awalan a. Bentuk Terikat me- 1. Bentuk terikat me- bila diletakkan pada kata yang fonem awalnya konsonan p, maka bentuk terikat me- berubah menjadi mem dan diikuti dengan hilangnya p. Universitas Sumatera Utara Contoh : pinjam „meminjam‟ pakai „memakai‟ potong „memotong‟ panjang „memanjang‟ 2. Bentuk terikat me- bila diletakkan pada kata yang fonem awalnya konsonan d, maka me- berubah menjadi men. Contoh : dengar „mendengar‟ derita „menderita‟ dendam „mendendam‟ darat „mendarat‟ dengki „mendengki‟ dapat „mendapat‟ 3. Bentuk terikat me- bila dilekatkan pada kata yang berfonem awal konsonan g, maka me- berubah menjadi meng. Contoh: guncang „mengguncang‟ gunting „menggunting‟ gulung „menggulung‟ gugat „menggugat‟ gantung „menggantung‟ b. Bentuk terikat be- Universitas Sumatera Utara 1. Bentuk terikat be-, bila dikatakan dengan kata yang fonem awalnya vocal, maka be- berubah menjadi ber- . Contoh: adat „beradat‟ adik „beradik‟ arus „berarus‟ alas „beralas‟ main „bermain‟ iman „beriman‟ c. Bentuk terikat pe- Bentuk terikat pe- bila dilekatkan pada kata yang fonem awalnya konsonan b, maka pe- akan berubah menjadi pem. Contoh : beli „pembeli‟ buka „pembuka‟ baca „pembaca‟ bual „pembual‟ balut „pembalut‟ bohong „pembohong‟ d. Bentuk terikat te- Bentuk terikat te- bila dilekatkan pada kata yang fonem awalnya vokal, berubah ter- . Contoh : Universitas Sumatera Utara ukur „terukur‟ olah „terolah‟ ungkit „terungkit‟ 2 Bentuk Terikat Akhiran a. Bentuk terikat -i Bentuk terikat -i dapat dilekatkan pada : 1.nomina : sendok „sendoki‟ ludah „ludahi‟ 2. verba : duduk „duduki‟ tampar „tampari‟ tulis „tulisi‟ 3. kata keadaan : merah „merahi‟ putih „putihi‟ sakit „sakiti‟ b. Bentuk terikat -an Bentuk terikat -an pada umumnya sejalan dengan bentuk terikat -an didalam bahasa Indonesia. Bentuk terikat -an dapat mengubah kata kerja , kata keadaan, dan kata bilangan menjadi nomina. Contoh : 1. verba nomina makan „makanan‟ tulis „tulisan‟ Universitas Sumatera Utara bakar „bakaran‟ dapat „dapatan‟ jahit „jahitan‟ minun „minuman‟ potong „potongan‟ 2. kata keadaan nomina kuning „kuningan‟ 3. kata bilangan nomina satu „satuan‟ puluh „puluhan‟ ratus „ratusan‟ ribu „ribuan‟

b. Proses Pengulangan Reduplikasi

Pengulangan itu merupakan kata ulang, sedangkan satuan merupakan bentuk dasar. Misalnya, rumah-rumah, dan rumah. Setiap kata ulang sudah pasti memiliki bentuk dasar seperti, sia-sia, mondar-mandir dll. Dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. atau komparatif, mungkin kata- kata itu dapat dimasukkan golongan kata ulang. Pengulangan tidak merubah golongan kata nomina. Contoh : Berkata-kata dari bentuk dasar berkata. Pada cara ini ada pengecualian yaitu pada imbuhan setinggi-tingginya ini tidak merupakan pengulang. Setinggi-tingginya merupakan kata keterangan. Universitas Sumatera Utara