Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sebagai alat untuk memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia, Bahasa Indonesia memungkinkankan berbagai-bagai suku bangsa itu dapat mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan adanya bahasa Indonesia, kita dapat berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga kesalahpahaman dapat dihindarkan misalnya, bepergian kepelosok-pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia di dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah Kridalaksana 1974:2. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, memiliki ciri budaya yang berbeda satu sama yang lainnya, satu diantaranya adalah bahasa-bahasa daerah di Indonesia memiliki kedudukan yang amat penting, hal ini terlihat didalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 32 Ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi ; bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Dengan ayat itu, negara memberi kesempatan dan keleluasaan kepada masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan bahasanya sebagai 1 Universitas Sumatera Utara bagian dari kebudayaannya masing-masing. Salah satu bahasa daerah yang dilindungi itu adalah bahasa Melayu . Salah satu bahasa daerah yang terdapat di Indonesia adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu terdiri dari beberapa dialek, misalnya Pesisir timur Sumatera seperti wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek o begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Deli Serdang menggunakan bahasa Melayu Dialek e dan di Kabupaten Langkat juga masih menggunakan bahasa Melayu dialek e yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Seperti bahasa-bahasa daerah lainnya, bahasa Melayu juga sering dikaji oleh para ilmu bahasa, baik dibidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dan lain sebagainya. Namun pada kesempatan ini, penulis ingin mencoba mengkaji dalam bidang morfologi khususnya dalam hal nominalisasi. Adapun tulisan mengenai nominalisasi yang pernah ditemukan oleh penulis diantaranya: 1. “ Nominalisasi Bahasa Batak Toba Berdasarkan Kajian Transformasi Generatif ” oleh Enency Pasaribu ; menyimpulkan bahwa nominalisasi Bahasa Batak Toba yang terfokus pada kajian Transformasi Generatif yaitu transformasi nominalisasi ‟hasil‟, transformasi nominalisasi „pelaku‟, dan transformasi nominalisasi „proses‟. 2. Tesis “Nominalisasi Agen Berimbuhan {-er}, {-ist}, {ian} dalam bahasa Inggris dan Padanannya dalam bahasa Indonesia” oleh Karlina Denistia; menyimpulkan bahwa Pembentukan Agen dalam bahasa Indonesia sebagai padanan sufiks {-er}, {-ist}, dan {ian} dalam bahasa Universitas Sumatera Utara Inggris terdiri dari proses afiksasi yang mencakup prefiksasi dan sufiksasi dan proses komposisi. Sebagian besar padanan bahasa Indonesia untuk sufiks {-er} dalam bahasa inggris mencakup prefiksasi berkata dasar verba dan komposisi nomina + nomina. Sebagian besar padanan bahasa Indonesia untuk sufiks {-ist}, dan {ian} dalam bahasa inggris mencakup prefiksasi berkata dasar verba, sufiksasi asing –is, dan komposisi nomina + nomina. Berdasarkan tulisan-tulisan diatas, penulis merasa tergugah melihat bagaimana nominalisasi, terutama tentang Nominalisasi dalam bahasa Melayu Deli masih perlu dilakukan untuk menambah keragaman penelitian tentang kajian morfologi. Adapun alasan penulis memilih nominalisasi menjadi pokok dalam skripsi ini karena ingin mengetahui bagaimana pembentukan nomina dalam Bahasa Melayu Deli. Selain itu, sepengetahuan penulis belum ada tulisan mengenai Nominalisasi dalam Bahasa Melayu Deli. Hal ini membangkitkan penulis dalam mengangkat judul “Nominalisasi dalam Bahasa Melayu Deli”.

1.2 Rumusan Masalah